Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP, GENERALISASI, DAN TEORI KOMPETENSI SOSIAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Kelompok


pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Yang diampu oleh: Prof. Dr. M. Asrori dan Dr. Luhur Wicaksono

Disusun oleh:

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNG PURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Teori Post-Positivisme
Dalam Pengembangan Ilmu” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mandiri yang
diberikan oleh Bapak Dr. Luhur Wicaksono pada mata kuliah Filsafat Ilmu.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
penulis secara pribadi dan pembaca tentang teori post-positivisme dalam
pengembangan ilmu.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Luhur
Wicaksono selaku Dosen mata kuliah Filsafat Ilmu atas bimbingan dalam
penyusunan makalah ini, juga kepada semua pihak – pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritik serta saran dari pembaca untuk digunkan sebagai bahan perbaikan.

Pontianak 25 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. \ ....................................................................................................................4

B.

C. …………………………………………….7

BAB III PENUTUP..............................................................................................8

A. KESIMPULAN..........................................................................................8

B. SARAN......................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Standar kompetensi merupakan sebuah terobosan yang dikeluarkan oleh
kementrian pendidikan dan kebudayaan yang berusaha untuk memberikan
gambaran mengenai hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru yang
berujung untuk meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan di Indonesia
dengan meningkatkan keprofesionalitasan guru atau pembimbing. Dan hal ini
telah tercantum dalam undang-undang guru dan dosen yang menyebutkan
bahwasanya seorang guru harus memiliki 4 kemampuan atau kompetensi
diantaranya kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian,
bahkan ada rumusan yang lebih banyak lagi dengan menambahkan dengan
kompetensi leadership yang tentunya bagi kita mahasiswa jurusan keguruan
haruslah dapat memahami dan memiliki kelima kompetensi tersebut sebelum
kita benar-benar menjadi seorang pendidik.
Bagaimana kompetensi-kompetensi tersebut dijelaskan, dalam makalah ini
penyusun akan mengulas dan menjelaskan salah satu kompetensi tersebut
yaitu kompetensi sosial yang berkaitan dengan sebenarnya apa hakikat dari
komptensi sosial itu sendiri, kemudian apa indikator-indikator yang terdapat
dalam kompetensi sosial tersebut, bagaimana cara menumbuhkan kompetensi
sosial ini dan mengingat kita sebagai mahasiswa jurusan pendidikan dan
keguruan haruslah dapat menumbuhkan kompetensi sosial ini dalam diri kita
masing-masing.
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Sosial


1. Pengertian Kompetensi
Kata kompetensi secara harfiah dapat diartikan sebagai
kemampuan. Kata yang memadai, seseorang, khususnya guru, dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Bisa dibayangkan bagaimana
jadinya dunia pendidikan jika para gurunya tidak memiliki kompetensi
memadai.
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilam dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Spencer dan Spencer menyatakan bahwa kompetensi merupakan
karakteristik yang menonjol bagi seseorang serta menjadi cara-cara
berperilaku dan berpikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam
periode waktu yang lama. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami
bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu
pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kompetensi merupakan seperangkat penguasaan kemampuan,
keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
guru yang bersumber dari pendidikan, latihan, dan pengalamannya
sehingga dapat menjalankan tugas mengajarnya secara profesional (A
Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan: Menjadi Guru
Inspiratif dan Inovatif, 83).
2. Kompetensi Sosial
kompetensi sosial tersusun dari 2 kata yaitu kompetensi dan sosial,
kompetensi dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak dari seorang tenaga profesional. Kompetensi dapat
juga dipahami sebagai spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang dimiliki seseorang serta penerapanya dalam pekerjaan, sesuai
dengan setandar kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat atau dunia kerja
(Sudarwan Danim. Pengembangan Profesi Guru.(Jakarta:Prenada
media.2011).Hal.111). Sedangakan kata sosial berasal dari kata
socio yang artinya menjadikan teman dan secara terminologis sosial
dapat dimengerti sebagai sesuatu yang dihubungkan, diakitkan dengan
teman, atau masyarakat (Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan.
(Jakarta:Prenada Media.2011).Hal .96).
Kompetensi sosial sendiri dapat dimengerti sebagai kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar (Farida Sarimaya.Sertifikasi Guru.
(Bandung:Yrama Widya.2008). Hal.22)  Hal tersebut diuraikan dalam
RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki
kompetensi untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
b. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dalam kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya
adalah: seorang guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta
didik, mampu begaul secara efektif dengan pendidik dan tenaga
kependidikan yang lain, dan yang terakhir adalah mampu berkomunikasi
secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitanya (Kunandar.Guru Profesional Implementasi Kurikulum
KTSP.(Jakarta: Raja Grafindo Persada.2007).Hal.77).
B. Aspek-Aspek Kompetensi Sosial
Beberapa aspek kompetensi sosial, yaitu:12
1. Kapasitas kognitif, merupakan hal yang mendasari keterampilan sosial
dalam menjalin dan menjaga hubungan interpersonal positif. Kapasitas
kognitif meliputi harga diri yang positif, kemampuan memandang sesuatu
dari sudut pandang sosial, dan keterampilan memecahkan masalah
interpersonal.
2. Keseimbangan antara kebutuhan bersosialisasi dan kebutuhan privasi.
Kebutuhan sosialisasi merupakan kebutuhan individu untuk terlibat dalam
sebuah kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan
kebutuhan privasi adalah keinginan untuk menjadi individu yang unik,
berbeda, dan bebas melakukan tindakan tanpa pengaruh orang lain.
3. Keterampilan sosial dengan teman sebaya, merupakan kecakapan individu
dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya sehingga tidak mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kelompok dan dapat terlibat
dalam kegiatan kelompok.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai