Anda di halaman 1dari 32

PENILAIAN PORTOFOLIO

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Penilaian
Pembelajaran Biologi
yang dibina Prof.Dr. Susriyati Mahanal, M. Pd.

Oleh:
Kelompok 7
Offering B

Dhia Fajria Sigarra (19034186419)


Nindiana Choirunnisa (190341764436)
Roisatul Nurazizah (190341864433)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Maret 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penilaian
Portofolio” dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam kepada baginda Nabiullah
Muhammad SAW selaku tokoh reformasi yang mengajarkan kepada kebenaran
khususnya bagi umat muslim yang telah menunjukan kepada jalan kebenaran dan
kebaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen
pengampu dan penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih atas segala
bantuan yang telah diberikan terutama kepada:

1. Prof.Dr. Susriyati Mahanal, M. Pd., selaku dosen pembimbing matakuliah


Pengembangan Penilaian Pembelajaran Biologi.
2. Teman-teman yang telah berbagi ilmu selama masa perkuliahan.
3. Serta banyak pihak yang tidak dapat disebutkan keseluruhannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan masukan sangat diperlukan guna lebih baik untuk
penulisan makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini bisa
bermanfaat baik bagi penulis maupun pihak-pihak lain. Amin amin ya Robbal
‘alamin.

Malang, Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Untuk
itu pemerintah dengan segala keterbatasannya sudah berusaha untuk memajukan
pendidikan di Indonesia dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan
pergantian kurikulum yang dinilai lebih sesuai. Pada kurikulum 2013 yang telah
ditetapkan ini, lebih menekankan adanya berbagai kreativitas guru dalam
menyempurnakan pembelajaran. Pembelajaran di sekolah mencakup beberapa
proses yaitu input, proses dan output. Dalam input diantaranya terdiri dari
pengetahuan siswa. Pada proses diantaranya mencakup berbagai metode yang
diterapkan oleh guru untuk menyampaikan materi. Sedangkan pada Output terdapat
tahapan penilaian untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai. Penilaian
adalah proses output yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan tujuan yang
telah diterapkan dalam kurikulum. Penilaian sendiri mempunyai berbagai metode
yang dapat digunakan oleh guru.
Dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat
perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya
sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Portofolio juga dapat dipandang
sebagai suatu proses sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning
experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun sikap dan nilai
(afektif). Portofolio juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan
semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di
halaman sekolah, atau di luar sekolah. Sebagai seorang calon guru, hendaknya
mengerti dan mengetahui bagaimana cara-cara menerapkan suatu alat evaluasi yang
menunjukkan peningkatan pembelajaran atau hasil belajar siswanya. Salah satu alat
evaluasi yang dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa adalah penilaian
portofolio. Berdasarkan penjelasan diatas maka diperlukan pembahasan terkait
penilaian portofolio, dalam pembelajaran biologi.
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian penilaian portofolio?

b. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio?

c. Bagaimana merencanakan penilaian portofolio?

d. Bagaimana proses pelaksanaan penilaian portofolio?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mendeskripsikan pengertian penilaian portofolio

b. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio

c. Mendeskripsikan dan merencanakan penilaian portofolio

d. Mendeskripsikan proses pelaksanaan penilaian portofolio


BAB II
ISI
2.1 Pengertian Penilaian Portofolio

Pada dunia pendidikan, istilah portofolio dapat digunakan untuk melihat


perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan hasil karya sebagai
bukti dari hasil kegiatan. Dalam konteks pembelajaran, portofolio merupakan
kumpulan informasi yang menggambarkan tentang aktifitas siswa dan guru yang
dapat dijadikan layanan untuk menilai kemampuan, kebutuhan, dan kemajuan
siswa. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio adalah
suatu usaha sistematik untuk memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan peserta didik yang bersumber dari catatan serta dokumentasi
pengalaman belajar peserta didik yang menunjukkan prestasi peserta didik dan
perkembangan kemajuan belajarnya.

Menurut Al-Tabany (2014) portofolio adalah kumpulan hasil karya (artefak)


yang dimiliki anak didik baik yang berbentuk tertulis maupun berbagai penampilan
yang tersimpan dengan rapi), yang menggambarkan perkembangan belajar ataupun
menunjukkan prestasi terbaik yang dihasilkan siswa di dalam kelas ataupun di luar
kelas selama mengikuti program pembelajaran, berdasarkan indikator dan kriteria
yang ditetapkan.

Penilaian portofolio adalah suatu pendekatan atau model penilaian yang


bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membangun dan merefleksi
suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) bahan-bahan
yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun oleh siswa, sehingga hasil
pekerjaan tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu.
Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja
siswa atau digunakan untuk menilai kinerja. Salah satu keunggulan penilaian
portofolio adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak
terlibat, dan siswa sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana
perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya. Jadi, siswa akan mampu
melakukan penilaian diri (self-assessment). Keterampilan menemukan kelebihan
dan kekurangannya sendiri, serta kemampuan untuk menggunakan kelebihan
tetsebut dalam mengatasi kelemahannya merupakan modal dasar penting dalam
proses pembelajaran (Arifin, 2014).

Di dalam file potofolio guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi
peserta didik, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum.
Selain prestasi akademik, isi file juga dapat di elaborasi dengan lembar catatan
prestasi non akademik yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek
kerajinan, kerapian, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerja sama, sikap,
solidaritas, toleransi, kedisiplinan, prestasi olah raga, kesenian, kepramukaan, dll.

Data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh
guru untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik
peserta didik dalam periode tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan
umpan balik (feed back) baik pada guru maupun peserta didik.

Penilaian portofolio mempunyai tujuan untuk memberikan informasi


kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan
dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari
rapor.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Portofolio


1. Kelebihan

a. Melalui portofolio, tujuan dan bukti-bukti apa yang telah dikuasai oleh
siswa dapat ditampilkan secara jelas. Bukti-bukti tersebut antara lain:

• Bukti perkembangan: apa yang telah dipelajari siswa dari waktu ke


waktu dan bagaimana perkembangan hasil belajarnya.

• Bukti keteladanan: menujukkan hasil karya terbaik yang dapat


diteladani oleh pebelajar lainnya.

• Bukti adanya pilihan: menunjukkan bahwa siswa telah memilih dan


membuat keputusan dalam kegiatan termasuk keputusan mengenai hasil
belajar yang dimasukkan ke dalam portofolio.
• Bukti keberhasilan: menujukkan keberhasilan pebelajar dalam
melaksanakan serangkaian tugas.

• Bukti pembelajaran social: menunjukkan kemampuan dalam bekerja


sama dengan orang lain.

• Bukti penerapan: menunjukkan kemampuan yang telah dipelajari yang


kemudian diterapkan dalam situasi yang berbeda.

• Bukti evaluasi diri: menunjukkan kemampuan untuk memberi penilaian


mengenaihasil karya sendiri (Suwono, 2012)

b. Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan


intelektual peserta didik dari waktu ke waktu;
c. Mampu memfokuskan pada kepentingan dan proses kemampuan belajar
mengajar serta menginformasikan pengajaran praktis tentang kelebihan
dan kekurangan peserta didik (Suherman, 2009)
d. Terbukanya peluang bagi guru untuk mengamati siswa dalam berbagai aspek
penyelesaian masalah
e. Guru berkesempatan untuk mengamati bagaimana siswa menilai dirinya
sendiri serta menilai siswa yang lain.
f. Portofolio membuka peluang bagi siswa untuk menghadirkan prestasi
terbaiknya serta untuk dinilai secara lebih dalam dan komprehensif.
2. Kekurangan
a. Kekurangan/kelemahan penilaian portofolio ini bersumber dari belum atau
tidak kondusifnya suasana kelas untuk mengimplementasikan metode yang
relative baru ini.
b. Membutuhkan interaksi antara guru dengan siswa yang lebih.
c. Sangat berkaitan dengan kondisi siswa, yaitu adanya tuntutan yang mungkin
sulit dipenuhi oleh siswa, karena dalam penilaian ini siswa diharapakan
untuk aktif dalam memberi komentar/kritik.
d. Penilaian portofolio menuntut waktu yang relative lebih banyak
dibandingkan dengan jenis penilaian yang lain, terutama perlunya waktu
khusus bagi siswa untuk mempresentasikan karyanya.
2.3 Merencanakan Penilaian Portofolio
Berdasarkan fungsinya, Jailani (2012) menyatakan bahwa portofolio dapat
dibedakan menjadi tiga macam portofolio yaitu portofolio kerja, portofolio
dokumentasi, dan portofolio penampilan.
a. Portofolio Kerja
Portofolio kerja (working portfolio) sangat identik dengan pekerjaan baik itu
catatan, draft setengah jadi, dan pekerjaan yang terbaik yang digunakan untuk
memonitor perkembangan dan menilai cara siswa mengatur atau mengelola belajar
mereka. Portofolio kerja menyediakan data tentang: cara siswa mengorganisasikan
dan mengelola kerja dan ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa (achievement).
Hasil kerja siswa dalam penilaian portofolio jenis ini digunakan dalam diskusi
antara siswa dan guru. Ini akan membuat guru mengenal tentang kemajuan siswa
dan memungkinkan guru menolong siswa untuk mengidentifikasi kelemahan,
kelebihan, serta kelayakan dalam merancang dan meningkatkan pembelajaran.
b. Portofolio Dokumentasi
Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja siswa yang khusus
digunakan untuk penilaian. Tidak seperti portofolio kerja yang pengkoleksiannya
dilakukan dari hari ke hari, portofolio dokumentasi adalah seleksi hasil kerja terbaik
siswa yang akan diajukan dalam penilaian. Dengan demikian portofolio
dokumentasi adalah koleksi dari sekumpulan hasil kerja siswa selama kurun waktu
tertentu. Kegunaan portofolio dokumentasi sebagai sumber portofolio bergantung
dari bagaimana hasil karya siswa berhubungan dengan indikator hasil belajar yang
telah diterapkan dan isi penilaian portofolio yang dihasilkan siswa yang
menunjukan kelemahan dan kelebihan siswa. Dengan demikian, portofolio
dokumentasi juga mencakup usaha siswa dan aplikasi seperti: a) perilaku, b)
partisipasi dalam kegiatan di kelas, c) inisiatif, d) kerjasama, e) ketekunan
mengerjakan tugas.
c. Portofolio Pertunjukan
Portofolio pertunjukkan digunakan untuk memilih hal-hal yang paling baik
yang menunjukan bahan/pekerjaan terbaik yang dihasilkan oleh siswa. Portofolio
pertunjukan bertujuan untuk menyeleksi pekerjaan terbaik yang dilakukan oleh
siswa. Tidak seperti portofolio dokumantasi, portofolio pertunjukan hanya berisi
pekerjaan siswa yang telah selesai. Portofolio pertunjukan tidak mencakup proses
pekerjaan, perbaikan dan penyempurnaan pekerjaan siswa. Portofolio pertunjukan
digunakan untuk tujuan seperti seleksi, sertifikasi, maupun penilaian kelas. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam portofolio pertunjukan adalah: a) portofolio
pertunjukan hanya menunjukan hasil kerja terbaik dan hanya menunjukkan hasil
akhir, b) portofolio pertunjukan harus menggambarkan kurikulum dan menunjukan
hasil kerja sendiri yang asli.
Kerangka penilaian portofolio menurut Lam (2018) terdiri dari lima
komponen utama, yaitu tujuan; konten dan prosedur; kriteria; pemantauan dan
evaluasi. Menurut Anthoni J. Nitko dalam Arifin (2014) ada enam tahap untuk
menggunakan sebuah sistem portofolio (six steps for crafting a portfolio system),
yaitu “mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi
umum yang akan dinilai, mengidentifikasi pengorganisasian portofolio,
menggunakan portofolio dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan
evaluasi portofolio secara umum”.

Identifikasi tujuan program portofolio; selaraskan dengan


hasil pembelajaran yang diinginkan; menginformasikan
siswa tentang kinerja yang diharapkan.

Tentukan jenis, genre, dan jumlah entri yang akan


dimasukkan; kapan dan bagaimana memasukkan kegiatan
refleksi, penilaian diri dan peer review.

Menentukan indikator kinerja untuk program portofolio;


rubrik desain; menempatkan bobot yang sama pada
proses, produk dan komponen reflektif.

Merencanakan tingkat kontrol dan intervensi guru;


memberikan scaffolding yang diperlukan selama fase
pra-menulis, menulis, dan pasca-menulis.

Termasuk evaluasi formatif memberikan umpan balik


untuk meningkatkan pengajaran & pembelajaran;
evaluasi sumatif mengkonsolidasikan pengembangan
program di masa mendatang.

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Kerja Penilaian Portofolio


Penjelasan mengenai gambar diagram kerangka kerja penilaian portofolio,
sebagaimana dikemukakan oleh Lam (2018) adalah sebagai berikut.
1. Guru perlu menetapkan tujuan yang jelas dari program portofolio mereka, baik
itu yang formatif, sumatif atau evaluatif. Sementara itu, guru juga
mempertimbangkan untuk mencocokkan tujuan program dengan hasil
pembelajaran yang diharapkan. Misalnya, jika seorang guru ingin memupuk
kapasitas reflektif siswa selama pembelajaran: 'Pada akhir pembelajaran, siswa
dapat merefleksikan pengembangan tulisan mereka dengan proses
penyimpanan portofolio'. Dengan kata lain, apa yang diharapkan untuk siswa
lakukan, capai, dan penuhi secara pedagogis terkait dengan tujuan-tujuan ini.
Siswa juga diberi pengarahan tentang peran mereka dalam proses portofolio dan
jenis pekerjaan apa yang mereka lakukan sebelum program dimulai.
2. Guru merencanakan apa yang harus dimasukkan dalam portofolio siswa, yaitu
kuis, latihan menulis, draft awal, draft sementara, makalah dengan komentar
guru, revisi draft dan potongan reflektif. Tentu saja, konten portofolio
ditentukan oleh tujuan masing-masing program portofolio. Ambil contoh, jika
seorang guru mencoba untuk memperkenalkan portofolio kerja, siswa
diharuskan untuk menyimpan semua entri untuk meninjau profil pembelajaran
mereka secara komprehensif dalam satu semester. Selanjutnya, prosedur
portofolio perlu dikonfirmasi dan secara eksplisit disampaikan kepada siswa.
Contoh kasusnya adalah bahwa setelah setiap komposisi disusun, apakah siswa
berharap untuk melakukan penilaian diri dan penilaian sejawat sebelum
menyerahkannya? Kapan siswa melakukan refleksi, katakan setelah dua
komposisi selesai atau tidak sampai dua minggu sebelum semester berakhir?
Pertanyaan-pertanyaan ini harus diajukan ketika merencanakan prosedur
portofolio.
3. Guru merancang kriteria untuk menganalisis dan kemudian mengevaluasi
portofolio siswa. Di sini, kriteria mengacu pada indikator kinerja terstandarisasi
yang menunjukkan kemampuan menulis siswa untuk menyusun berbagai jenis
tertulis seperti yang biasanya dimasukkan dalam portofolio mereka, yaitu
narasi, eksposisi, argumen, jurnal reflektif.
4. Pemantauan adalah langkah yang sangat diperlukan yang membantu guru dan
siswa mengumpulkan informasi yang tepat tentang pengajaran dan
pembelajaran menulis dalam program portofolio apa pun. Pemantauan
mengambil banyak bentuk untuk mendukung pembelajaran menulis seperti
instruksi eksplisit selama frasa pra-menulis atau pemberian umpan balik verbal
dalam konferensi mini di seluruh frase saat menulis. Para guru diingatkan
bahwa pemantauan seharusnya tidak berlebihan atau terlalu sporadis karena
yang pertama mendorong ketergantungan pelajar, sementara yang terakhir
mungkin menolak kesempatan pelajar untuk berkomunikasi dengan guru.
Aturan praktis yang realistis adalah bahwa guru dapat mempertimbangkan
untuk memeriksa draf dan artefak siswa setiap dua atau tiga minggu sekali untuk
memetakan kemajuan belajar mereka.
5. Evaluasi proses portofolio mengacu pada penilaian sumatif atas karya siswa
yang sedang dalam proses dan penilaian produk. Penilaian formatif dalam
penilaian portofolio memberi para guru keputusan yang diinformasikan
mengenai bagaimana menyempurnakan tingkat kesulitan dalam langkah
selanjutnya dari konten pengajaran, katakanlah bagaimana mengkonsolidasikan
pengajaran yang menantang. Untuk siswa, berbagai sumber umpan balik yang
dihasilkan dari proses portofolio dapat memberi mereka scaffolding dalam
meningkatkan kinerja penulisan mereka secara keseluruhan. Sepanjang
perjalanan portofolio, evaluasi informal seperti pengamatan, penilaian mandiri
tanpa peringkat, konferensi, lokakarya akan memberi para guru keunggulan
yang dapat membantu siswa membangun kepercayaan diri, motivasi dan
kesadaran untuk menggunakan berbagai bukti pembelajaran sebagai alat untuk
meningkatkan pembelajaran dan menjadi pembelajar menulis yang mandiri.
Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan
yang sistematis. Depdiknas (2004) menyebutkan enam langkah penyusunan
portofolio sebagai berikut.
1. Menentukan Maksud atau Fokus Portofolio.
a. Menentukan tujuan penilaian dengan porotofolio: apakah untuk memantau
proses pembelajaran (process oriented), atau mengevaluasi hasil belajar
(product oriented), atau keduanya.
b. Menentukan untuk apa penilaian dengan portofolio digunakan: apakah untuk
menunjukkan proses pembelajaran kepada orang tua, atau penilaian pada
akhir pembelajaran, atau pada akhir jenjang pendidikan.
c. Menentukan relevansi (kaitan) antara evidence dan tujuan (kompetensi) yang
akan dinilai: perlu ditentukan apakah ada penilaian diri, audio, esai; apakah
boleh dikerjakan bersama (kelompok).
d. Menentukan seberapa banyak evidence yang ada di portofolio akan
digunakan sebagai bahan penilaian.
e. Menentukan kompetensi (standar, dasar, dan indikator) apa yang
ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio.
f. Menentukan evidence yang dikumpulkan: apakah hanya karya terbaik, atau
pertumbuhan atau perkembangannya, atau keduanya.
g. Menentukan apakah portofolio akan dipakai untuk penilaian formatif, atau
sumatif, atau keduanya.
h. Menetapkan siapa yang menentukan isi portofolio: apakah guru saja, guru dan
siswa, atau pihak lain (misalnya orang tua).
2. Menentukan Aspek Isi yang Dinilai.
a. Menentukan hanya karya terbaik siswa, atau karya yang berisi perkembangan
belajarnya.
b. Menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa yang menjadi aspek
utama untuk dinilai. Jadi, tidak setiap kompetensi dasar merupakan isi
portofolio.
c. Menentukan banyaknya evidence yang akan digunakan sebagai bahan
penilaian.
3. Menentukan Bentuk, Susunan, atau Organisasi Portofolio
a. Menentukan bentuk portofolio
Pada umumnya bentuk portofolio terdiri atas: (1) daftar isi dokumen, (2) isi
dokumen, (c) batasan (pembatasan) untuk setiap dokumen (misalnya dengan
kertas berwarna sebagai pembatas), dan (d) catatan guru dan orang tua.
b. Menentukan jenis isi dokumen, maksudnya, menentukan kompetensi dasar
dan indikator apa yang harus dicapai dalam wujud evidence (yang mungkin
berupa karya cipta atau catatan laporan, atau yang lain)
c. Memberikan catatan/komentar/nilai terhadap setiap bukti (evidence) oleh
guru/orang tua
d. Menentukan apa yang harus ada dalam daftar isi portofolio
e. Menentukan definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi dokumen
4. Menentukan Penggunaan Portofolio
a. Menentukan penggunaannya: apakah untuk siswa saja, atau orang tua saja,
atau kepala sekolah, guru lain, dan siswa lain
b. Menentukan pembobotan nilai portofolio terhadap komponen penilaian lain
dalam rangka penentuan nilai akhir/rapor.
5. Menentukan Cara Menilai Portofolio.
Guru melakukan kegiatan berikut.
a. Menentukan pedoman (rubrik) penskoran untuk setiap isi portofolio
b. Menentukan penilaiannya oleh guru sendiri atau guru dan siswa
c. Menentukan pembuatan rubrik (pedoman penilaian secara rinci) lebih dahulu
untuk menentukan penilaian atas portofolio; (penilaian sebaiknya tidak hanya
didasarkan pada keberhasilan, tetapi juga atas prosesnya). Itulah sebabnya,
kriteria yang sebaiknya dipakai:
1) Bukti terjadinya proses.
2) Mutu kegiatan: apakah menunjukkan peningkatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan melibatkan beberapa materi pokok, atau tidak.
3) Keragaman pendekatan yang dipakai.
6. Menentukan Bentuk atau Penggunaan Rubrik.
Ditentukan apakah nilai portofolio akan dinyatakan sebagai satu skor saja
dalam keseluruhan penilaian, atau tidak.
2.4 Menilai Portofolio

Portofolio ini merupakan kumpulan karya terpilih dari seorang siswa atau
sekelompok siswa. Istilah karya terpilih menunjukkan bahwa tidak semua karya
siswa dapat dimasukkan ke dalam portofolio tersebut. Karya yang diambil adalah
karya terbaik, karya yang paling penting dari pekerjaan siswa, karya yang paling
bermakna bagi siswa, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi
(Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017).
Pernyataan serupa juga dijelaskan oleh Depdiknas (2004) bahwa tidak setiap
kumpulan karya seorang siswa disebut portofolio. Portofolio “hanya kumpulan
karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh
guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan
belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum”.

Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang secara langsung


dapat merepresentasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya peserta didik secara bertahap
dan pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dipilih bersama
oleh guru dan peserta didik. Karya terbaik menurut pendidik dan peserta didik
disimpan dalam folder dokumen portofolio. Pendidik dan peserta didik harus
mempunyai alasan yang sama mengapa karya-karya tersebut disimpan di dalam
dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen portofolio harus memiliki makna
atau kegunaan bagi peserta didik, pendidik, dan orang tua peserta didik. Selain itu,
diperlukan komentar dan refleksi dari pendidik, dan orangtua peserta didik
(Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017).

Pendekatan penilaian portofolio berbeda dengan pendekatan penilaian yang


lain. Pendekatan penilaian portofolio adalah suatu pendekatan penilaian yang
bertujuan mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam
mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui
pengumpulan (collection) bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang
dikonstruksi oleh peserta didik, sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dinilai dan
dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Popham (1994) juga menjelaskan
bahwa “penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan
dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil
pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. Pada sistem penilaian
portofolio, guru membuat file untuk masing masing peserta didik, berisi kumpulan
sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses pendidikan.

Pada file portofolio, guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi
siswa, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain
prestasi akademik, isi file juga dapat dielaborasi dengan lembar catatan prestasi non
akademik, yakni rekaman profile peserta didik yang meliputi aspek kerajinan,
kerapihan, ketertiban, kejujuran, kemampuan kerjasama, sikap, solidaritas,
toleransi, kedisiplinan, prestasi olah raga, kesenian, kepramukaan, dan lain-lain.

Data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru
untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik
siswa dalam periode tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan umpan
balik (feedback), baik kepada guru maupun kepada peserta didik. Bagi guru, file
yang berisi prestasi siswa ini akan memberikan masukan (input) untuk penilaian
proses, terutama dalam memperbaiki strategi, metode dan manajemen
pembelajaran di kelas. Melalui analisis file portofolio, guru dapat mengetahui
potensi, karakter, kelebihan, dan kekurangan siswa. Bagi siswa, file ini dapat
menjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan serta
kekurangannya dalam proses pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu
pokok bahasan atau materi pelajaran tertentu. Proses terjadinya umpan balik sangat
dimungkinkan, karena dalam sistem penilaian portofolio, data yang terekam dalam
file tidak hanya dikumpulkan saja kemudian selesai, namun akan dianalisis secara
kolaboratif dengan melibatkan guru, peserta didik dan orang tua. Penilaian data
melalui pembicaraan secara periodik dengan orang tua peserta didik merupakan
progress report yang akurat tentang kemajuan prestasi belajar peserta didik serta
perkembangan kepribadiannya.

Selain dapat dipergunakan untuk memantau perkembangan peserta didik dan


mendiagnosa kesulitan belajar mereka, penilaian portofolio juga sangat bermanfaat
bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik
(abilities), dan karakteristik peserta didik secara perorangan. Hal tersebut penting,
karena seharusnya dalam suatu sistem penilaian, eksistensi peserta didik secara
perorangan tidak boleh dieliminasikan sebagaimana yang sering terjadi dalam tes
standar seperti Ujian Nasional

Karya yang dapat dikumpulkan dalam sebuah portofolio contohnya:


a. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis
atau dengan penjelasan tertulis;
b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan
tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan;
c. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang
bersangkutan;
d. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang
bersangkutan;
e. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam
mata pelajaran atau antarmata pelajaran;
f. Penyelesaian soal-soal terbuka;
g. Hasil tugas pekerjaan rumah yang unik, misalnya memiliki cara yang berbeda
dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari
cara pilihan teman-teman sekelasnya;
h. Laporan kerja kelompok;
i. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat
rekam audio, dan komputer;
j. Fotokopi piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa
yang bersangkutan;
k. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan
oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran
yang bersangkutan;
l. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata
pelajaran yang bersangkutan;
m. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau
usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang
bersangkutan;
n. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.
2.4.1 Tujuan Penilaian Portofolio: Formatif, Summatif dan Evaluatif

Penilaian portofolio diharapkan untuk melayani berbagai peran, yaitu peran


formatif, sumatif, dan evaluatif.

a. Tujuan formatif berfungsi untuk meningkatkan pengembangan pembelajaran


siswa. Pada penilaian portofolio dokumen, tujuan formatif mengacu pada
elemen yang berorientasi proses dari penulisan portofolio, yang memfasilitasi
pengajaran dan pembelajaran menulis termasuk penilaian diri sendiri dan
rekan, refleksi dan tinjauan berkelanjutan pengembangan penulisan. Peran
formatif lain dari penulisan portofolio adalah untuk mendorong partisipasi
aktif dalam proses penilaian melalui pemikiran metakognitif. Untuk tujuan
formatif, guru menekankan proses pembuatan portofolio termasuk penilaian
diri sendiri dan teman sebaya, refleksi, revisi, dan tinjauan berkelanjutan
pengembangan penulisan. Elemen formatif ini tidak boleh dinilai, tetapi dapat
digunakan untuk mengenalkan pengembangan kemampuan reflektif diri
siswa dalam menulis.
b. Tujuan sumatif bermaksud untuk menilai dan meringkas pembelajaran siswa
di akhir pembelajaran. Tujuan sumatif adalah untuk menilai dan meringkas
portofolio penulisan siswa terkait dengan kriteria yang disepakati. Penilaian
sumatif biasanya melibatkan penilaian yang hanya sekali, berisiko tinggi dan
mungkin kurang transparan karena siswa tidak terlibat dalam proses
penilaian. Untuk tujuan sumatif, guru dapat menetapkan nilai holistik untuk
seluruh portofolio. Kelas holistik ini lebih baik dikaitkan dengan rubrik yang
dijelaskan dengan baik, sehingga siswa dapat memahami apa yang telah
mereka capai dan apa yang perlu mereka tingkatkan. Selain penialaian
holistic, guru harus memberikan siswa komentar kualitatif pada draft
sementara mereka atau bahkan dalam potongan reflektif mereka seperti
umpan balik dialogis. Umpan balik guru ini terbukti bermanfaat untuk
memungkinkan siswa belajar menulis
c. Tujuan evaluatif berupaya untuk mengambil peran pelaporan di mana para
pemangku kepentingan dapat memiliki pemahaman yang singkat tentang
hasil belajar siswa dengan umpan balik kuantitatif dan kualitatif (Berry 2008;
Klenowski 2002). Untuk tujuan evaluatif, penilaian portofolio mengacu pada
sejauh mana data penilaian yang dikumpulkan dalam portofolio bermanfaat
bagi para pemangku kepentingan utama seperti siswa sendiri, orang tua dan
administrator. Tujuan penilaian evaluatif melibatkan penggunaan dan
interpretasi nilai untuk meningkatkan pedagogi, kurikulum dan kebijakan
pendidikan.
2.4.2 Fungsi Penilaian Portofolio

Adapun fungsi penilaian portofolio adalah sebagai berikut :

a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik,
tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan pembaharuan
proses pembelajaran.
b. Portofolio sebagai komponen kurikulum, karena potofolio mengharuskan
peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
c. Portofolio sebagai alat penilaian autentik (authentic assessment).
d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi siswa untuk melakukan self-
assessment.

Depdiknas (2003) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat


digunakan untuk :

a. Memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada


periode waktu tertentu. Misal, mulai dari kegiatan pencatatan (pembuatan
catatan), mengkopi bahan, membuat kerangka awal, draft kasar, kritik
terstruktur, dan finalisasi paper.
b. Menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang
diberikan.
c. Mendemonstrasikan perbedaan bakat. Misalnya, melihat kemampuan
menulis, perbedaan kemampuan mendengarkan, berargumen secara tertulis,
dan lain-lain.
d. Mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu
pekerjaan baru secara orisinal.
e. Mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu.
f. Mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni.
g. Mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek.
h. Merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
2.4.3 Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio

Pada penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke
siswa, dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Depdiknas (2003)
mengemukakan bahwa “pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip, meliputi:

a. Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai


antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Mereka harus sama-
sama saling percaya, saling membutuhkan, saling membantu, terbuka, jujur,
dan adil, sehingga dapat membangun suasana penilaian yang kondusif.
b. Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta
didik dan dokumen yang ada, baik perorangan maupun kelompok, harus
dijaga kerahasiaannya, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada
siapapun sebelum diadakan pameran. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
yang mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan.
c. Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik
dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta
didik, karena itu harus dijaga bersama, baik penyimpanannya maupun
penempatannya.
d. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus dapat memuaskan
semua pihak, baik guru maupun siswa, karena dokumen tersebut merupakan
bukti karya terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan guru.
e. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.

Surapranata & Hatta (2004) menambahkan tiga prinsip dalam penilaian


portofolio yaitu:

a. Penciptaan budaya mengajar. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan


jika pengajaran menggunakan pendekatan portofolio. Penilaian portofolio
akan efektif jika pengajarannya menuntut peserta didik untuk menunjukkan
kemampuan yang nyata dan menggambarkan pengembangan aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai pada taraf yang lebih tinggi.
b. Refleksi bersama. Penilaian portofolio memberikan kesempatan untuk
melakukan refleksi bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan
tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan pemahaman mereka
sendiri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
c. Proses dan hasil. Penilaian portofolio harus menilai proses belajar peserta
didik, seperti : catatan perilaku harian, sikap belajar, antusias tidaknya dalam
mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Penilaian portofolio juga harus menilai
hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.
2.4.4 Pilihan dalam Penilaian Portofolio: Penilaian Holistik, Analitik, dan
Sifat Utama

Penilaian holistik sejauh ini masih merupakan salah satu penilaian portofolio
yang popular. Pada penilaian holistik penilai atau guru diharapkan membaca teks
dengan cukup cepat dan kemudian menetapkan skor, biasanya 0-6 dengan merujuk
pada rubrik dari setiap rentang skor. Prosedur penilaian dilakukan secara holistik
dan kolaboratif. Keuntungan dari penilaian holistik adalah cepat, efisien dan hemat
biaya. Meskipun demikian, penilaian holistik memiliki beberapa kelemahan
termasuk tidak ada pemberian umpan balik diagnostik, pelatihan penilai intensif
dan rentan terhadap subjektivitas.

Penilaian analitis mengacu pada evaluasi teks yang merangkul berbagai


perspektif kinerja penulisan secara terpisah, yaitu ide, organisasi, konten, kosa
kata dan mekanik (Hyland, 2016). Penilaian ini adalah salah satu bentuk penilaian
referensi-rujukan, digunakan dalam pengujian skala besar dan oleh guru kelas.
Selanjutnya, penilaian analitis lebih mudah digunakan oleh guru dan pembaca yang
kurang berpengalaman yang mungkin tidak sepenuhnya memiliki keahlian untuk
menilai karya tulis secara holistik.

Metode penilaian ketiga yang dapat digunakan dengan penilaian portofolio


adalah penilaian sifat primer. Penilaian ini melibatkan menilai teks dengan berfokus
pada satu sifat penulisan tertentu, yaitu pengembangan ide, orisinalitas,
koherensi atau argumen dalam berbagai genre. Penilaian sifat primer biasanya
dirancang berkaitan dengan tujuan dan genre tulisan utama termasuk penjelasan dan
persuasi (Wolcott,1998).

Setiap metode penilaian di atas dapat digunakan dalam berbagai konteks


penilaian berbasis portofolio. Dalam karya Hamp-Lyons & Condon (2000)
dijelaskan bahwa dalam penilaian portofolio memiliki empat komponen, yaitu

a. Portofolio sebagai karya yang utuh; portofolio sebagai keseluruhan karya


yang mengacu pada bagaimana siswa dapat mengelola berbagai teks yang
berkaitan dengan tujuan, konteks dan audiensi mereka.
b. Teks individual; teks individu berurusan dengan penanganan materi pelajaran
dan konteks topikal dengan perspektif kritis
c. Fitur intratextual pada kontinum tinggi-rendah; fitur intratextual mendukung
kontrol aspek linguistik, sintaksis dan retoris dari berbagai entri portofolio.
d. Penulis adalah tentang bagaimana seorang siswa menggunakan refleksi dan
bukti pembelajaran untuk mengembangkan identitas penulis mereka selama
penyimpanan portofolio.

Guru dapat mempertimbangkan untuk memasukkan empat elemen kunci ini


ketika membangun rubrik penilaian holistik atau analitik untuk program portofolio
mereka.

2.4.5 Tahap-tahap Penilaian Portofolio menurut Direktorat Pembinaan SMA


Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2017)

Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:

a. Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilai pada


saat kegiatan tatap muka yang disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran;
b. Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik;
c. Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi diri;
d. Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah
ditentukan;
e. Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinambungan
dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
dan perbaikannya;
f. Memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan dan
menyimpan portofolio masing-masing peserta didik dalam satu map atau
folder di loker sekolah;
g. Memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang dinilai
belum memuaskan dan perlu perbaikan;
h. Membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan penyerahan
karya hasil perbaikan kepada guru;
i. Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan cara memajangnya di kelas;
j. Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan
kepada sekolah dan orang tua peserta didik;
k. Mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari
waktu ke waktu sebagai bahan laporan kepada sekolah dan/atau orang tua
peserta didik; dan
l. Memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai
umpan balik.
2.4.6 Rubrik Penilaian Portofolio

Untuk menilai portofolio harus lebih dulu tersedia rubrik (pedoman


terperinci) penilaian. Penilaian portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan
kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru,
tetapi lebih ditekankan kepada proses berpikir siswa yang terdapat atau tersirat
dalam isi portofolio.
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas memahami
dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua
pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang
tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong
atau motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara penilaian portofolio, atau pembuatan rubrik, menurut
Direktorat Pembinaan SMA (2010) yang termuat dalam Juknis Pengembangan
Portofolio Untuk Penilaian di SMA adalah dengan menggunakan kriteria berikut.
a. Bukti terjadinya proses berpikir.
➢ Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio
dan data dalam setiap satuan itu?
➢ Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah,
menganalisis, & mencari pola?
➢ Apakah siswa telah menggunakan materi konkret atau gambar untuk
menafsirkan dan memecahkan masalah, atau untuk memperoleh hasil
penyelidikannya?
➢ Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan
masalah atau penyelidikannya?
b. Mutu kegiatan atau penyelidikan
➢ Apakah kegiatan atau penyelidikan oleh siswa yang dilaporkan dalam
portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang
konsep aatau kaidah tertentu?
➢ Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan siswa
dalam menggunakan konsep, cara, atau kaidah tertentu?
➢ Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan sikap siswa
terhadap pelajaran yang bersangkutan?
➢ Apakah kegiatan atau penyelidikan itu melibatkan beberapa sub pokok
bahasan?
c. Keragaman pendekatan
➢ Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa menggunakan
berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah?
➢ Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa melakukan
berbagai macam kegiatan atau penyelidikan?
2.4.7 Masalah Keandalan dalam Penilaian Portofolio

Pada setiap literatur berbasis portofolio, ada penelitian yang melaporkan


reliabilitas antar penilai rendah, sehingga data penilaian yang dikumpulkan dari
penilaian portofolio dianggap tidak cukup dapat dipercaya untuk digunakan dalam
mengevaluasi pembelajaran siswa. Pada teori pengukuran statistik, ada dua domain
utama yang menentukan kepercayaan penilaian portofolio, yaitu reliabilitas antar
penilai dan reliabilitas skor.

Reliabilitas antar penilai mengacu pada konsistensi internal dan kesepakatan


di antara penilai ketika menilai portofolio. Untuk meningkatkan keandalan antar
penilai, sangat penting untuk membantu penilai memahami aturan penilaian dan
aspek penulisan untuk dinilai. Selain itu, dilaporkan bahwa penilai cenderung fokus
pada kualitas yang lebih 'dapat diamati' dalam penulisan siswa seperti tata bahasa
dan sintaksis daripada kualitas abstrak seperti penalaran dan pemikiran logis
(Fitzpatrick et al., 1994). Sementara pelatihan penilai profesional dapat membantu
meningkatkan keandalan antar penilai, kemungkinan kesalahan akan ikut berperan
dalam mempengaruhi bagaimana penilai menilai portofolio secara adil termasuk
preferensi untuk kualitas teks tertentu (akurasi), terlalu lunak atau terlalu ketat
ketika memberikan peringkat, dan menghindari memberikan skor tinggi atau
rendah (Legg, 1998).

Mengenai keandalan skor, diperlukan untuk menghasilkan lima entri serupa


dalam portofolio untuk mencapai perkiraan skor yang akurat dari kinerja siswa
(Soh, 2016). Pada kenyataannya, kecil kemungkinannya bagi para guru untuk
mengharapkan siswa untuk menghasilkan lima karya tulis untuk setiap genre dalam
program portofolio. Karena keandalan tetap menjadi masalah abadi dalam penilaian
portofolio, ada berbagai strategi yang dapat digunakan secara produktif untuk
mempromosikan penilaian yang tidak memihak terhadap prestasi siswa secara
tertulis.

Untuk keandalan antar penilai, penilai dapat mengembangkan kesepakatan


yang disepakati bersama dalam penilaian melalui dialog profesional yang diperluas
dan contoh eksemplar untuk dimasukkan dalam sesi pelatihan penilai. Untuk lebih
meningkatkan reliabilitas antar penilai dan skor, guru dan administrator dapat
mempertimbangkan standardisasi desain dan konten portofolio di tingkat sekolah
dan / atau regional. Sementara praktik standardisasi kemungkinan akan
memfasilitasi penilaian portofolio yang konsisten,
3.4.8 Konstruksi dan Penerapan Rubrik dalam Penilaian Portofolio

Untuk membangun rubrik penilaian portofolio, selalu ada fleksibilitas yang


lebih besar dalam memutuskan elemen dan kriteria apa yang akan dimasukkan,
tergantung pada kompleksitas tugas penulisan. Meskipun demikian, rubrik ini
cenderung bersifat spesifik jika guru ingin menekankan tujuan instruksional
tertentu dalam kurikulum. Jika memungkinkan, rubrik penilaian harus dirancang
secara kolaboratif dengan masukan dari siswa, kolega, orang tua, dan administrator,
sehingga saling memahami tentang karya tulis berkualitas tinggi. Butler &
McMunn (2006) mengajukan enam pertanyaan yang memfasilitasi konstruksi guru
dan penerapan rubrik dalam konteks penilaian portofolio. Pertanyaan ini juga
ditemukan relevan bagi para praktisi yang ingin mengembangkan rubrik penilaian
untuk program portofolio penulisan mereka. Pertanyaannya meliputi:

a. Apakah rubrik mewakili keterampilan dan konten yang diajarkan?


b. Apakah rubrik menekankan pengetahuan dan konsep yang signifikan?
c. Apakah rubrik membedakan antara pekerjaan tinggi, menengah dan di bawah
standar?
d. Apakah rubrik memberikan umpan balik formatif untuk meningkatkan
pembelajaran?
e. Apakah rubrik memprioritaskan kualitas penting sebagaimana tercermin oleh
distribusi poin?
f. Apakah rubrik secara ringkas menerjemahkan ke dalam nilai?

2.5 Latihan Merencanakan Penilaian Portofolio


Portofolio: kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan
kreativitas peserta didik (Depdiknas, 2008). Langkah-langkah tentang penyusunan
dan pelaksanaan penilaian portofolio dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai melalui portofolio
siswa dan menentukan tugas/pekerjaan apakah yang akan diberikan pada
siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya:
Kompetensi Dasar:
4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang
terjadi di lingkungan sekitar.
Indikator:
4.11.1. Membuat kliping tentang pencemaran lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitar.
b. Guru mengkomunikasikan kepada siswa tentang rencana portofolio,
mendiskusikannya dengan siswa dan menampung usul siswa. Dalam hal ini
perlu dikomunikasikan tentang proses yang harus ditempuh siswa dalam
melaksanakan penilaian portofolio tersebut. Selain dari itu perlu
dikomunikasikan juga tentang kriteria penilaian, kinerja siswa yang akan
dinilai dan contoh-contoh hasil kerja yang akan dikumpulkan. Siswa dalam
hal dapat turut memberikan masukan tentang kriteria dan jenis pekerjaan
yang akan dikumpulkan. Misalnya, membuat kliping, resume, mind map,
dan makalah.
c. Guru dibantu oleh siswa menyiapkan folder/map untuk penyimpanan
dokumen siswa. Tiap map/folder diberi identitas siswa.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang
menuntun siswa menghasilkan karyanya.
b. Guru mengumpulkan pekerjaan/tugas siswa. Tugas siswa diperiksa dan
diberi komentar oleh guru. Siswa dapat memperbaiki tugasnya bila masih
memiliki banyak kekurangan
c. Tugas/catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam
folder/map secara kronologis sesuai urutan waktu
d. Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap siswa
sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru mereviu
pekerjaan siswa menurut urutan waktu, melihat kemajuan belajarnya, dan
mengkaji taraf pencapaian kompetensi belajar siswa. Guru selanjutnya
memberi catatan-catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa. Hasil
catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa.
e. Kegiatan diskusi antara guru dengan siswa hendaknya diupayakan untuk
memberi masukan terhadap hasil karya siswa, tidak ditujukan untuk
memberikan penilaian tetapi digunakan untuk memunculkan kekuatan
karya siswa
f. Seleksi terhadap hasil karya dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru.
Dalam hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian, atau hanya karya
terbaik saja yang dimasukkan ke dalam portofolio mereka.
3. Tahap penilaian
a. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang disusun
oleh guru atas partisipasi siswa.
b. Kriteria yang telah disepakati tersebut diterapkan dengan konsisten, baik
oleh guru maupun oleh siswa.
c. Refleksi dilakukan oleh siswa dalam bentuk penilaian diri (Self-
assessment). Penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai kekuatan dan
kelemahan belajarnya. Siswa menilai kemampuan belajar dan
kelemahannya sendiri berdasarkan data yang dihimpun pada portofolio,
hasil penilaian diri siswa dituliskan dan dimasukkan sebagai komponen
portofolio.
d. Hasil penilaian guru dan siswa terhadap portofolio dijadikan sebagai bahan
untuk penyusunan tujuan baru bagi proses pembelajaran selanjutnya.
e. Portofolio siap untuk dijadikan sumber penilaian siswa dan dapat dijadikan
bahan pelaporan untuk orangtua.
Format Pemberian Skor Kliping Pencemaran Lingkungan
PENILAIAN PORTOFOLIO AKHIR SEMESTER

Nama Pemilik Portofolio :


Hari/Tanggal Pemeriksaan :

Berdasarkan Pengecekkan penyajian dan kelengkapan portofolio Saudara,


berilah penilaian untuk setiap butir dibawah ini, dan kalikan dengan bobotnya
untuk memperoleh nilai akhir portofolio.

No. Kriteria Bobot Nilai Bobot × Nilai


1. Kata Pengantar 5 5 4 3 2 1 …….
2. Daftar Isi 5 5 4 3 2 1 …….
3. Pendahuluan 10 5 4 3 2 1 …….
4. Kliping 20 5 4 3 2 1 …….
5. Resume 15 5 4 3 2 1 …….
6. Mind Map 15 5 4 3 2 1 …….
7. Makalah 20 5 4 3 2 1 …….
8. Penilaian Diri 10 5 4 3 2 1 …….
Total 100 Total …….

Kesimpulan:
Nilai akhir portofolio A, B, C, D, E (lingkari salah satu) dengan patokan:
E (0-200, sangat kurang)
D (201-250, kurang)
C (251-325, cukup)
B (326-400, baik)
A (401-500, sangat baik)

Komentar:
………….………….………….………….………….………….………….………….………….………….………………
………….………….………….………….………….………….………….………….………….………….………………
………….………….………….………….………….………….………….………….………….………….………………

Kesimpulan: Pengorganisasian portofolio meliputi pengorganisasian perencanaan


portofolio meliputi 6 tahapan yankni mengidentifikasi tujuan dan fokus, isi materi,
pengorganisasian portofolio, pelaksanaan, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan
evaluasi portofolio secara umum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
a. Penilaian portofolio adalah suatu usaha sistematik untuk memperoleh,
menganalisis dan menyimpulkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan
dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta
didik yang bersumber dari catatan serta dokumentasi pengalaman belajar
peserta didik yang menunjukkan prestasi peserta didik dan perkembangan
kemajuan belajarnya.
b. Secara umum portofolio dapat bermanfaat baik bagi siswa yaitu sebagai
sarana aktualusasi diri serta pengembangan diri yang optimal, bagi guru,
portofolio dapat bermanfaat sebagai sarana untuk melakukan penilaian
kepada siswa yang autentik dan terpercaya, serta bagai orang tua siswa,
portofolio dapat bermanfaat sebagai sebagai sarana untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa. Adapun beberapa kelemahan yang terdapat
dalam penilaian portofolio dapat berupa waktu penilaian yang relatif lama,
proses penilaian yang kadang masih kurang akurat maupun perlunya interaksi
antar berbagai pihak yang lebih kompleks.
c. Pada proses perencanaan penilaian portofolio, seorang penilai hendaknya
memperhatikan aspek: maksud atau fokus portofolio, isi yang dinilai, bentuk,
susunan, atau organisasi portofolio, penggunaan portofolio , cara menilai
portofolio, bentuk atau penggunaan rubrik.
d. Pada proses penilaian portofolio, seorang panilai baik guru, siswa maupun
orang tua hendaknya memperhatikan pendekatan dalam penilaian, komponen
karya, tujuan penilaian, prinsip penilaian, cara penialian, tahapan penilaian,
rubrik penilaian, penerapan rubrik penilaian serta reliabilitas penilaian.
3.2 Saran
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian yang efektif untuk
mengetahui tingkat perkembangan siswa, sehingga setiap guru hendaknya dapat
memahami hakikat dari penilaian portofolio guna memajukan pembelajaran di
kelas.
DAFTAR RUJUKAN

Al-Tabany, T. I. B. 2014. Mendesain Model pembelajaran inovatif, Progresif, dan


Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013
(Kurikulum Tematik Integrative /KTI). Jakarta: Prenadamedia Group
Arifin, Z. 2014. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung:
Rosda Karya
Berry, R. 2008. Assessment for learning. Hong Kong: Hong Kong University Press.
Butler, S. M., & Mc Munn, N. D. 2006. A Teacher’s Guide to Classroom
Assessment: Understanding and Using Assessment to Improve Student
Learning. San Francisco, CA: Jossey-Bass.
Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus
Pengembangan Portofolio untuk Penilaian.
Depdiknas. 2003. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Penyusunan dan
Penggunaan Alat Evaluasi serta Pengembangan Sistem Penghargaan
Terhadap Siswa. Jakarta : Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen
Depdiknas. 2004. Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Jakarta: Depdiknas
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Rancangan Penilaian Hasil
Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017.
Panduan Penilaian Oleh Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Portofolio Untuk
Penilaian di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA
Erman, Suherman. 2009. Assesment Portofolio "EDUCARE: Jurnal Pendidikan
dan Budaya".pdf. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Fitzpatrick, A. R., Erickan, K., & Yen, W. M. 1994. The Consistency Between
Ratings Collected In Different Test Years. Paper Presented At The Annual
Meeting Of The National Council On Measurement In Education.
Hamp-Lyons, L., & Condon, W. 2000. Assessing The Portfolio: Issues for
Research, Theory and Practice. Cresskill, NJ: Hampton Press.
Hyland, K. 2016. Teaching and Researching Writing (3rd ed.). New York:
Routledge.
Jailani. 2012. Rancangan Model Penilaian Portofolio di Sekolah. Jurnal Ilmiah
Didaktika, 12(2): 232-244
Klenowski, V. 2002. Developing portfolios for learning and assessment: Processes
and principles. London: Routledge Falmer.
Legg, S. M. 1998. Reliability and Validity. In W. Wolcott (Ed.), An Overview Of
Writing Assessment: Theory, Research And Practice. Urbana, IL: National
Council of Teachers of English.
Popham, W.J. 1994. Classroom Assessment (What Teachers Need To Know).
Needham: Heights Mass.
Soh, K. 2016. Understanding test and exam results statistically: An essential guide
for teachers and school leaders. Singapore: Springer.
Surapranata, S. & Hatta, M. 2004. Penilaian Portofolio : Implementasi Kurikulum
2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suwono, Hadi. 2012. Penilaian Hasil Belajar IPA. Malang: Bayumedia Publishing
Wolcott, W. 1998. An Overview of Writing Assessment: Theory, Research and
Practice. Urbana, IL: National Council of Teachers of English.

Anda mungkin juga menyukai