Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

KELOMPOK 6 :

1. CIRRILYA SOLINA IDAN


2. DIANA DEFRIDA DJUMETAN
3. KAROLINA NOVANTI BANDUNG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran yang berisikan
tentang “model pembelajaran Project Based Learning”. Makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah
satu pedoman dalam proses pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang
kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………
C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Project Based Learning………………………………………………………


B. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran PjBL…………………………….......
C. Karakteristik materi model pembelajaran PjBL………………………………..............
D. Tahapan atau sintak model pembelajaran PjBL…………………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pesatnya pembangunan yang disertai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dewasa ini perlu direspon oleh kinerja dunia pendidikan yang profesional
dan memiliki mutu tinggi. Pembangunan di suatu negara tidak bisa mengabaikan kegiatan
pendidikan. Masa depan suatu negara sangat ditentukan oleh bagaimana negara itu
memperlakukan pendidikan. Dunia pendidikan yang bermutu diharapkan dapat
mendukung tercetaknya generasi muda penerus bangsa yang cerdas, terampil dan
berwawasan luas sehingga mampu bersaing di era global. Karena pada hakikatnya, fungsi
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia.
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh banyak aspek yang saling berkaitan.
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian
standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis
setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Namun
demikian, komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan
adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak
yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar.
Guru adalah pihak yang bertugas membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan dalam
pembelajaran sekaligus mengelola kelas agar dapat menjadi sebuah tim yang solid,
komunikatif dan kondusif selama proses pembelajaran. Dari segi efektifitas, seorang
guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang
monoton tentunya akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa dan prestasi belajar
siswa. Pemilihan strategi juga model pembelajaran yang relevan dengan standar
kompetensi juga dapat memacu kemampuan serta minat belajar siswa demi tercapainya
optimalisasi kualitas pembelajaran dan pembelajaran yang bermakna.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah
model pembelajaran sistematik yang mengikut sertakan pelajar ke dalam pembelajaran
teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan
tugas. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat
pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik. Dalam
pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru
hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan
dalam hasil proyek yang dikerjakan.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Project Based Learning?


2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek (project based
learning)?
3. Bagaimana karakteristik materi pembelajaran berbasis proyek?
4. Apa saja tahapan pembelajaran berbasis proyek (project based learning)

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu Project Based Learning.


2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis proyek (project
based learning).
3. Untuk mengetahui karakteristik materi pembelajaran berbaisis proyek
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (project based
learning).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Project Based Learning


Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang disingkat
PjBL adalah sebuah pergeseran model pembelajaran dari pembelajaran yang
berpusat pada pendidik menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
yang dirancang secara sistematis serta terintegrasi dengan aktifitas peserta didik
secara nyata (Robinson, 2012). PjBL mengarahkan peserta didik untuk merancang,
menyusun, dan melaksanakan proyek yang menghasilkan output berupa produk,
presentasi, ataupun publikasi. Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam penyelidikan, pemecahan
masalah dan kegiatan tugas bermakna lainnya. PjBL memberikan peserta didik
kesempatan untuk bekerja secara mandiri dalam membangun pengetahuan
mereka sendiri dan pada akhirnya dapat meghasilkan produk nyata.
Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan model
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata. PjBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Berikut pengertian
PjBL menurut beberapa ahli :
a. Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan PjBL adalah metode pengajaran
sistematik yang mengikut sertakan pelajaran ke dalam pembelajaran pengetahuan dan
keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik dan perancangan produk dan tugas.
b. Baron B mengatakan PjBL adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk
pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan
pertanyaan yang berbobot, nyata relevan bagi kehidupannya.
c. Blumenfeld menjelaskan bahwa PjBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran
dan pembelajaran yang dirancang agar pelajaran melakukan riset terhadap permasalahan
nyata.
d. Boud dan Felleti mengemukakan PjBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran
menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus aktivitas pelajar.
e. Moeslichatoen dalam bukunya “metode pengajaran di taman kanak-kanak”mengatakan
bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek (PjBL)adalah suatu metode pembelajaran
yang memberikan pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan
sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Menurut hasil penelitian terdapat
hubungan yang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan dengan
lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman
langsung.

Project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa
bernilai realistik. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain,
skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan nilai-nilai. Pendekatan ini
memperkenankan siswa untuk bekerja sama secara mandiri maupun berkelompok dalam
mengkontsruksikan produk nyata.

B. Kelebihan dan kekurangan Project Based Learning


1. Kelebihan pembelajaran Project Based Learning
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks
dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan
dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
2. Kekurangan pembelajaran Project Based Learning
1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.

C. Karakteristik materi pembelajaran Project Based Learning


Karakteristik pembelajaran berbasis proyek memposisikan siswa sebagai pemain
utama dalam pembelajaran. Siswa aktif dalam hal membuat keputusan, merancang solusi,
bertanggung jawab mencari dan mengelola informasi, dan merefleksikan apa yang
mereka lakukan. Selain itu, ada masalah atau tantangan tanpa solusi yang telah ditetapkan
sebelumnya, evaluasi berlangsung terus menerus, dan adanya produk akhir, serta ruang
kelas memiliki suasana yang mentolerir kesalahan dan perubahan.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) yaitu :
1. Model ini memunculkan suatu permasalahan yang diajukan pada siswa.
2. Siswa bekerja secara kolaboratif dengan teman sebaya untuk bertanggung jawab
terhadap pengelolaan dan mengakses informasi dalam rangka untuk pemecahan
masalah.
3. Siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan yang dilakukan, secara berkala.
4. Situasi dalam pembelajaran ini, sangat menghargai tentang kesalahan dan perubahan.
5. Siswa membuat suatu keputusan mengenai kerangka kerja yang akan dilakukan.
6. Siswa mendesain suatu proses yang digunakan untuk menentukan penyelesaian atas
masalah maupun tantangan yang diajukan oleh guru.
7. Proses evaluasi dalam model pembelajaran PjBL dilakukan secara berkelanjutan.
8. Hasil akhir dari kegiatan belajar siswa akan dilakukan penilaian secara kualitatif.

D. Tahapan atau sintak Pembelajaran Berbasis Proyek


Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek tersebut disajikan dalam sebagai
berikut:
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar atau Esensial
Model pembelajaran berbasis proyek menekankan pada prinsip konstruktivis, di mana
siswa diharapkan dapat membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman
belajar yang dilakukannya secara mandiri. Oleh karena itu penting sekali jika
pembelajaran berbasis proyek dimulakan dari sebuah pertanyaan mendasar atau
esensial yang nantinya akan menjadi masalah yang harus dipecahkan melalui proyek
yang dibuat oleh siswa. Guru dapat melakukan hal ini dengan terlebih dahulu
memberikan stimulus, misalnya tayangan-tayangan video yang menarik, atau
menghadirkan bentuk-bentuk permasalahan nyata di sekitar mereka yang kemudian
dikemas untuk disajikan di awal pembelajaran. Dari sinilah kemudian pertanyaan-
pertanyaan muncul untuk diselesaikan oleh siswa melalui proyek. Yah, memang
langkah awal agak mirip-mirip dengan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning).
2. Mendesain Perencanaan Proyek
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa model pembelajaran proyek akan memberikan
kemandirian dan keleluasaan kepada siswa untuk berkreasi, maka setelah mereka dapat
merumuskan pertanyaan esensial untuk proyek mereka, dilanjutkan dengan mendesain
perencanaan proyek yang akan mereka lakukan. Siswa bekerja secara berkelompok untuk
membuat sebuah perencanaan bagaimana proyek mereka dilaksanakan. Tentunya bantuan
guru diperlukan untuk menjaga agar proyek yang direncanakan rasional dan logis serta
bermanfaat bagi pembelajaran mereka.
3. Menyusun Jadwal
Walapun pembelajaran berbasis proyek memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
berkreasi menentukan bagaimana proyek mereka dibuat dan dilaksanakan, mereka tetap
harus membuat sebuah penjadwalan yang menjaga agar proyek dapat terselesaikan secara
baik dengan menggunakan waktu yang efektif. Di sinilah kemampuan berpikir siswa juga
dilatih untuk kritis dan pandai memperkirakan hal-hal apa yang perlu mereka lakukan
untuk persiapan, pembuatan, hingga proyek mereka dapat terselesaikan tanpa harus molor
dari batas waktu yang ditetapkan oleh guru.
4. Memonitor Kemajuan proyek
Langkah keempat ini tidak hanya dilihat daria aspek guru saja, tetapi jugaharus dilihat
dari aspek siswa. Guru dan siswa (kelompok siswa) harus memonitor kemajuan proyek
yang mereka buat. Apakah sudah berjalan sesuai perencanaan mereka atau belum? Apa
hambatan yang ditemui? Lalu apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya?
Kemajuan proyek perlu tersus dipantau oleh guru yang mungkin dapat memberikan
bantuan tambahan jika memang diperlukan. Selain itu siswa juga harus belajar bekerja
sesuai rencana jadwal yang mereka buat, apakah semuanya sudah berjalan dengan baik.
5. Mengukur ketercapaian peserta didik
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar.
Selain itu penilaian juga berperan untuk mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta
didik. Penilaian juga berfungsi untuk memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
6. Melakukan Evaluasi Pengalaman Membuat Proyek atau Melaksanakan Proyek
Guru dapat membantu siswa untuk melakukan refleksi diri dalam tujuan membuat siswa
terbiasa untuk selalu mengevaluasi pembelajaran proyek mereka. Di akhir pembelajaran,
selain guru melakukan penilaian (pengujian proses dan hasil belajar) baik dari aspek
sikap, keterampilan dan pengetahuan, guru juga memfasilitasi siswa untuk berpikir dan
mengingat kembali hal-hal terbaim apa yang telah dapat mereka buat selama
mengerjakan suatu proyek, lalu hal-hal apa yang masih perlu diperbaiki, sehingga proyek
mendatang yang akan dilaksanakan oleh mereka akan dapat berjalan dengan lebih lancar
dan berhasil.
RPP Larutan Elektrolit - Non Elektrolit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP 1)

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Semarang


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/Dua
Materi pokok : Larutan elektrolit dan Non elektrolit
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan :1

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


KD dari KI-1:
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
1.2 Menyadari keteraturan dalam semua interaksi persenyawaan kimia sebagai wujud kekuasaan
Tuhan YME
1.3 Menyadari keberadaan energi yang tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan oleh manusia
sebagai wujud kekuasaan Tuhan YME

KD dari KI-2:
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
Indikator:
1. Disiplin melaksanakan tugas dalam kelompok.
2. Jujur dalam mengerjakan soal-soal pre-test (tidak menyontek dan bertanya kepada teman).
3. Tanggungjawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
4. Rasa ingin tahu dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah
(dapat menyelesaikan masalah secara runut di awal hingga akhir dengan langkah-langkah yang
benar).
5. Komunikatif terhadap sesama anggota dalam satu kelompok maupun anggota kelompok lain.
6. Toleransi terhadap perbedaan pendapat dan tidak ingin merasa menang sendiri.

KD dari KI-3:
3.5 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya.
Indikator:
1. Mendeskripsikan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit
2. Mendata bahan-bahan kimia di lingkungan untuk diuji daya hantar listriknya.
3. Mendata bahan-bahan alami di lingkungan untuk dibuat indikator asam-basa.
4. Mendeskripsikan cara kerja alat uji hantar listrik.

KD dari KI-4
4.5 Membuktikan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Indikator:
1. Merancang pembuatan alat uji hantar listrik.
2. Merancang percobaan uji hantar listrik larutan.
3. Merancang pembuatan indikator alami

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kerja mandiri dan kerja kelompok, siswa dapat menunjukkan perilaku dan
sikap jujur, disiplin, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, dan tanggung jawab.
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat mendeskripsikan pengertian larutan elektrolit
dan non elektrolit
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat melakukan pendataan terhadap bahan-bahan
kimia di lingkungan untuk diuji daya hantar listriknya.
4. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat melakukan pendataan terhadap bahan-bahan
alami di lingkungan untuk dibuat indikator asam-basa.
5. Melalui kegiatan studi literatur di internet dan diskusi kelompok, siswa dapat mendeskripsikan
cara kerja alat uji hantar listrik.
6. Melalui kegiatan studi literatur di internet dan diskusi kelompok, siswa dapat merancang
pembuatan alat uji hantar listrik.
7. Melalui kegiatan studi literatur di internet dan diskusi kelompok, siswa dapat merancang
pembuatan indikator asam-basa dari bahan alami.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
a. Konduktor
b. Isolator
c. Pelarut
d. Terlarut
2. Konsep
a. Larutan
b. Larutan elektrolit
c. Larutan non elektrolit
d. Reaksi ionisasi
3. Prinsip
a. Peran ion dalam hantaran listrik larutan (teori Arrhenius)
b. Kekuatan elektrolit
4. Prosedur
a. Mengidentifikasi bahan-bahan kimia dalam kehidupan

E. Metode dan Model Pembelajaran:


1. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Penugasan dan Demonstrasi
2. Model Pembelajaran : Project Based Learning

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media.
Alat uji hantar listrik

2. Alat/Bahan
alat uji elektrolit, gelas kimia, beberapa sampel larutan elektrolit dan nonelektrolit

3. Sumber Belajar
§ Michael Purba, Kimia Kelas X SMA /MA , Erlangga ,Jakarta
§ Supplement books:
· Cerdas Belajar Kimia, Nana Sutresna, Grafindo Media Pratama, 2008
· Buku pegangan Kimia jilid 1, Buku Kimia Penunjang Aktifitas Siswa, dan hands out
· Lembar kerja
§ Internet
http://e-dukasi.net
http://psb-psma.org
G. Langkah-langkah kegiatan pemmbelajaran

Kegiatan Waktu Keterangan


A. Pendahuluan 25 menit
Pendidik memberikan pertanyaan penting yaitu
pertanyaan yang dapat membuat peserta didik
melakukan suatu aktivitas. Pengambilan topik
yang sesuai dengan realita dunia nyata dan relevan
untuk menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik

B. Kegiatn Inti 90 menit


 Perencanaan Proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pendidik dan peserta didik. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan penting,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
 Menyusun jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif
menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini digunakan untuk
mengontrol proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain Membuat timeline dan deadline penyelesaian
proyek.
 Memonitor kemajuan proyek
Pendidik melakukan monitoring dengan cara
memfasilitasi setiap proses yang dilakukan peserta
didik dalam mengerjakan proyek
 Mengukur ketercapaian peserta didik
Melakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian
dan tingkat pemahaman pesea didik

C. Penutup 20 menit
Pendidik melakukan evaluasi aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dikerjakan oleh
peserta didik dan sebagai bahan refleksi
untuk melakukan proyek yang lainnya
H. Penilaian
No Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen Keterangan
1. Sikap - Observasi selama - Lembar
diskusi kelompok, pelaksanaan pr Observasi
e-test dan post-test
2. Pengetahuan - Tes Tertulis - Soal Objektif Pre-test,
post-test
3. Ketrampilan - -

Semarang, Januari 2016


Kepala SMA Negeri 10 Semarang Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Endang SL, M.Pd. Puji Ningrum, S.Pd

NIP. 19601013 198503 2 006 NIP. 19801224 200801 2007


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya
dalamberaktivitas secara nyata. PjBL dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi
dan memahaminya. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek. peserta didik
diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam pembelajaran dengan
melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan
pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian,
tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta
didik. Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk
mengembangkan keterampilan seperti kolaborasi dan refleksi. Menurut studi
penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa untuk meningkatkan
keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara
dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa. Pelajaran berbasis proyek juga
meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dan
antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata
pelajaran lainnya. Antusias peserta didik cenderung untuk mempertahankan apa
yang mereka pelajari, bukan melupakannya secepat mereka telah lulus tes.

B. SARAN
Bagi para guru dan calon guru, metode pembelajaran ini sangat cocok atau sesuai
dengan kurikulum 2013 sekarang. Diharapakan metode pembelajaran ini dapat di
terapkan bagi para pembaca terkhususnya para guru dan calon guru.
DAFTAR PUSTAKA

Triani, W. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar
Geografi. Jurnal. Universitas Lampung: Pendidikan Geografi.
Nursalam dan Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika.
Maryani, I dan Fatmawati, L. 2015. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar:
Teori dan Praktik. Yogyakarta: Deepublish.
Wulandari, B dan Surjono, H.D. 2013. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar
Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, (3), (2): 178-191.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197608-pengertian-metode-pembelajaran-berbasis-
proyek/
http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/17/pengenalan-pbl/
http://pasca.uns.ac.id/?p=1105
http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/JP2F/article/view/127

Anda mungkin juga menyukai