Anda di halaman 1dari 7

MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN MAHARAH ISTIMA’

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Media Pembelajaran Bahasa Arab”

Dosen Pengampu:

Jamaluddin Shiddiq, M.Pd.

Disusun Oleh:

Aza Salsabila (202180018)

Fadlilah Naili Rohmah (202180026)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan
manusia. Secara kronologis fungsi bahasa adalah untuk menyatakan
ekspresi diri, alat komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial dan juga sebagai alat untuk kontrol sosial. Dengan bahasa
seseorang akan melakukan komunikasi, baik ketika akan menyampaikan
sesuatu yang ada dalam benaknya maupun menerima kabar dari orang lain
Keberhasilan proses pembelajaran bahasa tentunya didukung oleh berbagai
faktor, seperti motivasi, usia, faktor penyajian formal, faktor bahasa
pertama dan faktor lingkungan
Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang
pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan.
Menyimak dengan baik adalah keterampilan dasar dalam mempelajari
bahasa asing atau bahasa ibu. Sehingga seseorang yang belum memiliki
kemampuan ini, maka ia tidak dapat mempelajari bahasa dengan baik dan
berkurang kemampuannya. Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta intrepretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ajaran atau bahasa lisan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud Media Pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud Maharah Istima’?
3. Apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran
maharah istima’?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Pembelajaran
1. Definisi
Berkenaan dengan perkembangan teknologi pembelajaran, peranan
media menjadi sangat penting. Media pembelajaran yang berupa mesin
(teknologi) dipandang sebagai aplikasi ilmu pengetahuan dapat
berwujud media elektronik atau mesin pembelajaran lainnya
menempati posisi strategis dalam mempermudah dan memperlancar
belajar. Jangkauan belajar juga menjadi lebih luas (distance learning)
dan lebih cepat (access to internet or learning through computer).
Media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi
sebagai perantara atau saluran atau jembatan dalam kegiatan
komunikasi (penyampaian dan penerimaan pesan) antara komunikator
(penyapai pesan) dan komunikan (penerima pesan). Sedangkan, istilah
pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan
pebelajar. Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang belajar.
Dalam upaya pembelajaran terjadi komunikasi antara pebelajar (siswa)
dengan guru, pembelajar atau pengajar (ungkapan yang lebih umum
digunakan sebelumnya), sehingga proses pembelajaran seperti ini
adalah sebagai bagian proses komunikasi antar manusia (dalam hal ini
yaitu antara pembelajar dan pebelajar).1
Degeng 2001 (Asyhar, 2011) mengatakan media pembelajaran
mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa
perangkat keras (komputer, televisi, proyektor). Maka dapat dikatakan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

1
M. Miftah. Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013 “Fungsi Dan Peran Media
Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa” Hal. 97-98
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan
efektif.2
2. Peran dan Fungsi Media dalam Pembelajaran
Peranan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian
yang sangat menentukan tujuan pembelajaran. McKown dalam
bukunya “Audio Visual Aids To Instruction” mengemukakan empat
fungsi media. Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya
dengan media pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi konkret,
pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi fungsional praktis. Kedua,
membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi
motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media
pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian
pebelajar. Ketiga, memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan
pengalaman pebelajar dapat lebih jelas dan mudah dimengerti maka
media dapat memperjelas hal itu. Terakhir, keempat, yaitu memberikan
stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pebelajar. Daya ingin tahu
perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus
penuhi melalui penyediaan media.
Media juga berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran
yang berlangsung tanpa menuntut kehadiran guru. Media sering dalam
bentuk “kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Maharah Istima’
1. Definisi
Dalam praktik pembelajaran bahasa Arab setidaknya berupaya
untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam pengetahuan
bahasa serta keterampilan berbahasa yang berupa penggunaan bahasa
baik bahasa lisan maupun tulisan. Kemampuan tersebut dilatih dalam
proses pengajaran bahasa. Dalam dunia pengajaran bahasa, kemahiran
dan keterampilan menggunakan bahasa disebut keterampilan

2
Nurmasa Atapukang. Jurnal Media Komunikasi Geografi Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016
“Kreatif Membelajarkan Pembelajar Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Yang Tepat
Sebagai Solusi Dalam Berkomunikasi” Hal. 49
berbahasa (maharat al- lughah). Keterampilan berbahasa dalam
Bahasa Arab terbagi menjadi empat, yaitu keterampilan menyimak
(maharah istima’/listening skill), keterampilan berbicara (maharah
kalam/speaking skill), keterampilan membaca (maharah
qiro’ah/reading skill), dan keterampilan menulis (maharah
kitabah/writing skill).
Menyimak (istima’) merupakan langkah awal yang harus ditempuh
oleh sesorang dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa asing atau
bahasa ibu. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu makna dari apa
yang telah didengarkan tersebut. Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan simbol-simbol lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi serta penafsiran untuk memperoleh informasi,
menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui bahasa lisan. Sehingga
keterampilam menyimak dikategorikan sebagai keterampilan
berbahasa reseptif.
Keterampilan menyimak dalam Bahasa Arab disebut dengan
maharah istima’. Keterampilan menyimak (maharah istima’/listening
skill) adalah kemampuan seseorang dalam menyerap dan memahami
kata atau kalimat yang diucapkan oleh rekan bicara atau media
tertentu. Untuk mengetahui perbedaan unsur bunyi (fonem) dengan
unsur lainnya menurut makhorijul huruf yang benar, kegiatan
menyimak dapat dicapai dengan latihan secara kontinu dengan
mendengarkan ucapan-ucapan baik langsung dari penutur aslinya (al-
nathiq al-ashli) maupun melalui rekaman.3
2. Tahap Pembelajaran Maharah Istima’ di Indonesia
a. Fase Pengenalan
Pada fase ini dikenalkan bunyi-bunyi huruf Arab baik yang
tunggal maupun yang sudah disambung dengan huruf-huruf lain
dalam kata-kata. Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan
3
Nuril Mufidah, Irtahat Isyaty, Nur Kholis, Saidna Zulfiqar Bin Tahir. Jurnal LISANUNA, Vol. 8,
No. 2 (2018) “Ict For Arabic Learning: A Blended Learning In Istima’ II” hal. 175
contoh pengucapan bunyi dengan baik dan benar, lalu diikuti oleh
para pelajar. Akan baik jika menggunakan alat bantu kaset atau
gambar-gambar tentang katakata yang dimaksud. Ada beberapa
aspek bunyi yang sampai pada saat ini terkadang menjadi masalah
dalam mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa asing.
Menurut Hasan dan Suwailih dalam Mudzakkarat al-
Daurat al-Tarbawiyyah (1986) di antara aspek-aspek itu adalah:
1) Bunyi harakat pendek dan panjang;
2) Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip;
3) Bunyi huruf-huruf ber-tasydid;
4) Bunyi alif-lamsyamsiyahdanqamariyyah;
5) Bunyi huruf ber-tanwin;
6) Bunyi huruf-huruf yang di-sukun-kan di akhir kata atau
kalimat untuk meringankan ucapan.
b. Fase Pemahaman Permulaan
Pada fase ini para pelajar diajak untuk memahami
pembicaraan sederhana yang dilontarkan oleh guru tanpa respon
lisan, tetapi dengan perbuatan. Sebagai tahap permulaan, merespon
dengan perbuatan dipandang lebih ringan dibandingkan dengan
lisan. Bentuk respon perbuatan ini dapat berupa:
1) Melakukan perintah secara fisik
2) Bereaksi pada seruan
3) Menjawab pertanyaan secara tertulis atau melakukan perintah
dengan tulisan atau menggambar di atas kertas
4) Melakukan perintah dengan menggunakan gambar, sketsa,
denah dan sebagainya, yang sudah disediakan oleh guru.
Dalam hal ini guru membagikan kertas yang di dalamnya ada
gambar atau sketsa, atau denah.
c. Fase Pemahaman Pertengahan
Pada fase ini pelajar diberi pertanyaan-pertanyaan secara
lisan atau tertulis. Semantara itu kegiatan-kegiatan yang bisa
dilakukan pada fase ini adalah:
1) Guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman.
Setelah itu guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai isi bacaan/rekaman tersebut. Jawaban pelajar bisa
berbentuk lisan atau tulisan.
2) Guru memutar rekaman percakapan dua orang penutur asli
(al-nathiq al-ashli). Selanjutnya guru menanyakan isi
rekaman itu. Pertanyaan yang diajukan dalam poin ini lebih
mendetail dibandingkan dengan poin diatas.
3) Guru memutar rekaman percakapan seseorang, misalnya
percakapan dalam telepon. Dalam percakapan ini yang
terdengar hanya satu orang, sedangkan kata-kata lawan
bicaranya tidak terdengar. Para pelajar mendengarkan
percakapan ini dengan seksama, lalu mereka diminta untuk
menebak apa yang dikatakan oleh lawan bicara orang itu.
d. Fase Pemahaman lanjutan
Pada fase ini para pelajar diberi latihan untuk
mendengarkan berita-berita dari radio atau TV. Bisa juga
mendengarkan komentarkomentar tentang hal ihwal tertentu yang
disiarkan oleh radio atau TV. Selain itu bisa juga dalam bentuk
menyimak rekaman tentang kegiatan tertentu yang bisa disajikan di
laboratorium. Dalam kegiatan ini para pelajar dianjurkan untuk
mendengarkan sambil membuat catatan mengenal fakta-fakta
tertentu yang terjadi selama kegiatan yang terekam dalam kaset
seperti nama, tanggal, tahun, tempat, waktu, dan sebagainya.4

4
Hasan .Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15No.28 Oktober2017
“Keterampilan Mengajar Bahasa Arab Materi Istima Menggunakan Media Lagu”Hal. 45-46

Anda mungkin juga menyukai