Anda di halaman 1dari 17

REKAYASA IDE

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA

DOSEN PENGAMPU : DEWI SYAFRIANI, S.Pd., M.Pd.

OLEH :

NAMA : NUR ‘ATHIYYAH MUYASSAR SIREGAR

NIM : 4193131010

KELAS : PSPK B 2019

MATA KULIAH : MODEL PEMBELAJARAN KONTEMPORER

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Rekaya
Ide pada mata kuliah Metode Pembelajaran Kontemporer dengan baik. Penulis
berterima kasih kepada ibu dosen yang sudah memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi kata, bahasa, dan juga susunan kalimat. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan sumbangan pemikiran yang membangun dari pembaca
agar kiranya untuk kedepannya penulis dapat lebih baik lagi dalam menyelesaikan
tugas yang telah diberikan. Penulis mengucapkan mohon maaf atas kesalahan yang
terdapat dalam penulisan ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih semoga tugas ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Padangsidimpuan, 21 November 2021

Nur ‘Athiyyah Muyassar Siregar

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................... 3

D. Manfaat ..................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 4

A. Teori Belajar Konstruktivisme ................................................................... 4

B. Model Pembelajaran .................................................................................. 4

C. Hakikat Ilmu Kimia ................................................................................... 5

D. Learning Cycle 5E..................................................................................... 5

BAB III DISKUSI ............................................................................................... 6

A. Solusi dan Pembahasan ............................................................................. 6

B. Teknik yang Dilakukan Guru .................................................................... 7

C. Komponen Rancangan Pembelajaran ......................................................... 7

D. Tahap-Tahap Rancangan Pembelajaran ..................................................... 8

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13

B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya perubahan kurikulum memberikan keleluasaan bagi guru untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi dan potensi
sekolah, dan satuan pendidikan masing-masing. Hal ini sangat prospektif bagi dunia
pendidikan, karena sangat besar peluang bagi para guru untuk menunjukkan
profesionalisme mereka dan mengajak siswa agar lebih kreatif dan inovatif dalam
belajar. Perubahan kurikulum ini menuntut guru untuk melakukan perubahan cara
dan strategi guru dalam membelajarkan siswa tentang sesuatu yang harus mereka
ketahui untuk masa depan mereka, sehingga perlu adanya pembelajaran yang
mampu membelajarkan siswa untuk menemukan fakta dan informasi, mengolah
dan mengembangkannya agar menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi
dirinya. Pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang tidak hanya
mengulang kembali ide-ide, tetapi pembelajaran yang mampu mengeksplorasi ide-
ide siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa mendapatkan pembelajaran yang
lebih bermakna bagi mereka.

Kenyataan saat ini, masih terdapat kendala dalam melaksanakan


pembelajaran yang bermakna bagi siswa, termasuk pembelajaran Kimia. Banyak
sekali faktor yang menjadi kendala dalam terselenggaranya pembelajaran Kimia
yang bermakna, diantaranya adalah orientasi pembelajaran yang masih di dominasi
oleh guru (teacher centered) yang tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran hanya satu arah
dan membosankan. Selain itu pembelajaran Kimia masih berorientasi pada upaya
mengembangkan dan menguji daya ingat siswa sehingga kemampuan berpikir
siswa direduksi dan sekedar dipahami sebagai kemampuan untuk mengingat.

Selain berpikir kritis, penguasaan konsep juga penting pada mata pelajaran
Kimia. Penguasaan konsep yang baik akan membuat siswa dapat berpikir pada
tingkatan yang lebih tinggi lagi. Penguasaan konsep Kimia adalah suatu
kemampuan menemukan ide abstrak dalam pembelajaran Kimia untuk
mengklasifikasi objek-objek yang biasanya dinyatakan dalam suatu istilah

1
kemudian dituangkan ke dalam contoh, sehingga seseorang dapat mengerti atau
memahami suatu konsep dengan jelas. Seseorang yang menguasai konsep dapat
digolongkan dan memiliki keterampilan untuk mengaplikasikan Kimia terhadap
lingkungan sekitarnya dan kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran ilmu kimia sampai saat ini masih merupakan tantangan


terbesar bagi para guru. Hal ini disebabkan karena kimia dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit, siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep-
konsep, istilah-istilah dalam kimia, dan juga kesulitan dalam menggunakan alat-
alat kimia di laboratorium. Pembelajaran kimia pada umumnya lebih banyak
menekankan pada aspek-aspek pengetahuan dan pemahaman sedangkan aspek
aplikasi, analisis, evaluasi dan sintesis belum mendapat penekanan yang maksimal.
Akibatnya siswa kesulitan dalam mengaplikasikan konsep-konsep yang telah
dipelajari. Siswa juga kurang diberi kesempatan untuk mengemabngkan
kemampuan berpikir, memahami konsep, dan mengaplikasikan konsep dalam
kehidupan nyata. Artinya pembelajaran hanya pada guru tanpa melibatkan
keaktifan siswa.

Menyadari banyaknya permasalahan dalam pembelajaran, maka perlu


adanya suatu pembaharuan. Salah satu pembaharuan tersebut adalah memodifikasi
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran siklus belajar 5E. Dengan
demikian makalah ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi pembaca dalam
melangsungkan proses pembelajaran Kimia yang efektif dan efisien di kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana solusi yang dapat diberikan untuk menerapkan pembelajaran
learning cycle 5E?
2. Bagaimana teknik yang dapat dilakukan guru agar aktivitas belajar dapat
meningkat dalam learning cycle 5E?
3. Bagaimana komponen rancangan pembelajaran dalam pengembangan
model pembelajaran learning cycle 5E?
4. Bagaimana tahapan rancangan pembelajaran dalam model pembelajaran
learning cycle 5E?

2
C. Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini, antara lain:

1. Untuk memberi masukan atau memberikan solusi dalam penerapan


pembelajaran learning cycle 5E.
2. Untuk memberi masukan mengenai teknik yang dapat dilakukan guru agar
aktivitas belajar dapat meningkat dalam learning cycle 5E.
3. Untuk mengetahui beberapa komponen rancangan pembelajaran dalam
pengembangan model pembelajaran learning cycle 5E.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap rancangan pembelajaran dalam model
pembelajaran learning cycle 5E.

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis:
Memahami konsep tentang rancangan pembelajaran yang dibuat, serta
menambah pengetahuan sebagai solusi dalam penerapan model
pembelajaran learning cycle 5E.
2. Manfaat praktis:
Hasil dari makalah ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran dan masukan penting sebagai solusi dalam pengembangan model
pembelajaran learning cycle 5E sehingga proses pembelajaran Kimia dapat
berlangsung efektif dan efisisen.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Konstruktivisme


Dalam teori belajar konstruktivisme proses belajar merupakan suatu proses
pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan
ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Artinya,
proses pembentukan pengetahuan dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Peserta
didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun konsep,
dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Adapun peranan guru
dalam teori belajar konstruktivisme adalah membantu memfasilitasi agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar.

Pada pembelajaran konstruktivisme guru banyak bertanya dan memberi


kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki.
Pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh guru sedikit mungkin menuntut siswa
menghafal. Guru berperan sebagai fasilitator belajar dan siswa sebagai pebelajar
yang aktif.

B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas, pemahaman konsep, motivasi, dan kreativitas peserta
didik, serta mampu melibatkan peserta didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Joyce dan Weil dalam Rusman (2012) berpendapat bahwa, model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Lebih
lanjut, Eggen & Kauchak (2012) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah
pendekatan spesifik dalam mengajar yang mencakup serangkaian langkah spesifik
yang dirancang untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
pemikiran kritis mereka dan mendapatkan pemahaman mendalam tentang bentuk-
bentuk spesifik dari materi. Salah satu model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk aktif mengkonstruksi dan mengembangkan
pengetahuan adalah model pembelajaran learning cycle (Soeprodjo dkk., 2008).

4
C. Hakikat Ilmu Kimia
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi. Oleh sebab
itu, mata pelajaran kimia di SMA melibatkan keterampilan dan penalaran siswa.
Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan
kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) yang merupakan
temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,
pembelajaran kimia dan penilaian prestasi belajar kimia harus memperhatikan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

D. Learning Cycle 5E
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, dimana model pembelajaran learning cycle merupakan proses
kognitif yang aktif, dimana peserta didik melewati berbagai pengalaman
pendidikan yang eksploratif yang memungkinkannya untuk menggali pengetahuan
(Qarareh, 2012). Model learning cycle membantu peserta didik memahami ide-ide
ilmiah, meningkatkan penalaran ilmiah mereka, dan meningkatkan keterlibatan
mereka dalam kelas sains (Brown & Abel, 2007). Menurut Cohen dan Clough
dalam Fajaroh & Dasna (2007), penerapan model learning cycle memberikan
beberapa keuntungan yaitu meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan
sikap ilmiah peserta didik, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Namun menurut Permadi (2017) model pembelajaran learnig cycle 5E


memiliki kelemahan salah satunya adalah menuntut kesungguhan dan kreatifitas
guru dalam merangsang dan melaksanakan pembelajaran. Untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan mengatasi kelemahan
tersebut dengan menggunakan metode yang tepat. Dalam materi perhitungan
khususnya materi titrasi dan kesetimbangan larutan metode problem solving
dianggap dapat mengatasi kelemahan dari model learning cycle 5E.

5
BAB III
DISKUSI

A. Solusi dan Pembahasan


Rancangan pembelajaran merupakan suatu proses sistematis untuk
merencanakan pembelajaran. Penyusunannya dilakukan dengan cara
mendeskripsikan tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses pembelajaran.
Diagram alur atau skema kegiatan dalam rancangan pembelajaran disebut dengan
model pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan model
pembelajaran adalah diagram alur atau skema kegiatan yang menggambarkan
proses pembelajaran sejak penetapan tujuan hingga evaluasi untuk mengetahui
pencapaiannya.

Proses pembelajaran yang dikemas dengan menggunakan model


pembelajaran learning cycle dapat menggali, mengasah, maupun mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya pada pembelajaran Kimia karena
kegiatan dalam pembelajarannya memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya mengenai suatu hal dan siswa pun yang harus
membuktikan sendiri kebenaran dari pendapatnya. Selain itu, terdapat beberapa
kelebihan model pembelajaran learning cycle, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa karena pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran, membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa saat proses
pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa menjadi peran
penting saat pembelajaran.

Adanya kesempatan siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan yang


unik yang tertera pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran learning cycle berdampak pada kebanggaan dan kepercayaan siswa
terhadap dirinya sendiri karena siswa merasa dihargai keberadaannya di dalam
kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga meminimalkan kondisi
siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak percaya terhadap kemampuan
yang dimiliki oleh siswa tersebut. Pembelajaran dengan model siklus belajar 5E
siswa aktif bertanya, menjawab, mengerjakan soal ke depan, dan berdiskusi
kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan konsep sendiri.

6
B. Teknik yang Dilakukan Guru
Teknik yang bisa dilakukan guru sehingga aktivitas dapat meningkat adalah
guru melakukan pembimbingan dan pendampingan khusus pada peserta didik, baik
kelompok maupun individu yang mengalami kesulitan belajar. Pada fase tertentu
yang dianggap membutuhkan waktu yang lama, maka diberikan strategi khusus.
Salah satu contoh, peserta didik pada umumnya kesulitan dalam memahami setiap
indikator keterampilan pemecahan masalah sehingga guru memperlihatkan
caranya, lalu setiap anggota kelompok mengikuti apa yang dilakukan oleh guru.

C. Komponen Rancangan Pembelajaran


Ada sejumlah komponen yang perlu diperhatikan dalam menyusun
rancangan pembelajaran. Komponen-komponen yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

1. Analisis Situasi dan Karakteristik Pembelajar, dalam penyusunan rancangan


pembelajaran analisis situasi yang diperkirakan akan mempengaruhi proses
dan hasil pembelajaran perlu diperhatikan. Situasi yang dimaksud
mencakup waktu saat dilaksanakannya proses pembelajaran, lingkungan
fisik tempat pembelajaran akan dilaksanakan, lingkungan sosial yang
berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
2. Identifikasi dan Rumusan Tujuan Pembelajaran, dalam merancang
pembelajaran rumusan tujuan menjadi miles-stone bagi pencapaian hasil
pembelajaran. Dengan rumusan tujuan, proses dan penilaian pembelajaran
dapat diarahkan. Dalam merumuskan tujuan perlu dibedakan antara tujuan
yang bersifat umum dan tujuan yang bersifat khusus.
3. Rancangan Aktivitas atau Strategi Pembelajar, aktivitas pembelajaran perlu
dikelola dengan baik, untuk itu diperlukan rancangan strategi untuk
melaksanakan pembelajaran. Strategi yang dikembangkan pada dasarnya
merupakan penciptaan peluang demi berlangsungnya proses belajar bagi
pembelajar.
4. Pengembangan Bahan dan Pemilihan Media Pembelajaran, dengan
berpatokan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pembelajar
perlu merancang dan mempersiapkan bahan dan media pembelajaran.

7
5. Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran, untuk mengetahui capaian
hasil pembelajaran sekaligus mengukur tercapainya tujuan pembelajaran,
diperlukan pengembangan alat evaluasi untuk mengukurnya. Paling tidak
ada dua kepentingan untuk mengembangkan alat evaluasi dalam rancangan
pembelajaran, yaitu untuk menilai unjuk kerja pembelajar, dan perolehan
informasi yang diperlukan untuk melakukan perbaikan atas rancangan
pembelajaran yang dibuat.

D. Tahap-Tahap Rancangan Pembelajaran


Alokasi
Kegiatan Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan  Siswa menjawab 15
salam dan membimbing salam guru dan berdoa Menit
siswa untuk berdoa menurut agamanya
menurut agama masing- masing-masing
masing  Siswa menjawab
 Guru memeriksa dengan mengatakan
kehadiran siswa serta hadir ketika diabsen
menanyakan kabar dan  Siswa mendengarkan
kesiapan siswa untuk tujuan pembelajaran
mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh
 Guru menyampaikan guru
tujuan pembelajaran  Siswa mengingat
larutan elektrolit dan kembali materi
non elektrolit sebelumnya yang telah
 Guru memberikan dipelajari untuk
apersepsi kepada siswa menanggapi
dengan tujuan penyampaian guru
membimbing ingatan
siswa pada materi
sebelumnya

8
Engagement  Guru memberikan  Siswa memperhatikan
motivasi dengan dan mendengarkan
melontarkan pertanyaan guru
kepada siswa : “Apakah  Siswa menjawab
kalian pernah pertanyaan yang
mendengar atau melihat diberikan guru dengan
orang yang tersengat mengemukakan
listrik? Atau mungkin pendapat dan
pernah merasakan pikirannya
sendiri tersengat listrik?
Mengapa hal tersebut
dapat terjadi?
 Dari pertanyaan diatas
guru mengarahkan
siswa untuk
mengemukakan
pendapat
Kegiatan Inti Exploration  Guru membagi siswa  Siswa menanggapi 105
menjadi beberapa dengan berada dalam Menit
kelompok dengan setiap kelompok yang telah
anggota berjumlah 4-5 ditentukan oleh guru
orang secara heterogen  Siswa mendapatkan
 Guru memberikan LKS per kelompoknya
Lembar Kerja Siswa  Siswa mendengarkan
(LKS) kepada setiap arahan yang diberikan
kelompok oleh guru, kemudian
 Guru mengarahkan mengerjakan dan
pada setiap kelompok mendiskusikan
untuk mengerjakan jawaban dari soal LKS
LKS pada kegiatan yang telah ditentukan
mengamati dan secara berkelompok
menanya tentang

9
larutan elektrolit dan  Siswa menuliskan
non elektrolit serta hasil diskusi pada
mendiskusikan jawaban LKS masing-masing
dari soal LKS yang
telah dibagikan
 Guru meminta siswa
untuk menuliskan hasil
diskusinya pada LKS
masing-masing
Explanation  Guru meminta siswa  Siswa bersama
untuk menampilkan kelompoknya
hasil diskusi tentang mempresentasikan
larutan elektrolit dan hasil dari diskusi
non elektrolit pada tentang larutan
kegiatan mengamati dan elektrolit dan non
menanya per kelompok elektrolit pada
melalui aplikasi zoom kegiatan mengamati
meeting dan menanya
 Guru memberikan  Siswa memberikan
kesempatan kepada pertanyaan dan
kelompok lain untuk masukan serta
mengajukan pertanyaan tanggapan kepada
dan memberikan kelompok yang
masukan ataupun presentasi
tanggapan kepada  Siswa mendengarkan
kelompok presentasi penjelasan dari guru
 Guru menanggapi
pertanyaan dari siswa
dalam kegiatan diskusi
tanya jawab
Elaboration  Guru memberikan  Siswa mengajukan
kesempatan kepada pertanyaan terhadap

10
siswa untuk materi yang belum
mengajukan pertanyaan dipahami tentang
dari materi yang belum larutan elektrolit dan
di pahami non elektrolit
 Guru bertanya kepada  Siswa mengajukan
siswa apakah ada yang dirinya untuk
bisa menjelaskannya? menjelaskan kepada
Atau guru menjawab temannya atau siswa
pertanyaan tersebut dan mendengarkan materi
memberikan penguatan yang dijelaskan oleh
terhadap konsep materi guru sesuai dengan
larutan elektrolit dan materi yang belum
non elektrolit dipahami oleh siswa
 Guru membimbing  Siswa menyimpulkan
siswa untuk materi yang dipelajari
menyimpulkan materi tentang larutan
larutan elektrolit dan elektrolit dan non
non elektrolit yang elektrolit
dipelajari  Siswa mengerjakan
 Guru membimbing kegiatan tamabhan
siswa menerapkan untuk memperkuat
pemahaman konsep pemahaman konsep
larutan elektrolit dan tentang larutan
non elektrolit dengan elektrolit dan non
melakukan kegiatan elektrolit
tambahan pada LKS di  Siswa mengumpulkan
bagian percobaan hasil laporan kegiatan
 Guru meminta laporan tambahan ke guru
pada kegiatan tambahan
di LKS dan
dikumpulkan

11
Evaluation  Guru mengkondisikan  Siswa kembali ke
kelas ke posisi semula posisi semula
 Guru memberikan  Siswa mengerjakan
lembar tes tentang lembar tes tentang
larutan elektrolit dan larutan elektrolit dan
non elektrolit dan non elektrolit yang
mengarahkan siswa telah diberikan guru
untuk mengerjakannya secara mandiri
secara mandiri
Penutup  Guru memberikan  Siswa mendengarkan 15
pekerjaan rumah (PR) instruksi tentang Menit
 Guru mengakhiri pekerjaan rumah (PR)
kegiatan belajar dengan yang diberikan
memberikan pesan  Siswa mendengarkan
untuk tetap belajar dan pesan yang diberikan
semangat meskipun oleh guru
belajar daring  Siswa berdoa menurut
 Guru meminta salah agamanya dan
seorang siswa untuk menjawab salam
menutup pertemuan
dengan berdoa dan
mengucapkan salam

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah pendekatan spesifik dalam mengajar yang
mencakup serangkaian langkah spesifik yang dirancang untuk membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan pemikiran kritis mereka dan mendapatkan
pemahaman mendalam tentang bentuk-bentuk spesifik dari materi. Salah satu
model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan adalah model pembelajaran
learning cycle. Proses pembelajaran yang dikemas dengan menggunakan model
pembelajaran learning cycle dapat menggali, mengasah, maupun mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya pada pembelajaran Kimia karena
kegiatan dalam pembelajarannya memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya mengenai suatu hal dan siswa pun yang harus
membuktikan sendiri kebenaran dari pendapatnya.

B. Saran
Guru hendaknya mempertimbangkan penerapan model learning cycle 5E
saat akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas karena terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik serta menciptakan suasana kelas yang
lebih aktif. Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran yang inovatif
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir serta menguasai konsep pada
pembelajaran Kimia maupun pembelajaran lainnya. Dalam menerapkan learning
cycle 5E, guru harus memperhatikan pengelolaan kelas agar pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ilmi, N., Salempa, P., dan Side, S., (2019), Penerapan Model Pembelajaran
Learning Cycle 5E yang Terintegrasi dengan Metode Problem Solving.
Jurnal Sainsmat, 8 (2) : 36-46.

Superni, N.L., Dantes, N., dan Gunamantha, I.M., (2018), Pengaruh Model Siklus
Belajar 5E (Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration,
Evaluation) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Penugasan Konsep
IPA, International Journal of Elementary Education, 2 (2): 115-122.

14

Anda mungkin juga menyukai