Anda di halaman 1dari 4

1. Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat.

Hal ini merujuk pidato Sukarno di


BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana
filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi
konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman,
demokrasi parlementer, dan nasionalisme
Filsafat Pancasila versi Soekarno
Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai
berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa
Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi
Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab
(Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia, “Keadilan
Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah menyinggung atau
mempropagandakan “Persatuan”.
Filsafat Pancasila versi Soeharto
Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang
disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya
dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”. Semua
sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih
rinci (butir-butir Pancasila).
2.
3. Dalam pelaksanaan pilkada sebagai prakteknya demokrasi liberal, juga menghasilkan
otoda dalam budaya politik federalisme, dilaksanakan: dengan biaya amat mahal +
social cost juga mahal, dilengkapi dengan konflik horisontal sampai anarchisme.
Pilkada dengan praktek demokrasi liberal, menghasilkan budaya demokrasi semu
(demokrasi palsu). Bagaimana tidak semu bila peserta pilkada 3 – 5 paket calon
terpilih dengan jumlah suara sekitar 40%, 35%, 25%. Biasanya, yang terbanyak 40%
ini dianggap terpilih sebagai mayoritas. Padahal norma mayoritas di dunia umumnya
dengan jumlah 51%, apa model demokrasi-semu (=demokrasi palsu) ini yang akan
dikembangkan reformasi Indonesia? atas nama demokrasi langsung dan HAM.
Bandingkan dengan demokrasi Pancasila dalam UUD Proklamasi 45 Pasal 1, 2 dan
37. Pasal 95 (1), (2), yang menetapkan : calon terpilih bila memperoleh suara lebih
dari 25 % dari jumlah suara sah. Dalam hal tersebut PEMILU tahun 2009 banyak
partai-partai yang belum memakai etika politik. Bukan hanya para partai saja,
melainkan masyarakat yang memilih pun terkadang tidak memilih untuk memikirkan
bangsanya melainkan hanya berfikir untuk kepentingan sendiri (independent).

4. Etika pancasila
Sistem merupakan satu kesatuan bagian atau elemen yang memiliki fungsi, apabila
satu fungsi terganggu, maka berpengaruh pada fungsi lain. Pancasila sebagai suatu
sistem etika pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber dari segala
penjabaran norma. Selain itu juga mengandung pemikiran-pemikiran yang kritis,
rasional, sistematis dan komprehensif yang memberikan landasan bagi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dampak Positif

 Kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semakin mudah dibantu


perangkat yang semakin berkembang dan mudah digunakan.
 Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan fasilitas e-mail, chat,
sampai komunikasi secara langsung (pembicaraan) sekalipun melalui internet.
 Kita dapat dengan mudah mencari informasi yang kita butuhkan.
 Seiring berkembangnya tekhnologi informasi , sehingga akses untuk
mendapatkan sumber belajar mendaji lebih besar.
 Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling
banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia.
 Media pertukaran data, para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling
bertukar informasi dengan cepat dan murah.
 Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia
tahu apa saja perkembangan tantang pendidikan di belahan dunia yang lain.

Dampak negatif

 Munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.


 Munculnya budaya plagiarisme.
 Dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi informasi
atau tanpa menulis sumbernya. hal ini sudah biasa kita sebut ‘copast’ copy paste.
 Munculnya pornografi/konten konten dewasa.
 Munculnya pencurian dengan mengambil/menghack.
 Dari perubahan sifat sosial tersebut mengakibatkan pola perubahan pada
piker yang hanya mengandalkan internet.
 Meluasnya perjudian melalui internet

1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara
jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan
positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan
kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan
kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja
yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif dari perkembangan IPTEK terhadap nilai- nilai nasionalisme

1) Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa


kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari
ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang.
2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3) Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat
dunia dianggap sebagai kiblat.
4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
kehidupan nasional bangsa.
5) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai