Skor Nilai:
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah-
Nya dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset (MR) mata kuliah
Pendidikan IPS SD oleh Dosen Pengampu yaitu bapak Husna Parluhutan Tambunan,
S.Pd.,M.Pd dengan judul Mini Riset (MR) yang kami bahas ialah “Siswa SDN 101775
Sampali Kurang Paham Pada Materi Pembelajaran IPS Karena Kesulitan Dalam Menghapal”
.Kami berharap Mini Riset (MR) ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa
keseharian yang bisa kita pelajari.
Dalam penyelesaian tugas Mini Riset (MR) kelompok ini, kami banyak mendapatkan
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, kami juga menyadari bahwa kelancaran
penyusunan tugas kelompok ini tidak lain berkat dukungan semua teman-teman sehingga
kendala dan hambatan dapat kami hadapi. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu bapak Husna Parluhutan
Tambunan, S.Pd.,M.Pd mata kuliah Pendidikan IPS SD dan kepada semua pihak yang telah
mendukung kelancaran penyusunan, baik secara materi maupun pemikirannya.
Demikian Mini Riset (MR) ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada Mini Riset (MR) ini, kami
mohon maaf. Penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan krtik
serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan, sehingga menjadi lebih
baik lagi. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada tingkat dasar merupakan landasan utama pembentukan kepribadian
dan pengetahuan dasar anak. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat dasar adalah
Ilmu Pengetahuan Sosial yang didalamnya termasuk sejarah. Proses pembelajaran mata
pelajaran IPS pada siswa sekolah dasar seringkali menghadapi banyak tantangan seperti
keterbatasan pemahaman dasar, kecenderungan kurangnya minat terhadap mata pelajaran
tersebut, dan tantangan dalam penerapan metode pengajaran digital.
Mengajarkan metode sejarah kepada siswa sekolah dasar yang belum memahami
dasar-dasarnya merupakan tugas yang sulit. Kurangnya pemahaman dasar dapat menjadi
hambatan dalam penyampaian catatan sejarah.
B. Identifikasi Masalah
a. Guru Mengalami kesulitan dalam mengajarkan metode sejarah di tingkat rendah
dimana anak SD Belum memahami basic dasar
b. Guru harus mengetahui kelemahan siswa dalam mata pelajaran ips
c. Guru mengalami kesulitan ketika mengetahui siswa tidak tertarik dengan mata
pelajaran ips
d. Faktor tertinggi permasalahan dalam pelajaran IPS yang sulit dipahami
C. Rumusan Masalah
a. Bagaimana guru mengajarkan dan mengaplikasikan metode mengajar dalam era
teknologi digital yang canggih saat ini?
b. Cara guru memperhatikan respon siswa yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan
pembelajaran berikutnya.
1
D. Tujuan Mini Riset
a. Memenuhi tugas wajib mata kuliah Pendidikan IPS SD.
b. Melatih dalam membuat laporan Mini Riset.
c. Mengetahui hal-hal yang memiliki kekurangan dalam metode pembelajaran saat ini.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Mengajar
Definisi metode menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(1999:767) adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud.Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti
„melalui‟ dan hodos berarti „jalan‟.
Ada juga yang mengartikan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyususn data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut. Dengan
demikian metode adalah dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan.
Metode mengajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi guru dalam
proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat
diharapkan siswa dapat memahami secara optimal materi pelajaran yang telah diajarkan oleh
guru.
4
atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing
sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
f. Metode Test
Metode test ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak-
anak untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran.
Biasanya dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak
tes disusun dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan
bahan yang sama.
g. Metode Discovery
Metode mengajar secara discovery mengajak siswa untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Dalam metode ini, siswa diminta untuk mempelajari
materi secara mandiri, menemukan sendiri hal-hal yang mereka pertanyakan,
hingga melakukan analisis terkait temuan mereka. Guru hanya berperan sebagai
fasilitator yang bertugas mengarahkan kegiatan pembelajaran.
5
f) Penggunaan metode mengajar hendaknya bervariasi. Artinya guru sebaiknya
menggunakan berbagai ragam metode sekaligus, sehingga murid berkesempatan
melakukan berbagai proses belajar. Sehingga mengembangkan berbagai aspek
pola tingkah laku murid
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sehingga berkaitan dengan pelaksanaan
proses belajar mengajar, bahwa yang paling menentukan adalah guru. Maka seorang
guru dengan latar belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuannya bila
dibandingkan dengan seseorang dengan latar belakang pendidikan bukan keguruan.
Kemampuan guru yang berpengalaman tentu lebih berkualitas dibandingkan dengan
kemampuan guru yang kurang berpengalaman dengan pendidikan dan pengajaran.
Daryanto mengatakan, Dalam proses interaksi edukatif kedudukan metode tidaklah
hanya sekedar suatu cara, akan tetapi sekaligus merupakan teknik di dalam proses
penyampaian materi pengajaran. Oleh sebab itu metode mengajar akan meliputi
kemampuan, mengorganisir kegiatan dan teknik mengajar sampai kepada evaluasi.
6
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu untuk
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Begitu pula dengan daya serap
anak didik terhadap pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang
cepat, ada yang sedang dan ada pula yang lambat. Faktor intelegensi yang
mempengaruhi daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru.
Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat
tercapai. Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas,
memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode adalah satu jawabannya.
Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap pelajaran bila
guru menggunakan tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain
lebih mudah menyerap pelajaran bila guru menggunakan metode diskusi atau
metode demonstrasi atau metode yang lainnya .Karena itu, dalam kegiatan belajar
mengajar guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengenai tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut
metode mengajar.
c) Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan adalah pedoman yang memberikan arah kemana kegiatan belajar mengajar
akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut
sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu semua
perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan
sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar untuk menyeleksi mana
kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk
mencapai keinginan yang dicita-citakan.
7
Tujuan dari penggunaan metode mengajar adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi. Selain itu, tujuan metode pembelajaran adalah untuk mencapai sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran agar
tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik. Dalam memilih metode mengajar yang
tepat, seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik siswa dan materi yang
diajarkan. Metode mengajar yang kurang tepat dapat mempengaruhi belajar siswa,
sehingga perumusan tujuan yang jelas merupakan persyaratan terpenting sebelum
memilih dan menentukan metode mengajar yang tepat.
Adapun tujuan lain dari adanya metode mengajar ini antara lain:
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Alamat : Jl. Irian Barat No. 11 Sampali, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang,
Sumatera Utara.
9
tertinggi permasalahan dalam pelajaran susah menghapal dalam IPS.
IPS yang sulit dipahami di bidang mana
Bu?
4 Bagaimana cara memperhatikan respon Jangan terlalu monoton dalam mengajar.
siswa yang belum/kurang memahami Seperti memberikan media pembelajaran
materi pembelajaran yang diajarkan dan yang beragam kepada siswa agar siswa tidak
menggunakannya untuk memperbaiki bosan dikelas saat belajar. Saya sering
rancangan pembelajaran berikutnya? membuat kuis cerdas cermat sehingga saya
dapat melihat ketertarikan siswa dalam
belajar IPS dan terkdang saya melakukan
ice breaking.
5 Dalam era teknologi digital yang canggih Biasanya yang paling efektif ialah ketika
ini, menurut anda bagaimana cara mengajak siswa menonton video
pengaplikasiannya pada metode documenter. Namun kelemahannya ialah
mengajar pada pembelajaram ips agar keadaan listrik sekolah. Untuk pendanaan
siswa lebih tertarik dan mengerti? dan sekolah dapat dikategorikan kurang
apakah ada kesulitan dalam dikarenakan sekolah negeri. Namun
pengaplikasiannya? terkadang guru meminta pendanaan untuk
siswa
Dari tebel diatas dapat disimpulkan beberapa masalah yaitu :
1. Banyak siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran IPS dikarenakan guru yang
mematokkan metode menghapal dalam IPS dan jarang menggunakan media
pembelajaran.
2. Keadaan fasilitas sekolah yang kurang memadai, seperti pendanaan yang kurang dari
sekolah terkait.
3. Banyak siswa yang kurang mengerti akan materi IPS.
4. Guru yang jarang melakukan ice breaking yang membuat siswa menjadi bosan degan
mata pelajaran IPS.
10
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan tim peneliti ialah kualitaif dengan
menggunakan wawancara kepada narasumber. Narasumber merupakan guru sekolah SDN
101775 Sampali yang mengajar pada kelas 5 SD.
Penelitian ini telah dilaksanakan atas persetujuan dari pihak terkait (legal). Tanpa
merendahkan pihak terkait dan menjatuhkan pihak terkait.
11
BAB IV
Berdasarkan hasil wawancara mengenai sulitnya menghafal terhadap anak didik guru
juga tidak melelui atau tidak motonon memberikan tugas menghafal melainkan selang
seling agar anak didik pun tidak malas dalam mata pelajaran ini. Biasanya guru membuat
quis seperti cerdas cermat (cepat tanggap), dari situ akan terlihat siapa yang benar-benar
mengikuti pembelajaran dan memahami materi yang dijelasin oleh guru. Jadi gurupun
dapat menilai kelemahan anak didik dikelasnya dan solusi apa selanjutnya yang harus
diterapkan dikelas tersebut.
C.Pembahasan
Dapat disimpulkan bahwas problematika yang sering terjadi di sekolah terlebih anak
didik yang duduk dibangku kelas 5 SD guru menghadapi berbagai kendala atau
permasalahan seperti anak didik sulitnya menghafal. Hasil wawancara terhadap guru
menunjukkan bahwa terdapat beberapa kegiatan yang belum maksimal yang dilakukan
anak didik seperti sulitnya dalam menghafal, anak didik kurang memahami dan
mengingat apa yang telah dipelajari sewaktu pembelajaran dimulai. Kesulitan ini yang
mejadi kendala besar terhadap guru kepada anak didiknya. Maka guru tersebut mengakali
bagaimana supaya anak anak juga tidak mudah bosan sewaktu pelajaran dimulai.
12
Adapun hal yang diterapkan ialah dengan memutar video pembelajaran yang
sebagaimana akan menarik perhatian si anak. Dengan hal baru ini tentunya anak didik
lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga memberikan quis atau
disebut cerdas cermat untuk mengukur kemampuan serta kefokusan anak didik terhadap
materi yang diberikan. Cara tersebut yang dapat berjalan dengan maksimal dalam proses
pembelajaran, sehingga proses penerapan ini bisa berjalan secara maksimal.
13
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari wawancara yang dilakukan oleh kelompok kepada guru SDN 101775 dapat
disimpulkah hasil penelitian yaitu kurangnya kemampuan daya ingat siswa SDN 101775
dalam menghapal materi pada pembelajaran IPS. Beberapa faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar IPS pada siswa SD antara lain sulitnya siswa dalam menerima materi,
kesulitan memahami materi pelajaran, tugas-tugas yang diberikan, serta mudah lupa setelah
belajar. Selain itu, di setiap materi bacaan masih belum bisa fokus karena mereka
menganggap materi bacaan pada pembelajaran IPS sangat banyak, pada pembelajaran IPS
siswa merasa bosan karena hanya terfokus pada buku teks atau buku paket pegangan siswa,
sehingga siswa hanya diarahkan untuk mengerjakan soal dan menjawab soal dari buku paket.
IPS sendiri adalah salah satu mata pelajaran yang memuat banyak materi yang
membuat siswa lebih banyak menghapal dibandingkan dengan pembelajaran sains.
Pembelajaran IPS memuat cerita sejarah yang panjang serta tentang kehidupan sosial
masyarakat yang cakupannya luas, yang d mana cakupan tersebut terdapat pada buku paket
IPS.Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada
siswa SD, seperti menggunakan teknik pembelajaran yang tepat, mengaitkan materi dengan
lingkungan sekitar siswa, dan mendorong siswa untuk belajar secara aktif.
B.Saran
Dalam pembuatan laporan makalah mini riset (MR) ini kami menyadari bahwa
laporan ini jauh dari kata sempurna, dan kami sangat berharap kepada pembacanya baik
Dosen ataupun mahasiswa lain dapat memberikan respon berupa kritik dan sarannya yang
bersifat membangun untuk memperbaiki hasil penelitian buat kedepannya nanti, semoga
laporan mini riset (MR) ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca &
penulis.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16