Anda di halaman 1dari 15

CASE METHOD

PERMASALAHAN MANAJEMEN KESISWAAN

“Masalah Kemajuan Belajar dan Evaluasi Belajar dan Solusinya”

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Nama/NIM : Ariana Damayanti Limbong (1203311094)

Ria Anjelina Marbun (1203311063)

Yunita Rahmah Siregar (1203311095)

Dosen Pengampu : Drs Robenhart Tamba

Mata kuliah : Manajemen Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Drs RobenhartTamba, selaku dosen pada mata kuliah ini yang
senantiasa membimbing penulis. Semoga tugas ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami tentang permasalahan
manajemen kesiswaan terkhusus masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar dan
solusinya.

Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari sempurna, Oleh kerena itu
penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini agar kedepannya dapat lebih baik.

Medan, 8 September 2022

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4
C. Tujuan Pembelajaran ......................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Identifikasi Permasalahan Mananjemen Kesiswaan ....................................................... 5
B. Identifikasi Masalah kemajuan Belajar dan Evaluasi belajar ......................................... 8
C. Alternatif Solusi untuk Mengatasi Masalah Kemajuan Belajar dan Evaluasi Belajar .... 9
D. Solusi Yang Paling Tepat dalam Permasalahan Kemajuan Belajar dan Evaluasi Belajar
10
E. Penerapan dari Solusi yang diberikan ........................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen kesiswaan (peserta didik) termasuk salah satu substansi manajemen
pendidikan. Manajemen kesiswaan (peserta didik) menduduki posisi strategis, karena
sentral layanan pendidikan, baik dalam latar institusi persekolahan maupun yang berada di
luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua kegiatan pendidikan,
baik yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber
daya manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan sekolah dengan
masyarakat, senantiasa diupayakan agar kesiswaan (peserta didik) mendapatkan layanan
pendidikan yang handal.

Manajemen kesiswaan (peserta didik) adalah suatu pengaturan terhadap kesiswaan


(peserta didik) di sekolah, sejak kesiswaan (peserta didik) masuk sampai dengan
kesiswaan (peserta didik) lulus, bahkan menjadi alumni. Bidang kajian manajemen
kesiswaan (peserta didik), sebenarnya meliputi pengaturan aktivitas-aktivitas kesiswaan
(peserta didik) sejak yang bersangkutan masuk ke sekolah hingga yang bersangkutan
lulus, baik yang berkenaan dengan kesiswaan (peserta didik) secara langsung, maupun
yang berkenaan dengan kesiswaan (peserta didik) secara tidak langsung kepada tenaga
kependidikan, sumber-sumber pendidikan, prasarana dan sarananya.

Manajemen kesiswaan menjadi hulu dari manajemen pendidikan yang lainnya.


Manajemen kesiswaan akan berpengaruh terhadap manjemen pendidikan lainnya. Jika di
hulu manajemen kurang baik maka akan menimbulkan efek domino terhadap manajemen
yang lain Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka manajemen kesiswaan (peserta
didik) dibekalkan kepada pengelola pendidikan seperti kepala kepala sekolah atau
guru melalui pendidikan dan pelatihan. Melihat pentingnya manajemen kesiswaan dalam
manajemen pendidikan maka para pengelola pendidikan mulai dari kepala sekolah atau
guru wajib memiliki pemahaman terhadap beberapa hal yang penting dari manajemen
kesiswaan. Manajemen tersebut menyangkut pengertian manajemen kesiswaan itu sendiri,
fungsi dan tujuan manajemen kesiswaan dan ruang lingkup manajemen kesiswaan itu
sendiri.

Disamping pemahaman terhadap beberapa substansi dalam manajemen kesiswaan.


Pengkajian terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam manajemen kesiswaan penting

3
dilakukan. Mengingat dalam praktek sebuah manajemen tentu akan menemukan sebuah
masalah-masalah. Sehinggaa pengkajian masalah-masalah dalam manjemen kesiswaan
merupakan bagian kerangka pembentukan manajemen kesiswaan yang efektif dan
mencapai tujuan. Sebagai jawaban dari dasar-dasar pemikiran dibuatlah sebuah makalah
untuk menambah pemahaman tentang substansi manajemen kesiswaan dan pengkajian
masalah-masalah yang berlangsung dalam praktik manajemen kesiswan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan-permasalahan dalam manajemen kesiswaan?
2. Bagaimana permasalahan kemajuan belajar dan evaluasi belajar dalam manajemen
kesiswaan?
3. Apa-apa saja alternatif solusi untuk mengatasi masalah kemajuan belajar dan evaluasi
belajar?
4. Apa solusi yang paling tepat dalam masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar?
5. Bagaimana penerapan dari solusi yang diberikan?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui permasalahan-permasalahan dalam manajemen kesiswaan
2. Mengetahui bagaimana permasalahan kemajuan belajar dan evaluasi belajar dalam
manajemen kesiswaan
3. Mengetahui beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah kemajuan belajar dan
evaluasi belajar
4. Mengetahui apa solusi yang paling tepat dalam masalah kemajuan belajar dan
evaluasi belajar
5. Mengetahui bagaimana penerapan dari solusi yang diberikan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Permasalahan Mananjemen Kesiswaan
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap
peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil
personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas, seperti: pengenalan,
pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang di sekolahJadi manajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai
usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus sekolah. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang
berkenaan dengan peserta didik secara langsung dan segi-segi lain yang berkaitan dengan
peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta
didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin terhadap peserta
didik.

Tujuan manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur kegiatan dalam bidang


kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah berjalan lancar, tertib, teratur dan
tercapai apa yang menjadi tujuan pendidikan di sekolah. Manajemen kesiswaan meliputi
perencanaan kesiswaan, penerimaan siswa baru, pengelompokan siswa, kenaikan kelas,
penjurusan, dan perpindahan siswa intra sekolah.

Masalah-masalah dalam Bidang Kesiswaan adalah sebagai berikut:

1. Masalah Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang
baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
sekolah tersebut. Dalam kegiatan ini kepala sekolah perlu membentuk semacam
kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah
dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah.

5
Kegiatan selanjutnya setelah penerimaan siswa baru adalah pendataan siswa.
Data ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan jika
siswa menemui kesulitan dalam belajar, memberi pertimbangan terhadap prestasi belajar
siswa, memberikan saran kepada orang tua tentang prestasi belajar siswa, pindah sekolah
dan lain sebagainya. Ada beberapa kegiatan yang lain yang harus dilakukan ketika
penerimaan siswa baru yaitu meliputi penetapan daya tampung sekolah, penetapan syarat-
syarat bagi calon siswa untuk dapat diterima di sekolah yang bersangkutan dan
pembentukan panitia penerimaan siswa baru
Untuk masalah yang pertama ini setiap tahun dibentuk panitia penerimaan siswa baru.
Panitia ini diserahi tugas untuk mengmanajemenkan dan mengorganisasikan seluruh
kegiatan penerimaan siswa baru. Pimpinan sekolah harus mampu memberi pedoman yang
jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini berjalan dengan lancar.
Penerimaan murid baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan yang
biasanya dengan mengadakan seleksi calon murid. Pengelolaan penerimaan murid baru ini
harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada
hari pertama setiap tahun ajaran baru.

2. Masalah Kemajuan Belajar dan Evaluasi Belajar


Di samping itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha
mengembangkan kemajuan belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik
harus dilaporkan terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab
pimpinan sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar
anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta latar belakang masalahnya.
Laporan hasil kemajuan belajar hendaknya tidak dianggap sebagai kegiatan rutin saja,
tetapi mempunyai maksud agar orang tua siswa juga ikut berpartisipasi secara aktif dalam
membina belajar anak-anaknya. Kemudian diadakanya Evaluasi bagi siswa-siswa
bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa-siswa, untuk mengetahui metode
pengajar, untuk mencari perbaikan bagi siswa.

3. Masalah Bimbingan
Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah
bimbingan. Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan
saja, tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu
tugas sekolah bukan saja memberikan berbagi ilmu pengetahuan tetapi juga membimbing

6
anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Dalam rangka ini maka tugas pimpinan sekolah
ialah menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kegiatan
bimbingan ini maka anak-anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anak-anak akan ditolong agar mampu mengatasi
masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Dengan demikian diharapkan anak-anak akan dapat bertumbuh secara sehat baik
jasmani dan rohaninya serta dapat merealisasikan kemampuannya secara maksimal.
Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam maupun di luar
jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa dilaksanakan dengan menciptakan
kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajar mereka.
Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah
memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan mencatat kehadiran siswa,
mencatat prestasi dan kegiatan yang diraih daan dilakukan oleh siswa dan mengatur
disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan pemantapan
program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siswa. Apabila siswa telah
selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan,
maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Untuk
mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang kepala sekolah selaku pengelola
sekolah harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu meliputi pengelolaan perencanaan
kesiswaan, mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta mengevaluasi
kegiatan ekstra kurikuler.

7
Dari ketiga permasalahan manajemen kesiswaan diatas, masalah yang kami pilih untuk
diidentifikasi adalah masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar.

B. Identifikasi Masalah kemajuan Belajar dan Evaluasi belajar


Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan
kemajuan belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar dapat menggambarkan tahapan-
tahapan pemikiran siswa mengenai suatu konsep. Oleh sebab itu, kemajuan belajar dapat
menggambarkan perkembangan pemahaman yang dimiliki siswa dari waktu ke waktu
sehingga pemahaman yang dimilikinya sesuai dengan pemahaman para ahli. Hal ini
berarti, selama proses pembelajaran siswa diharapkan terus menerus mengonstruksi dan
merevisi pemahamannya sehingga pemahaman yang dimilikinya terus berkembang dan
sesuai dengan pemahaman ilmiah. Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan
terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan sekolah.
Laporan hasil kemajuan belajar hendaknya tidak dianggap sebagai kegiatan rutin saja,
tetapi mempunyai maksud agar orang tua siswa juga ikut berpartisipasi secara aktif dalam
membina belajar anak-anaknya. Kemudian diadakanya evaluasi bagi siswa-siswa
bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa-siswa, untuk mengetahui metode
pengajar, untuk mencari perbaikan bagi siswa.
Untuk itu guru dapat melakukannya melalui kegiatan evaluasi siswa dan yang
dimaksud dengan evaluasi adalah proses yang harus dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat target pencapaian kinerja maupun dalam upaya peningkatan mutu suatu organisasi.
Sekolah sebagai suatu organisasi juga perlu melaksanakan suatu sistem evaluasi. Dengan
tujuan mengetahui tingkat pencapaian kinerja sekolah yang nantinya akan digunakan
dalam proses perencanaan sekolah dan siklus pengembangan mutu sekolah. Setiap guru
dalam melaksanakan evaluasi harus paham dengan tujuan dan manfaat dari evaluasi atau
penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini,
yang penting ia masuk kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di akhir pelajaran atau
tidak itu urusannya. Yang jelas pada akhir semester ia telah mencapai target kurikulum. Ini
yang menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini.

8
C. Alternatif Solusi untuk Mengatasi Masalah Kemajuan Belajar dan
Evaluasi Belajar
Solusi dalam Masalah Kemajuan Belajar dan Evaluasi Belajar

1. Analisis Kebutuhan

Dalam hal ini, analisis yang dilakukan guru untuk membantu mereka dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan mempermudah mereka dalam menentukan skala
prioritas pemecahannya. Analisis yang akan dilakukan guru seperti dalam menentukan
kebutuhan siswa, baik secara individu maupun kelompok.

2. Menyusun Kisi-Kisi

Dalam hal ini, penyusunan kisi-kisi yang dipersiapkan guru yaitu terkait penilaian yang
relevan dengan materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru kepada siswa.
Fungsi dari kisi-kisi tersebut yaitu sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit
soal dalam tes siswa. Kisi-kisi tersebut juga harus disusun berdasarkan silabus,
sehingga guru terlebih dulu harus menganalisis silabus sebelum menyusun kisi-kisi.

3. Mengembangkan Draf Instrumen

Draf instrumen penilaian yang disusun guru bisa berupa tes maupun non-tes. Dalam
bentuk tes, berarti guru harus membuat soal dengan pertanyaan yang jelas dan terfokus.
Sedangkan dalam bentuk non-tes, guru dapat membuatnya dalam bentuk angket,
lembar observasi, kegiatan wawancara, dan studi dokumentasi.

9
D. Solusi Yang Paling Tepat dalam Permasalahan Kemajuan Belajar dan
Evaluasi Belajar
Diantara ketiga solusi diatas, solusi yang paling tepat menurut penulis adalah Analisis
kebutuhan pada Evaluasi Belajar.
Kebutuhan diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi
yang sebenarnya dan sebagai suatu jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang dimiliki pada suatu saat dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang ingin diperoleh oleh mahasiswa yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan
belajar. Sedangkan analisis kebutuhan adalah alat untuk mengidentifikasi masalah guna
menentukan tindakan yang tepat. Menganalisis kebutuhan pada evaluasi belajar
merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam evaluasi belajar ketika
menghadapi masalah tentang pembelajaran. Kebutuhan belajar siswa sangatlah
beragam karena setiap orang cendrung memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Ada
beberapa kelebihan dari analisis kebutuhan menurut penulis sehingga hal tersebut
sebagai solusi utama yang dapat digunakan oleh seorang pendidik dalam mengatasi
masalah dalam kemajuan belajar dan evaluasi belajar antara lain:
1. Membantu seorang guru dalam melakukan sebuah evaluasi belajar dan memberikan
gambaran yang jelas mengenai kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang
diinginkan siswa.
2. Dapat meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam belajar yang dapat
membantu tercapainya tujuan belajar siswa itu sendiri.
3. Menyesuaikan dengan baik terhadap pengembangan model, metode, hingga media
pembelajaran
4. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.
5. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran
6. Sebagai bahan masukan dalam penyusunan tujuan, materi, media dan evaluasi
pembelajaran sehingga perolehan pengalaman belajar siswa lebih optimal dan sesuai
dengan yang diharapkan.

10
E. Penerapan dari Solusi yang diberikan
Untuk menganalisis kebutuhan siswa dengan baik, terdapat 3 model dalam
melakukannya antara lain:

1. Model induktif

Model ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis kebutuhan belajar yang bersifat
kebutuhan terasa atau kebutuhan belajar dalam pendidikan yang dirasakan langsung
oleh peserta didik. Dalam pelaksanaan identifikasi pun harus dilakukan secara langsung
kepada peserta didik itu sendiri. Langkah-langkah dalam model induktif ialah:

1) Mulai dari pengukuran tingkah laku siswa pada saat sekarang.


2) Mengelompokkan dalam kawasan program dari sudut tujuan yang diharapkan.
3) Harapan-harapan tersebut dibandingkan dengan tujuan besar yang ada pada
kurikulum, baru lahirlah kesenjangan.
4) Untuk menyediakan program maka disusun tujuan secara terperinci dalam
program yang tepat, dilaksanakan, dievaluasi, dan direvisi.

2. Model deduktif

Model deduktif diidentifikasi bahwa kebutuhan pembelajaran yang dilakukan secara


umum dengan sasaran yang luas. Artinya apabila akan menetapkan kebutuhan belajar
untuk peserta didik yang memiliki karakteristik yang sama, maka perlu dilakukan
pelaksanaan identifikasinya dengan dilakukan pengajuan pertimbangan kepada semua
peserta didik. Dimana hasil identifikasi ini diduga akan dibutuhkan untuk keseluruhan
peserta didik yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Hasil dari identifikasi seperti ini
akan digunakan dalam penyusunan materi belajar yang bersifat universal. Langkah-
langkah dalam model deduktif ialah:

1) Dimulai dari tujuan umum berupa pertanyaan hasil belajar yang diharapkan.
2) Kembangkan ukuran/kriteria untuk mengukur tingkah laku tertentu.
3) Kumpulan data untuk mengetahui adanya kesenjangan.
4) Dasar kesenjangan-kesenjangan tersebut disusun dengan tujuan khusus secara
detail.
5) Program dikembangkan, dilaksanakan dan dievaluasi.

11
3. Model klasik

Model klasik ditujukan untuk menyelesaikan bahan belajar yang telah ditetapkan dalam
kurikulum atau program belajar dengan kebutuhan belajar yang dirasakan peserta didik
(sasaran). Tujuan model klasik adalah untuk mendekatkan kemampuan yang telah
dimiliki dengan kemampuan yang akan dipelajari, sehingga peserta didik tidak akan
memperoleh kesenjangan dan kesulitan dalam mempelajari bahan belajar yang baru.
Langkah atau kegiatan dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar model klasik ini
dilakukan pendidik kepada peserta didik dengan cara pemberian tes, wawancara, atau
kartu kebutuhan belajar untuk menetapkan kemampuan awal peserta didik.
Kemampuan awal tersebut akan dibandingkan dengan susunan pengetahuan yang
terdapat dalam materi seperti modul yang sudah ada. Apabila pendidik memperoleh
hasil kemampuan peserta didik di bawah batas awal bahan belajar yang terdapat pada
program belajar, maka pendidik perlu memberikan supplement terlebih dahulu sampai
mendekati batas bahan pelatihan yang akan dipelajari. Namun apabila pendidik sudah
memperoleh hasil kemampuan awal sudah berada pada pokok bahasan yang ada pada
program maka pendidik dalam pembelajaran bertugas untuk menetapkan strategi
belajar dalam pelatihan yang teapat untuk membelajarkan peserta didik dari pokok
bahasan pertama. Penetapan metode belajar ini ditujukan untuk menghilangkan
kebosanan pada diri peserta didik.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta
didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik
lainnya. Dalam hal ini ada permasalahan yang terjadi dan dipilih oleh penulis untuk
dinalisis ialah masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar. Kemajuan belajar dapat
menggambarkan tahapan-tahapan pemikiran siswa mengenai suatu konsep. Kemudian
diadakanya evaluasi bagi siswa-siswa bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa-
siswa, untuk mengetahui metode pengajar, untuk mencari perbaikan bagi siswa. Untuk itu
guru dapat melakukannya melalui kegiatan evaluasi siswa dan yang dimaksud dengan
evaluasi adalah proses yang harus dilaksanakan untuk mengetahui tingkat target
pencapaian kinerja maupun dalam upaya peningkatan mutu suatu organisasi. Setiap guru
dalam melaksanakan evaluasi harus paham dengan tujuan dan manfaat dari evaluasi atau
penilaian tersebut. Tetapi ada juga guru yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini,
yang penting ia masuk kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi di akhir pelajaran atau
tidak itu urusannya.

Untuk masalah tersebut dapat melakukan 3 solusi yakni: 1) analisis kebutuhan; 2)


menyusun kisi-kisi dan 3) mengembangkan draf instrumen. Dari ketiga solusi tersebut,
penulis memilih analisis kebutuhan sebagai solusi utama dalam menyelesaikan
permasalahan keajuan belajar dan evaluasi belajar adalah analisis kebutuhan. Menganalisis
kebutuhan pada evaluasi belajar merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam
evaluasi belajar ketika menghadapi masalah tentang pembelajaran. Untuk menganalisis
kebutuhan siswa dengan baik, terdapat 3 model dalam melakukannya antara lain: 1) model
induktif; 2) model deduktif dan 3) model klasik.

B. Saran
Permasalahan yang terjadi dalam manajemen kesiswaan diperlukan solusi yang pas
dan berkaitan. Untuk itu seorang pendidik dapat mengetahui dengan jelas seperti apa

13
permasalahannya dan dapat menemukan solusinya. Agar proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru dapat terlaksana dengan baik dan bermakna.

DAFTAR PUSTAKA
Hanipah, Sri. (2016). Analisis Kebutuhan Dalam Pembelajaran.
https://blog.unnes.ac.id/haniktp/2016/11/09/analisis-kebutuhan-dalam-pembelajaran/ (diakses
pada 20 September 2022).

Maymunah, Siti. MASALAH UTAMA MANAJEMEN KESISWAAN DAN ORGANISASI


INTRA SEKOLAH. http://sitimaymunahborbat.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-
1_4.html?m=1 (diakses pada 8 September 2022).

Meilina, Agnes. 7 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Melakukan Evaluasi Pembelajaran.
https://blog.kejarcita.id/7-hal-yang-perlu-diperhatikan-saat-melakukan-evaluasi-
pembelajaran/ (diakses pada 20 September 2022).

Riadi, Akhmad. (2017). PROBLEMATIKA SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN.


Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 27(15), 1-12.

Taqwa. (2016). PENDEKATAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK. Journal of Islamic


Education Management, 1(1), l 48 – 55.

Penulis Zulhafendi. (2021). Permasalahan Dalam Evaluasi Pembelajaran di Masa Pandemi


Covid-19. https://suhanews.co.id/permasalahan-dalam-evaluasi-pembelajaran-di-masa-pa/
(diakses pada 20 September 2022).

14

Anda mungkin juga menyukai