1
BAB 6
2
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komukasi atas
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
B. Jenis-jenis komunikasi
1) Komunikasi verbal ( verbal communication)
Merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
2) Komunikasi non-Verbal ( non-Verbal communication)
Banyak komunikasi verbal yang tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakkan komunikasi non-verbal
dengan baik diwaktu yang bersamaan. Melalui komunikasi non-
verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai
berbagai macam perasan orang. Berikut contoh komunikasi non-
verbal yang bisa dilakukan oleh perawat saat dalam berada di
ruangan:
a) Sentuhan, bersalaman, menggenggam tangan, sentuhan
punggung.
b) Gerakan tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap
tubuh.
c) Intonasi atau vokalis adalah unsur non-verbal dalam suatu
ucapan, yaitu tekanan saat berbicara.
3) Komunikasi intrapribadi
Komunikasi ini disebut dengan komunikasi dengan diri sendiri,
baik kita sadar atau tidak, misalnya berpikir merupakan contoh
komunikasi intrapersonal secara aktif dari individu dalam proses
simbolik dari pesan-pesan. Aktivitas dari komunikasi intrapribadi
yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti:
berdo’a, bersyukur, intropeksi diri, dan reaksi hati nurani, dan
berimajinasi secara kreatif.
4) Komunikasi kelompok
3
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan
oleh sekelompok kecil orang, yang mempunyai tujuan bersama,
yang berinterkasi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
5) Komunikasi public
Komunikasi public adalah komunikasi seorang dengan pembicara
dengan sejumlah orang (khalayak) yang tidak dikenali satu
persatu.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
1) Usia
2) Persepsi
3) Nilai
4) Latar belakang budaya sosial
5) Emosi
6) Jenis kelamin
7) Pengetahuan
8) Peran dan hubungan
9) Lingkungan
10) Jarak
4
Budaya dan bahasa menurut para ahli memiliki keterkaitan yang
amat erat. Keeratan hubungan antara bahasa dengan kebudayaan telah
lama dirasakan para linguisdan antropoloog sehingga pembicaraan
mengenai relasi kedua bidang itu bukanlah topik baru dalam dunia
ilmiah. Banyak pandangan yang telah diberikan para ahli mengenai
hubungan kedua bidang itu. Dalam mengetahui hubungan anatara
keduanya maka muncullah ilmu antropolinguistik, dimana ilmu ini
menggabungkan anatara ilmu antropologi dan linguistik.
Antropolinguistik adalah ilmu yang menggabungkan antara antropologi
(ilmu kebudayaan) dengan linguistic dalam cabang linguistik ilmu ini
mempelajari variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya
dengan perkembangan waktu, perbedaan tempat komunikasi, sistem
kekerabatan, pengaruh kebiasaan etnik, kepercayaan, adat istiadat,
etika berbahasa, dan pola-pola kebudayaan lain dari suku bangsa.
Antropolinguistik ini lebih menitik beratkan pada hubungan antara
bahasa dan kebudayaan didalam suatu masyarakat seperti peranan bahasa
didalam mempelajari bagaimana hubungan keluarga diekspresikan dalam
terminologi budaya.
5
BAB 7
6
E. Contoh Laporan
a) Dokter menghubungi unit keperawatan untuk menerima laporan
lisan tentang kondisi klien,
b) Laboratorium memberikan laporan tertulis tentang hasil
pemeriksaan diagnostic,
c) Perawat memasukkan laporan insiden ke dalam rekaman yang
bukan merupakan bagian dari rekam medis klien,
d) Anggota tim mengomunikasikan informasi melalui diskusi atau
konferensi. Contoh: konferensi rencana pemulangan yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu (keperawatan, pekerja, social,
ahli gizi, kedokteran, dan fisioterapis) untuk mendiskusikan
kemajuan klien menuju tujuan pemulangan yang ditetapkan.
F. Bentuk Komunikasi Efektif Multidisiplin.
a) Konsultasi Merupakan bentuk diskusi dimana seorang pemberi
pelayanan professional memberikan saran formal tentang
pelayanan klien kepada pemberi pelayanan lainnya. Sebagai
contoh : seorang perawat yang melayani klien dengan luka kronis
berkonsultasi dengan spesialis perawatan luka.
b) Rujukan Perawat mendokumentasikan rujukan, konsultasi, dan
konferensi dalam rekaman permanen klien sehingga semua
penyedia pelayanan dapat menyusun rencana yang sesuai. Bentuk
Komunikasi Efektif Multidisiplin.
7
meningkatkan kualitas asuhan pasien, melalui tugas dan tanggung jawab
serta ketrampilannya secara komplementer. gambaran bahwa pada
komponen model alur klinis pengelolaan pasien dan pengelolaan pasien
secara tim, secara kelompok rerata skor kultur kolektif lebih besar dari
rerata skor individu, hal ini bermakna bahwa kecenderungan para praktisi
untuk bekerja secara kohesif dengan menekankan pentingnya share
expertise besar, sehingga untuk membangun kerjasama tim secara efektif
pada kolaborasi interprofesional dalam kedua komponen ini sudah ada
dasarnya.
Pada dokumentasi terpadu asuhan pasien dan pemecahan masalah
bersama melalui diskusi interprofesional. Hal ini kemungkinan terkait
dengan pola kerja sehari-hari, bahwa proses mendokumentasikan asuhan
masih berbasis pada lingkup disiplinnya masing-masing, sedangkan
diskusi kasus secara interprofesional belum berjalan.Dua komponen yang
terakhir ini perlu menjadi perhatian penting pada proses pendampingan
implementasi model kolaborasi interprofesional kedepan, sehingga
mekanisme dan sarana untuk mewujudkan pelayanan pasien yang
terintegrasi menjadi fokus mendapatkan perhatian lebih. Banyaknya
faktor untuk meningkatkan kolaborasi interprofessionalisme menjadi hal
utama kurangnya kerja sama bahkan diskusi dalam tim antar tenaga
kesehatan. Untuk mendapatkan peningkatan dalam masalah ini
dibutuhkannya perhatian lebih, guna peningkatan mutu kesehatan
dirumah sakit.
8
b) Melibatkan lebih dari dua disiplin (lintas disiplin)dengan sudut pandang
masing-masing.
c) Upaya bagaimana melakukan apa yang ingin kita lakukan terhadap apa
yang dapat kita lakukan menggunakan berbagai disiplin ilmu yang ada.
d) Dalam studi transdisiplin, dimulai dari masalah dan secara bersama-
sama menggunakan berbagai disiplin lain berupaya memecahkan
masalah tersebut. Contoh komunikasi Trandisiplin: postural Anak ber-
kebutuhan khusus.
9
BAB 8
10
6) Memfokuskan berguna untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih
spesifik dan dimengerti.
7) Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan
hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima
dengan benar.
8) Tambahan informasi memungkinkan penghayatan yang baik bagi klien
karena memberikan tambahan informasi juga merupakan penyuluhan
kesehatan.
9) Memberikan kesempatan kepada perawat - klien untuk mengorganisasikan
pikiran. Diam terutama berguna saat klien harus mengambil keputusan.
10) Meringkas bermanfaat untuk membantu mengingat topik yang telah dibahas
sebelum meneruskan pada pembicaraan selanjutnya.
11) Memberikan penghargaan atas apa yang sudah dapat dilakukan klien.
12) Menawarkan diri merupakan hal yang perawat lakukan untuk menawarkan
rasa tertarik berinteraksi dengan klien.
13) Memberi kesempatan klien untuk memilih topik pembicaraan.
14) Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
15) Menempatkan kejadian secara berurutan
16) Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi secara bebas.
17) Refleksi
11
dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur
penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien,
Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain untuk
memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap sebagai elemen penting
dari praktek profesional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.
12
menyusun membuat sesuatu yang akan membangkitkan kerja sama diantar
profesi dengan professional, Sama halnya ketika menjalan tugas dari masing-
masing profesi , harus menggunakan komunikasi yang efektif.
Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain untuk
memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap sebagai elemen penting
dari praktek profesional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.
dengan menggunakan komunikasi yang efektif dapat menjalin kolaborasi yang
baik dengan tenaga kesehatan yang lain dan juga pasien mendapatkan
pelayanan yang baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bahasa). https://doi.org/10.31219/osf.io/29ckm.
https://myklass-fkik.umy.ac.id/mod/resource/view.php?id=60810.
https://dokumen.tips/healthcare/peran-multidisiplin-interdisiplin-dan-
transdisiplinpptx.html?page=1
14
Indonesia, PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH
PERAWAT PADA PASIEN, 2019.
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11863/2/T1_462012061_BAB20
II.pdf.
15