Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Mahmud, H., Prof., Dr., M.Si.
Hasan Basri, H., Dr., M.Ag.

Disusun oleh:
HAIDIR ALI
NIM. 2170040046

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya
kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam yang kaffah dengan
taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya
hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda
dari-Nya. Amin.

Bandung, September 2017


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Hakikat Ilmu ........................................................................................... 2
B. Hakikat Pendidikan Islam....................................................................... 5
C. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam .................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13
A. Simpulan ................................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia pendidikan yang sangat cepat seperti sekarang
ini, peserta didik yang mampu menghadapinya adalah peserta didik yang
berkembang pola pikirnya dan siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan
yang ada dengan baik. Karena itu pendidik harus mampu mengkondisikan
bagaimana supaya peserta didik dapat menjadi pemecah permasalahan yang baik.
Di zaman sekarang ini yang serba fleksibel atau identik dengan perubahan. Oleh
karenanya pendidik harus mampu menyiapkan peserta didiknya untuk mampu
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan itu tidak dapat
dihentikan, tetapi hanya dapat diikuti dengan meningkatkan kreatifitas dan daya
saing peserta didik dalam dunia global. Maka peserta didik harus dididik sesuai
dengan zaman yang akan dihadapinya.
Dalam proses pembelajaran banyak sekali metode pembelajaran yang
digunakan oleh para pendidik atau guru. Berdasarkan kenyataan-kenyataan
tersebut, maka secara khusus proses pembelajaran di kelas juga harus ikut
”berubah” sesuai dengan tantangan zaman tersebut, sehingga satuan pendidikan
mampu menyiapkan anak yang kreatif, kooperatif dan kompetitif. Salah satu
inovasi pembelajaran untuk menjadikan anak kreatif dan kompetitif dan mampu
bekerja sama (kooperatif) adalah dengan menerapkan proses pembelajaan berbasis
proyek.
Dalam hal ini model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat untuk
digunakan sebagai pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik
dalam meningkatkan kualiatas peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek sendiri
merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu,
berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-
konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau
lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu
perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.

3
Dari uraian diatas untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya
pemahaman yang memadai tentang bagaimana sebuah model pembelajaran ini
mampu diserap dan dimengerti oleh para peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka berikut ini rumusan
masalah yang didapatkan :
1. Apa pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek itu?
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip Model Pembelajaran Berbasis Proyek itu?
3. Apa saja karakteristik-karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek?
4. Bagaimana tahapan-tahapan dalam Model Pembelajaran Berbasis Proyek?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk menjelaskan pengertian model pembelajaran berbasis proyek.
2. Untuk menyebutkan serta menjelaskan prinsip - prinsip model
pembelajaran berbasis proyek.
3. Untuk menjelaskan karakteristik - karakteristik model pembelajaran
berbasis proyek.
4. Untuk menjelaskan tahapan-tahapan dalam model pembelajaran berbasis
proyek.
5. Untuk menyebutkan kelebihan serta kekurangan model pembelajaran
berbasis proyek.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana model pembelajaran Project
Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta
didik untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan
mengkulminasikannya dalam produk nyata. 1
Sedangkan menurut Trianto, Project Based Learning adalah sebuah model
atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. 2
Menurut Made Wena, model pembelajaran Project Based adalah model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan
suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada
pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik
untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja
secara mandiri. 3
Definisi Project Based Learning menurut The George Lucas Educational
Foundation 4yaitu sebagai berikut.
a. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based. Model
pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

1
Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. Konsep strategi pembelajaran. (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009), h.30
2
Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan
kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 42
3
Made Wena, Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan konseptual
operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 144

4
The George Lucas Educational Foundation (2005). Intructional Module Project Based
Learning. (Online). Tersedia: http//www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. (02 April 2018)

5
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran
berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum.
b. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student
can answer. Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan
penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap
peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
c. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics
addressing real-world problems while integrating subjects across the
curriculum. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar
berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.
d. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to
explore complex issues. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang memperhatikan pemahaman peserta didik dalam
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi
melalui cara yang bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan
suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan
masalah yang bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses
pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk
bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata.
Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara
informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi

6
apa yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata
serta dapat meningkatkan kinerja ilmiah mereka5
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Project Based Learning merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan
kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi
pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata. Dalam kerja
proyek memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan
investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara
mandiri.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas 6
dalam
pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai prinsip, yaitu:
1) Prinsip Sentralistis (centrality)
Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari
kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa
belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena
itu, kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek bukan merupakan praktik
tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan
menjadi sentral kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kegiatan
pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran
berbasis proyek, proyek adalah strategi pembelajaran; siswa mengalami dan
belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek.
2) Prinsip Pertanyaan Pendorong/ Penuntun (driving question)
Prinsip pertanyaan penuntun (driving question) berarti bahwa kerja
proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong
peserta didik untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama. Kriteria

5
The George Lucas Educational Foundation (2008). Intructional Module Project Based
Learning. (Online). Tersedia: http//www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. (02 April 2018)
6
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.: suatu Tinjauan Konseptual
Operasional (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), h. 145

7
sebuah “driving question‟ adalah sebagai berikut: …a driving question must
be simple to understand but also give enough information about what is being
searched. This is really necessary to conduct project easily. Because the
guidance of such a driving question will always make you remember on what
you should focus and what action to take. It must be simple because it must
researchable and give chance to easily determine what are the variables 7
3) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan
proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan
inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Penentuan jenis proyek haruslah
dapat mendorong peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus
mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin
meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang
tinggi.
4) Prinsip Otonomi (autonomy)
Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat
diartikan sebagai kemandirian peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan
minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, lembar kerja
peserta didik, petunjuk kerja praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan
aplikasi dari PBL. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian peserta didik.
5) Prinsip Realistis (realism)
prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata.
Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis
kepada pembelajar, termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks
kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya. Gordon
membedakan antara tantangan akademis, tantangan yang dibuat-buat, dan
tantangan nyata. Pembelajaran berbasis proyek mengandung tantangan yang
7
Turgut, Halil. 2008. Prospective science teachers conceptualizations about project based
learning. International Journal of Instruction, 1(1): 61-79. Diakses di http:// e-iji.net. Pada tanggal
02 April 2018.

8
berfokus pada permasalahan yang otentik (bukan simulasi), bukan yang dibuat-
buat, dan solusinya dapat diimplementasikan di lapangan. Pengajar harus
mampu merancang proses pembelajaran yang nyata dan hal ini bisa dilakukan
dengan mengajak pembelajar belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya dan
mampu menggunakan dunia nyata sebagai sumber belajar bagi pembelajar.
Kegiatan ini akan dapat meningkatkan motivasi intrinsik, kreativitas, dan
kemandirian pembelajar dalam pembelajaran. 8
C. Karakteristik – karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek dapat dikenali dari karakteristiknya yang
memiliki empat dimensi yaitu: isi, kondisi, aktivitas, dan hasil 9
1. Isi
Isi difokuskan pada ide-ide siswa yaitu membentuk gambaran sendiri dari
topik dan persoalan yang rumit dengan mengikuti aspek pembelajaran yang sesuai
dengan minat dan bakat pembelajar. Isi pembelajaran diarahkan pada:
(a) masalah kompleks,
(b) pembelajar menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan,
(c) pembelajar berhadapan pada masalah yang penuh ambiguitas,
(d) pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata.
2. Kondisi
Pembelajaran berbasis proyek bernuansa untuk mendorong pembelajar
mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar. Pembelajar bekerja atas
topik-topik yang relevan. Dalam pembelajaran berbasis proyek guru tidak lagi
menguasai pembelajaran, namun kondisi pembelajaran didominasi oleh
pembelajar yang memiliki otonomi belajar. Indikator kondisi tersebut antara lain:
(a) pembelajar mempunyai kesempatan melakukan inquiry dalam konteks
masyarakat,
(b) pembelajar mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien,
(c) pembelajar belajar penuh dengan kontrol diri, dan
(d) mensimulasikan kerja secara profesional.
8
Thomas, J.W, A Review of research on project-based learning. (California: The
Autodesk Foundation, 2000), h.4
9
Santyasa, I W, Pembelajaran inovatif. (Singaraja: Undiksha, 2011), h.11

9
3. Aktivitas
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu strategi yang efektif dan
menarik yaitu dalam mencari jawaban dan memecahkan masalah-masalah dengan
memberi kesempatan pembelajar untuk mempelajari ide-ide yang realistis,
mempergunakan kecakapan untuk berbagai konteks, dan menggabungkan
kecakapan tersebut dalam melengkapi tugas-tugas profesional. Ciri utama
aktivitas dalam pembelajaran berbasis proyek adalah investigasi kelompok secara
kolaboratif. Sedangkan indikator aktivitas yaitu
(a) siswa berinvestigasi selama periode tertentu,
(b) pembelajar melakukan pemecahan masalah kompleks,
(c) pembelajar memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya untuk
mengkonstruksi keterampilan baru,
(d) pembelajar menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah,
dan
(e) pembelajar melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan
respon ahli atau dari hasil tes.
4. Hasil
Hasil dari pembelajaran berbasis proyek adalah produk nyata. Indikator
hasil dari pembelajaran berbasis proyek antara lain:
(a) pembelajar menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi
mereka,
(b) pembelajar melakukan evaluasi diri,
(c) pembelajar responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang
dimilikinya, dan
(d) pembelajar mendemonstrasikan kompetensi personal (tanggung jawab dan
manajemen pribadi), sosial (menghargai kerja sama, komunikasi sosial,
presentasi, dsb), intelektual (pemahaman konsep), akademik (pemecahan
masalah, inkuiri, regulasi belajar, dan vokasional (membuat produk,
menyusun kebijakan publik, menyusun, dan melaksanakan rencana aksi,
dsb).

10
Karakteristik di atas menggambarkan pembelajaran berbasis proyek
dikembangkan berdasarkan paradigma konstruktivistik yang melibatkan
pembelajar secara aktif dalam belajar. Konstruktivisme mengembangkan iklim
pembelajaran yang menuntut pembelajar untuk menyusun dan membangun sendiri
pengetahuannya. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang memberikan kebebasan kepada pembelajar untuk merencanakan aktivitas
belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan akhirnya akan menghasilkan
produk yang dapat dimanfaatkan. Perbedaan situasi kelas konvensional dan kelas
pembelajaran berbasis proyek dapat ditunjukkan seperti gambar berikut.
D. Tahap - Tahap Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Rais langkah-langkah model pembelajaran Project Based
Learning adalah sebagai berikut :10
1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big
question) Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question
yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu
aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata dan
dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project) Perencanaan dilakukan
secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik. Dengan demikian peserta
didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan
berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang
mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan
untuk menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule) Guru dan peserta didik secara
kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu
penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk
mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu
yang baru, akan tetapi guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas

10
Muh. Rais, Project based learning: Inovasi pembelajaran yang berorientasi soft skills..
(Surabaya: Unesa, 2010) h.8-9

11
peserta didik melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh
peserta didik adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam
pengerjaannya, sehingga guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan
proyeknya secara berkelompok di luar jam sekolah. Ketika pembelajaran
dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal mempresentasikan hasil
proyeknya di kelas.
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project) Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, guru
berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Guru mengajarkan
kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap
peserta didik dapat memilih perannya masingmasing dengan tidak
mengesampingkan kepentingan kelompok.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome) Penilaian
dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masingmasing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta
didik, serta membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok
mempresentasikan produknya di depan kelompok lain secara bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience) Pada akhir proses pembelajaran, guru dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
E. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai model yang telah lama diakui kekuatannya dalam
mengembangkan kompetensi siswa, banyak para ahli mengungkapkan keunggulan
model ini.

12
Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan
sebagai berikut : 11
1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan
tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi
otentik secara disiplin
3. Siswa bekerja secara olaboratif untuk memecahkan masklah yang penting
baginya.
4. Teknologi terintegrasi sebagai alat penemuan, kolaborasi, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara –cara baru.
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan
mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis
atau bahkan melompat zona waktu
Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki
kelemahan-kelemahan sebagai berikut :12
1. Memerlukan banyak waktu dan biaya
2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan
berkembang
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topic tertentu
yang dikerjakannya.

11
Abidin Zainal, Analisis Eksistensial. (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), h.170
12
Ibid, h.171

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran Project Based Learning merupakan model
pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja
secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan
mengkulminasikannya dalam produk nyata. Dalam kerja proyek memuat tugas-
tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat
menantang dan menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran dan memberikan kesempatan peserta didik melakukan
sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. empat prinsip berikut ini akan
membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang
efektif.
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek seorang
peserta didik dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam
menghadapi masalah , membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan
proyek, meminimaliskan dan menyediakan peralatan yang sederhana yang
terdapat dilingkungan sekitar , memilih lokasi penelitian yang terjangkau yang
tidak membutuhkan banyak  biaya dan waktu.
B. Saran
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang
mendetail kurang tersentuh oleh penyusun, dan yakin bahwasanya masih banyak
hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi
kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca
melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan
Model Pembelajaran berbasis Proyek, dengan menemukan dan membaca
langsung referensi-referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Zainal, 2007, Analisis Eksistensial, Jakarta: Raja Grafindo

Muh. Rais, 2010, Project based learning: Inovasi pembelajaran yang


berorientasi soft skills, Surabaya: Unesa,

Made Wena, 2009, Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu


tinjauan konseptual operasional, Jakarta: Bumi Aksara

Made Wena, 2011, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.: suatu


Tinjauan Konseptual Operasional Jakarta:Bumi Aksara

Nanang Hanafiah & Cucu Suhana, 2009, Konsep strategi pembelajaran,


Bandung: PT. Refika Aditama

Santyasa, I W, 2011, Pembelajaran inovatif. Singaraja: Undiksha


The George Lucas Educational Foundation (2005). Intructional Module
Project Based Learning. (Online). Tersedia:
http//www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. (02 April 2018)

The George Lucas Educational Foundation (2008). Intructional Module


Project Based Learning. (Online). Tersedia:
http//www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. (02 April 2018)
Thomas, J.W, 2000, A Review of research on project-based learning,
California: The Autodesk Foundation

Trianto Ibnu Badar Al-Tabani, 2014, Mendesain model pembelajaran


inovatif, progresif, dan kontekstual, Jakarta: Prenadamedia Group

Turgut, Halil. 2008. Prospective science teachers conceptualizations about


project based learning. International Journal of Instruction, 1(1): 61-
79. Diakses di http:// e-iji.net. Pada tanggal 02 April 2018.

15

Anda mungkin juga menyukai