Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang


diampu oleh :

Dr. Cepi Triatna, M.Pd. dan Fitri Yusfi Hartini, S.Pd

Oleh :

Akhmad Chaerul Umam (1702413)

Saska Dewinty (1703060)

Ripki Septiantoro (1703230)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “MANAJEMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM”
dengan baik. Makalah ini merupakan bentuk pemenuhan tugas mata kuliah
pengelolaan pendidikan yang diampu oleh Dr. Cepi Triatna, M.Pd. dan Fitri Yusfi
Hartini, S.Pd.

Dalam proses penyusunannya, kami berusaha untuk menyusun makalah


dengan baik. Beberapa sumber kami gunakan untuk membantu dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Bandung, Maret 2019

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 2

1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 2

1.3 TUJUAN ................................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 2

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN ............................................................ 2

2.2 PENGERTIAN KURIKULUM ............................................................. 2

2.3 PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM................................... 3

2.4 RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM ........................... 4

2.5 PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM .................... 7

2.6 KOMPONEN- KOMPONEN KURIKULUM ...................................... 7

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 10

3.1 HASIL OBSERVASI..................................................................... ....... 10


3.2 PENEMUAN OBSERVASI.......................................................... ........ 11

BAB 4 PENUTUP ............................................................................................... 12

4.1 KESIMPULAN ............................................................................. ....... 12

4.2 SARAN.......................................................................................... ........ 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana
belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik secara aktif, efektif dan efisien
dalam mengembangkan potensi yang diperlukan dirinya di dalam masyarakat.
Tujuan pendidikan nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan
dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari nilai-
nilai filsafat Pancasila yang dianut bangsa Indonesia, dicerminkan dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingan pentingnya
peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta
didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para
penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga
sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala
sekolah, pengawas pendidikan, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-
tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrument dalam
melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenis dan
jenjang pendidikan/persekolahan. Tyler (1988) mengemukakan pandangan yang
erat kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (School
purposes), yaitu the use of philosophy, study of learners, suggestion from subject
specialist, studies f contemporary life, dan use of psychology of learning.
Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kurikulum di sekolah adalah
pemberdayaan di bidang manajemen kurikulum itu sendiri. Manajemen kurikulum
di sekolah perlu dikelola dngan baik oleh pimpinan lembaga beserta pihak-pihak
yang terkait dengan pengembangan kurikulum di sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu manajemen kurikulum?
2. Apa itu ruang lingkup manajemen kurikulum?
3. Apa prinsip dan fungsi Manajemen kurikulum?
4. Apa saja komponen-komponen kurikulum?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
2. Memperoleh informasi, bekal dan wawasan.
3. Mengetahui jawaban dari semua rumusan masalah.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung untuk


penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan organisasi (Husaini Usman: 2013). Dengan demikian,
manajemen bisa diartikan sebagai upaya menata sumber daya agar organisasi
terwujud secara produktif. Adapun menurut George R. Terry, dalam bukunya
Principles of Management yaitu suatu proses yang membedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

2.2. Pengertian Kurikulum

Menurut KBBI V, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang


diajarkan pada lembaga pendidikan. Kurikulum adalah sebagai sebuah
perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar
menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis
dalam Oliva 1991:6). Sedangkan menurut Crow and Crow, “Kurikulum adalah
rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis
untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah”.
Menurut Soedijarto, kurikulum merupakan serangkaian pengalaman dan
kegiatan belajar yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga
pendidikan yang berwenang. Adapun di Indonesia, dalam UU No.20 Tahun 2003
pasal 1 ayat 19, konstitusi menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
satuan rencana pembelajaran yang mencakup mata pelajaran dalam sebuah
lembaga pendidikan yang disusun secara sistematis untuk mendidik seseorang.

2.3 Pengertan Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum adalah upaya mengoptimalkan pengalaman-


pengalaman belajar siswa secara produktif dengan melibatkan sumber daya-
sumber daya yang ada di lembaga pendidikan atau sekolah (Sururi dan Diding,
147:2018) atau manajemen kurikulum bisa diartikan sebagai suatu sistem
pengellaan kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Rusman: 2012).
Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, kurikulum dikatakan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Selain memiliki rencana atau kegiatan di dalamnya, kurikulum
memegang peranan penting dalam sistem manajemen pendidikan bisa dikatakan
bahwa kurikulum dalam pengelolaannya ikut mengambil peran yang cukup
penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan proses dalam pendidikan.
manajemen kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar
yang dialami oleh peserta didik yang membutuhkan strategi tertentu sehingga
menghasilkan produktivitas belajar. Strategi itu mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian, hingga evaluasi yang perlu didukung oleh sumber
daya yang memadai. Manajemen kurikulum ditinjau dari kurun waktu bisa short-
term atau long-term yang penting ada keterkaitan, komperhensif, dan
berkelanjutan antara satu program dengan program yang berikutnya. Dengan
demikian, pengertian manajemen kurikulum adalah upaya mengoptimalkan
pengalaman-pengalaman belajar siswa secara produktif dengan melibatkan
sumber daya-sumber daya yang ada di lembaga pendidikan/ sekolah.
2.4 Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan,


dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah, kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum
nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan
kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang berintegrasi dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.

2.5 Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum


adalah sebagai berikut:

1. Produktivitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek


yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan
bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan
tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang


menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.

3. Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen


kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang
terlibat.
4. Efektifititas dan efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan


efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan
manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

5. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum

Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan


visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan
manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif,
efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun
komponen kurikulum

2.6 Komponen - Komponen Kurikulum

Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh


empat komponen, yaitu: komponen tujuan, isi, metode/strategi, dan evaluasi.
Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.
Manakala, salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu
atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan
terganggu pula

1) Komponen Tujuan
a) Tujuan Pendidikan Nasional

Menurut UU No. 20 tahun 2003, pasal 3, bahwa pendidikan


nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatis, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggunga jawab.
b) Tujuan Institusional

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap


lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kulaifikasi yang harus dimiliki setiap siswa setelah mereka
menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
tertentu.

c) Tujuan Kurikuler

Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap


bidang studi atau mata pelajaran. Oleh karena itu, tujuan kurikuler
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah
mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu
lembaga pendidikan.

d) Tujuan Instruksional atau Pemblajaran

Tujuan Pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki


oleh setian siswa setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam
bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

2) Komponen Isi

Isi kurikulum menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan


pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap
mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi
maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.

3) Komponen Metode atau Strategi

Strategi meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan


untuk mencapai tujuan tertentu. T. Rakajoni (1989) mengartikan strategi
pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Dari kedua pengertian di atas, ada dua hal yang dapat dicermati. Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.

4) Komponen Evaluasi

Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat


dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.

a. Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek


kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil biasanya diolah
secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah
berakhir pembahasan setalah pokok bahasan selesai satu semester. Dilihat dari
fungsinya, tes yang dilaksanakan setelah satu semester dinamakan tes sumatif.
Hal ini disebabkan hasil dari tes itu digunakan untuk menilai keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran sebagai bahan untuk mengisi buku kemajuan
belajar (nilai raport). Sedangkan tes yang dilakukan setalah proses belajar
mengajar dinamakan tes formtif karena fungsinya bukan untuk melihat
keberhasilan siswa akan tetapi digunakan sebagai umpan balik untuk
perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

b. Nontes

Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Beberapa jenis nontes,
diantaranya observasi, wawancara, studi kasus, skala penilaian.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Observasi


Memasuki pertengahan tahun 2013, dunia pendidikan Indonesia
dihadapkan pada suatu kebijakan nasional yang sangat penting, yaitu
mulai diterapkannya Kurikulum 2013. Kebijakan kurikulum baru menjadi
menarik untuk terus dikaji, terutama secara akademik. Hal ini terjadi
karena kurikulum merupakan salah satu instrumen penting dalam proses
pendidikan, dan selalu mengalami proses pembaharuan seiring dengan
perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Keberhasilan penerapan Kurikulum 2013 ditentukan oleh guru,
kepala sekolah, dan tenaga kependidikan. Namun, sosok yang utama
dalam penerapan kurikulum itu adalah guru. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyoroti bahwa pemahaman dan kesiapan ketiganya dalam
menerapkan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran menjadi kunci
utama keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Guru dengan
dukungan penuh kepala sekolah dan bantuan profesional dari pengawas
sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan peserta didik.
Salah satu pembeda kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya ialah scientific approach. Namun, masih banyak guru yang
merasa kesulitan menerapkan pendekatan tersebut dalam mengajar.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKMP3), Agnes Tuti Rumiati, dalam Dialog
dan Konsultasi Nasional terkait Kurikulum 2013. Dia menyebut, terdapat
banyak hal yang belum dipahami tenaga pendidik terkait kurikulum 2013.
Kedua, para guru masih kesulitan menerapkan scientific approach
dalam kegiatan belajar mengajar. Metode tersebut digunakan karena
melihat adanya gap antara jenjang pendidikan, baik SD ke SMP, SMP ke
SMA, SMA ke Perguruan Tinggi.
Kendala ketiga, adalah membuat siswa aktif. Sebab, dalam
kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar siswa bertanya.
Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya.

3.2 Penemuan Observasi


Guru mempunyai peranan yang penting dalam implementasi
kurikulum. Peran guru tersebut terutama dalam menjadikan kurikulum
sebagai sesuatu yang aktual (actual curriculum) dalam kegiatan
pembelajaran. Altirchter (2005:9) menyebutkan tiga faktor penting dari
guru sebagai faktor-faktor yang membatasi implementasi kurikulum, yaitu
(1) competencies and attitude; (2) decision-making participation; and (3)
quality of collegial relationship. Ketiga faktor yang dikemukakan
Altirchter tersebut menunjuk pada kompetensi, baik kompetensi
profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian maupun
kompetensi sosial. Partisipasi dalam pengambilan keputusan menunjuk
pada kemampuan partisipatif guru dalam pengambilan keputusan, baik
pengembangan kurikulum maupun pembelajaran. Demikian juga dengan
kualitas hubungan kolegial di sekolah dengan sesama guru. Kualitas
hubungan kolegial tersebut penting untuk memperkuat kemampuan
parsisipatif guru.
Bennie & Newstead (2005:4) menyebutkan bahwa teachers’
content knowledge merupakan salah satu faktor rintangan dalam
implementasi kurikulum baru.Melalui penelitian yang mereka lakukan,
ditemukan bahwa teacher content knowledge does influence classroom
instruction and the richness of learners’ mathematical experiences. Hasil
penelitian ini memperkuat proposisi mengenai peran pengetahuan
konseptual guru yang melandasi bahan ajar. Guru sudah harus memiliki
pengetahuan konseptual yang kuat, baik konten bidang studi maupun
pengetahuan konseptual pedogogik dan pembelajaran. Penguasan konten
pedagogik dan keilmuan bidang studi akan memperkuat kemampuan guru
dalam mengembangkan silabus, bahan ajar, dan pendekatan-pendekatan
metodologis pembelajaran.
Pengembangan kemampuan guru untuk implementasi kurikulum
baru memerlukan suatu manajemen kuat dan baik yang mencakup
pengembangan kompetensi, baik kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian maupun sosial. Terdapat beberapa aspek yang memerlukan
tata kelola atau manajemen yang baik, yaitu perencanaan dalam
pembinaan dan pengembangan kompetensi, pemanfaatan dan
pendayagunaan, monitoring dan evaluasi, serta manajemen sistem
pendukung baik regulasi, sarana dan prasarana, maupun dukungan
finansial.
BAB 4
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai