Anda di halaman 1dari 16

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada


mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Ferdino Wedi Sanjaya, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh kelompok 2:


1. Nur Astri Fifani (2030111102)
2. Nur Atika (2030111103)
3. Oriza Satifa Putri (2030111106)
4. Rindy Anugrah (2030111123)
PGMI 6 C

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2023M/1444H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-
Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaika makalah ini dengan baik. Tidak
lupa juga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak. Tidak lupa juga terimakasih kami ucapkan kepada
Bapak Ferdino Wedi Sanjaya, S.Pd., M.Pd selaku pengampu mata kuliah yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini berjudul Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan yang disusun
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Pendidikan. Pada
makalah ini akan membahas tentang manajemen peserta didik, manajemen
kurikulum dan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan.
Apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, izinkan penulis
menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tidak sempurna dan masih
memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat
memberikan kritik dan sarannya kepada penulis. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan
untuk menulis makalah lainnya.

Batusangkar, 20 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik........................................... 3
B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum............................................... 4
C. Ruang Lingkup Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan....... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 9
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan ketatalaksanaan
penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran atau tujuan pokok yang
telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana dalam
hubungan kerjasama. Manajemen adalah suatu segi yang perlu menjadi
perhatian dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, karena manajemen
merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, dan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan
dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah maka
ditentukan keberhasilan manajemen semua komponen pendidikan seperti
peserta didik, sarana prasarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
pembiayaan, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan kurikulum. Peserta
didik sebagai titik sentral pendidikan mempunyai kebutuhan, potensi, bakat
dan minat yang berbeda-beda sehingga membutuhkan manajemen yang
mampu memenuhi dan melayani perbedaan-perbedaan tersebut sehingga
mampu mengantarkan peserta didik dalam pencapaian tujuan sebagaimana
yang diamanatkan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang sisitem
pendidikan Nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa ruang lingkup manajemen peserta didik?
2. Apa ruang lingkup manajemen kurikulum?
3. Apa ruang lingkup manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?
C. Tujuan

1
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan
penulisannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen peserta didik.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen kurikulum
3. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik


Manajemen adalah pencapaian sesuatu melalui usaha yang
dilaksanakan bersama-sama dengan orang-orang. Manajemen adalah suatu
rangkaian tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang
rasional dalam suatu system administrasi. Sedangkan peserta didik merupakan
anggota masyarakat yang beruasaha mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjangn, dan jenis pendidikan
tertentu.
Manajemen peserta didik adalah Manajemen peserta didik atau
manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari perencanaan
penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik berada di sekolah,
sampai dengan peserta didik menamatkan pendidikannya melalui penciptaan
suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif. Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu
terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga
keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
1. Perencanaan Peserta Didik
Aktivitas pertama yang dilakukan dalam manajemen peserta didik
adalah melakukan perencanaan (planning). Perencanaan merupakan proses
menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya
dalam kenyataan. Ali Imron mengatakan bahwa perencanaan peserta didik
merupakan suatu aktivitas memikirkan di muka terkait hal-hal yang harus
dilakukan di sekolah berkaitan dengan peserta didik, baik sejak peserta didik
akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah. Perencanaan
peserta didik, dengan demikian merupakan suatu aktivitas memikirkan di

3
muka tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di
sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah, selama di sekolah,
maupun mereka akan lulus dari sekolah. Adapun yang direncanakan adalah
hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan penerimaan peserta didik
sampai dengan pelulusan peserta didik.
Ali Imron, menambahkan bahwa terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh dalam perencanaan peserta didik, diantaranya meliputi: perkiraan
(forcasting), perumusan tujuan (objective), kebijakan (policy), pemrograman
(programming), menyusun langkah-langkah (procedure), penjadwalan
(schedule) dan pembiayaan (bugetting).
2. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik merupakan proses pencarian, menentukan,
dan menarik calon pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Selanjutnya dijelaskan oleh
Mustari bahwa penerimaan peserta didik merupakan proses pendataan dan
pelayanan kepada peserta didik yang baru masuk sekolah, setelah mereka
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sekolah menjelang tahun ajaran
baru. Dengan demikian, penerimaan peserta didik merupakan kegiatan
mencari peserta didik baru untuk dapat mendaftar di suatu sekolah.
3. Orientasi Peserta Didik
Orientasi secara sederhana dapat diartikan perkenalan. Orientasi peserta
didik merupakan kegiatan penerimaan peserta didik baru dengan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu
menempuh pendidikan. Dengan demikian orientasi peserta didik merupakan
perkenalan peserta didik pada lingkungan sekolah yang baru. Perkenalan ini
meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan
fisik sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan menuju
sekolah, halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olah raga,
gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan
di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi: kepala sekolah,

4
guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan peserta
didik senior di sekolah.
4. Pengaturan Kegiatan Pembelajaran Peserta Didik
Kegiatan pembelajaran peserta didik merupakan pemberdayaan peserta
didik yang dilakukan melalui interaksi perilaku guru dan perilaku peserta
didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Karena itu, lembaga pendidikan
(sekolah), yang ingin melakukan peningkatan terhadap kualitas lulusannya
maka dapat dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang
bermutu. Kegiatan pembelajaran yang bermutu tersebut akan terwujud
manakala dilakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan evaluasi (evaluating).
5. Pengaturan Kehadiran Peserta Didik
Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah
kehadiran dan keikut sertaan peserta didik secara fisik dan mental terhadap
aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidak hadiran
adalah ketiadaan partisipasi secara fisik peserta didik terhadap kegiatan-
kegiatan sekolah. Jika pendidikan atau pengajaran dipandang sebagai sekedar
penyampaian pengetahuan, sedangkan para peserta didik dapat menyerap
pesan-pesan pendidikan melalui alat-alat teknologi di rumah, maka
ketidakhadiran peserta didik di sekolah secara fisik mungkin tidak menjadi
persoalan. Sebaliknya, jika pendidikan bukan sekadar penyerapan ilmu
pengetahuan, melainkan lebih jauh membutuhkan keterlibatan aktif secara
fisik dan mental dalam prosesnya, maka kehadiran secara fisik di sekolah tetap
penting apapun alasannya. Dalam konteks pendidikan dan pengajaran di
lingkungan sekolah terdapat tiga jenis ketidakhadiran peserta didik,
diantaranya: ketidakhadiran tanpa memberi izin, ketidakhadiran beberapa jam
pelajaran karena terlambat, dan ketidakhadiran dengan ijin.
6. Pengaturan Kedisiplinan Peserta Didik
Secara etimologis, kata disiplin berasal dari bahasa Inggris “discipline”
yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan secara terminologis, istilah
disiplin mengandung arti sebagai keadaan tertib di mana para pengikut itu

5
tunduk dengan senang hati pada ajaranajaran para pemimpinnya. Dengan
demikian disiplin merupakan ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata
tertib, aturan, norma dan lain sebagainya. Selain itu juga, disiplin dapat juga
dimaknai dengan suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam keadaan
tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran.
Pada konteks pendidikan khususnya dari perspektif peserta didik, maka
disiplin peserta didik adalah suatu keadaan yang teratur yang dimiliki oleh
peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri
dan terhadap sekolah secara keseluruhan.
7. Pengaturan Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokkan peserta didik adalah kegiatan pengklasifikasian
berdasarkan karakteristik tertentu, hal ini dimaksudkan agar peserta didik
berada dalam kondisi yang sama. Selain itu, pengelompokan peserta didik
dapat dipahami sebagai pengelompokan peserta didik dalam satu ruang kelas
berdasarkan pada kesamaan karakteristiknya. Pengelompokan peserta didik
didasarkan asumsi sebagai berikut: (1) Peserta didik memiliki sejumlah
kesamaan sekaligus memiliki sejumlah perbedaan satu dengan lainnya, (2)
Perkembangan atau kematangan peserta didik satu dengan lainnya bisa
berbeda. Agar kematangan yang lebih dulu tidak menunggu kematangan yang
lambat, atau sebaliknya, maka peserta didik perlu dikelompokkan berdasarkan
tingkat kematanggannya, (3) Memudahkan pelayanan kepada peserta didik
yang memiliki karakteristik tertentu yang hampir sama, misalnya kemampuan,
(4) Melalui pengelompokan tertentu, peserta didik lebih mudah dikenali, dan
lebih mudah memberikan pelayanan secara individual yang optimal.
8. Pengaturan Sistem Tingkat
Sistem tingkat adalah suatu bentuk penghargaan kepada peserta didik
setelah memenuhi kriteria dan waktu tertentu dalam bentuk kenaikan satu
tingkat ke jenjang yang lebih tinggi. Kriteria mengacu kepada prestasi
akademik dan prestasi lainnya, sedangkan waktu mengacu kepada lama
peserta didik berada di tingkat tersebut Semua peserta didik mempunyai hak

6
yang sama untuk naik tingkat ke tingkat tertentu. Tetapi ada persyaratan-
persyaratan tertentu yang harus dipertimbangkan.
9. Pengaturan Organisasi Peserta Didik
Organisasi merupakan keseluruhan proses pengelompokan sumber daya
berupa orangorang dan alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
10. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik adalah proses yang
dilakukan terhadap peserta didik agar menjadi manusia yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan, dalam hal ini bakat, minat dan kemampuan
peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan demikian, pembinaan peserta didik
adalah pembinaan terhadap peserta didik yang meliputi layanan-layanan
khusus yang menunjang manajemen peserta didik itu sendiri.
Tujuan dari pembinaan dan pengembangan peserta didik itu pada
hakikatnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia yang
tercantum dalam GBHN. Selain itu, tujuan dari pembinaan peserta didik
adalah menigkatkan peran serta dan inisiatifnya untuk menjaga dan membina
sekolah sebagai wiyata mandala (tempat pendidikan), sehingga terhindar dari
usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional,
menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar
lingkungan sekolah.

B. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan
antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan

7
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum
tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun
dengan lingkungan di mana sekolah itu berada.
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam
manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada
posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut sehingga
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan
visi, misi, dan tujuan kurikulum (Rusman, 2009: 4).

C. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam
organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan

8
SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kempensensi, penghargaan,
pendidikan dan latihan pengembangan dan pemberhentian.
Manajamen merupakan seni yang harus dimainkan oleh seorang pimpinan
organisasi atau kepala sekolah secara piyawai. Disebut seni karena obyeknya
adalah manusia atau sumber daya manusia yang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dan seorang manager atau
kepala sekolah harus mampu membaca potensi-potensi yang dimiliki setiap
anggotanya untuk ditempatkan diposisi dan bagian yang sesuai dengan
kualifikasi dan keahliannya masing-masing. Put the raight man in the raight
place! (Posisikan orang yang tepat pada posisi yang tepat)
Kemampuan memimpin seorang kepala sekolah sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Prilakunya juga harus
dapat meningkatkan kinerja, motivasi, dan semangat orang-orang yang
dipimpinnya dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh
pertimbangan. Seorang kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan untuk
tetap dapat menjaga iklim dan suasana kerja yang kondusif bagi seluruh
penghuninya.
Manajemen tenaga kependidikan (guru dan pegawai) mutlak harus
diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat mendayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal.
Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat mencari,
memposisikan, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan
mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta mampu
menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personalia) mencakup:
1. Perencanaan pegawai
Salah satu metode dalam perencanaan pendidikan yang dapat
digunakan adalah metode proyeksi. Bukan berarti proyeksi itu dapat
diartikan sama dengan perkiraan, keduanya merupakan hal yang berbeda.
Proyeksi adalah suatu aktivitas memperkirakan suatu kondisi dimasa
depan berdasarkan dat dan informasi dimasa lampau dan masa kini.

9
Sedangkan perkiraan biasa disebut forcasting yang tidak menggunakan
atau membutuhkan data atau informasi, baik itu dimasa yang akan datang,
sekarang dan masa lampau.
2. Pengadaan pegawai
Pengadaan guru dan pegawai harus dilakukan kepala sekolah
dengan cermat dan pemilihan yang ketat demi mendapatkan personalia
yang tepat dan memenuhi syarat. Jika hal ini dilakukan sembarangan atau
dalam kata lain terkesan sembarangan maka bisa jadi dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya di sekolah tidak akan maksimal, yang pada
akhirnya akan berdampak kepada ketercapaian tujuan sekolah.
3. Pembinaan dan pengembangan pegawai
Seorang kepala sekolah juga harus mengetahui penyebab dasar dari
melemahnya motivasi dan kinerja pegawai, agar nantinya kepala sekolah
mampu mengambil langkah bentuk pembinaan atau pelatihan apa yang
cocok diberikan kepada mereka agar motivasi dan kinerja mereka dapat
kembali optimal dan dapat melaksanakan semua tugas maupun kewajiban
mereka. Jangan sampai kepala sekolah menutup mata dalam kasus ini,
apabila ini terjadi dalam jangkan yang lama bukan hanya kondisi dan
lingkungan kerja sekolah yang tidak kondusif tapi bisa jadi proses belajar
mengajar dikelas juga akan berdampak parah yang pada akhirnya mutu
dan kualitas sekolah menjadi harga yang harus dibayar mahal oleh
sekolah.
4. Promosi dan mutasi
Seiring dengan berjalannya waktu maka seorang kepala sekolah
harus sudah mengkantongi potensi dan kelemahan para pegawainya agar
dapat melakukan penaikan pangkat, jabatan, atau statusnya bagi mereka
yang memiliki kualitas terbaik dan kinerja yang memuaskan. Namun bagi
mereka yang terkesan malas, tidak produktif, dan tidak mampu menjalani
tugas dengan baik maka kepala sekolah dapat melakukan rotasi jabatan
atau mutasi demi mendapatkan penyegaran dan penyesuaian. Khusus
untuk promosi kenaikan status guru atau pegawai harus sangat

10
diperhatikan, apalagi bagi guru yang sudah ekerja cukup lama maka kepala
sekolah harus cepat mengambil keputusan kenaikan apa yang pantas
diterima guru tersebut
5. Pemberhentian pegawai
Yang dimaksud dengan hal ini adalah pencopotan atau pelepasan
seseorang dari tugas dan tanggung jawabnya yang diputuskan oleh
pimpinan atau kepala sekolah karena hal dan sebab tertentu. Apabila
seorang pegawai yang sudah tidak mampu lagi menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya sebaik dan semaksimal mungkin, maka kepala sekolah
harus bisa mengambil tindakan tegas dengan memberhentikannya dengan
syarat sudah menjalani pertimbangan yang matang dan mendalam
terhadap kasus yang berjalan.
6. Kompensansi dan penghargaan
Yang dimaksud dengan kompensasi adalah balas jasa yang
diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan
mempunyai kecendrungan diberikannya secara tetap. Bentuk kompensasi
tersebut dapat berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas hidup. Hal-hal ini
penting untuk mendongkrak atau menigkatkan kinerja dan kualitas kerja
para guru dan tenaga kependidikan, karena hal ini bisa saja menjadi
peluang bagi setiap orang yang melihat ini sebagai motivasi dari luar
untuk melakukan pekerjaan dan tugasnya lebih baik lagi hari demi hari.
Seorang kepala sekolah harus mampu menentukan kedua hal tersebut di
atas dengan bijak, tentu pemberian kompensasi atau rewards ini harus
disesuaikan dengan hasil dan kualitas yang sudah dicapai oleh setiap guru
atau pegawai.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen peserta didik adalah Manajemen peserta didik atau
manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari perencanaan
penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik berada di sekolah,
sampai dengan peserta didik menamatkan pendidikannya melalui penciptaan
suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif.
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan
antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga
kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta
didik maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam
organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan
SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kempensensi,
penghargaan, pendidikan dan latihan pengembangan dan pemberhentian.
B. Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapan demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini menjadi
sarana untuk menambah wawasan bagi para pembaca. Mohon maaf jika
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu,
kritik dan sarannya kami harapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Rahmat. 2016. Hidayat, Rahmat, Manajemen Pendidikan Islam Strategi


Baru Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Medan: LPPI.
Matin. 2013. Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses Dan Teknik Dalam
Penyusunan Rencana Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, H.E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Murni. 2019. “Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan.” Al-Ihda’: Jurnal
Pendidikan Dan Pemikiran 13, no. 2: 167–76.

Anda mungkin juga menyukai