Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
SERDANG BEDAGAI
2022
1
EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN PAI
Latar Belakang
Media pembelajaran adalah alat yang sangat membantu dalam proses pembelajaran. Dalam
memilih media pembelajaran, kita terkadang asal memilih dan menggunakannya begitu saja
tanpa kita tahu apakah media yang kita gunakan sudah sesuai atau tidak dengan tujuan
pembelajaran.
Media pendidikan sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih dahulu, baik dari
segi isi materi, segi edukatif, maupun segi teknis permediaan, sehingga media tersebut
memenuhi persyaratan sebagai media pendidikan. Evaluasi media dimaksudkan untuk
mengetahui apakah media yang dibuat atau diproduksi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
atau tidak.
Hal ini penting untuk diperhatikan dan dilakukan karena banyak orang yang beranggapan
bahwa sekali mereka membuat media pasti baik. Untuk itu perlu dibutuhkan dengan cara
menguji dan mengevaluasi media pembelajaran yang akan digunakan.
Selain itu, belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap diri
manusia. Proses itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang pastinya
akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
2
A. Defenisi Evaluasi Media Pembelajaran PAI
1. Defenisi Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran infomasi
unuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang satu sistem
pengajaran. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, yang dalam hal
ini tentang Media pembelajaran.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian, lalu, Nurgiyantoro
menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Menurut
definisi ini, maka istilah evaluasi itu mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu.2 Banyak literatur yang memberikan pengertian tentang
evaluasi ini.
Disamping itu juga evaluasi dimaksudkan untuk mengadakan perbaikan atau pergantian
bila ternyata proses yang diterapkan dalam proses belajar mengajar tidak dapat mencapai tujuan.
Aspek penting lainnya pada evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran tidak semata-mata
dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan terhadap proses pembelajaran itu
sendiri. Dengan evaluasi tersebut dapat dilakukan revisi program pembelajaran dan strategi
pelaksanaan pembelajaran.3
Media pembelajaran adalah alat yang sangat membantu dalam proses pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran, kita terkadang asal memilih dan menggunakannya begitu
saja tanpa kita tahu apakah media yang kita gunakan sudah sesuai atau tidak dengan tujuan
pembelajaran.
1
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2010), hlm. 210
2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2013) hlm.1
3
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003). hlm. 142
3
Lalu, defenisi evaluasi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan
yang dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau alat yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan media yang dibuat tersebut dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi media pembelajaran bertujuan untuk mengetahui apakah media yang digunakan
dalam proses belajar mengajar tersebut dapat mencapai tujuan proses evaluasi. Proses evaluasi
merupakan bagian integral suatu proses instruksional, idealnya keaktifan pelaksanaan proses
intruksional diukur dari dua aspek, yaitu:
- Bukti bukti empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem
instruksional.
- Bukti bukti yang menunjukan berapa banyak konstribusi (sumbangan) media atau media
program terhadap keberhasilan dan keefektivan proses intruksional itu.
Evaluasi tentang kedua aspek tersebut masih terasa sulit untuk dikerjakan saat ini karena
sering kali program media tidak bekerja sebagai bagian integral dari keseluruhan proses
pengajaran. Apabila media dirancang sebagai bagian integral dari proses pengajaran, ketika
mengadakan evaluasi terhadap pengajaran itu sudah termasuk pula evaluasi terhadap media yang
digunakan.4
Dalam buku pedoman evaluasi media pendidikan dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah (1988/1989) dinyatakan bahwa evaluasi media mempunyai tujuan sebagai
berikut:
4
Melindungi sekolah dari penggunaan media pendidikan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.5
5. Pengelompokan sasaran.
6. Mutu teknis.
5
Ibid., hlm. 75
5
Walker dan Hess sebagaimana yang dikutip oleh Azhar Arsyad dalam bukunya memberikan
kriteria dalam, me-review media pembelajaran yang berdasarkan pada kualitas, antara lain:6
Ketepatan
Kepentingan
Kelengkapan
Keseimbangan
Minat atau perhatian
Kesesuaian dengan situasi siswa
b. Kualitas pembelajaran
c. Kualitas Teknis
Mudah digunakan
Kualitas tampilan atau tayangan
Kualitas penanganan jawaban
Kualitas pengelolaan programnya
Kualitas pendokumentasiannya.7
6
Azhar Arsyad, Op.cit., hlm. 175-176
7
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 145
6
D. Cara Mengevaluasi Media Pembelajaran PAI
Evaluasi media pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif.8
- Evaluasi formatif,
Yaitu proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi
media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Penilaian dalam
evaluasi ini diberikan ketika ditengah berlangsungnya pembelajaran ataupun kompetensi
tersebut.
Cara mengevaluasi media pembelajaran dengan cara evaluasi formatif terdiri dari tiga
tahapan yaitu:
Pada tahap ini pilihlah dua orang sasaran/siswa yang dapat mewakili populasi target dari
media yang telah dibuat. Kedua orang tersebut hendaknya satu orang diambil dari populasi yang
kemampuannya di atas rata-rata, sedangkan yang satu orang lagi kemampuannya di bawah rata-
rata. Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu didesain untuk
belajar mandiri, maka biarkanlah siswa mempelajarinya, sementara itu kita mengamatinya.
Dengan prosedur lain, dapat dilaksanakan tahap-tahap sebagai berikut:
Jelaskan kepada siswa bahwa anda seorang merancang media baru. Amati reaksi
mereka terhadap media yang dibuat/ ditampilkan tersebut.
Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media tersebut,
bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan media tersebut yang
perlu diperbaiki dan disempurnakan.
Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas mengemukakan pendapat mereka
mengenai media yang ditampilkan tersebut.
Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan
siswa terhadap penggunaan media tersebut.
8
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, hlm. 167
7
Catat lamanya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat
pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.9
Dari kegiatan ini sebenarnya ada beberapa informasi yang dapat diperoleh diantaranya:
kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian tak jelas, kesalahan dalam memilih lambang-
lambang visual, kurang contoh, terlalu banyak atau sedikitnya materi, urutan/ sequence yang
keliru, pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas, materi tidak sesuai dengan tujuan.
Pada tahap ini diujicobakan kepada sasaran/ siswa kurang lebih 10-20 siswa yang dapat
mewakili populasi target. Siswa/ sasaran yang dipilih untuk uji coba ini hendaknya
mencerminkan karekteristik populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa/ sasaran
berbagai tingkat kemampuan (pandai, sedang, kurang pandai), jenis kelamin berbeda-beda (laki-
laki dan perempuan), berbagai usia dan latar belakang. Tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah,
sebagai berikut:
Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk
penyempurnaannya.
Berikut tes awal (pre-test) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang
topik yang berkenaan dengan menggunakan media.
Tugaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
Catat waktu umpan balik selama penyajian media.
Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai
(postes).
Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang
digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media
tersebut, konsisten tujuan dan materi, dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.
Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.10
9
Ibid.,
10
Ibid., hlm 167 - 168
8
3) Evaluasi Lapangan (field evaluation)
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Evaluasi
lapangan dilakukan kapada sekitar 30 orang dengan berbagai karakteristik seperti tingkat
kepandaiannya, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, sesuai dengan karakteristik populasi.
Satu hal yang perlu dihindari baik pada dua tahap evaluasi terdahulu maupun evaluasi lapangan
ini yaitu efek halo (halo effect). Hallo effect muncul apabila kita mencobakan media kepada
mereka yang belum pernah melihat media tersebut.
Jika demikian maka informasi yang diperoleh banyak dipengaruhi oleh sifat kebaruan
tersebut sehingga kurang dapat dipercaya. Tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah:
11
Ibid., hlm. 169 - 170
9
- Evaluasi sumatif
Yaitu proses pengumpulan data untuk menentukan apakah media yang dibuat patut
digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah media tersebut benar-benar efektif atau
tidak, setelah media tersebut deperbaiki dan disempurnakan. Penilaian dalam jenis evaluasi ini
dilakukan ketika hampir berakhirnya suatu pembelajaran.
10
Kesimpulan
Evaluasi media pada akhirnya akan terkait dengan kondisi media itu sendiri. Media yang
ada harus di evaluasi tingkat kelayakan pakainya setiap saat sehingga jika akan di gunakan tidak
ada masalah dan langsung dapat di pakai. Dengan demikian melalui evaluasi media ini akan
dapat teridentivikasi secara lengkap.
Media-media mana saja yang sudah rusak parah, dalam kondisi rusak masih dapat di
perbaiki trmasuk media yang masih bagus dan layak pakai. Gambaran hasil identifikasi ini akan
sangat bermanfaat terhadap kelangsungan pemanfaatan media sebagai fariabel yang sangat
berpengaruh dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Jika berdasarkan hasil
evaluasi media kerusakan atau tidak berfungsi media itu dapat diperbaiki sendiri oleh guru, maka
guru dapat langsung memperbaikinya.
11
Daftar Pustaka
12