Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RUTIN

SUBSTANSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Srinahyanti

DISUSUN OLEH:

 Alya Afifah (5223142009)


 Awalinda Kudadiri (5223142028)
 Fransiska Hirim M. Samosir (5223142030)
 Silpia Silaban (5223142013)
 Ummu Hany Lubis (5223142032)
 Torang Jhonrai Tambunan (5223142023)
 Valerine Sembiring (5223142007)

KELAS :F

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIIDKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur penulis kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan izinnya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan materi yang berjudul “Subtansi Manajemen Pendidikan” ini. Karya Tulis
ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah “Profesi Kependidikan”. Melalui
karya tulis makalah ini, penulis ingin memaparkan materi tentang Subtansi Manajemen
Pendidikan.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Srinahyanti selaku dosen
pengampu yang telah memberikan mata kuliah dan bimbingan kepada kami selaku
penulis dan arahan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya tulis ini
baik dari segi materi, maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
para pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis,
makalah ini akan bermanfaat bagi kami selaku mahasiswa sekaligus penulis dan bagi
pembaca umumnya.

Medan, 3 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Pengertian Subtansi Adiministrasi (Manajemen) Pendidikan.....................................6

2.2 Subtansi Manajemen Pendidikan................................................................................6

BAB III.....................................................................................................................................16

PENUTUP................................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan................................................................................................................16

3.2 Saran..........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen pendidikan adalah proses kerjasama dua orang atau lebih dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan
secara umum bertujuan untuk mengelola pendidikan secara efektif dan efisien baik
dari pendekatan teori maupun pendekatan praktik. Ada subtansi inti dalam
manajemen pendidikan sebagai bidang garapan manajemen pendidikan yaitu: (1)
Kurikulum, (2) Peserta Didik, (3) Tenaga Pendidik Dan Kependidikan, (4) Sarana
Dan Prasarana Pendidikan, (5) Keuangan, Dan (6) Layanan Khusus, (7)
Ketatausahaan, (8) Mitra Sekolah dengan masyarakat.

Fungsi dari manajemen pendidikan adalah agar sekolah secara administratif


dapat dikelola dengan baik bukan sekedar masalah ada sekolah, guru, dan peserta
didik lalu urusan sekolah selesai tetapi melihat sudut pandang bahwa sekolah harus
dikelola secara efektif dan efisien untuk mempermudah proses pengelolaan sekolah
itu sendiri. Melihat manajemen sebagai “seni” maka melihat proses pengelolaan
sekolah harus dilihat secara komprehensif untuk melihat permasalahan-permasalahan
yang sering ada disekolah. Dilihat dari prinsip ilmu manajemen itu sendiri yaitu: (1)
perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pelaksanaan, dan (4) Penilaian untuk
mengukur apakah proses pengelolaan sekolah suduh sistematis dan prosedural sebagai
tolok ukur untuk melihat kualitas suatu sekolah.

Manajemen pendidikan menurut Danim (2013:18) manajemen pendidikan


merupakan suatu proses mengoptimasi sumber daya kependidikan yang tersedia dan
dapat diakses untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pendidik
atau guru perlu diatur dan diawasi kinerja nya dalam mengajar karena keberhasilan
suatu proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengajar dan pendekatan
strategi mengajar pada peserta didik sehingga dalam hal ini fungsi manajemen
pendidikan adalah untuk mengatur pendidik agar siap dalam mengajar dikelas.
Menurut Wukir (2013:39) bahwa proses manajemen pendidikan memiliki peranan
penting dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien karena sekolah
juga merupakan salah satu bentuk organisasi yang didalamnya melibatkan berbagai
komponen dan kegiatan pendidikan yang harus dikelola secara baik. Pengelolaan
kegiatan pendidikan di sekolah juga sebaiknya harus mempunyai perencanaan yang
jelas, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan guru dan personel
sekolah sesuai bidangnya agar kinerjanya dapat meningkat, serta melakukan
pengendalian dan pengawasan berkelanjutan.

Tujuan manajemen pendidikan adalah: (1) manajemen pendidikan membantu


pencapaian tujuan institusi pendidikan dengan efektif dan efisien, (2) meningkatkan
kualitas perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan institusi,(3)
membantu menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra baik institusi, (4)
membantu penggunaan sumber daya seperti staf pengajar, staf non pengajar dan
peserta didik dengan baik, (5) meningkatkan efisiensi institusi dalam pencapaian
tujuan dengan waktu dan biaya yang minimum, (6) membantu penggunaan fasilitas
pendidikan secara optimum, (7) mencegah terjadinya duplikasi pekerjaan, (8)
membantu staf dan pelajar dalam mengelola konflik interpersonal, stres, waktu secara
efektif, (9) meningkatkan komunikasi interpersonal diantara anggota
sekolah/universitas, (10) menunjang kompetensi managerial tenaga kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu subtansi manajemen pendidikan?


2. Apa pengertian, tujuan, dan fungsi organisasi profesi?
3. Bagaimana analisis subtansi manajemen pendidikan?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui Subtansi manajemen pendidikan.


2. Dapat mengetahui pengertian makna, tujuan serta fungsi dari Manajemen
pendidikan.
3. Untuk menganalisis apa itu subtansi manajemen pendidikan.
4. Dapat mengetahui kode etik guru
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Subtansi Adiministrasi (Manajemen) Pendidikan

Subtansi administrasi adalah badan yang mengatur pendidiksn di Indonesia. Dengan


badan ini semua hal yang mengenai pendidikan akan di atur. Administrasi yang baik akan
menghasilkan pendidikan yang baik pula. Agar proses itu bisa berjalan, diperlukan
perencanaan pendidikan dan pembelajaran yang jelas dan bersifat menyeluruh. Selanjutnya,
agar perencanaan itu dapat dikerjakan, maka diperlukan sistem manajemen pelaksaan efektif
dan efisien. Keseluruhan sistem dimulai dari penyusunan, perencanaan, pengaturan seluruh
langkah proses pelaksanaan sampai membuahkan hasil itulah “administrasi pendidikan”.

2.2 Subtansi Manajemen Pendidikan

Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang atau jenis tugas pokok yang harus
dikelola oleh administrator atau manajer pendidikan. Secara operasional bidang tugas ini
disebut sebagai subtansi manajemen yang harus diberdayakan sedemikian rupa oleh
administrator atau manajer (kepala sekolah) agar tujuan pendidikandan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif dan efisien.

Subtansi administrasi (manajemen) pendidikan meliputi:

a. Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mencakup tujuan,
isi dan bahan pengajaran serta metoda yang digunakan sebagai bahan pengajaran
yang akan diselenggarakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk
mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Proses manajemen
kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal
dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan
metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta
mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai
berikut:
 Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus
sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar
sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
 Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi
yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya dan penuh
tanggung jawab.
 Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan
maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang
terkait.
 Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai
tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen
kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya
tenaga, biaya, dan waktu.
 Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.

Adapun fungsi-fungsi dari manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:


 Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, karena
pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan
pengelolaan yang terencana.
 Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil
yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara
integritas dalam mencapai tujuan.
 Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya
dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
 Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan
dengan kebutuhan setempat.

Bentuk-bentuk Kurikulum:

1. Subject Matter Curiculum: Yaitu kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang
terisah-pisah.
2. Broad Field/Correlated Curriculum: Yaitu kurikulum yang disusun dengan
menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam satu kesatuan.
3. Integrated Curiculum: Yaitu kurikulum yang diorganisasikan dalam bentuk unit-
unit tanpa harus ada mata pelajaran atau bidang studi.
4. Core Curiculum: Yaitu kurikulum inti yang diberikan kepada semua siswa untuk
mencapai keseluruhan program kurikulum secara utuh.
b. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan salah satu subtansi inti yang harus dikaji
dan diselenggarakan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peserta didik menurut
ketentuan umum Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Manajemen peserta
didik merupakan suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan, dan layanan siswa dikelas dan diluar kelas seperti pengenalan,
pendaftaran, minat, kemampuan dan lain-lain.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di
sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah: (1) Meningkatkan
pengetahuan, (2) keterampilan dan psikomotor peserta didik, (3) Menyalurkan dan
mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik, (4)
Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan
dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi
kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.

Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen


sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama dan atau
mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan. Ambisi sektoral
manajemen peserta didik tetap ditempatkan dalam kerangka manajemen sekolah.
Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem manajemen sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk
kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik,
haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan
punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik,
tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan justru
mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena membimbing, haruslah
terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing. Ialah peserta didik sendiri.
Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik manakala
terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian
peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik
tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat.
Ini mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi
sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh
kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta
didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
c. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah kegiatan pengelolaan
guru dan staf agar dapat melaksanakan tugas-tugas fungsinya secara efektif.
Pengelolaan tersebut setidaknya harus memenuhi kebutuhan minimal organisai, maka
organisasi/lembaga harus memiliki visi, sehingga pada saat menentukan kriteria
kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan akan tepat sasaran.
Tenaga pendidik dan Kependidikan menjadi sangat penting adanya dalam
penyelenggaraan pendidikan, maka pengelolaan sumber daya manusia (Tenaga
pendidik dan Kependidikan) harus berjalan dinamis untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sempurna.
Adanya manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk
mempermudah pengelolaan aktivitas kepegawaian di sekolah. Tujuan utama dari
manajemen sumber daya manusia adalah untuk memelihara kehidupan kerja para
karyawan dari waktu mereka masuk ke organisasi hingga keluar organisasi dan
memastikan terjalinnya kerjasama yang terbaik dalam mencapai tujuan organisasi
( Wukir, 2013:52).  Manajemen pendidik dan kependidikan memiliki tujuan utama
yaitu keteraturan tentang kepegawaian mulai dari pegawai masuk ke sekolah hingga
diberhentikan dari sekolah
Tenaga pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU RI no 20 Tahun2003,
Pasal 39 ayat 2)

d. Manajemen Sarana dan Prasarana


Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan
suatu pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana
pendidikan. Manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan proses perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk menunjang
pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur,
efektif, dan efisien. Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas
sekolah, dapat di kelompokan menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku,
perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.Sedangkan prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses
pendidikan di sekolah.
Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai, ada beberapa prinsip-prinsip
yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah :
1. Prinsip pencapaian tujuan. manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil
bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel
sekolah akan menggunakannya
2. Prinsip efisiensi. Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan
prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya
dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka
perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan
pemeliharaannya.
3. Prinsip administrative. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku
pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu
memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di
berlakukan oleh pemerintah.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab. semua tugas dan tanggung jawab semua orang
yang terlibat itu perlu di deskripsikan dengan jelas.
5. Prinsip kekohesifan. Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan
pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah
yang sangat kompak.
e. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta
pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah sehingga kegiatan
operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Agar penggunaan dana pendidikan bisa
dipertanggung jawabkan dengan baik dan benar baik kepada masyarakat dan
pemerintah dapat dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Hemat: Tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.
3. Keharusan penggunaan kemampuan.

Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan di sekolah dilakukan oleh otorisator,


ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk
mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran. Ordonator adalah
pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala
tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritasi yang ditetapkan. Bendahrawan adalah pejabat
yang berwenang dalam melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau
surat-surat berharga lainnya

f. Manajemen Layanan Khsusus

Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik

1. Layanan Bimbingan dan Konseling. Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah


proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan
dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan
yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
2. Layanan Perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan
layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses
pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta
memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
3. Layanan Kantin/Kafetaria. Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah
supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan
berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi.
Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari
makanan keluar lingkungan sekolah.
4. Layanan Kesehatan. Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
5. Layanan Transportasi Sekolah. Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik
merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar.
Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan
pendidikan dasar.
6. Layanan Asrama. Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan
diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat
bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
g. Manajemen Ketatausahaan
Ketatausahaan peserta didik berkaitan dengan pencatatan data dan pengaturan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peserta didik mulai dari masuk sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Sementara itu,
ketatausahaan peserta didik sebagaimana disebutkan Abdul Aziz Wahab (2008: 107)
berkaitan dengan kegiatan kesekretariatan, menghimpun surat, keterangan, dan
informasi. Pelaksanaan ketatausahaan siswa merupakan bentuk pelayanan
administratif siswa yang terselenggara selama siswa berada di sekolah. Jadi,
pelayanan ketatausahaan siswa berupa pelayanan mengenai surat-menyurat,
keterangan (data), dan informasi yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari
masuk sekolah, proses perkembangan di sekolah, sampai dengan keluarnya peserta
didik tersebut dari suatu sekolah.

pelaksanaan pelayanan ketatausahaan peserta didik di suatu sekolah memiliki tujuan


sebagai berikut:

a. Memudahkan pihak sekolah, guru, dan orang tua peserta didik dalam
memantau keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar para peserta didik
selama mengikuti pembelajaran di sekolah.
b. Mendeteksi kondisi setiap peserta didik sehingga pihak sekolah dapat
memberikan bimbingan maupun bantuan terhadap peserta didik yang memiliki
suatu permasalahan.
c. Menunjang aktivitas pengembangan pengetahuan, sikap kepribadian, aspek
sosial emosional, dan keterampilan setiap peserta didik sehingga dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai potensi masing-masing.
d. Mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai
manajer pendidikan di suatu sekolah. Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan
peserta didik merupakan salah satu tugas sekolah untuk memenuhi hak siswa
selama menempuh pendidikan di suatu sekolah dalam rangka menunjang
segala aktivitas pembelajaran guna tercapainya tujuan pendidikan yang efektif
dan efisien.

h. Manajemen Mitra Sekolah dengan Masyarakat


Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara
sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang
kebuttuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat
dalam usaha memajukan sekolah.

Tujuan Manajemen Sekolah dan Masyarakat (Husemas)

Tujuan Husemas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan sekolah secara


harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan disekolah dan memberi manfaat masyarakat
akan kemajuan sekolah.

Elsbree yang dikutip Sobari (1994) mengemukakan tujuan husemas, yaitu:

 Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.

 Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan


meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

 Untuk mengembangkan antuasisme atau semangat saling bantu antara sekolah dengan
masyarakat antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.

Fungsi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Fungsi Husemas dideskripsi sebagai berikut :

 Mengebangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program


pendidikan di sekolah.

 Dapat menetapkan bagaimana harapan masyarakat terhadap sekolah dan apa


harapannya mengenai tujuan pendidikan.

 Memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat untuk sekolahnya, baik financial,


material maupun moril.

 Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarkat terhadap kualitas
pendidikan yang dapat diberikan oleh sekolah.

 Merealisasikan perubahan-perubahan yang diperlukan dan memeperoleh fasilitas


dalam merealisasikan perubahan-perubahan itu.
 Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha-usaha memecahkan
persoalan pendidikan.

 Meningkatkan semangat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat, dan


meningkatkan partisipasi kepemimpinan untuk meningkatkan kehidupan dalam
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi profesi merupakan wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki


keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahian tertentu. Dikatakan
ciri khas oleh karena bidang pekerjaan tersebut diperoleh bukan secara kebetulan
dari sembarangan orang, tetapi melalui satu jalur khusus. Seperti melalui
perguruan tinggi atau melalui penekunan secara sistematis dan mendalam.
Di dalam perkembangannya, organisasi profesi guru atau kependidikan telah
banyak mengalami perubahan. Hal ini sejalan dengan terjadinya perubahan profesi
kependidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat
(6) bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.”
Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 ada lima misi
dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu meningkatkan dan atau
mengembangkan: karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan
kesehjateraan seluruh tenaga kependidikan.

3.2 Saran

Agar tidak menyimpang dari kode etik yang akan berdampak pada
profesionalitas kerja maka :

1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi terutama kode etik


keguruan.
2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktik pendidikan
yang dijalani.
3. Kode etik yang diterapkan hendaknya sesuai dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi organisasi profesi
4. Terhadap pelaksana profesi hendaknya menjalankan profesi sesuai dengan
kode etik yang diterapkan agar profesi yang dijalani sesuai dengan
tuntutannya.

Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan
manajemen pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/502846141/Ppt-roup-7-Subtansi-Manajemen-Pendidikan

https://id.scribd.com/document/376148317/LK-8-PROKEP

Anda mungkin juga menyukai