Anda di halaman 1dari 11

Marlina ( 190202129 )

1. PEMANFAATAN BAHAN AJAR NON CETAK


Peran penting Bahan ajar Berbasis TIK/ICT dalam proses pembelajaran di dasari oleh
karakteristik bahan ajar yang lebih kompleks di banding jenis bahan ajar lain. Beberapa manfaat
bahan ajar berbasis TIK/ICT dapat di kemukakan antara lain :
1) Memanfaatkan teknologi elektronik, dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru
dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa di batasi oleh hal-hal
yang protokoler.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan / computer
Network).
3) Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi menarik, tidak
membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar mandiri.
4) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri ( self learning Materials ) di simpan di komputer
sehingga dapat di akses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya.
5) Memanfaatkan pertukaran data (information sharing) yang secara internatif dapat di lihat saat di
komputer.
Manfaat ICT dalam berbagai kegiatan pendidikan :
a) Meningkatkan kecepatan layanan informasi yang Integral,akuran dan mudah di dapat
b) Memberikan pelayanan informasi terpadu
c) Menciptakan budaya transparan dan akuntabel
d) Merupakan media promosi yang Handal
e) Meningkatkan komunikasi baik secara lokal maupun Internasional
f) Mengakses berbagai bahan ajar dari seluruh dunia dan meningkatkan efisiensi dari berbagai
kegiatan
2. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR NON CETAK
Pengembangan Bahan Ajar Non-Cetak menjadi hal yang sangat penting berkaitan dengan
upaya membantu peserta didik meraih kompetensinya dengan lebih cepat. Bahan Ajar Cetak yang
digunakan dalam pembelajaran sejauh ini dinilai belum mampu mengakomodasi seluruh upaya
penyampaian materi pembelajaran. Ketidakmampuan ini dapat ditemukan pada berkembangnya
materi pembelajaran yang pada kondisi tertentu sulit direpresentasikan secara tertulis, pada akhirnya
bisa dilakukan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (Susuri, Riduan: 2010).
Pengembangan bahan ajar CAI
Dalam mengaplikasikan program-program komputer ke dalam kegiatan pembelajaran,
ada dua kemungkinan yang dapat di lakukan bagi institusi pendidikan. Kemungkinan pertama,
menggunakan software atau program pembelajaran yang sudah tersedia di pasaran (byutlization )
untuk di integrasikan ke dalam pembelajaran. Dalam memilih program-program yang sudah jadi,
tentu harus selalu mengacu pada tujuan pembelajaran .
Berikut prosedur pengembangan bahan ajar CAI:
a) Analisis kebutuhan
Suatu program media dikatakan baik apabila program tersebut dapat menjawab
kebutuhan dari penggunanya. Berdasarkan pengalaman, kebutuhan biasanya di ketahui dari
adanya masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas. Misalnya
rendahnya prestasi siswi, kesulitan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, Kurangnya
bahan belajar, Kurangnya motivasi dan minat siswa dalam belajar, dsb.
Analisis kebutuhan dapat di lakukan dengan cara yang sederhana, misalnya dengan
mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita untuk melakukan analisis
kebutuhan.
b) Perencanaan
Tahap perencanaan selalu di awali dengan pengindenfikasikan tujuan atau
kemampuan yang akan di kuasai pengguna setelah mempelajari suatu materi, serta
mengindenfikasi pula kemampuan awal pengguna, kebutuhan belajar, atau dalam beberapa
hal perlu pula di singgung masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas
. Selanjutnya adalah menganalisis karakteristik penggunanya, beberapa karakteristik dari
pengguna yang perlu di ketahui adalahmenganalisis karakteristik penggunanya.
c) Merancang Penyusunan Software Program
Ada beberapa tahap kegiatan yaitu:
1) Mengambangkan peta kompetensi (PK).
Hal in dilakukan melalui proses analisis kompetensi Peta kompetensi merupakan
proses penjabaran kemampuan atau perilaku umum yang harus dimiliki siswa (pengguna)
ke dalam perilaku yang lebih khusus dan sekaligus menentukan hubungan antar perilaku-
perilaku tersebut. Dari hubungan ini akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang
paling awal sampai yang paling akhir menurut pola susunan yang terlihat secara hierarki
prosedural, Pengelompokan, atau kombinasi diantarai ketiganya.
2) Mengembangkan Garis Besar Program Media (GBPM-CAI)
Tercantum komponen-komponen berikut dalam GBPM-CAI yaitu:
 Identifikasi program
 Deskripsi singkat program
 Standar kompetensi
 Kompetensi inti
 Topik dan sub topic
 Teknis (strategi) penyajian
 Estimasi waktu
 referensi
3) Membuat Flowchart
Flowchart sangat berguna sebagai bahasa komunikasi ide dari pengembang materi
kepada ahli pemrograman komputer agar seorang programmer mempunyai acuan dalam
menentukan bentuk atau format yang dikehendaki pengembang materi. Melalui
Flowchart, programmer akan merasa tertolong dalam menggambarkan atau mendesain
bagian- bagian utama dari desain bahan ajar CAI yang telah dirancang dansekaligus
menentukan urutan-urutan materi yang akan disajikan. Flowchart memperlihatkan peta
hubungan antar komponen dalam suatu pelajaran secara utuh. Bentuk Flowchart dapat
berupa linier, bercabang, ataupun gabungan keduanya. Penyusunan Flowchart mengacu
pada PK dan GBPM-CAI yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.
4) Menyusun bingkai (storyboard' naskah CAI).
Bingkai ini merupakan sarana komunikasi antara pengembang materi dengan ahli
pemrograman komputer. Teknik menyusun naskah materi ke dalam bingkai disebut
dengan istilah "screen mapping". Artinya penyajian materi yang dituangkan ke dalam
bingkai nantinya tampak sama persis seperti apa yang akan tampak pada layar monitor.
Selain materi, bingkai juga berisi petunjuk-petunjuk teknis pemrograman, penyediaan
gambar, suara, animasi, simulasi, dsb. Penyusunan bingkai bahan ajar CAI harus
memikirkan sekaligus merancang aspek-aspek yang harus ada, mulai dari alur
pembelajaran, kejelasan materi, interaktivitas, petunjuk teknis, dlI.
Penyusunan bingkai yang baik tentu akan sangat membantu dalam pelaksanaan
pembuatan programnya pada tahap berikutnya (melakukan pemrograman). Format
bingkai antara lain topik, sub topik, nomor bingkai, bingkai sebelumnya, bingkai
selanjutnya, dan informasi tentang keberadaan bingkai. Pada dasarnya bingkai terbagi ke
dalam tiga kelompok yaitu bingkai transisi, bingkai pelajaran, dan bingkai pertanyaan.
d) Pelaksanaan Produksi
Mencakup pembuatan rancangan tampilan, pemrograman, pembuatan gambar/grafis,
pembuatan animasi. pengetikan teks, pengisian suara, musik, dan lain-lain. Kegiatan produksi
dapat dilakukan oleh satu tim maupun satu orang.
e) Evaluasi dan Preview
Bahan ajar CAI belum dapat dikatakan sebagai program yang baik jika belum
divalidasi. Memvalidasi program adalah membuktikan validitasnya secara empiris dengan
cara melakukan evaluasi formatif, yakni evaluasi yang bertujuan untuk memperbaiki produk.
Evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain tes, preview, dan uji coba.
Tes bertujuan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan, kekurangan, ataupun
kelemahan produk. Ada beberapa jenis tes dalam pembuatan media yaitu tes fungsi, tes
kehandalan, dan tes kompatibilitas. Sementara itu Preview adalah proses melihat awal suatu
produk sebelum produk tersebut dipublikasikan.
Preview biasanya dilakukan oleh tim ahli dan produser. Sedangkan uji coba lapangan
merupakan evaluasi yang dilaksanakan setelah produk sudah dianggap "selesai". Uji coba
bertujuan untuk mendapatkan masukan dari calon pengguna yang dilakukan secara
perorangan, kelompok kecil, ataupun kelas.
f) Revisi
Program yang telah melewati proses revisi merupakan program yang kondisinya
sudah lebih baik, utuh, dan terpadu, serta siap digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.
g) Pengemasan
Usahakan membuat desain cover dan kemasan yang baik.
Pengembangan Bahan Ajar WEB
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar berbasis web adalah sebagai berikut :
a) Penentuan Sasaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sebuah bahan ajar adalah
menentukan secara jelas siapa sasaran bahan ajar tersebut. Di dalam kelas konvensional,
sasarantelah sangat terstruktur, misalnya siswa kelas dua SMA semester pertama. Pernyataan
tersebut telah mengandung indikasi yang jelas tentang siapa mereka, kemampuan apa yang harus
mereka kuasai, serta di mana kedudukan bahan belajar yang akan disajikan dalam keseluruhan
kurikulum sekolah. Demikian pula pada penyusunan bahan belajar berbasis web sasaran harus
dicantumkan secara spesifik.
b) Pemilihan Topik
Setelah sasaran ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih topik yang sesuai
dengankebutuhan sasaran tersebut. Pemilihan topik dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara
lain; materi sulit, penting diketahui, bermanfaat, merupakan sesuatu yang baru, sesuatu yang
belum banyak diketahui, atau bahasan dari sudut pandang lain, dll.
c) Pembuatan Peta Materi
Peta materi sangat membantu dalam merumuskan keluasan dan kedalaman materi yang
akan dibahas. Membuat peta materi dapat diibaratkan menggambar sebuah batang pohon yang
bercabang dan beranting, semakin banyak cabang maka semakin luas bahasan materi. Sedangkan
apabila kita menghendaki bahasan yang fokus dan spesifik, maka kembangkanlah bagian ranting-
ranting.
d) Perumusan Tujuan
Gambar peta materi akan sangat bermanfaat untuk menentukan tujuan. Setiap ranting
dapat dirumuskan menjadi sebuah indikator tujuan yang spesifik. Sedangkan cabang menjadi
besaran tujuan tersebut. Tujuan besar (cabang) dapat dicapai dengan memenuhi semua tujuan
yang spesifik (ranting).
e) Penyusunan Alat Evaluasi
Setelah merumuskan tujuan, langsung diikuti dengan perumusan alat evaluasi. Alat
evaluasi dimaksudkan untuk menjawab dengan cara bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu
tujuan itu telah tercapai. Setiap indikator tujuan harus dapat diukur keberhasilannya. Sebuah
rumusan tujuan dapat diukur dengan satu butir alat evaluasi. Dapat satu set alat evaluasi
mengukur serangkai tujuan. Misalnya kita merumuskan tujuan mampumengendarai sepeda
motor, maka alat evaluasi yang mungkin adalah lembar observasi tentang kemampuan
mengendarai sepeda motor.
f) Pengumpulan referensi
Tidak ada bahan ajar yang Berdiri sendiri tanpa sumber referensi. Referensi digunakan
untuk memberi dukungan teoretis, data, fakta, ataupun pendapat. Referensi juga dapat
memperkaya khasanah bahan belajar, sehingga pembaca yang menginginkan pedalaman materi
yang di bahas dapat mencari dari sumber yang di sebutkan .
g) Penyusunan Bahan
Setelah bahan-bahan pendukung siap, maka penulisan dapat dimulai, Penulisan bahan
hendaklah konsisten dengan peta materi dan tujuan yang telah disusun. Secara umum struktur
penulisan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutupan.
Pada pendahuluan kita harus sudah menyampaikan secara ringkas apa yang akan dibahas pada
bahan belajar ini.
Sedangkan bagian isi menguraikan secara gamblangseluruh materi. Agar lebih jelas,
uraian bisa dilengkapi dengan contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman, pada bagian ini
dapat pula diberikan latihan - latihan. Pada bagian penutup sampaikan kembali secara ringkas apa
yang telah dibahas. Proses selanjutnya adalah editing, upload, dan testing.
Pengembangan Bahan Ajar Audio
Untuk prosedur pengembangan bahan ajar audio dimulai dari pemilihan materi yang akan
disampaikan dan materi yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik bahan ajar audio, yang sangat
efektif untuk menyampaikan pesan dan informasi yang bersifat verbal dan naratif. Materi yang
dipilih dituangkan ke dalam GBPM yang dalam hal ini berperan sebagai rancangan dasar program
dan sekaligus fondasi dalam penulisan naskah. Penulisan GBPM diikuti dengan penulisan naskah.
Naskah yang telah direview dan direvisi sehingga menjadi naskah program audio final yang siap
untuk diproduksi.
Naskah program audio yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
 Mengemukakan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dapat dicapai oleh peserta didik/
target/ audience setelah mengikuti program.
 Mengomunikasikan materi pembelajaran secara akurat.
 Menjelaskan materi pembelajaran secara sistematik.
 Mendeskripsikan dengan jelas unsur narasi yang digunakan untuk mengomunikasikan materi
pembelajaran kepada peserta didik.
 Menjelaskan bahan rujukan yang digunakan sebagai dasar untuk menyampaikan materi.
 Secara umum naskah dapat dijadikan sebagai landasan bagi kerabat kerja untuk memproduksi
program audio yang komunikatif.
Pengembangan Bahan Ajar Video
Prosedur pengembangan bahan ajar video hampir sama dengan audio yaitu dimulai dari
pemilihan materi yang akan disampaikan melalui program video. Materi yang dipilih harus sesuai
dengan karakteristik bahan ajar video yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan dan
informasi dalam bentuk kombinasi antara unsur gambar (visual dan suara (audio).
Materi yang dipilih dituangkan ke dalam GBPM yang dalam hal ini berperan sebagai
rancangan dasar program dan sekaligus fondasi dalam penulisan naskah. Penulisan GBPM diikuti
dengan penulisan naskah. Naskah yang telah direview dan direvisi sehingga menjadi naskah program
video final yang siap untuk diproduksi.
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA NON CETAK

Ada beberapa jenis Media Pembelajaran, yaitu :

1) Media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa.
2) Media proyeksi antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak tembus pandang.
3) Media tiga dimensi (3D).
4) Media berbasis manusia.
5) Media visual.
6) Media audio-visual.
7) Media komputer.
8) Media cetak.

Kelebihan dan Kekurangan Jenis-jenis Media Pembelajaran:

MEDIA AUDIO
1. Radio
Kelebihannya:
 Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
 Harga relatif murah.
 Sifatnya mudah dipindahkan.
 Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
 Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
 Dapat merangsang partisipasi aktif.
 Dapat memusatkan perhatian siswa.

Kekurangannya:
 Sifat komunikasinya satu arah.
 Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
 Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
2. Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
 Memiliki fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan menghapusnya.
 Pita rekam dapat diputar berulang-ulang.
 Rekaman dapat dihapus secara otomatis.
 Pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
 Program kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.

Kekurangannya:
 Daya jangkau terbatas.
 Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih mahal.
3. Laboratorium bahasa
Kelebihannya:
 Untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan
materi pelajaran.

Kekurangannya:
 Pengadaan laboratorium bahasa cenderung memakan banyak biaya.
Media Proyeksi
1. Film Bingkai
Kelebihannya:
 Materi yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara bersamaan.
 Perhatian anak dapat dipusatkan pada objek tertentu.
 Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
 Film bingkai berada  dibawah kontrol guru.
 Penyimpanannya mudah.
 Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang.
 Film bingkai adalah media yang relatif sederhana.

Kekurangannya:
 Karena bersifat lepas, maka film bingkai lebih mudah hilang.
 Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
 Memerlukan ruang yang gelap.
2. Proyeksi Transparansi
Kelebihannya:
 Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
 Dapat menjangkau kelompok yang besar.
 Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan di depan kelas.
 Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru baik yang dibuat secara manual
maupun yang lainnya.
 Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
 Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.

Kekurangannya:
 Fasilitas OHP harus tersedia.
 Listrik pada ruang atau lokasi harus tersedia.
 Tanpa layar yang dapat dimiringkan sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk
trapesium.
 Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun
penyimpanan.
3. Proyeksi Tak Tembus Pandang
Kelebihannya:
 Bisa langsung memproyeksikan pesan yang ada di buku, koran, majalah, foto, bahkan cetak
lainnya.

Kekurangannya:
 Harus digunakan pada ruangan yang gelap.
Media Tiga Dimensi (3D).
Kelebihannya:
 Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
 Menimbulkan ketertarika siswa untuk berpikir dan menyeledikinya.
 Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung
dengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya.
 Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu benda itu dengan baik.
 Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai banda atau bahan itu.
 Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran melalui media.
 Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain.

Kekurangannya:
 Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
 Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannya.
 Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya.
 Terbentur alat untuk membuat media 3D.
Media Berbasis Manusia
Kelebihannya:
 Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
 Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas.
 Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu
yang berisikan masalah yang serupa.
 Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi.

Kekurangannya:
 Membuat siswa menjadi lebih cepat bosan.
 Tidak efektif penyampaiannya jika terlalu banyak audiens.
 Penyampain materi tidak akan dipahami oleh siswa jika suara tidak terdengar.
Media Visual
Kelebihannya:
 Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran.
 Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.
 Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
 Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata.

Kekurangannya:
 Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.[6]
 Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam beberapa
bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
 Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-
elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
Media Audio-Visual
Kelebihannya:
 Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan model
yang akan ditiru oleh siswa.
 Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu
pokok bahasan atau sesuatu masalah.
 Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media, yaitu audio
dan visual.

Kekurangannya:
 Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan tetap
memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
Media Komputer
Kelebihannya:
 Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab
managerial yang memakan waktu.
 Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai
kebutuhan khusus siswa.
 Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat
memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa,
tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan
program yang digunakan.
 Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan
laboratorium atau simulasi. Hal ini karena tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam
komputer sehingga dapat menambah realism.
 Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan
dengan tingkat penguasaannya.
 Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact, disc, video, tape dan
lain-lain.

Kekurangannya:
 Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun
pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
 Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang
komputer.
 Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang
tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “Bahan ajar Non cetak”, http://mgmpgurusma.wordpress.com/2010/08/01/bahan ajar non


cetak/, diakses pada 9 November 2021.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo persada.

Direktorat jenderal pendidikan tinggi kementrian pendidikan nasional. 2010. Panduan Pengembangan
Bahan Ajar Non Cetak. Jakarta: Direktorat jenderal pendidikan tinggi.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: direktorat jenderal pendidikan manajemen
pendidikan dasar dan menengah.

Winnertech. 2016. “Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran”,


https://www.winnertech.co.id/kelebihan-dan-kekurangan-media-pembelajaran/, diakses pada 15
November 2021 pukul 10:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai