Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN SEBAGAI PROSES PENERAPAN

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAN


SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I

NAMA : 1. FA’ASO ZEGA ( 209902005 )


2. RINI SUZWINA TELAUMBANUA ( 202108063 )
3. ARISMAN NDRURU ( 209902004 )
4. SINEMA WARUWU ( 209902026 )
MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:
Dra. NUR SAYANI MARU’AO, M.Pd.

UNIVERSITAS NIAS ( UNIAS )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Makalah ini berjudul “Manajemen Sebagai Proses Penerapan Fungsi-Fungsi
Manajemen Dan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan”. Atas terselesainya makalah ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan
yang menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Harapan penulis atas terbentuknya makalah ini, semoga makalah ini memberikan
informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Gunungsitoli, 15 September 2022

Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2
A. Pengertian Manajemen Pendidikan.......................................................................2
B. Manajemen Sebagai Proses Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen...................2
C. Manajemen Sebagai Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................................8
A. Kesimpulan...............................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Indonesia meliputi semua kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara informal, formal, dan non formal. Tujuan
umum pendidikan adalah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dalam arti
pendidikan yang dilakukan tetap mempertahankan kesatuan, keanekaragaman,
mengembangkan cita-cita perorangan, masyarakat, bangsa, dan negara. Setiap warga
negara berhak memperoleh pendidikan secara merata dengan keunggulan dan
penyeimbangan antara pemanfaatan dengan prestasi. Tujuan pendidikan ini akan dapat
tercapai apabila dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan terjaminnya kualitas
lulusan, manajemen proses. Bidang pendidikan yang menjadi tumpuan harapan banyak
pihak untuk dapat menghasilkan sumber daya yang berkualitas, masih banyak
menghadapi masalah, disamping karena tuntutan masyarakat yang terus berkembang,
juga dihadapkan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang terus-menerus
berkembang dengan sangat cepat.
Saat ini, pengelolaan pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia
terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal.. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, disadari masih menemukan berbagai
masalah. Masalah utama dan merupakan sumber masalah adalah masalah manajemen
yang berakibat pada rendahnya mutu, terutama mutu penyelenggaraan pendidikan baik
pendidikan dasar, menengah, maupun tinggi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?
2. Bagaimana proses penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam sebuah manajemen?
3. bagaimana sistem penjaminan mutu pendidikan dalam sebuah manajemen?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian manajemen pendidikan
2. Mengetahui dan memahami manajemen sebagai proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen.
3. Mengetahui dan memahami sistem penjaminan mutu pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan
sumber daya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai
atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu (Prajudi
Atmosudirdjo1982 : 124).
Menurut Handoko (2012:8) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
oraganisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Ki Hajar Dewantara menjelaskan pendidikan yaitu tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa Manajemen
pendidikan ialah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan
tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan,
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. Tujuan
manajemen pendidikan yakni terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang
aktif , kreatif dan efektif sehingga akan dihasilakan proses pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik dan juga pendidik

B. MANAJEMEN SEBAGAI PROSES PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI


MANAJEMEN

Kegiatan manajemen selalu mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang


diharapkan. Dengan demikian, kegiatan manajemen selalu terkait dengan fungsi
organisasi, yang sering disebut fungsi manajerial. Sebagaimana fungsi manajemen pada
umumnya, manajemen pendidikan juga memiliki fungsi yang sama, yakni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

2
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan pekerjaan apa
yang harus dilakukan oleh suatu kelompok demi tercapainya tujuan yang telah
digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, termasuk
pemilihan alternatif keputusan.
Dalam peaksanaannya, perencanaan memerlukan pemikiran tentang segala
hal yang akan dikerjakan, seperti mengapa, serta siapa yang terlibat dan
bertanggungjawab terhadap pekerjaan tersebut. Dengan lima “w” dan satu “h” (what,
when, where, who, why, dan how).
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi merumuskan bahwa perencanaan
pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyediakan fasilitas dan
lingkungan tertentu, dan mengidentifikasikan prasyarat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sekaligus menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha
membentuk manusia agar memiliki kompetensi individual dan social secara
maksimal.
Pada hakikatnya, perencanaan pendidikan ialah proses pemikiran yang
sistematis dan analisis rasional (mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
melakukannya, siapa pelaksanannya, mengapa hal itu harus dilakukan, dan kapan
suatu kegiatan dilaksanakan?) untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih
efektif dan efisien, sehingga proses pendidikan dapat memenuhi  tuntutan dan
kebutuhan masyarakat.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang
lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuannya, mengalokasikan sumber daya, dan mengkoordinasikan demi
efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian, pembagian tugas seyogiannya disesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian orang yang memegang tugas. Misalnya dalam pendidikan,
pembagian tugas guru dalam bidang studi yang diajarkan harus sesuai dengan
kemampuan dan latar belakang pendidikannya. Sebagaimana kita ketahui, “jika suatu
pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya”. Artinya, suatu pekerjaan yang ditangani oleh orang yang bukan ahli
nya di bidang tersebut, pekerjaan tersebut tidak akan sukses seperti yang diinginkan.

3
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) ditujukan untuk membimbing bawahan agar menjadi
pegawai yang mempunyai pengetahuan dan keahlian memadai, serta bisa bekerja
secara efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pada
dasarnya pengarahan berkaitan dengan motivasi, komunikasi, dinamika kelompok,
dan kepemimpinan.

4. Pengawasan
Pengawasan sangat diperlukan untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana
hasil yang telah tercapai. Istilah pengawasan juga bisa diartikan atau disamakan
dengan “pengendalian”, yang diperlukan untuk memastikan bahwa suatu aktivitas
atau kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Agar pengawasan pendidikan dapat berfungsi efektif beberapa hal berikut
harus diperhatikan:
a. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang digunakan dalam
sistem pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
b. Standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan.
c. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi atau
lembaga pendidikan.
d. Kuantitas pengawasan harus dibatasi. Artinya jika pengawasan terhadap
karyawan terlalu sering, ada kecenderungan mereka kehilangan otonomi mereka.
Hal ini dapat menimbulkan persepsi bahwa pengawasan itu sebagai
pengekangan.
e. Sistem pengawasan harus dikemudikan dan dikontrol. Artinya, pengawasan
menunjukan waktu sebuah tindakan korektif harus diambil.
f. Pengawasan hendaknya mengacu kepada tindakan perbaikan. Artinya, tidak
hanya mengungkap penyimpangan dari standar yang ditetapkan, tapi juga
penyediaan alternatif perbaikan sekaligus menentukan tindakan perbaikan
g. Pengawasan hendaknya mengacu kepada prosedur pemecahan masalah, yaitu
menemukan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan
penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan, dan
mencegah timbulnya masalah yang serupa.

4
C. MANAJEMEN SEBAGAI SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Kegiatan penjaminan mutu merupakan perwujudan akuntabilitas dan transparansi


perguruan tinggi. Dan dengan memperhatikan butir-butir mutu yang ditetapkan antara
lain: kurikulum program studi, sumber daya manusia terdiri dari dosen dan tenaga
kependidikan, mahasiswa, proses pembelajaran, prasarana dan sarana, suasana akademik,
keuangan, penelitian, publikasi, pengabdian kepada masyarakat, tata pamong, manajemen
lembaga, dan sistem.

Terry seperti dikutip oleh Tripathi dan Reddy (2008:2), menyatakan bahwa
“Management is a process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling.
To performed determine and accomplish the objectives by the use of people and
resources”. Montana dan Charnov (2008:2), menyatakan bahwa “Management is
working with and though other people to accomplish the objectives of both the
organization and it’s members”. Manajemen juga dikemukakan oleh Koontz dalam
Reddy berpendapat (2004:3), menyatakan bahwa “Management is the process of
desaigning and maintaining an environment in which individuals, working together, in
groups efficiently accomplish selected aims”. Sikula seperti dikutip oleh Hasibuan
(2008:2), mengatakan bahwa manajemen adalah aktivitas–aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi,
dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan
dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Koontz dan O’Donell seperti dikutip
oleh Suprapto (2009:122), bahwa “Management is getting things done throught people.
In bringing about this coordinating at group activity, the manager, as a manager plans,
organizes, staff, direct, and control the plans, organizes staff, direct, and control the
activities other people”.

Tampubolon (2001:108), bahwa mutu adalah paduan sifat-sifat produk yang


menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan langsung atau tak
langsung, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat masa kini dan masa depan.
Juran seperti dikutip oleh Tony (2005:71), menyatakan bahwa “Quality is freedom from
deficiencies and product features”. Arcaro (2007:75), menyatakan bahwa mutu adalah
sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Evans dan
Lindsay (2011:18), menyatakan bahwa “Quality is conformance to specification, meeting
and exceeding consumer expectations”. Deming seperti dikutip oleh Nasution (2005:3),

5
menyatakan bahwa “Mutu adalah sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau
konsumen”. Usman (2013:551), bahwa penjaminan mutu (quality assurance) adalah
seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang diterapkan di dalam sistem manajemen
mutu untuk meyakinkan bahwa sesuatu produk akan memenuhi persyaratan mutu.
Hedwig dan Polla (2006:1), menyatakan bahwa penjaminan mutu adalah pelayanan jasa
yang diberikan oleh perguruan tinggi terhadap stakeholder, yang terdiri dari mahasiswa,
alumni, pengguna lulusan atau dunia industri, dan orang tua mahasiswa. Higner
Education Long Term Strategy (HELTS) 2003 – 2010 seperti dikutip oleh Hedwig
(2007:1), menyatakan bahwa penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi
adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi
secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholder (mahasiswa, orang tua, dunia
kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan)
memperoleh kepuasan.

Handoko seperti dikutip oleh Rusman (2009:122), menyatakan bahwa


perencanaan merupakan tahapan penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan dalam
mencapai suatu tujuan. Daft (2008:8), menyatakan bahwa “Planning means indentifying
goals for future organizational performance and deciding on the tasks and use of
resources needed to attain them, in other words manajerial planning defines where the
organizational wants to be in the future and how to get there”. Tripathi dan Reddy
(2008:3), menyatakan bahwa “Planning is the function that determines in advance what
should be done. It’s looking ahead and preparing for the future. It is a process deciding
the business objectives and chart out the methods of attaining the objectives”. Pynes
(2009:38), menyatakan bahwa “Planning is that process that enables public
organizations to guide their future activities and the use of their available resources”.

Mynatt (2009:672), menyatakan bahwa “Organizing is the managerial function of


arranging people and resources to work toward a common goal. The purposes of
organizing include, but are not limited to determining the tasks to be performed to
achieve objectives, dividing tasks into specific jobs, grouping jobs into departments,
specifying reporting and authority relationships, delegating the authority necessary for
task accomplishment, and allocating and deploying resources in a coordinated
fashion”. Certo seperti dikutip oleh Winardi (2011:22), menyatakan bahwa
pengorganisasian ialah proses, dimana diterapkan penggunaan teratur, semua sumber-
sumber daya di dalam sistem manajemen yang ada. Penggunaan tersebut, menekankan
6
pencapaian sasaran-sasaran sistem manajemen yang bersangkutan, dan ia bukan saja
membantu membuat sasaran-sasaran menjadi jelas, tetapi ia menjelaskan pula sumber-
sumber daya macam apa akan digunakan untuk mencapainya. Bateman dan Snell
(2008:21), menyatakan bahwa pengorganisasian adalah mengumpulkan dan
mengoordinasikan manusia, keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan
sumber daya lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Handoko
(2011:167), menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang  sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang
dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.

Mockler seperti dikutip oleh Engkoswara dan Komariah (2011:219), menyatakan


bahwa pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam tujuan-tujuan organisasi.
Dessler dan Phillips (2008:209), menyatakan bahwa “Control is the taks of ensuring that
activities are providing the desired result. Is the most general sense, controlling means
setting target, measuring performance, and talking corrective action as required”.
Handoko seperti dikutip oleh Mukhneri (2010:22), menyatakan bahwa pengawasan
adalah sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan
kebangsaan.
2. Tujuan manajemen pendidikan yakni terwujudnya suasana belajar dan proses
pembelajaran yang aktif , kreatif dan efektif sehingga akan dihasilakan proses
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik dan juga pendidik.
3. Serta manajemen pendidikan memiliki memiliki fungsi yang sama, yakni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini, masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Selain itu, kami menyarankan kepada pembaca sekalian,
sekiranya dapat mempelajari dan berusaha mencari tahu lebih jauh lagi tentang
manajemen pendidikan sebagai proses penerapan fungsi-fungsi manajemen dan sistem
penjaminan mutu pendidikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sewang Anwar. 2015. MANAJEMEN PENDIDIKAN. Malang : Wineka Media


Tilaar H.A.R. 2008 . MANAHEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Marini Arita. 2016. Manajemen Pendidikan .Yogyakarta : IKAPI
Wulandari ria Winda. “ Manajemen Penjaminan Mutu Pendidikan”. Jurnal improvement.
https://jurnalimprovement.wordpress.com/2016/07/13/manajemen-penjaminan-mutu-
pendidikan/.
Aryani Rika. “ Pengertian manajemen pendidikan menurut para ahli”.
https://www.rikaariyani.com/2021/11/pengertian-manajemen-pendidikan.html.

Anda mungkin juga menyukai