Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................1


BAB 6 .....................................................................................................................2
1. Ruang lingkup komunikasi antar budaya dalam bidang keperawatan .........2
2. Pradigma dalam komunikasi antar budaya dalam bidang keperawatan.......5
3. Kajian singkat tentang bahasa dan budaya di Indonesia keterkaitannya .....5
BAB 7 ......................................................................................................................6
1. Komunikasi pada multidisplin .....................................................................6
2. Komunikasi pada interdisplin ......................................................................7
3. Komunikasi pada transdisplin ......................................................................8
BAB 8 ....................................................................................................................10
1. Tahap komunikasi pada perawat dan pasien ..............................................10
2. Teknik komunikasi pada perawat dan pasien.............................................11
3. Tahap komunikasi pada sesama perawat ...................................................12
4. Teknik komunikasi pada sesama perwat ....................................................12
5. Tahap komunikasi pada perawat dan tenaga kesehatan .............................12
6. Teknik komunikasi perawat dan tenaga medis ..........................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................14

1
BAB 6

1. Ruang lingkup komunikasi antar budaya dalam bidang keperawatan


A. Definisi Komunikasi
Komunikasi antarbudaya bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
Komunikasi antarbudaya tidak hanya terjadi di antara orang-orang yang
berbeda bangsa, ras, etnik, bahasa, dan agama. Namun, dapat juga terjadi
di antara orang-orang yang berbeda tingkat pendidikan, status sosial, jenis
kelamin, serta profesi. Keperawatan merupakan sebuah cabang ilmu
yang memberikan pelayanan kesehatan secara holistic meliputi aspek
biokpsikososiospritual. Keberhasilan pelayanan kesehatan tersebut
sangat tergantung pada komunikasi yang terjadi antara perawat dan
klaen. Komunikasi seorang perawat tidak hanya didukung oleh
pengetahuan saja, akan tetapi juga didukung oleh kemampuan
interpersonal, teknik komunikasi, serta skill yang baik.
A. Komponen-komponen komunikasi:
1) People/orang/sumber/komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak pengirim pesan dalam
proses komunikasi.
2) Pesan/ informasi
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh
komunikator.
3) Komunikan/penerima/receiver
Komunikan adalah elemen penting karena daialah yang menjadi
saran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti
pesan yang disampaikan dengan baik.
4) Chanel/sarana
Sarana komunikasi/chanel biasa disebut dengan media yang
digunakkan sebagai penyalur pesab dalam proses komunikasi.
5) Umpan balik/feed

2
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komukasi atas
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
B. Jenis-jenis komunikasi
1) Komunikasi verbal ( verbal communication)
Merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
2) Komunikasi non-Verbal ( non-Verbal communication)
Banyak komunikasi verbal yang tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakkan komunikasi non-verbal
dengan baik diwaktu yang bersamaan. Melalui komunikasi non-
verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai
berbagai macam perasan orang. Berikut contoh komunikasi non-
verbal yang bisa dilakukan oleh perawat saat dalam berada di
ruangan:
a) Sentuhan, bersalaman, menggenggam tangan, sentuhan
punggung.
b) Gerakan tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap
tubuh.
c) Intonasi atau vokalis adalah unsur non-verbal dalam suatu
ucapan, yaitu tekanan saat berbicara.
3) Komunikasi intrapribadi
Komunikasi ini disebut dengan komunikasi dengan diri sendiri,
baik kita sadar atau tidak, misalnya berpikir merupakan contoh
komunikasi intrapersonal secara aktif dari individu dalam proses
simbolik dari pesan-pesan. Aktivitas dari komunikasi intrapribadi
yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti:
berdo’a, bersyukur, intropeksi diri, dan reaksi hati nurani, dan
berimajinasi secara kreatif.
4) Komunikasi kelompok

3
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan
oleh sekelompok kecil orang, yang mempunyai tujuan bersama,
yang berinterkasi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
5) Komunikasi public
Komunikasi public adalah komunikasi seorang dengan pembicara
dengan sejumlah orang (khalayak) yang tidak dikenali satu
persatu.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
1) Usia
2) Persepsi
3) Nilai
4) Latar belakang budaya sosial
5) Emosi
6) Jenis kelamin
7) Pengetahuan
8) Peran dan hubungan
9) Lingkungan
10) Jarak

2. Pradigma dalam komunikasi antar budaya dalam bidang keperawatan


Perawat merupakan salah satu profesi yang erat kaitannya dengan
pemanfaatan komunikasi sebagai bentuk sarana yang sangat efektif dalam
mempermudah menjalankan peran dan fungsinya dengan baik sehingga
berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan induvidu, keluarga
dan masyarakat melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan
timbal balik melalui perubahan, prilaku sehat ke arah yang dapat di yakini
dapat meningkatkan kesehatan yang lebih baik.Komunikasi dalam
pelayanan dan usaha keperawatan merupakan hal yang paling esensial.

3. Kajian singkat tentang bahasa dan budaya di Indonesia keterkaitannya

4
Budaya dan bahasa menurut para ahli memiliki keterkaitan yang
amat erat. Keeratan hubungan antara bahasa dengan kebudayaan telah
lama dirasakan para linguisdan antropoloog sehingga pembicaraan
mengenai relasi kedua bidang itu bukanlah topik baru dalam dunia
ilmiah. Banyak pandangan yang telah diberikan para ahli mengenai
hubungan kedua bidang itu. Dalam mengetahui hubungan anatara
keduanya maka muncullah ilmu antropolinguistik, dimana ilmu ini
menggabungkan anatara ilmu antropologi dan linguistik.
Antropolinguistik adalah ilmu yang menggabungkan antara antropologi
(ilmu kebudayaan) dengan linguistic dalam cabang linguistik ilmu ini
mempelajari variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya
dengan perkembangan waktu, perbedaan tempat komunikasi, sistem
kekerabatan, pengaruh kebiasaan etnik, kepercayaan, adat istiadat,
etika berbahasa, dan pola-pola kebudayaan lain dari suku bangsa.
Antropolinguistik ini lebih menitik beratkan pada hubungan antara
bahasa dan kebudayaan didalam suatu masyarakat seperti peranan bahasa
didalam mempelajari bagaimana hubungan keluarga diekspresikan dalam
terminologi budaya.

5
BAB 7

1. Komunikasi pada multidisplin


Pelayanan Multidisiplin:
A. Komunikasi.
a) Keberhasilan tim ditentukan oleh komunikasi yang efektif,
b) Keterampilan komunikasi yang baik menentukan keselamatan
pasien.
c) Komunikasi harus berpusat pada pasien.
B. Pentingnya komunikasi bagi perawat .
a) Memahami permasalahan yang dirasakan pasien.
b) Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan multidisiplin
c) Perawat menjadi penghubung penting antara pasien dengan
anggota tim kesehatan lain.
C. Tujuan Komunikasi Multidisiplin
a) Interaksi social dan terapeutik bertujuan untuk membangun
kepercayaan dan memperkuat hubungan,
b) Untuk mencapai hubungan interpribadi seperti penerimaan,
keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan atau kontrol, serta
perhatian.
c) Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan
dorongan dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress
pekerjaan.
D. Bentuk Komunikasi Efektif Multidisiplin
a) Rekam medis Data kontinu tentang status pelayanan kesehatan
klien yang tersedia bagi seluruh anggota tim kesehatan.
b) Laporan. Pertukaran informasi secara lisan, tertulis, atau terekam
yang terjadi antara tim kesehatan . Laporan dapat berupa laporan
pergantian jaga, laporan telepon, laporan transfer, dan laporan
insiden.

6
E. Contoh Laporan
a) Dokter menghubungi unit keperawatan untuk menerima laporan
lisan tentang kondisi klien,
b) Laboratorium memberikan laporan tertulis tentang hasil
pemeriksaan diagnostic,
c) Perawat memasukkan laporan insiden ke dalam rekaman yang
bukan merupakan bagian dari rekam medis klien,
d) Anggota tim mengomunikasikan informasi melalui diskusi atau
konferensi. Contoh: konferensi rencana pemulangan yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu (keperawatan, pekerja, social,
ahli gizi, kedokteran, dan fisioterapis) untuk mendiskusikan
kemajuan klien menuju tujuan pemulangan yang ditetapkan.
F. Bentuk Komunikasi Efektif Multidisiplin.
a) Konsultasi Merupakan bentuk diskusi dimana seorang pemberi
pelayanan professional memberikan saran formal tentang
pelayanan klien kepada pemberi pelayanan lainnya. Sebagai
contoh : seorang perawat yang melayani klien dengan luka kronis
berkonsultasi dengan spesialis perawatan luka.
b) Rujukan Perawat mendokumentasikan rujukan, konsultasi, dan
konferensi dalam rekaman permanen klien sehingga semua
penyedia pelayanan dapat menyusun rencana yang sesuai. Bentuk
Komunikasi Efektif Multidisiplin.

2. Komunikasi pada interdisplin


Praktik interdisiplin atau kolaborasi interprofesional adalah
kerjasama kemitraan dalam tim kesehatan yang melibatkan antar profesi
kesehatan dan pasien, melalui koordinasi dan kolaborasi untuk
pengambilan keputusan bersama seputar masalah kesehatan. Tim
pelayanan interdisiplin diperlukan untuk menyelesaikan masalah pasien
yang kompleks, meningkatkan efisiensi dan juga kontinuitas asuhan
pasien. Proses kerja sama interdisiplin dapat mengurangi duplikasi dan

7
meningkatkan kualitas asuhan pasien, melalui tugas dan tanggung jawab
serta ketrampilannya secara komplementer. gambaran bahwa pada
komponen model alur klinis pengelolaan pasien dan pengelolaan pasien
secara tim, secara kelompok rerata skor kultur kolektif lebih besar dari
rerata skor individu, hal ini bermakna bahwa kecenderungan para praktisi
untuk bekerja secara kohesif dengan menekankan pentingnya share
expertise besar, sehingga untuk membangun kerjasama tim secara efektif
pada kolaborasi interprofesional dalam kedua komponen ini sudah ada
dasarnya.
Pada dokumentasi terpadu asuhan pasien dan pemecahan masalah
bersama melalui diskusi interprofesional. Hal ini kemungkinan terkait
dengan pola kerja sehari-hari, bahwa proses mendokumentasikan asuhan
masih berbasis pada lingkup disiplinnya masing-masing, sedangkan
diskusi kasus secara interprofesional belum berjalan.Dua komponen yang
terakhir ini perlu menjadi perhatian penting pada proses pendampingan
implementasi model kolaborasi interprofesional kedepan, sehingga
mekanisme dan sarana untuk mewujudkan pelayanan pasien yang
terintegrasi menjadi fokus mendapatkan perhatian lebih. Banyaknya
faktor untuk meningkatkan kolaborasi interprofessionalisme menjadi hal
utama kurangnya kerja sama bahkan diskusi dalam tim antar tenaga
kesehatan. Untuk mendapatkan peningkatan dalam masalah ini
dibutuhkannya perhatian lebih, guna peningkatan mutu kesehatan
dirumah sakit.

3. Komunikasi pada transdisplin


Transdisplin Merupakan perpaduan berbagai ilmuyang digunakan untuk
memecahkansuatu masalah. Masalah tersebut, dikomunikasikan antara
beberapa pakardari berbagai disiplin ilmu dan merekasaling membagi cara
pandangnyamasing-masing untuk memecahkanmasalah tersebut.
Cara-cara komunikasi transdisplin:
a) Memfokuskan pada permasalahan kompleks.

8
b) Melibatkan lebih dari dua disiplin (lintas disiplin)dengan sudut pandang
masing-masing.
c) Upaya bagaimana melakukan apa yang ingin kita lakukan terhadap apa
yang dapat kita lakukan menggunakan berbagai disiplin ilmu yang ada.
d) Dalam studi transdisiplin, dimulai dari masalah dan secara bersama-
sama menggunakan berbagai disiplin lain berupaya memecahkan
masalah tersebut. Contoh komunikasi Trandisiplin: postural Anak ber-
kebutuhan khusus.

9
BAB 8

1. Tahap komunikasi pada perawat dan pasien


Proses keperawatan merupakan suatu metode perencanan dan pelaksanaan
asuhan keperawatan yang tahapnya dilakukan dengan sistematis dan rasional
dengan tujuan menangani masalah kesehatan pasien. Komunikasi dalam bidang
keperawatan adalah merupakan suatu dasar dan kunci dari seorang perawat
dalam menjalankan tugasnya. Komunikasi merupakan suatu proses untuk
menciptakan hubungan antara perawat dan klien serta dengan tenaga kesehatan
lainnya. komunikasi terapeutik adalah pengiriman pesan antara pengirim dan
penerima dengan interaksi diantara keduanya yang bertujuan untuk
memulihkan kesehatan seseorang yang sedang sakit.

2. Teknik komunikasi pada perawat dan pasien


Penggunaan komunikasi terapeutik yang efektif dengan memperhatikan
pengetahuan, sikap, dan cara yang digunakan oleh perawat sangat besar
pengaruhnya terhadap usaha mengatasi berbagai masalah psikologis pasien.
teknik-teknik dalam komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
1) Mendengarkan aktif dengan penuh perhatian
2) Menunjukkan penerimaan berarti tidak menunjukkan keraguan atau tidak
setuju.
3) Menanyakan pertanyaan berkaitan topik untuk mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai klien.
4) Mengulang kembali ucapan klien untuk memberikan umpan balik sehingga
klien tahu bahwa perasaannya , dapat dimengerti sehingga diharapkan
komunikasi berlanjut.
5) Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan
untuk mengklarifikasikan dan menanyakan pengertian karena informasi
sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan.

10
6) Memfokuskan berguna untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih
spesifik dan dimengerti.
7) Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan
hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima
dengan benar.
8) Tambahan informasi memungkinkan penghayatan yang baik bagi klien
karena memberikan tambahan informasi juga merupakan penyuluhan
kesehatan.
9) Memberikan kesempatan kepada perawat - klien untuk mengorganisasikan
pikiran. Diam terutama berguna saat klien harus mengambil keputusan.
10) Meringkas bermanfaat untuk membantu mengingat topik yang telah dibahas
sebelum meneruskan pada pembicaraan selanjutnya.
11) Memberikan penghargaan atas apa yang sudah dapat dilakukan klien.
12) Menawarkan diri merupakan hal yang perawat lakukan untuk menawarkan
rasa tertarik berinteraksi dengan klien.
13) Memberi kesempatan klien untuk memilih topik pembicaraan.
14) Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
15) Menempatkan kejadian secara berurutan
16) Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi secara bebas.
17) Refleksi

3. Tahap komunikasi pada sesama perawat


Hubungan Perawat dan kolaborasi sesama pekerja dengan tingkat
Keselamatan Pasien. Kolaborasi sangat dibutuhkan untuk mempermudah
keselamatan pasien yang ada di Rumah Sakit. Hubungan antara pasien dan
perawat, perawat dengan dokter, perawat dengan apoteker, perawat dengan
perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam pelayanan kesehatan terjadi
kesalahan (error) 70-80 % yang disebabkan oleh buruknya komunikasi dan
pemahaman dalam tim, kerjasama tim yang baik dapat membantu mengurangi
masalah patient safety. Kolaborasi interprofesional merupakan merupakan
strategi untuk mencapai kualitas hasil yang dinginkan secara efektif dan efisien

11
dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur
penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien,
Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain untuk
memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap sebagai elemen penting
dari praktek profesional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.

4. Teknik komunikasi pada sesama perawat


Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mengupayakan
proses komunikasi yang efektif, yaitu antara lain: mimik lawan bicara, serta
menghilangkan panjangnya rantai komunikasi yang memungkinkan terjadinya
mis komunikasi. Komunikasi efektif Komunikasi efektif diharapkan dapat
mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh beberapa pihak, pasien, dokter,
perawat maupun tenaga kesehatan lainnya.

5. Tahap komunikasi pada perawat dan tenaga kesehatan


Perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan kepada pasien di
rumah sakit selama 24 jam dalam sehari, sehingga perannya dalam penerapan
keselamatan pasien sangat diharapkan. Pelayanan yang ada di rumah sakit
merupakan pelayanan yang multidisilpin sehinga bisa berpotensi terjadinya
pelayanan yang tumpang tindih, terjadinya konflik interprofesional dan juga
keterlambatan pemeriksaan dan tindakan.
Pada suatu kolaborasi, dibutuhkan komunikasi yang baik antar sesama.
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan
oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi yang
efektif terjadi bila pendengar menangkap dan menginterpretasikan ide yang
disampaikan dengan tepat seperti apa yang dimaksud oleh pembicara.

6. Teknik komunikasi perawat dan tenaga medis


Strategi efektif sangat dibutuhkan jika melihat pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang memiliki banyak profesi yang berbeda. Strategi dalam

12
menyusun membuat sesuatu yang akan membangkitkan kerja sama diantar
profesi dengan professional, Sama halnya ketika menjalan tugas dari masing-
masing profesi , harus menggunakan komunikasi yang efektif.
Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain untuk
memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap sebagai elemen penting
dari praktek profesional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.
dengan menggunakan komunikasi yang efektif dapat menjalin kolaborasi yang
baik dengan tenaga kesehatan yang lain dan juga pasien mendapatkan
pelayanan yang baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

STRATEGI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DOKTER KEPADA PASIEN


DALAM PROSES PELAYANAN KESEHATAN DI RSU RAFFA
MAJENANG, Grace Sinthike Kewas, Rini Darmastuti, Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Vol. 10, No. 2, Desember
2020, 60-76.
Komunikasi Keperawatan, Ns. Asep Mulyani, S.kep, MM, M,Kep, Rikky Gita

Hilmawan, MKM, 2021, 114 hal.

ETIKA KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN PASIEN DALAM

MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF UNTUK KESEHATAN PASIEN


DI PUSKESMAS BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO, MARWA
ERLIANA, Ahdan Andi Muttaqin, Universitas Muslim Indonesia, 2020.

Lafamane, F. (2020, July 28). ANTROPOLINGUISTIK (Hubungan Budaya dan

Bahasa). https://doi.org/10.31219/osf.io/29ckm.

Sutantri, Ph.D, Komunikasi Multidisiplin dalam Tim Pelayanan Kesehatan, 2022,

https://myklass-fkik.umy.ac.id/mod/resource/view.php?id=60810.

Latifahsyariq,Peningkatan pelayanan kesehatan dengan intercolaboration

professional oleh perawat, 2018,


https://osf.io/dbjgv/download/?format=pdf#:~:text=PENDAHULUAN%20
Praktik%20interdisiplin%20atau%20kolaborasi,keputusan%20bersama%
20seputar%20masalah%20kesehatan.

PERAN MULTIDISIPLIN, INTERDISIPLIN, DAN TRANSDISIPLIN.

https://dokumen.tips/healthcare/peran-multidisiplin-interdisiplin-dan-
transdisiplinpptx.html?page=1

Majadanlipah, Raihan, Ernawati, Priyo Sasmito STIKES Yarsi Pontianak,

14
Indonesia, PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH
PERAWAT PADA PASIEN, 2019.

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11863/2/T1_462012061_BAB20
II.pdf.

Angel Ester Simanjuntak, PENTINGNYA KOMUNIKASI ANTAR TENAGA

KESEHATAN AGAR TERCIPTANYA KOLABORASI DALAM


KESELAMATAN PASIEN, 2018.

APRILLIA S MAHA, Hubungan Perawat dan kolaborasi sesama pekerja dengan

tingkat Keselamatan Pasien, 2018.

15

Anda mungkin juga menyukai