DISUSUN OLEH:
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari sempurna, Oleh kerena itu
penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik.
(Kelompok 10)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered.
Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengonstruksi
pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer
mediated instruction). Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma
konstruktivistik. Pembelajaran inovatif biasanya berlandaskan paradigma konstruktivistik
membantu siswa untuk menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi
informasi baru. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif
dan efisien adalah sebuah keharusan.
Menurut Darmadi (2017) bahwa, pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi
otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengelola media yang berbasisi
teknologi dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses dalam membangun rasa
percaya diri pada siswa. Pembelajaran yang inovatif diharapkan siswa mampu berpikir
kritis dan terampil dalam memecahkan masalah.
Adapun kelemahan pembelajaran inovatif antara lain: (a) siswa yang kurang aktif dalam
proses belajar akan semakin tertinggal; (b) memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain; (c) kurangnya kreativitas guru.
Pembentukan karakter siswa yang harus dikembangkan antara lain; karakter toleransi
dan cinta damai menjadi sangat penting untuk lebih ditonjolkan karena kemajemukan
bangsa dan negara. Nilai kejujuran dan tanggung jawab sangat urgen di saat bangsa ini di
tengah menghadapi berbagai kasusu korupsi. Nilai disiplin menjadi sangat penting karena
bangsa ini terkenal memiliki mentalitas budaya kurang disiplin. Nilai peduli dan suka
menolong menjadi sangat perlu dikembangkan di saat berbagai musibah bencana alam
melanda Indonesia dan menelan banyak korban. Untuk penambahan nilai-nilai lain yang
akan dikembangkan tentunya disesuaikan dengan kepentingan dan konsisi sekolah.
1
1.2 Rumusan masalah
• Apa pengertian pembelajaran berbasis proyek?
• Bagaimana karakterisitik pembelajaran berbasisi proyek?
• Apa saja prinsip-prinsip model pembelajaran berbasis proyek?
• Apa itu pedoman pembimbingan pembelajaran berbasis proyek?
• Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama
sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-
masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis
proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali materi dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya serta melakukan eksperimen
secara kolaboratif.
“Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk, 1999).
Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang
dihadapinya.”
3
6. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
7. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
8. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
• Pertanyaan Penuntun
Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau
persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai bidang
tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat
membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian
dalam menyelesaikan tugas.
• Investigasi Konstruktif
Pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa
untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh
karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong
siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep pengetahuan
dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi.
• Otonomi
Pembelajaran berbasis proyek, siswa diberi kebebesan atau otonomi untuk
menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan
Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan
siswa dalam belajar.
• Realistis
4
Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan perkerjaan nyata yang sesuai
dengan kenyataan dilapangan kerja atau dimasyarakat. Proyek yang dikerjakan
bukan dalam simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang
benar-benar nyata.
d. Aktif meneliti
5
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya, mendorong dan
mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan berbagai macam metode,
serta mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang
lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.
f. Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu mendorong dan mengarahkan
siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan
tugasnya, mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk
terlibat mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya serta mendorong
dan mengarahkan siswa untuk menilai kerjanya.
6
Selain keungulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-kelemahan
sebagai berikut “Abidin, 2013:171”:
1. Memerlukan banyak waktu dan biaya.
2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar.
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4. Ada kekhwatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama
sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Pembelajaran
berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal
ini akan berharga bagi usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda,
maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya
serta melakukan eksperimen secara kolaboratif. "Kerja proyek memuat tugas-tugas yang
kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat
menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk, 1999).
3.2 Saran
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu dengan mendorong dan
mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai pengetahuan dalam menyelesaikan
tugas yang dikerjakan, merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memberi
tantangan pada siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah
serta mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan masalah.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu
belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan, mendorong dan
mengarahkan siswa berdiskusi dengan orang lain dalam memecahkan masalah, serta
8
mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat dalam
menilai unjuk kerjanya.
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu mendorong dan mengarahkan
siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan
tugasnya, mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat
mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya serta mendorong dan
mengarahkan siswa untuk menilai kerjanya.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/pembelajaran-berbasis-proyek/
1. Sagala syaiful, M.Pd. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
10