Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN OBSERVASI

MATA KULIAH KONSEP DASAR MATEMATIKA


Dosen Pengampu :
Fajar Yumanhadi Aripin, M.Pd.

NAMA KELOMPOK 3
Arnetya Meliana Putri 211410
Holillah 211244
Khoirunnisa 211519
Siti Kodriah 210045
Siti Zazila Fadhilah 211511

KELAS : R-A/1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
TAHUN
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah laporan, meskipun bentuknya sangat
jauh dari kata sempurna, selanjutnya shalawat serta salam kami kirimkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan laporan ini, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca. Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu
materi kuliah Konsep Dasar Matematika yaitu Bapak Fajar Yumanhadi Aripin, M.Pd. atas
bimbingannya pada semester ini.

Kami juga mengharapkan agar laporan ini dapat dijadikan pedoman apabila pembaca
melakukan hal yang berkaitan dengan laporan ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing maupun
pembaca.

Serang, 28 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. TUJUAN.........................................................................................................................2
C. MANFAAT.....................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................4
HASIL OBSERVASI.................................................................................................................4
A. INSTRUMEN WAWANCARA.....................................................................................4
B. LEMBAR IDENTIFIKASI MASALAH........................................................................8
C. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH......................................................................9
D. PENENTUAN PENYEBAB MASALAH....................................................................20
E. MASALAH TERPILIH YANG AKAN DISELESAIKAN.........................................23
F. EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI......................................................................23
G. MENENTUKAN SOLUSI..............................................................................................28
BAB III.....................................................................................................................................32
KESIMPULAN........................................................................................................................32
LAMPIRAN DOKUMENTASI...............................................................................................33

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah dasar merupakan lembaga yang difungsikan untuk memberikan
pendidikan dasar kepada generasi penerus bangsa. Sekolah dasar merupakan tempat
dimana siswa memperoleh pondasi awal dalam pembentukan karakter, oleh karenanya
sekolah dasar sebagai salah satu lembaga pendidikan harus memiliki kualitas yang
baik agar tujuan pendidikan dapat terwujud.
Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat
penting didalam pendidikan. Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar. Mata pelajaran matematika sebagai kurikulum yang
universal sangat mendasari perkembangan teknologi modern. Mata pelajaran
matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah tidak pasti dan
kompetetif.
Kegunaan atau manfaat matematika bagi para siswa SD adalah merupakan
sesuatu yang jelas yang tidak perlu dipersoalkan lagi, lebih-lebih pada era
pengembangan iptek dewasa ini. Upaya mengembangkan kreativitas peserta didik
secara optimal terutama dalam kaitanya dengan proses pembelajaran disekolah
menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru. Proses pembelajaran matematika
diterapkan disekolah secara umum masih jauh dari kualitas standar.
Salah satu masalah dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah
rendahnya kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah khususnya soal
perkalian dan pembagian. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena kelemahan
peserta didik dalam aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif yang diperlukan untuk
memecahkan masalah. Peserta didik yang kreatif itu adalah peserta didik yang
mempunyai kapasitas untuk membuat hal yang baru, mampu berpikir dan bertindak
untuk mengubah suatu ranah baru.
Terlepas dari betapa pentingnya mempelajari matematika seperti diungkap diatas,
kenyataan berkata lain. Kita menyadari bahwa pelajaran metematika cenderung dipandang

1
sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” dan “menakutkan”.Matematika diterima
sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan dan sulit dipahami.
Lebih-lebih dalam pembelajaran matematika di SD, sesuatu yang abstrak dapat saja
dipandang sederhana menurut kita yang sudah formal, namun dapat saja menjadi
sesuatu yang sulit dimengerti oleh siswa yang belum formal. Hal tersebut
kemungkinan yang menyebabkan daya pikir siswa dalam memecahkan soal-soal
matematika masih belum kreatif. Hal ini juga dapat dimungkinkan dari guru yang
dalam menyampaikan pembelajaran dikelas mayoritas masih seputar metode
ceramah,dekte,catat,dan hafalan verbal.Akibatnya siswa hanya pandai dalam hal
kognitif, aspek psikomotorik, dan sikap (afektif) yang diabaikan. Oleh karena itu
tugas utama guru adalah mendorong anak mengembangkan kemampuan berpikir
sesuai dengan perkembangan intelektual anak.
Untuk mengetahui sebab-sebab tersebut benar-benar mempengaruhi dan agar
masalah tersebut dapat segera diatasi, kami berusaha melaksanakan observasi yang
dilaksanakan di SDN Tunjung 1 Dalam hal ini tentunya dengan mengadakan
observasi di kelas rendah ( kelas 3 ) dan juga kelas tinggi ( kelas 5 ).

B. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam observasi yang kami lakukan mengenai
pembelajaran matematika di SDN Tunjung 1 yaitu :
1. Untuk mengetahui berbagai masalah yang ada di SDN Tunjung 1, sehingga bisa
membantu menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran yang ada di SDN
Tunjung 1.
2. Untu mengetahui metode, model, dan strategi pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran matematika.

C. MANFAAT
Manfaat diadakannya observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Secara Teoritis
a. Untuk menemukan ide-ide baru yang inovatif dalam peningkatan kreativitas
siswa.
b. Untuk perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran berupa terwujudnya
pembelajaran matematika yang bermakna.

2
c. Mendorong peserta didik untuk memahami masalah peningkatan kemampuan
berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
2. Manfaat Secara
Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1.) Untuk meningkatkan pemahaman dalam mempelajari pembe;ajaran
matematika sehingga diharapkan dapat meningkatkan pula kreativitas
berpikir siswa.
2.) Mampu meningkatkan kreativitas berpikir dan menemukan ide-ide yang
inovatif.
b. Manfaat bagi guru
Mampu mencetak guru yang kreatif dalam menggunakan berbagai pendekatan
dalam proses belajar mengajar dan membimbing siswanya, mengapresiasikan
ekspresi kreativitas, senang melakukan kegiatan-kegiatan kreatif yang
nantinya bisa menjadi model identifikasi bagi peserta didik.

3
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. INSTRUMEN WAWANCARA
HARI/TANGGAL : Rabu, 28 September 2022
NAMA : Rohmah Muhithah, S.Pd.
JABATAN : Guru Kelas 1 dan Kelas 2

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apa kurikulum yang digunakan? Untuk kelas 1 menggunakan
kurikulum IKM/ Kurikulum
Merdeka, sedangkan untuk
kelas 2 menggunakan
kurtilas/ kurikulum 2013
2 Bagaimana Pembelajaran Matematika di kelas? Pembelajaran matematika di
kelas rendah itu lebih sulit
karena pertama khususnya
siswa kelas 1 ada yg belum
mengenal angka jadi harus
mengenalkan angka terlebih
dahulu,harus mengenalkan
hitung-hitungan,dan
mengajari bagaimana
memegang pensil dengan
baik
dan benar.
3 Apakah hasil belajar Matematika Peserta didik Kalau semester 1 awal-awal
sudah mencapai KKM? PTS mungkin belum, tapi
setelah satu semester 70%
nya bisa mencapai KKM.
4 Apakah Ada Kendala dan permasalahan dalam Jelas ada, kendalanya itu
Pembelajaran Matematika di kelas? mereka belum mengenal
angka dan belum mengenal
tentang caranya berhitung
matematika, apakah itu
penjumlahan, pengurangan,
maupun perkalian.
Dan ada juga kendalanya
mereka tidak mau
pusing/malas untuk
menghitung.
5 Bagaimana Kemampuan Numerasi Peserta didik? Kemampuan mereka itu bisa
dibilang sama artinya tidak
ada yang terlalu lebih ataupun
terlalu pintar karena yang

4
awalnya dari TK/PAUD pun
hanya belajar bersosialisasi
jadi tidak terlalu ditekankan
untuk bisa berhitung.
6 Apakah Pembelajaran Matematika sudah Sudah, karena untuk
mengaitkan dengan keadaan lingkungan sekitar? mempermudah pembelajaran
matematika pada anak kita
harus mengaitkannya dengan
lingkungan sekitar.
Contohnya menghitung
jumlah pohon atau tanaman
yang ada di sekitar sekolah.
7 Apakah pembelajaran Matematika sudah Untuk kelas 2 sudah bisa
menerapkan model-model pembelajaran yang menerapkan model-model
bervariatif dan inovatif? pembelajaran. Contohnya
belajar berkelompok dan
berdiskusi di dalam maupun
di luar kelas.
Sedangkan kelas 1, masih
gurunya yang dominan dalam
pembelajaran.
8 Apakah Pembelajaran Matematika sudah Belum
Berbasis HOTS?
9 Apakah Pembelajaran Matematika sudah Sudah, contohnya sudah
menggunakan Media Berbasis Teknologi? menggunakan media
pembelaran infocus.
10 Apakah Ada anak yang mempunyai Tidak ada
berkebutuhan Khusus?
11 Apakah Orang tua aktif pada perkembangan Aktif, karena setiap kelas
Pendidikan Anaknya? dibuatkan grup paguyuban
untuk orang tua murid, agar
orang tua dapat menanyakan
atau mengontrol anaknya saat
di sekolah maupun di rumah.
12 Mengapa Mata Pelajaran Matematika itu di Karena pertama mereka perlu
pandang peserta didik menakutkan, sulit dan perhitungan yang tepat, kedua
susah? rata-rata anak itu malas
berhitung dan yang membuat
menakutkan anak yaitu
menghafal rumus.
13 Bagaimana seharusnya Pembelajaran Seharusnya pembelaran
Matematika? matematika itu
menyenangkan. Contohnya
guru menggunakan beberapa
model atau media
pembelajaran.
14 Bagaimana Solusi dalam mengatasi ketika ada Solusinya yaitu menanyakan
permasalahan pada pembelajaran matematika? kepada muridnya apa kendala
yang membuat mereka
merasa
5
6
sulit dalam pembelajaran
matematika.
15 Apakah di kelas rendah itu ada materi pecahan Di kelas rendah belum
biasa dan pecahan desimal? Dan kalau ada mempelajari pecahan biasa
bagaimana cara menyampaikan materi tersebut? dan pecahan desimal. Tapi
kalau untuk pecahannya
sudah dikenalkan. Contohnya
menggunakan media kue
yang dipotong menjadi
beberapa bagian.

HARI/TANGGAL : Rabu, 28 September 2022


NAMA : Chulaeha, S.Pd.
JABATAN : Guru Kelas Tinggi

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa kurikulum yang digunakan? Untuk kelas 4 menggunakan
kurikulum IKM/ Kurikulum
Merdeka, sedangkan untuk
kelas 5 dan 6 menggunakan
kurtilas/ kurikulum 2013
2 Bagaimana Pembelajaran Matematika di kelas? Bervariasi, kalau untuk anak
yang pintar dan semangat
mungkin mudah tapi kalau
untuk anak yang dibawah
rata-
rata mungkin lumayan sulit.
3 Apakah hasil belajar Matematika Peserta didik Kalau anaknya yang pintar
sudah mencapai KKM? bisa mencapai KKM tapi
kebanyakan 70% dibawah
KKM.
4 Apakah Ada Kendala dan permaslahan dalam Ada, mulai dari belum hafal
Pembelajaran Matematika di kelas? perkalian, belum hafal rumus,
apalagi sekarang banyak anak
yang dipengaruhi gadget.
5 Bagaimana Kemampuan Numerasi Peserta Numerasinya di SDN
didik? Tunjung 1 sudah bagus
6 Apakah Pembelajaran Matematika sudah Sudah, contohnya dengan
mengaitkan dengan keadaan lingkungan menggunakan soal cerita pada
sekitar? pembelajaran matematika
kemudian mempraktekannya
di kehidupan sehari-sehari.

7
7 Apakah pembelajaran Matematika sudah Sudah, jika pembelajaran
menerapkan model-model pembelajaran yang yang bervariatif menggunakan
bervariatif dan inovatif? model-model bangun ruang,
sedangakan pembelajaran
inovatif anak-anak supaya
dapat berfikir kreatif atau
dengan menggunakan
tayangan infocus.
8 Apakah Pembelajaran Matematika sudah Sudah, anak-anak dibimbing
Berbasis HOTS? untuk bisa berfikir kreatif agar
bisa menyelesaikan suatu
masalah.
9 Apakah Pembelajaran Matematika sudah Sudah, contohnya sudah
menggunakan Media Berbasis Teknologi? menggunakan media
pembelajaran infocus.
10 Apakah Ada anak yang mempunyai Tidak ada
berkebutuhan Khusus?
11 Apakah Orang tua aktif pada perkembangan Aktif, karena setiap kelas
Pendidikan Anaknya? dibuatkan grup paguyuban
untuk orang tua murid, agar
orang tua dapat menanyakan
atau mengontrol anaknya saat
di sekolah maupun di rumah.
12 Mengapa Mata Pelajaran Matematika itu di Dikarenakan pelajaran
pandang peserta didik menakutkan, sulit dan matematika banyak rumus
susah? yang harus di pahami dan
kebanyakan guru yang
mengajar di pelajaran
matematika kurang bisa
membuat suasana yang
menyenangkan.
13 Bagaimana seharusnya Pembelajaran Seharusnya guru dapat
Matematika? membuat suasana kelas yang
menyenangkan dan membuat
soal-soal yang mudah di
pahami anak murid.
14 Bagaimana Solusi dalam mengatasi ketika ada Melakukan pendekatan secara
permasalahan pada pembelajaran matematika? emosional pada anak.
Contohnya, guru bertanya
perihal kesulitan yang dialami
anak murid.
15 Apakah di kelas tinggi itu ada materi pecahan Sudah, contohnya
biasa dan pecahan desimal? Dan kalau ada menggunakan media kue yang
bagaimana cara menyampaikan materi tersebut? dipotong menjadi beberapa
bagian.

8
B. LEMBAR IDENTIFIKASI MASALAH
Analisis Identifikasi
No. Jenis Permasalahan Masalah yang Diidentifikasi
Masalah
1 pedagogik, literasi, - Rendahnya nilai - Para peserta didik
dan numerasi. Matematika pada peserta kurang antusias
didik. terhadap pembelajaran
mtematika.
- Peserta didik merasa
tidak bisa
mengerjakan materi
matematika yang
dianggap rumit
- Kurangnya minat
belajar pada siswa
- Peserta didik yang sulit dipelajaran
memahami materi matematika.
pembelajaran - Pelajaran matematika
matematika. yang sulit dipahami
oleh para peserta
didik.
- Pelajaran matematika
yang dianggap sulit
oleh siswa.
2 kesulitan belajar - Peserta didik yang - Peserta didik yang
siswa termasuk siswa memiliki kemampuan sulit memahami
berkebutuhan khusus daya berfikir yang materi pembelajaran
dan masalah terlambat/kurang. matematika.
pembelajaran - Peserta didik kesulitan
(berdiferensiasi) di didalam penghafalan
kelas berdasarkan materi perkalian dan
pengalaman juga pembagian.
mahasiswa saat - Peserta ddik yang
menjadi guru. belum dapat berhitung
dengan benar dan
lancar.
3 membangun - Orang tua kurang - Kurangnya kesadaran
relasi/hubungan memperhatikan dari orang tua yang
dengan siswa dan perkembangan anak mana berperan
orang tua siswa. terhadap pendidikan yang penting didalam
diemban/diajarkan perkembangan
dikelas. anaknya dilingkungan
keluarga sebagai
tempat belajar
pertama yang harus
dipraktekkan.
4 pemahaman/ - Guru mengajarkan model - Guru harus mencari/
pemanfaatan model- dan media pembelajaran menemukan model
model pembelajaran yang kurang kreatif dan pembelajaran yang

9
Analisis Identifikasi
No. Jenis Permasalahan Masalah yang Diidentifikasi
Masalah
inovatif berdasarkan inovatif sehingga peserta terbaru/ jarang
karakteristik materi didik mengalami rasa dipraktekkan.
dan siswa. bosan/ monoton. - Masih banyaknya
menggunakan metode
ceramah ( guru
bercerita, sehingga
peserta didik hanya
menyimak penjelasan
gutu ).
- Kagiatan
pembelajaran masih
berpusat pada guru.
5 Materi terkait Literasi - Peserta didik belum - Peserta didik
numerasi, Advanced mempunyai wawasan kurang/jarang
material, yang luas. diberikan latihan
miskonsepsi, HOTS. - Peserta didik kurang HOTS, sehingga
didalam memecahkan kurang terlatihnya
suatu masalah yang peserta didik.
diberikan oleh guru - Didalam
terkait tentang materi pembelajaran, guru
pembelajaran. hanya mempraktikkan
- Peserta didik kurang salah satu dalam
didalam menyampaikan model pembelajaran
suatu pendapat dan juga diajarkan.
didalam mengambil
sebuah keputusan.
6 pemanfaatan - Akibat dari kurangnya - Masih monoton
teknologi/inovasi teknologi yang memadai, menjadikan buku
dalam pembelajaran. siswa kurang sebagai sumber
mempelajari belajarnya
pembelajaran - Guru yang belum
menggunakan IPTEK. menggunakan aplikasi
- Wawasan terkait tentang TIK sebagai
materi pelajaran pendukung
Matematika masih pembelajaran.
kurang.

C. EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Masalah Analisis
yang telah eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikas penyebab
i masalah
1 Pedagogi: Kajian Literatur Berdasarkan
Penggunaan hasil kajian dan
model (Azhar Arsyad: 2008), Dalam praktek pembelajaran yang wawancara
pembelajara dilaksanakan guru seringkali didapati gejala bahwa :

1
n yang proses pembelajaran berjalan monoton, situasi kelas Penyebab
kurang bersifat pasif dan verbalitas, yaitu siswa hanya diberi Penggunaan
menarik dan jalan dan menerima, dan guru melaksanakan pengajaran model
inovatif dengan penuturan (verbal) semata-mata. Jarang pembelajaran
sehingga dijumpai keaktifan belajar yang lebih jauh seperti yang kurang
pelajaran berdiskusi, atau melakukan penemuan. Secara sederhana menarik dan
terasa situasi pengajaran demikian dapat digambarkan dengan inovatif yaitu:
kurang duduk, dengar, catat dan hafalkan. 1. Guru
menyenang Sumber : merasa
kan https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/itqan/ar direpotka
sehingga ticle/download/107/65. n dalam
peserta penggun
didik sulit ( Dewi Komalasari : 2020 ), menunjukkan terdapat aan
memahami permasalahan dalam kompetensi pedagogik guru beberapa
materi tersertifikasi dalam hal penyusunan perangkat model
matematika pembelajaran dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. pembelaj
Permasalahan tersebut terjadi karena adanya beberapa aran.
faktor internal dan eksternal yaitu dari guru yang 2. Guru
mempunyai latar belakang sarjana non pendidikan, terlalu
umur, dan dari tim penyusun perangkat pembelajaran monoton
yang digunakan sebagai pedoman dalam terhadap
penyusunannya. model
Sumber : pembelaj
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud- aran.
teratai/article/view/35148 3. Guru
merasa
( Mulyasa dalam Ratnawati : 2012 ), menurutnya sudah
profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, nyaman
hal tersebut disebabkan karena belum adanya perubahan ketika
pola mengajar dan sistem konvensional ke sistem menggun
kompetensi, beban kerja guru yang tinggi, dan masih akan
banyak guru yang belum melakukan penelitian tindakan pembelaj
kelas. aran
Sumber : konvensi
https://core.ac.uk/download/pdf/160270371.pdf onal.
4. Sarana
dan
prasaran
a yang
tidak
memadai
.
Wawancara Guru:

1
Penyebab penggunaan model pembelajaran yang kurang
menarik dan inovatif sehingga pelajaran terasa kurang
menyenangkan sehingga peserta didik sulit memahami
materi yaitu :
1. Ketidakmauan guru dalam menerapkan
model pembelajaran karena merasa
merepotkan.
2. Model pembelajaran yang terlalu monoton.
3. Merasa sudah nyaman ketika menggunakan
model pembelajaran konvensional.
4. Sarana dan prasarana yang tidak memadai
Wawancara Kepala Sekolah

2 Literasi : Kajian Literatur Berdasarkan


Kemampua hasil kajian
n Peserta ( Wardhani & Rumiati : 2011 ) yang mengungkapkan literatur dan
didik masih bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab wawancara :
rendah rendahnya kemampuan literasi matematika di tingkat Penyebab
dalam internasional adalah siswa Indonesia yang tidak terbiasa rendahnya
berhitung. memecahkan soal-soal matematika berkarakteristik berhitung yaitu:
seperti soal-soal TIMSS (Trends International 1. Rendahn
Mathematics and Science Study) dan PISA. Hal ini ya
tentunya didukung oleh iklim belajar di sekolah guru peserta
belum maksimal dalam memberikan pembiasaan didik
terhadap siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam
yang menuntut berpikir tingkat tinggi. berhitun
Sumber : g.
https://e-journal.my.id/proximal/article/view/1318/1110 2. Kurangn
ya
(Putri Maulida Hasanah : 2021 ), Faktor penyebab pemiliha
kesulitan berhitung permulaan yang dialami oleh setiap n
anak dapat disebabkan oleh faktor internal pada diri sumber
anak yang meliputi faktor fisik maupun intelektual, dan belajar
faktor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga dan yang
sekolah. Salah satu bentuk kesulitan berhitung hanya
permulaan yaitu kesulitan mengenali angka, ada anak memiliki
yang belum mengenal beberapa angka dengan baik, atau buku ajar
bahkan sebagian besar bentuk angka. Anak seringkali 3. Sarana
mengalami kesulitan dalam membedakan angka dan dan
menuliskan angka, seperti terbalik menuliskan lambang Prasaran
bilangan 3, a yang
4, 5, 6 dan 9.

1
Sumber : tidak
http://journal.um- memadai
surabaya.ac.id/index.php/Pedagogi/article/view/6999/36 4. LKPD
24 yang
tidak
Kesulitan atau kesalahan dalam berhitung ini biasanya menarik
disebabkan karena siswa megalami kesulitan dalam bagi
memahami maksud soal serta siswa belum menguasai peserta
konsep dasar matematika. didik
Sumber : karena
https://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagogia/article/d masih
ownload/4504/2762 mengang
gap
berisi
soal-soal
saja.

Wawancara Guru
Penyebab rendahnya berhitung yaitu :
1. Sumber belajar dalam pembelajaran
terpaku pada buku paket
2. Kurangnya menerapkan model-model
pembelajaran yang bervariasi
3. Pengaruh gadget sehingga siswa kurang
belajar dirumahnya

Wawancara Kepala Sekolah

3 Numerasi : Kajian Literatur Berdasarkan


Rendahnya hasil kajian
Nilai ( Menurut wahyudy, Putri & Muqodas : 2019 ) literatur dan
Matematika menyatakan bahwa penyampaian materi matematika wawancara :
Peserta yang masih menggunakan cara manual tergolong masih Penyebab
Didik kaku dan membosankan sehingga membuat peserta Penyebab
didik sulit memahami materi dan sering menimbulkan rendahnya Nilai
rasa kecemasan pada saat pembelajaran berlangsung. Matematika
Kecemasan yang dialami oleh peserta didik saat yaitu :
pelajaran matematika ini sering disebut sebagai 1. Guru
kecemasan matematika. menyem
Kecemasan yang berlebihan ini dapat terjadi pada paikan
setiap individu termasuk peserta didik atau peserta materi
didik. Kecemasan yang dialami oleh peserta didik matemati
dipengaruhi oleh faktor yang berbeda-beda, mulai ka yang
dari masalah
pribadi, kecemasan terhadap tenaga pendidik atau
1
1
guru,maupun kecemasan dalam menghadapi mata monoton
pelajaran tertentu. .
Sumber : 2. Kurang
https://proceeding.unikal.ac.id/index.php/sandika/article pemaha
/view/890/662 man
tentang
( Febriyana, Ramadhani : 2018 ), Penyebab rendahnya model
hasil belajar matematika pada umumnya guru pembelaj
mengajarkan matematika dengan menerangkan konsep aran
dan operasi matematika, memberi contoh mengerjakan 3. Merasa
soal, serta meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sudah
sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru. Model nyaman
ini menekankan pada menghafal konsep dan prosedur ketika
matematika guna menyelesaikan soal. menggun
Sumber : akan
http://repository.uinbanten.ac.id/1682/ model
pembelaj
( Ayu Ardila : 2017), Berdasarkan hasil penelitian aran
terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi konvensi
rendahnya hasil belajar siswa yaitu, kurangnya minat onal
siswa terhadap pelajaran matematika, kurangnya 4. Sarana
konsentrasi siswa selama proses pembelajaran, dan
rendahnya pemahaman konsep siswa, serta kurangnya prasaran
kediplinan siswa. a yang
Sumber : kurang
https://journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalphythagoras/ memadai
article/view/966
Wawancara Guru
Penyebab rendahnya Nilai Matematika yaitu :
1. Penyampaian materi yang monoton.
2. Kurang pemahaman tentang model
pembelajaran.
3. Merasa sudah nyaman ketika
menggunakan model pembelajaran
konvensional
4. Sarana dan prasarana yang tidak memadai
Wawancara Kepala Sekolah
4 HOTS : Kajian Literatur Berdasarkan
sebagian hasil kajian
besar ( Mc Ginn dan Boote : 2003 ), mengidentifikasi empat literatur dan
Peserta faktor utama yang mempengaruhi kesulitan peserta wawancara :
didik masih didik menyelesaikan masalah, yakni : Penyebab
memiliki (1) kategorisasi yaitu kemampuan untuk Peserta didik
keterampila mengidentifikasi masalah dari categorizable mudah masih memiliki

1
n berpikir untuk un-categorizable, (2) tujuan interpretasi yaitu keterampilan
tingkat mencari solusi dari yang terdefinisi sampai yang tak berpikir tingkat
Tinggi terdefinisi, (3) sumber daya relevansi yaitu bagaimana Tinggi Rendah
Rendah sumber daya yang relevan, (4) kompleksitas yaitu yaitu :
melakukan operasi untuk mencari solusi. 1. Kurang
Sumber : pemaha
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/v man
iew/20196/9574 tentang
pembelaj
( Carolina Santi, Arnoldus Helmon, Eliterius Sennen : aran
2021 ), menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi berbasis
dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika HOTS.
di SD adalah : 1) guru kurang memberi penekankan 2. guru
pada pemecahan masalah, 2) guru mengalami kurang
miskonsepsi terkait soal pemecahan masalah, 3) guru memberi
mengalami kesulitan dalam membelajarkan pemecahan penekan
masalah, 4) guru masih menerapkan model kan pada
pembelajaran yang teacher centered, dan 5) persepsi pemecah
guru yang keliru tentang pemecahan masalah dan an
pembelajarannya sehingga berimplikasi terhadap masalah.
pembelajarannya. 3. Guru
Sumber : masih
https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jlpd/article/v menerap
iew/882/487 kan
model
Menurut Wewe (2017), rendahnya kemampuan berpikir pembelaj
kritis peserta didik disebabkan karena soal yang aran
diberikan kepada peserta didik tidak memacu daya pikir yang
peserta didik. teacher
(Saputra, dkk., 2016), Rendahnya berpikir peserta didik centered
juga disebabkan karena pertanyaan yang diajukan oleh (model
guru hanya terbatas secara teori dan kurang pembelaj
mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta aran
didik. yang
Menurut Aripin (2018) salah satu penyebabnya karena banyak
guru hanya melakukan evaluasi atau penilaian untuk mendeng
mengukur tingkat kemampuan dasar saja. arkan
Sumber : materi
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/bioilmi/article/vi dari
ew/9506 guru).
4. Sarana
dan
prasaran

1
a yang
kurang
memadai

Wawancara Guru
Penyebab Peserta didik masih memiliki keterampilan
berpikir tingkat Tinggi Rendah yaitu :
1. Belum optimal penggunaan model-model
pembelajaran berbasis HOTS.
2. kurang memberi penekankan pada pemecahan
masalah.
3. masih menerapkan model pembelajaran yang
teacher centered (model pembelajaran yang
banyak mendengarkan materi dari guru)
4. Pengaruh gadget.
5. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Wawancara Kepala Sekolah

5 Sebagian Kajian Literatur Berdasarkan


besar Prasetyono (2008: 21) menyatakan bahwa rendahnya hasil kajian
Peserta minat membaca pada anak disebabkan oleh beberapa literatur dan
didik hal, seperti judul dan isi buku yang kurang menarik, wawancara :
memiliki harga buku mahal, sehingga bagi mereka yang Penyebab
Minat Baca berpenghasilan pas-pasan tidak mampu membeli buku rendahnya minat
rendah untuk memenuhi kebutuhan membaca. baca siswa yaitu
Sumber: :
https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/artic 1. Peserta
le/viewFile/13875/13400 Didik
kurang
Prasetyono (2008: 29) berkomentar kalau rendahnya antusias
atensi membaca pada siswa diakibatkan oleh sebagian dalam
aspek semacam aspek internal serta aspek eksternal melaksan
siswa. Aspek internal merupakan aspek yang terdapat akan
dalam diri siswa tersebut, sebaliknya aspek eksternal kegiatan
merupakan faktor- faktor yang berasal dari luar diri membac
siswa semacam aspek area, baik dari area keluarga a.
ataupun area sekolah. 2. Belum
Sumber: : ada nya
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/school/article kegiatan
/viewFile/29137/17297 membac
a 15

1
menit
Menurut Masjidi (2007) terdapat beberapa faktor sebelum
yang mempengaruhi minat baca pada anak, antara lain pembelaj
keluarga dan lingkungan di luar keluarga berperan aran
penting dalam menumbuhkan minat baca seseorang. 3. Peserta
Sumber: didik
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk lebih
/article/view/599/508 senang
bermain
game
ketimban
g
membac
a
4. Buku
dianggap
bukan
hal yang
menarik
bagi
Peserta
Didik.
5. Guru
kurang
memotiv
asi siswa
untuk
membac
a.
6. Kuran
memanfa
atkan
perpusta
kaan.
Wawancara Guru
Penyebab Peserta didik memiliki Minat Baca rendah,
yaitu :
1. siswa diwaktu luang hanya untuk bermain
dengan temannya bukan dimanfaatkan untuk
membaca
2. kurangnya pemanfaatan perpustakaan yang
optimal.
3. kurang antusias dalam melaksanakan kegiatan
membaca.

1
4. Faktor gadget.

Wawancara Kepala Sekolah

6 Sebagian Kajian Literatur Berdasarkan


besar hasil kajian
peserta ( Nurhidayati Pinayungan : 2020 ), motivasi belajar literatur dan
didik siswa rendah diakibatkan penutupan sekolah, siswa wawancara.
memiliki dituntut untuk belajar dirumah, selain itu bahwa dalam Penyebab
Motivasi belajar dirumah peserta didik sering mengalami Motivasi Belajar
Belajar kesulitan dalam belajar, tugas-tugas yang diberikan guru Rendah yaitu :
rendah juga membuat anaknya tidak belajar karena tidak 1. Siswa
mampu menjawab pelajaran karena penjelasan dari mudah
guru hanya sedikit. Sehingga, anaknya lebih sering jenuh
menghabiskan waktu untuk menonton televisi dan didalam
bermain handphone. pembelaj
Sumber : aran.
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu/article/view/ 2. Sarana
2596/1769 dan
prasaran
(An Nisa Puthree : 2021 ), bahwa motivasi belajar siswa a yang
rendah disebabkan oleh faktor internal dan eksternal kurang
siswa. Faktor internal siswa meliputi kejenuhan, minat memadai
belajar, kesehatan fisik dan mental. Sedangkan faktor .
eksternal siswa adalah keadaan keluarga, lingkungan di 3. Pengaruh
rumah, dan sarana prasarana. teknologi
Sumber : anak
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1279 lebih
senang
(Ni Made Rukni Aryani : 2020 ), Faktor penyebab bermain
rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya faktor game
kemampuan guru seperti metode dan media daripada
pembelajaran yang kurang bervariasi, cara guru belajar.
menjelaskan terlalu cepat sehingga siswa sulit 4. Kurang
memahami pelajaran, faktor kemampuan siswa yang kemamp
seharusnya ditunjukkan siswa dalam belajar hendaknya uan guru
memperhatikan, namun yang terjadi siswa sebagian dalam
besar lebih sibuk dengan aktifitasnya sendiri dan teman- menerap
temannya, sarana dan prasarana yang kurang memadai kan
dan faktor keluarga. model
Sumber : dan
https://repo.undiksha.ac.id/8978/ media

1
pembelaj
aran
yang
variatif
dan
menyena
ngkan.

Wawancara Guru
Penyebab Motivasi Belajar Rendah yaitu :
1. Siswa mudah jenuh dalam belajar.
2. Kurang kemampuan guru dalam
menerapkan model dan media pembelajaran.
3. Pengaruh gadget.
4. Sarana dan prasarana yang tidak memadai

Wawancara Kepala Sekolah


7 Membangu Kajian Literatur Berdasarkan
n hasil kajian
relasi/hubu (Nelva Rolina : 2006), Faktor penyebabnya para orang literatur dan
ngan tua terkadang terlalu disibukkan dengan urusan wawancara :
dengan pekerjaan, mencari nafkah, mengembangkan karier, dan Penyebab Orang
Peserta urusan lainnya sehingga mereka tidak mempunyai tua bersikap
Didik dan waktu untuk mendidik dan mengasuh anak-anaknya; pasif yaitu :
orang tua yang lebih ironis, mereka lupa bahwa seharusnya waktu 1. Orang
Peserta mereka seharusnya lebih banyak bersama anak-anaknya. tua
Didik : Bila kenyataan ini terus berlanjut, maka keluarga tidak kurang
Orangtua dapat menjadi sumber belajar dan model yang ideal bagi pemaha
bersikap anak Sumber : man
pasif https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/711 tentang
terhadap 9/6142 pendidik
pendidikan an
peserta Menurut azizah (2019), Keteladanan orang tua anaknya.
didik menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses 2. Sibuknya
kepemilikan pengetahuan tentang karakter, perasaan orang tua
tentang karakter, dan tindakan yang mencerminkan dalam
karakter. Orang tua yang tidak mengetahui sopan santun urusanpri
akan menularkan ketidaktahuannya itu kepada anaknya, badi
sehingga akan menciptakan anak yang tidak mengetahui 3. Orang
sopan santun pula. tua tidak
Sumber : mempun
https://riset-iaid.net/index.php/jppi/article/view/363 yai
waktu

2
( Susanti,2015:247 ), Peran orang tua sangatlah bersama
pentingdalam memberikan pemahaman terhadapAnak anak
akan pentingnya bersosialisasi, karenaanak belum 4. Teknolo
memiliki pengalaman untuk membimbing gi yang
perkembangannya sendiri kearah kematangan. Banyak tidak
anak yang belum memahami pentingnya dibatasi
berinteraksisosial dengan teman sebayanya terutama di dan
lingkungan sekolah, sehingga anak yang tidak dapat kurang
berinteraksi dengan baik di lingkungannya dapat pengawa
menyebabkan anak dijauhi oleh lingkungan dan sulit san oleh
mendapatkan temansebayanya dalam bermain maupun orang tua
kelompok. 5. Faktor
Sumber : lingkung
https://unimuda.e- an
journal.id/jurnalpendidikandasar/article/view/396/352 sekitar
rumah
dan
sekolah.
6. Orang
tua tidak
menjadi
pedoman
dalam
mendidik
anak

Wawancara Guru
Penyebab Orangtua bersikap pasif terhadap pendidikan
anaknya yaitu :
1. Kurangnya kesadaran orang tua dalam
pendidikan anak sebagai tempat
pertama pendidikan.
2. Mepercayakan sepenuhnya pendidikan
anaknya kepada sekolah
3. Orang tua terlalu sibuk bekerja sehingga tidak
memperhatikan pendidikan anaknya.
4. Penggunaan gadget yang terlalu berlebihan.

Wawancara Kepala Sekolah

2
D. PENENTUAN PENYEBAB MASALAH

Hasil eksplorasi penyebab Analisis akar penyebab


No. Akar penyebab masalah
masalah masalah
1 Rendahnya pemahaman Guru kurang Kurangnya kemampuan
materi peserta didik : menerapkan berbagai guru dalam menerapkan
- Kurangnya guru model pembelajaran model pembelajaran yang
dalam mengetahui yang lain/ guru hanya bervariatif sehingga
model-model terpaku pada satu model kurang maksimal didalam
pembelajaran yang pembelajaran saja. mengajar peserta didik.
harus dikuasai dan Dan terdapat beberapa
dipraktikkan. penyebab yaitu guru
- Merasa sudah kurang mengikuti
nyaman/tidak perlu kegiatan yang berkaitan
menguasai model tentang model
pembelajaran pembelajaran
lainnya. sehingga penerapan
- Guru merasa model pembelajaran yang
kerepotkan variatif dan inovatif
mempraktikkan kurang maksimal.
beberapa model
pembelajaran.

2 Rendahnya Guru kurang memberi Berdasarkan hasil analisis


Literasi/wawasan Materi sebuah materi adalah guru kurang
berhitung pada peserta menyangkut lingkungan memanfaatkan keadaan
didik sekitar yang dapat lingkungan sekitar yang
: dijadikan sebagai dapat menjadi tempat
- Kurangnya peserta pembelajaran. dalam terlaksananya
didik dalam pembelajaran. Selain itu,
kemampuan kuragnya guru dalam
berhitung dan mempraktikkan model
memaknai pembelajaran yang
perhitungan. bervariasi dan inovatif
- Sumber belajar yang karena merasa direpotkan.
kurang bervariasi
dan hanya sebuah
buku ajar saja.
- Guru kurang dalam
memberikan
pemahaman terkait
tentang
pembelajaran yang

2
tidak terlalu sulit
kepada peserta didik

3 Rendahnya hasil belajar Guru hanya menerapkan Berdasarkan hasil analisis


pembelajaran Matematika pembelajaran yang dan diskusi bahwa guru
pada peserta didik : monoton, dan guru hanya menerapkan
- Terlalu banyak kurang menerapkan pembelajaran yang sering
model pembelajaran pembelajaran yang dilakukan sehari-hari/
sehingga guru konstektual. tidak menggunakan
bingung didalam metode lain seperti
memfokuskan model metode konstektual yaitu
pembelajaran. metode yang mengaitkan
- Guru merasa antara materi dengan
direpotkan dengan kehidupan nyata. Dan
banyaknya model guru merasa bahwa
pembelajaran. pembelajaran matematka
itu sulit sehingga peserta
didik juga merasa bahwa
matematika itu sulit. Yang
mengakibatkan rendahnya
nilai matematika pada
peserta didik.

4 Rendahnya kemampuan Guru kurang didalam Guru kurang dalam


berpikir kritis pada peserta penggunaan mempraktikkan
didik : pembelajaran terkait pembelajaran berbasis
- Kurangnya guru berbasis HOTS. HOTS. Terdapat faktor
dalam pelatihan penyebabnya karena guru
pembelajaran kurang pelatihan
berbasis HOTS. pembelajaran berbasis
- Guru merasa HOTS sehingga kurang
direpotkan dengan mengimplementasikan
pembelajaran kepada peserta didik.
berbasis HOTS.

5 Rendahnya minat baca pada Proses pembelajaran Berdasarkan hasil diskusi


peserta didik : belum menerapkan kurangnya minat baca
- Peserta didik hanya model pembelajaran pada peserta didik yaitu
ingin membaca yang bervariatif guru kurang didalam
ketika guru meminta sehingga siswa belum penerapan model
- Perserta didik mempunyai rasa ingin pembelajaran yang
kurang antusias tahu untuk mengetahui bervariatif, bahwa dengan
akan hal baru. adanya model

2
didalam kegiatan pembelajaran yang
membaca. bervariatif maka peserta
- Buku dianggap didik bisa senang didalam
bukan hal yang minat baca. Yang
menarik bagi peserta mengakibatkan rendahnya
didik. minat baca peserta didik.

6 Rendahnya siswa dalam Peserta didik merasa Berdasarkan hasil diskusi


motivasi/memotivasikan bosan terhadap akar permasalahan dari
diri untuk belajar : pembelajaran yang rendahnya motivasi
- Peserta didik merasa monoton dengan belajar karena peserta
jenuh/bosan dengan menggunakan metode didik merasa
pembelajaran. ceramah pembelajaran sehari-hari
- Banyaknya model itu membosankan dan
pembelajaran monoton
sehingga membuat
guru sulit memilih
model pembelajaran
yang pas digunakan.
- Anak lebih senang
bermain game dari
pada belajar
7 Rendahnya sikap orang tua Orang tua kurang Berdasarkan hasil analisis
yang kurang peduli didalam memperhatikan bahwa orang tua kurang
terhadap perkembangan perkembangan memperhatikan
pendidikan anaknya/peserta pendidikan/ bersifat pendidikan anaknya
didik : acuh tak acuh dikarenakn sibuk, dan
- Orang tua kurang dikarenakan ada guru juga orangtua memberi
pemahaman yang bersifat wajib kepercayaan penuh
bahwasannya mendidik peserta didik. kepada pihak
pendidikan itu sekolah/guru
penting untuk bahwasannya guru
anaknya di masa menjadi tempat semua
yang akan datang. pendidikan/
- Orang tua yang perkembangan anak.
sibuk sehingga Namun, seharusnya orang
kurangnya waktu tua juga mempunyai
dengan anak. peran dalam
- Kurangnya orang proses
tua didalam pendidikan/perkembangan
memperhatikan anak.
anaknya.

2
8 Siswa belum terbiasa Guru kurang didalam Berdasarkan hasil analisis
terhadap pembelajaran menggunakan kurangnya penggunaan
menggunakan teknologi : pembelajaran berbasis media pembelajaran
- Guru kurang teknologi dan sekolah berbasis teknologi yaitu :
didalam pelatiham juga minim didalam kurangnya/ terbatasnya
media pembelajaran teknologi yang teknologi yang memadai
yang digunakan. dimilikinya. di sekolah, kurangnya
- Guru merasa kompetensi guru untuk
direpotkan lebih kreatif didalam
menggunakan penggunaan media
berbagai macam pembelajaran.
media pembelajaran.

E. MASALAH TERPILIH YANG AKAN DISELESAIKAN

No. Masalah terpilih yang akan diselesaikan Akar Penyebab masalah


1 Rendahnya hasil belajar matematika pada Rendahnya peserta didik didalam
peserta didik. memahami materi matematika.

2 Rendahnya siswa didalam berpikir Kurangnya guru didalam penggunaan


kritis/kemampuan tingkat tinggi pada pembelajaran berbasis HOTS.
peserta didik.

F. EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI

Masalah
Akar
terpilih yang Analisis alternatif
No. Penyebab Eksplorasi alternatif solusi
akan solusi
masalah
diselesaikan
1. Rendahnya Rendahnya Naidoo (2011:47) Berdasarkan Kajian
hasil belajar peserta menyatakan bahwa siswa literatur dan hasil
matematika didik mampu menemukan wawancara Untuk
pada peserta didalam pengetahuan baru melalui mengatasi
didik. memahami pengetahuan lama yang dialami permasalahan yang
materi secara sistematis, melalui alam terpilih, alternatif
matematika dan interaksi sosial dalam solusi yang dapat
. masyarakat. Oleh sebab itu digunakan yaitu:
pemahaman konsep matematika
tidak harus selalu di dalam

2
kelas, siswa juga mampu 1. Metode
mendapatkannya melalui latihan
kegiatan sehari-hari. Siswa terbimbing.
mampu membangun secara 2. Model
alami rasa ingin tahu dan learning
antusiasme terhadap pelajaran cycle.
matematika pengalaman Pemahaman konsep
mereka. Antusiasme ini matematika tidak
diperoleh dengan kegiatan harus selalu di dalam
pembelajaran yang interaktif di kelas, siswa juga
dalam kelas mampu
mendapatkannya
Sumber: melalui kegiatan
https://jurnal.umj.ac.id/index.ph sehari-hari. Siswa
p/fbc/article/download/4800/42 mampu membangun
58 secara alami rasa
ingin tahu dan
( Welmin Sumarty : 2013 ) antusiasme terhadap
Dengan melihat rendahnya hasil pelajaran matematika
belajar matematika, maka perlu pengalaman
diupayakan suatu strategi mereka. Dikarenakan
pembelajaran dengan tindakan yang
melakukan tindakan yang dapat dimaksud adalah
melibatkan siswa untuk lebih untuk meningkatkan
aktif dalam proses hasil belajar siswa.
pembelajaran. Pembelajaran Sebelum penerapan
yang sesuai dengan keadaan metode latihan
tersebut adalah pembelajaran terlebih dahulu
dengan metode latihan melaksanakan pre-
terbimbing/latihan. Adapun tes untuk mengetahui
rencana penelitian yang akan kemampuan dasar
dilakukan adalah penelitian siswa pada mata
tindakan kelas dengan pelajaran
penerapan metode latihan. matematika. Sehingg
Dikarenakan tindakan yang a berdasarkan hasil
dimaksud adalah untuk pre-tes tersebut akan
meningkatkan hasil belajar dilakukan tindakan
siswa. Sebelum penerapan dengan
metode latihan terlebih dahulu menggunakan
melaksanakan pre-tes untuk metode latihan
mengetahui kemampuan dasar terbimbing untuk
siswa pada mata pelajaran meningkatkan hasil
matematika. Sehingga belajar

2
berdasarkan hasil pre-tes siswa. Strategi
tersebut akan dilakukan pembelajaran
tindakan dengan menggunakan learning cycle
metode latihan terbimbing merupakan strategi
untuk meningkatkan hasil pembelajaran
belajar siswa. cooperatif yang
melibatkan siswa
Sumber : untuk aktif dalam
https://jurnal.untan.ac.id/index. kegiatan
php/jpdpb/article/view/5320/54 diskusi. Melalui
90 kegiatan diskusi
tersebut, siswa
diharapkan dapat
(Hardini dan Puspitasari (2012: mengembangkan
137-140 ) daya pikir dan hasil
untuk menyelesaiakan belajarnya.
permasalahan diatas adalah Selain itu, strategi ini
dengan menerapkan strategi dinilai dapat
learning cycle. angkah-langkah mendukung siswa
pembelajaran pada strategi ini untuk berfikir
terdiri dari enggagement kreatif, analitis dan
(pembangkitan minat), logis.
exploration (eksplorasi),
explaination (penjelasan),
elaboration (elaborasi) dan
evaluation (evaluasi). Strategi
pembelajaran learning cycle
merupakan strategi
pembelajaran cooperatif yang
melibatkan siswa untuk aktif
dalam kegiatan diskusi. Melalui
kegiatan diskusi tersebut, siswa
diharapkan dapat
mengembangkan daya pikir dan
hasil belajarnya. Selain itu,
strategi ini dinilai dapat
mendukung siswa untuk
berfikir kreatif, analitis dan
logis.

Sumber :
https://core.ac.uk/download/pdf
/154927254.pdf

2
Wawancara Guru
Dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik, yaitu :
1. Menggunakan beberapa
penerapan metode
pembelajaran seperti
metode ceramah,
ekspository,
demonstrasi, tanya
jawab, eksperimen, drill
dan latihan, penemuan
inkuiry
2. Penggunaan media
pembelajaran yang
menarik.

2. Rendahnya Kurangnya Menurut Shidiq (2018) Berdasarkan


siswa didalam guru didalam Penyusunan soal-soal HOTS Kajian literatur
berpikir penggunaan dan hasil
pada umumnya menggunakan
kritis/kemam pembelajara wawancara Untuk
puan tingkat n berbasis stimulus. Stimulus merupakan mengatasi
tinggi pada HOTS. landasan untuk membuat suatu permasalahan
peserta didik. pertanyaan. Dalam konteks yang terpilih,
alternatif solusi
HOTS, stimulus yang
yang dapat di
ditampilkan harus bersifat gunakan yaitu:
kontekstual dan menarik. 1. Model
Sumber stimulus tersebut dapat Pembelajaran
diperoleh dari isu-isu global PBL ( Problem
Bassed
seperti masalah pendidikan, Learning )
teknologi informasi, sains, 2. Menyusun
ekonomi, kesehatan dan RPP secara
infrastruktur. lengkap dan
sistematis.
Dari kedua alternatif
Sumber:
solusi tersebut dapat
https://ejournal.umm.ac.id/inde kita simpulkan
x.php/jinop/article/download/71 bahwa, Dalam
06/7438/31076 konteks HOTS
langkah-langkah
Menurut Helmawati (2018: pembelajaran yang
168) mendiskripsikan bahwa dikembangkan juga
mengajak anak untuk
setiap pendidik pada satuan
berfikir tingkat
pendidikan berkewajiban tinggi, bekerja
menyusun RPP secara lengkap ilmiah dengan
dan sistematis agar mengikuti
sintak pembelajaran

2
pembelajaran berlangsung yang telah
secara interaktif, inspiratif, direncanakan.
menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang
cukup untuk bertindak kreatif

Sumber :
https://jurnal.uns.ac.id/JIKAP/a
rticle/view/34523

(Menurut Nawang Sulistyani :


2019 ) Guru merencanakan
dengan pemilihan model
pembelajaran PBL ( Problem
Bassed Learning ) yang mana
melibatkan peserta didik untuk
memecahkan suatu masalah.
Langkah-langkah pembelajaran
yang dikembangkan juga
mengajak anak untuk berfikir
tingkat tinggi, bekerja ilmiah
dengan mengikuti sintak
pembelajaran yang telah
direncanakan.
Sumber :
http://ejournal.umm.ac.id/index.
php/jinop

Wawancara Guru
1. Guru menerapkan
pembelajaran seperti :
membuat mind map,
Menyusun catatan
harian, menggunakan
analogi., mengajukan
pertanyaan.
2. Guru menerapkan model
pembelajaran yang
bervariatif, inovatif dan
menyenangkan seperti
picture and picture, PBL

2
( Problem Bassed
Learning ), PJBL
(Project Bassed
Learning ) dan lain-lain

G. MENENTUKAN SOLUSI
No Eksplorasi alternatif Analisis penentuan Analisis alternatif
. Solusi yang relevan
solusi solusi solusi
1. Berdasarkan Kajian Berdasarkan Menurut (Rini & Berdasarkan Kajian
literatur dan hasil Eksplorasi alternatif Amaliyah, 2021) literatur dan hasil
wawancara Untuk solusi, maka solusi Model learning wawancara Untuk
mengatasi yang paling relevan cycle terdiri dari
untuk mengatasi
permasalahan rangkaian
rendahnya hasil menyelesaikan beberapa tahapan permasalahan yang
masalah rendahnya terpilih, penentuan
belajar matematika kegiatan yang
hasil belajar matematika
pada peserta didik diorganisasi solusi yang dapat
pada peserta didik yaitu
dengan akar menggunakan model sedemikian rupa digunakan yaitu
permasalahan pembelajaran model untuk dapat menggunakan Model
kurangnya guru learning cycle. membantu siswa Pembelajaran
dalam menggunakan menguasai capaian
Learning Cycle atau
model pemelajaran. kompetensi
Alternatif solusi pembelajaran siklus belajar adalah
yang dapat dengan berperan rangkaian tahap-
digunakan yaitu : secara aktif dalam tahap kegiatan (fase)
1. Metode proses yang diorganisasi
latihan pembelajaran. sedemikian rupa
terbimbing.
2. Model
sehingga pembelajar
Sumber:
learning cycle. dapat menguasai
http://jurnal.unissu
la.ac.id/index.php/ kompetensi-
pendas/article/dow kompetensi yang
nload/21013/7107 harus dicapai dalam
pembelajaran dengan
( Menurut Putu jalan berperan aktif
Jevi Ratmawan : dan salah satu model
2020 ) Model
pembelajaran yang
pembelajaran
learning cyle yang berlandaskan pada
berpusat pada pandangan
siswa menjadikan konstruktivisme.
siswa sebagai Konstruktivisme
subjek bukan merupakan suatu

3
semata-mata proses membangun
sebagai objek atau menyusun suatu
yang hanya pemahaman terhadap
menerima
pengetahuan yang
informasi, proses
pembelajarannya baru dalam struktur
menjadi lebih kognitif siswa
menyenangkan berdasarkan
karena siswa pengalaman nyata
belajar dengan yang dialaminya dan
antusias, siswa hasil interaksinya
dapat memahami
dengan lingkungan
konsep serta
materi IPA secara sekelilingnya.
bertahap dengan
nuansa belajar
yang positif dan
penuh motivasi.

Sumber :
https://ejournal.un
diksha.ac.id/index.
php/JLLS/article/d
ownload/27239/16
964

2. Berdasarkan Kajian Berdasarkan Eksplorasi ( Menurut Farid Berdasarkan Kajian


literatur dan hasil alternatif solusi, maka Baskoro :2021 ) literatur dan hasil
wawancara Untuk solusi yang paling Model PBL bisa wawancara Untuk
diimplementasika
mengatasi relevan untuk mengatasi
n secara
permasalahan menyelesaikan masalah berkelompok atau permasalahan yang
Rendahnya rendahnya individu. Kegiatan terpilih, penentuan
Keterampilan Keterampilan berpikir yang dilakukan solusi yang dapat
berpikir tingkat tingkat tinggi peserta dengan memakai digunakan yaitu
tinggi Peserta didik didik yaitu model model PBL pembelajaran PBL (
dengan akar pembelajaran PBL ( dimulai pada guru Problem Bassed
membimbing
permasalahan Problem Bassed Learning ) atau
siswa untuk
Kurangnya Guru Learning ) memecahkan Berbasis masalah
dalam Penggunaan masalah, adalah metode
pembelajaran kemudian mengajar dengan
berbasis HOTS, menginstruksikan fokus pemecahan
alternatif solusi yang siswa untuk masalah yang nyata,
dapat digunakan melakukan proses dimana
penelitian agar
yaitu : Peserta didik
dapat
1. Model menyelesaikan melaksanakan kerja
Pembelajaran masalah yang kelompok, umpan
PBL ( diajukan dengan balik, diskusi yang
Problem
3
3
Bassed metode atau cara dapat berfungsi
Learning ). yang sesuai. sebagai batu
2. Menyusun loncatan untuk
Sumber :
RPP secara investigasi dan
https://ejournal.un
lengkap dan esa.ac.id/index.ph penyelidikan dan
sistematis. p/jurnal- laporan akhir.
pendidikan- Dengan demikian
teknik- Peserta didik di
elektro/article/vie dorong untuk lebih
w/40684/35206#:~ aktif terlibat dalam
:text=Model%20p
materi pembelajaran
embelajaran%20P
roblem%20Based dan mengembangkan
%20Learning%20 ketrampilan berfikir
(PBL)%20ialah% kritis. Dan
20model%20pemb merupakan sebuah
elajaran%20yang, pendekatan
berdasarkan%20p pembelajaran yang
ada%20masalah%
menyajikan masalah
20yang%20ada.
kontekstual sehingga
( menurut Piaget merangsang peserta
dalam Sugiyanto, didik untuk belajar.
2010:153) Dalam kelas yang
Proses menerapkan
pembelajaran yang pembelajaran
baik harus
berbasis masalah,
melibatkan
berbagai situasi peserta didik bekerja
dimana anak bisa dalamtim untuk
bereksperimen memecahkan
atau masalah dunia nyata.
mengujicobakan
berbagai hal untuk
melihat apa yang
terjadi,
memanipulasi
benda-benda,
memanipulasi
simbol-simbol,
dan melontarkan
pertanyaan dan
mencari
jawabanya sendiri
lalu
membandingkan
temuanya dengan
temuan anak
lainnya.

3
Sumber :
https://repository.u
ksw.edu/bitstream/
123456789/4380/3
/T1_292009116_B
AB%20II.pdf.

3
BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil laporan dan wawancara yang telah dilampirkan diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri Tunjung 1
sudah cukup baik didalam melaksanakan pembelajarannnya yaitu guru sudah
manggunakan beberapa macam model pembelajaran. Peserta didik di SD Tunjung 1
juga mampu mengikuti pembelajaran yang diarahkan oleh guru sehingga sudah
diaplikasikan didalam kehidupan yang mana bisa dijadikan suatu pembelajaran yang
terkait dengan matematika.
Namun setelah kami analisis hasil wawancara yang kami lakukan dapat di
simpulkan pula masalah dan solusi dari masalah yang kami analisis tersebut, seperti
yang sudah kami cantumkan di atas bahwa masalah yang di alami di SDN 1 Tunjung
teja adalah kurangnya pelatihan media dan model pembelajaran yang bervariatif dan
inovatif, sehingga pembelajaran di kelas terasa membosankan.
Selain itu, ada juga masalah di luar sekolah seperti : pengaruh gadget pada
peserta didik, orang tua yang mempercayakan anaknya pada pihak sekolah juga
merupakan salah satu masalah yang kami analisis. Maka dari itu peran orang tua di
rumah sangat penting dan di butuhkan oleh peserta didik Ketika peserta didik berada
di lingkungan rumah. Sehingga terciptalah solusi-solusi yang di haraapkan bisa
meningkatkan daya minat peserta didik pada pembelajaran matematika seperti
menggunakan model dan media pembelajaran yang bervariatif dan inovatif pada saat
kegiatan pembelajaran.

3
LAMPIRAN DOKUMENTASI

- Foto-foto kegiatan observasi

33
3

Anda mungkin juga menyukai