Anda di halaman 1dari 19

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Evaluasi Pembelajaran SKI di MTs/MA Prof. Dr. Ridhani Fidzi, M.Pd.

CARA MEMBUAT KISI-KISI TES ESSAY DAN TES OBJEKTIF

Oleh:
Lokal SKI H
KELOMPOK II

Annisa (190101010079)
Ayu Fitri (190101010005)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu tercurahkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. sehingga kita bisa membedakan diantara perkara-perkara yang
hak dan yang batil dan perkara yang halal dan haram serta bisa mengetahui perkara
yang diridhai dan dimurkai Allah Swt.
Selain itu, ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini, khususnya kepada
Bapak Prof. Dr. Ridhani Fidzi, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran SKI di MTs/MA, serta teman-teman sekalian.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak yang perlu diperbaiki. Saran dari pembaca sangat terbuka lebar demi
kemajuan makalah ini.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 2022

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kisi-Kisi ............................................................................. 3
B. Kegunaan dan Fungsi Kisi-Kisi .......................................................... 3
C. Syarat Kisi-Kisi yang Baik ................................................................. 4
D. Langkah-Langkah Mempersiapkan Kisi-Kisi Tes ............................... 4
1. TesUraian(Essei) ............................................................................ 4
a. Pengertian ................................................................................... 4
b. Menyusun Soal BentukUraian .................................................... 5
c. Kisi-Kisi Soal Uraian .................................................................. 7
2. TesObyektif ..................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau
kisi-kisi soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada
penyusunan tes. Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan
untuk menyiapkan tes sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan
dalam proses belajar mengajar atau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh
mahasiswa dalam bidang tertentu (yang diujikan).
Tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal kemudian dikaitkan dengan bentuk
item yang akan digunakan. Juga dikaitkan di dalamnya jenjang kemampuan
yang ingin di ukur. Banyak jumlah soal pada masing-masing ruanglingkup
materi itu bagi mahasiswa serta kegunaannya di dalam masyarakat setelah
mereka menyelesaikan studinya nanti.
Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan yang paling penting adalah
melakukan tes, karena dengan melakukan tes, seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Dalam penyusunan soal-soal tes terkadang guru mengalami kesulitan, karena
dalam pembuatan soal tersebut diperlukan berbagai pertimbangan agar soal yang
dibuat tidak terlalu sulit, terlalu mudah dan membingungkan peserta didik ketika
hendak menjawab soal-soal tersebut. Dalam penyususnan tes prestasi hal yang
paling penting yang harus dimiliki yaitu validitassoal-soal yang akan diujikan
kepada peserta didik. Untuk memudahkan guru dalam penyusunan tes maka
diperlukan pembuatan kisi-kisi.

3
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengankisi-kisi ?
2. Apasaja kegunaan dan fungsi kisi-kisi ?
3. Bagaimana syarat kisi-kisi yang baik ?
4. Sebutkan langkah-langkah mempersiapkan kisi-kisites !
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kisi-kisi.
2. Untuk mengetahui kegunaan dan fungsi kisi-kisi.
3. Untuk mengetahui syarat kisi-kisi yang baik.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah mempersiapkan kisi-kisi tes.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi
untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes.
Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Dengan
demikian dapat diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Kisi-kisi tes yang
dimaksudkan untuk menyusun soal diagnosis kesukaran belajar peserta didik
berbeda dengan kisi-kisi tes yang dimaksudkan untuk menyusun soal prestasi
belajar. Kisi-kisi yang dimaksudkan untuk menyusun tes penempatan juga
berbeda dengan kisi-kisi yang dimaksudkan untuk menyusun tes kompetisi.
Kisi-kisi yang dimaksudkan untuk menyusun tes ulangan umum juga berbeda
dengan kisi-kisi yang digunakan untuk menyusun tes ujian akhir nasional. Hal
yang harus diperhatikan adalah tidak ada satupun kisi-kisi yang dapat digunakan
untuk semua tujuan semu ates. 1
B. Kegunaan dan Fungsi Kisi-Kisi
Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan
perakitan tes. Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapat menghasilkan soal-
soal yang sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes
dengan mudah. Dengan demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang baik, maka
penulis soal yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat soal yang relative
sama, baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang ditanyakan
berikut perbandingan fungsi tes :
1. Fungsi untuk kelas :
a. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian.
c. Menaikkan tingkat prestasi.
d. Mengelompokan siswa di kelas pada waktu metode kelompok.

1
Sumarna Surapranata, Panduan PenulisaTesTertulisImplementasiKurikulum 2004,
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), h. 50.

5
e. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa siswa secara
perseorangan.
f. Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus.
g. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak.
2. Fungsi untuk bimbingan :
a. Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-anak
mereka.
b. Membantu siswa dalam menentukan pilihan.
c. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan.
d. Memberikesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam
memahami kesulitan anak.
3. Fungsi untuk administrasi :
a. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa.
b. Penempatan siswa baru.
c. Membantu siswa memilih kelompok.
d. Menilai kurkulum.
e. Memperluas hubungan masyarakat(public relation).
f. Menyediakan informasi untuk badan-badan lain diluarsekolah.
C. Syarat Kisi-Kisi yang Baik
Dengan adanya berbagai variasi kisi-kisi yang disajikan, dapat
disimpulkan bahwa kisi-kisi harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
1. Mewakili isu kurikulum yang akan diujikan.
2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami.
3. Soal-soalnya harus dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang
ditetapkan.2
D. Langkah-Langkah Mempersiapkan Kisi-Kisi Tes
1. TesUraian (Esei)
a. Pengertian

2
Ibid, h. 62-63.

6
Tesuraian, yang dalam literatur disebut juga essay examination,
merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes
uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan
demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal
mengekspresikan gagasannya melalui bahasa dan tulisan. Tes uraian
memiliki 3 bentuk, yaitu :
• Uraian bebas(free essay)
• Uraian terbasas
• Uraian berstruktur
b. Menyusun Soal Bentuk Uraian
Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan memadai
sebagai alat penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut
:
1) Dari segi isi yang diukur
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas
abilitasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep,
analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan
kejelasan apa yang akan diungkapkan maka soal atau pertanyaan yang
dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas
tersebut.
Setelah abilitas yang hendak diukur cukup jelas, tetapkan materi
yang ditanyakan. Dalam memilih materi sesuai dengan kurikulumnya
atau silabusnya, pilihlah materi yang esensial sehingga tidak semua
materi perlu ditanyakan. Dengan kata lain, bila konsep esensial dikuasai
maka secara keseluruhan siswa akan mengetahui aspek-aspek yang
berkenaan dengan konsep tersebut. Aturlah penyajian pertanyaan
secara berurutan dari yang mudah menuju kepada yang lebih sulit atau
dari yang sederhana menuju kepada yang lebih kompleks.

7
2) Dari segi bahasa
Gunakan bahsa yang baik dan benar sehingga mudah
diketahui makna yang terkandung dalam rumusan pertanyaan.
Bahasanya sederhana, singkat, tetapi jelas apa yang akan
ditanyakan. Hindari bahasa yang berbelit-belit, membingungkan,
atau mengecoh siswa.
3) Dari segi teknis penyajian soal
Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi
yang samasekali pun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau
pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup
materinya. Perhatikan waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal
tersebut sehingga soal tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Bobot
penilaian untuk setiap soal hendaknya dibedakan menurut tingkat
kesulitan soal.
4) Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah
ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya.
Tentukan pula besar skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab
dengan benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau
kurang memadai. Jangan sekali-kali mengajukan pertanyaan yang
jawabannya belum pasti atau guru sendiri tidak tahu jawabannya atau
mengharapkan kebenaran jawaban tersebut diperoleh dari siswa.
Mengingat sifat tes uraian lebih mengutamakan kekuatan
(power tests), bukan kecepatan (speed tests), maka dalam pelaksanaan
tes ini hendaknya diperhatikan hal-halberikut :
✓ Berilah waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal
tersebut. Dengan demikian, siswa dapat mengungkapkan jawabannya
tanpa terburu-buru.
✓ Berikan kemungkinan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang
mudah terlebih dahulu tanpa harus mengikuti urutan nomor soal.

8
✓ Awasi pengerjaan soal oleh para siswa sehingga mereka bekerja sendiri
tanpa bekerjasama dengan siswa lain.
✓ Dalam hal tertentu, jika dipandang perlu, berikan soal-soal uraian yang
memperbolehkan siswa membuka buku dan catatan pelajarannya.
Biasanya soal-soal yang mengungkapkan aplikasi suatu konsep,
pemecahan suatu masalah, menarik suatu generalisasi dapat diberikan
kepada siswa dengan memperbolehkan membuka buku dan catatan
lainnya.
✓ Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, ada baiknya guru
menjelaskan jawaban setiap soal sehingga para siswa mengetahuinya
sebagai bahan dan untuk memperkaya pemahaman mereka mengenai
bahan atau materi pelajaran. 3
c. Kisi-Kisi Soal Uraian
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
Sekolah :
Jurusan :
Waktu :

Pokok Bahasan dan Macam Soal Uraian


Sub Pokok Bahasan
No Jumlah %
Bebas Terbatas
1 2 3 4 5 6

Jumlahbutirsoal
Presentase

3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT
RemajaRosdakarya, 2010), H. 35-41.

9
Langkah yang ditempuhuntukmengisi format kisi-kisitesuraian,
yaitu :
1) Tentukan lamanya waktu yang direncanakan. Misalnya 60 menit.
2) Tentukan banyaknya butir soal uraian yang dapat diselesaikan dalam
waktu 60 menit.
3) Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang harus dicakup
dalam perangkat testerebut.
4) Tentukan proporsi banyaknya butir soal setiap bahasan. Proporsi ini
tergantung pada pentingnya pokok bahasan, dinyatakan dalam bentuk
persen (%) dan dicantumkan pada kolom paling kanan (6).
5) Hitung jumlah butir soal yang harus dicantumkan dalam kolom 5.
6) Distribusikan jumlah butir soal pada kolom 5 ke kolom 3 dan 4 menurut
proporsi yang didasarkan pada pertimbangan keterlaksanaannya yaitu
uraian terbatas dibuat lebih banyak jumlahnya dari uraian bebas.4
2. Tes Obyektif
Cara Membuat Kisi-kisi Tes Objektif
a. Tes Benar Salah
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statemen). Pernyataan
tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orangyang ditanya bertugas
untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf
B jika pernyataan benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S
jika pernyataan itu salah.
1) Contoh:
B-S : Tes bentuk objektif banyak memberi peluang tes untuk
bermain spekulasi.
Bentuk benar-salah ada dua macam, yaitu dilihat dari segi
mengerjakan atau menjawab soal, yakni:
a) Dengan pembetulan (with correction) yaitu siswa diminta
membetulkan bila ia memilih jawaban yang salah.

4
Moh. Fahri Yasin, SistemEvaluasiPembelajaran, (Gorontalo: Sultan Amai Press, 2009),
H.60-61.

10
b) Tanpa pembetulan (without correction), yaitu siswa hanya diminta
melingkari huruf B ata S tanpa memberikan jawaban yang betul.
2) Petunjuk penyususnan
a) Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan
maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai
(scoring).
b) Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama
dengan butir soal yang harus dijawab S. Dalam hal ini
hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur, misalnya: B-S-B-
S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
c) Hindari item yang masih bisa diperdebatkan. Contoh: kekayaan
lebih penting daripada kepandaian.
d) Hindari pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan buku.
e) Hindari kata-kata yang menunjukkan kecenderungan memberi
saran seperti yang dikehendaki oleh item yang bersangkutan.
Misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah, dan sebagainya.
f) Soal harus singkat, jelas bukan kalimat majemuk. 5
b. Tes Pilihan Ganda (multiple choice test)
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk
melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Atau tes pilihan ganda ini terdiri atas
bagian keterangan (stem), dan bagian kemungkinan jawaban atau
alternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satu
jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh
(distractor).
1) Penggunaan tes pilihan ganda

5
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), p. 109.

11
Tes bentuk pilihan ganda (PG) ini merupakan bentuk tes objektif
yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang
dapat dicakup.
2) Petunjuk penyusunan
Petunjuk dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah soal bentuk
benar-salah juga, tetapi dalam bentuk jamak. Tercoba (testee)
diminta membenarkan atau menyalahkan setiap stem dengan tiap
pilihan jawaban. Kemungkinan jawaban itu biasanya sebanyak tiga
atau empat buah, tetapi adakalanya dapat juga lebih banyak (untuk
tes yang akan diolah dengan komputer banyaknya option diusahakan
4 buah).
Contoh:
Kambing dapat digolongkan sebagai.......
a. Kata sifat
b. Kata bilangan
c. Kata benda
d. Kata kerja
Cara menulis soal diatas adalah lebih baik daripada jika pilihan
jawaban disusun ke samping.
Cara memilih jawaban dapat dilakukan dengan jalan:
1) Mencoret kemungkinan jawaban yang tidak benar
2) Memberi garis bawah pada jawaban yang benar (dianggap
benar)
3) Melingkari atau memberi tanda kurung pada huruf di depan
jawaban yangdianggap benar. Yang sering kita temui adalah
melingkari huruf di depan jawaban yang dianggap benar.
4) Membubuhkan tanda kali (x) atau tambah (+) di dalam kotak
atau tanda kurung di depan jawaban yang telah di sediakan.
5) Menuliskan jawaban pada tempat yang telah disediakan.
c. Menjodohkan (matching test)

12
Tes menjodohkan dapat diganti dengan istilah mempertandingkan,
mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri
atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing
pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalam seri jawban.
Tugas siswa ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban,
sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.
1) Contoh:
Pasangkanlah pernyataan yang ada pada lajur kiri dengan yang ada
pada lajur kanan dengan cara menempatkan huruf yang terdapat didepan
pernyataan lajur kiri pada titik-titik yang disediakan di lajur kanan.
a. Transmigrasi................... 1. Masuknya Penduduk dari negara lain.
b. Imigrasi........................... 2. Pindahnya penduduk ke negara lain.
c. Emigrasi.......................... 3. Pindahnya penduduk dari desa ke kota
......................................... 4. Pindahnya penduduk antar pulau di
dalam satu negara.
2) Petunjuk penyusunan
Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes
bentuk matching ialah:
a) Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya
tidak lebih dari sepuluh soal (item). Sebab pertanyaan-
pertanyaan yang banyak itu akan membingungkan murid. Juga
kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara item-item
itu. jika itemnya cukup banyak, lebih baik dijadikan dua seri.
b) Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak daripada
jumlah soalnya. Dengan demikian murid dihadapkan dengan
banyak pilihan, yang semuanya mempunyai kemungkinan
benar, sehingga murid lebih mempergunakan pikirannya.
c) Antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching tes
harus merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar
homogen.
Contoh:

13
Disebelah kiri terdapat nama kota. Disebelah kanan terdapat
nama privinsi. Coba isi titik-titik yang tersedia di sebelah kiri
dengan huruf di depan nama provinsi di mana kota tersebut
berada.

1. Cirebon
2. Demak a. Sumatera Utara
3. Pasuruan b. Nusa Tenggara Barat
4. Lubuk linggau c. Kalimantan Timur
5. Depok d. Kalimantan Barat
6. Singaraja e. Jawa Barat
7. Balik papan f. Sulawesi Utara
8. Martapura g. Jawa Tengah
9. Gorontalo h. Nusa Tenggara Timur
10. Ende i. Sulawesi Tengah
j. Kaimantan Selatan
k. Daerah Istimewa Yogyakarta
l. Jawa Timur
m. Bengkulu
n. Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta6

d. Tes isian (completion test)


Tes isian atau tes menyempurnakan, tes melengkapi terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian
yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan
pengertian yang kita minta dari murid.
Contoh:
- Columbus menemukan benua Amerika pada tahuan ......

6
Ambiyar, Pengukuran dan Tes Dalam Pendidikan, (Padang: UNP Press, 2011), p. 45.

14
- Air akan membeku pada suhu ........... derajat Fahrenheit.

Ada juga completion tes yang tidak berbentuk kalimat-kalimat pendek


seperti diatas, tetapi merupakan kalimat-kalimat berangkai dan memuat
banyak isian. Seperti:

Di mulut, makanan dikunyah dan dicampur dengan ........... (1) yang


mengandung ............. (2) berguna untuk menghancurkan .......... (3)
kemudian dielan melalui ............... (4) masuk ke ............ (5) Di sii
dicampur lagi dengan ............... (6) dan seterusnya.

Jawaban-jawaban tidak perlu ditulid di tempat yang di kosongkan,


sebab cara demikian akan menyukarkan pemeriksaan. Tetapi
sediakanlah tempat tersendiri dengan nomor urut ke bawah. Oleh karena
itu dalam membuat soal, tempat-tempat soal harus diberi nomor seperti
di atas.
Contoh tempat jawaban:
1) .....................................
2) .....................................
3) .....................................
4) .....................................
5) .....................................
6) .....................................
7) ......................................

Dengan demikian akan memudahkan dan mempercepat


waktu pemeriksaan. Perlu diperhatikan bahwa dalam menyusun
soal-soal melengkapi, jangan lupa memberikan “kunci pembuka”
untuk memudahkan siswa mengerjakan soal-soal tersebut.

1) Petunjuk penyusunan
Saran-saran dalam menyusun tes bentuk isian ini adalah sebagai
berikut:

15
a) Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan
lebih dari satu jawaban yang kelihatan logis.
b) Jangan mengutip kalimat atau pernyataan yang tertera pada
buku catatan.
c) Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang.
d) Diusahakan hendaknya setiap pernyataan jangan
mempunyai lebih dari satu tempat kosong.
e) Jangan mulai dengan tempat kosong. 7

7
Suharsimi Arikunto, dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara,
1987), p. 165.

16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tes objektif di bagi kedalam beberapa bagian, diantaranya pertama
tes benar salah, yang mana dalam sebuah pernyataan tersebut ada yang
benar dan ada yang salah. Kedua Tes pilihan ganda yang terdiri atas
suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang
belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Ketiga ialah tes
menjodohkan yang terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri
jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabannya yang
tercantum dalam seri jawban. Tugas siswa ialah mencari dan
menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan
pertanyaannya. Keempat tes melengkapi yang terdiri atas kalimat-
kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang
dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan pengertian
yang kita minta dari murid.
B. Saran
Demikian makalah dari kami, kami sadar bahwa apa yang kami tulis
ini jauh sekali dara kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh sebab itu kami harapkan kepada kalian sekalian untuk memberikan
kritik dan sarannya agar kedepannya kami mampu memperbaiki dan
membuatnya lebih baik lagi. Disini kami juga mengharapkan apa yang kami
tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kalian para pembaca

17
DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar. (2011). Pengukuran dan Tes Dalam Pendidikan. Padang UNP Pers.
Arikunto, S. (1987). Dsar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Fahri, M. Y. (2009). Sistem Evaluasi Pembelajaran. Gorontalo: Sultan Amai Press.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sudjiono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Surapranata, S. (2005). Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum
2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.

18

Anda mungkin juga menyukai