Anda di halaman 1dari 14

METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN MUFRODAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psiko-Sosiolinguistik

Dosen pengampu:

Dr. H. Moh. Munir, Lc, M.Ag

Disusun oleh:

Hasan Mahmud Ashfahani 504220009

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

MEI 2023
A. PENDAHULUAN
Mengapa belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan bisa bikin
frustasi? Menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab  Rosyidi hal ini disebabkan, karena
belajar bahasa asing  merupakan upaya untuk membangun situasi dan kondisi baru dalam diri
seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut.
Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam
tataran sistem fonologi, morfologi, maupunsintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan
dengan kondisi bahasa ibunya.1
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh guru bahasa arab adalah penguasaan materi,
ketrampilan berbahasa dan keterampilan mengajarkannya. Disamping itu seorang guru juga
harus kaya akan metode pengajaran atau teknik pengajaran dan yang tidak kalah penting
adalah menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik materi yang ingin dicapai dan
karakteristik siswa. Penggunaan media dalam pengajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang
mengatakan bahwa totalitas prosentase banyaknya ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan
pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan
indra lainnya.2
Karena itu media dalam pembelajaran bahasa mempunyai peranan yang sangat
penting, agar proses belajar mengajar menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan sikap
dan minat peserta didik.Guru didalam mengajarkan bahasa arab harus memanfaatkan media
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga proses pembelajaran dan hasil yang
dicapai bisa optimal.3 Selain itu juga penting memerhatikan penggunaan metode dalam
mengajar kosakata (Mufrodat).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud Media Pembelajaran Mufradat dan macamnya?
2. Apa itu Metode dan teknik-teknik Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât)?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan Media Pembelajaran Mufradat dan macamnya.
2. Untuk menjelaskan Metode dan teknik-teknik Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât).
1
Abdul Wahab Rosyidi, dan Umi Mahmudah, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
UIN-Malang Press : 2008), 95
2
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Media Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar : 2004), 75
3
Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), 170
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Mufrodat dan Macam-Macamnya


Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang
diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh
orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat
baru.4 Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran
dari intelejensia atau tingkatpendidikannya.
Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa.
Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan
antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil.5  Maka kata terdiri dari
morfem-morfem, misalnya kata mu’allim ( ‫معلم‬ ) dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem.
Sedangkan kata al-mu’allim (‫المعلم‬ ) mempunyai dua morfem yaitu ‫ال‬ dan ‫معلم‬ . Adapun kata
yang mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang mana
masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-mu’allimun ( ‫ون‬FF‫المعلم‬ )
yang terdiri dari tiga morfem yaitu ‫معلم‬ , ‫ال‬ dan  ‫ون‬ .
Dadang Supriatna dalam modul “pengenalan media pembelajaran, Bahan ajar untuk
Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB,(2009:3) mengatakan, bahwa
media  merupakan bentuk  jamak  dari  kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang
berarti  “antara”, media  dapat  diartikan  sebagai segala  sesuatu  yang  menjadi
perantara  atau  penyampai informasi  dari  pengirim  pesan  kepada penerima pesan.
Menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry dalam kamus ilmiah
populer  (1994:448) yang diterbitkan oleh Arkola Surabaya, Media berarti perantara
(informasi), penengah, wahana, dan wadah.
Sedangkan Arif S. Sadiman dkk. dalam bukunya“Media Pendidikan, pengertian,
pengembangan dan pemanfaatanya” menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

4
Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta : Gramedia, 1983), 137
5
Ibid,157
merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan dan minat serta perhatiaan siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.6
Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya“Media Pembelajaran” 
memberi pengertian media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belahar mengajar.7
Rohmat (2010:6) dalam bukunya “Media Pembelajaran, suatu
pengantar” mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai
untuk menimbulkan rangsangan terjadinya proses belajar mulai yang paling sederhana dan
mudah digunakan yaitu suara guru, sampai yang merupakan peralatan serba komplek seperti
video tape recorder, dengan syarat semua alat/media tersebut dipersiapkan untuk mencapai
tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Menurut I Wayan Santyasa dalam makalahnya tentang “Landasan konseptual media
pembelajaran”mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi,
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.8
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang terencana, terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan
atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan, dan prilaku
siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Jadi media pembelajaran bahasa arab adalah media pembelajaran yang terencana,
terprogram dan bertujuan agar pesan materi bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa
dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
Dalam pembelajaran bahasa, penguasaan terhadap bunyi menjadi sangat penting.
Tujuan pembelajaran bunyi secara umum meliputi penguasaan seluruh sistem bunyi baik
6
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persaja, 2003), 6
7
Asnawir dan Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran, (Ciputat Pers : Jakarta Selatan, 2002), 11
8
I Wayan Santyasa, Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Prosiding Workshop Media Pembelajaran, (Bali:
Universitas Pendidikan Ganesha, 2007), 3
dalam bentuk mengenal dan memahami bunyi secara reseptif, maupun dalam bentuk
melafalkan dan menggunakan bunyi bahasa secara aktif produktif. Selain dalam bentuk
konsonan dan vokal, sistem bunyi meliputi tinggi rendahnya suara (al-thul), tekanan kata dan
kalimat (al-nabr), intonasi (al-tanghim), dan sebagainya.
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan bunyi diantaranya
adalah
a. Laukhah an-Nutqi (bagan artikulasi ucap) yang terdiri dari beberapa alat ucap.
b. Kartu bergambar. Seperti gambar jeruk (), untuk bunyi “ba”, gambar baju, untuk bunyi
(..) untuk bunyi tsa’.
c. Rekaman bunyi-bunyi hijaiyah pada kaset atau CD
d. Rekaman bacaan Al-Qur’an untuk mengajarkan intonasi, tekanan, dan waqaf
e. Percakapan dua orang atau lebih.9
Media-media yang dapat digunakan dalam pembelajaran mufrodat adalah miniatur
benda asli, gambar atau foto, atau permainan kartu.
a. Miniatur benda asli
Miniatur adalah gambar kecil dari benda yang sebenarnya, seperti miniatur
mobil, miniatur apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan
menghadirkan miniatur tersebut, guru dengan mudah tinggal mengucapkan, menunjuk,
dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak diajarkan.10
b. Foto dan gambar
Foto dari sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari camera, bisa digunakan
untuk media pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat sendiri
oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk kartu (kartu
mufradat). Ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm, dan akan lebih menarik lagi
apabila kartu tersebut diberi warna-warni. Mengenai ukuran guru bisa menyesuaikan
dengan kebutuhan kelasnya yang terpenting adalah ketika seorang guru mendesain
kartu tersebut harus ingat prinsip keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.11
c. Kartu wamdhiyah
9
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang- Press, 2009), hlm. 53-55
10
Azzura Citra,  Jenis-Jenis Media Pembelajaan, http://azzuracie.wordpress.com / (on line) diakses pada
tanggal /04.05.2023/17. 07
11
Tholab Al-'Ilmy, Makalah Pengaplikasian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab http://fie-kie-
cemungut.blogspot.com/2013/07/pengaplikasian-metodologi-pembelajaran.html
Kartu wamdhiyah, yaitu kartu yang terbuat dari karton atau kertas yang kuat
dan ukuran biasanya 18 cm × 22 cm, guru bisa menyesuaikan ukuran tersebut.kartu
tersebut kemudian ditempel yang dikehendaki. Biasanya diambilkan dari koran,
majalah, atau gambar-gambar iklan dengan ketentuan bagian muka untuk gambar dan
bagian belakang untuk kosakata gambar. Media yang digunakan dan dimanfaatkan
oleh guru dalam membelajarkan kosakata tergantung pada tingkat keaktifan, kreatifitas
dan inovasi guru bahasa.12
d. Puzzle
Model “puzzle” dapat menjadi sebuah media menarik untuk menghafal
mufradat, karena di dalamnya terdapat unsur bermain dengan menyusun sesuatu,
sehingga ini dapat menjadi salah satu media yang menghindarkan peserta didik dari
kejenuhan dalam belajar.Selain itu, model ini juga dapat membuat peserta didik lebih
cepat dan lebih kuat hafalannya, karena adanya suatu pola dan cara yang unik sehingga
pemanggilan memori (recall) di masa yang akan datang, akan lebih mudah.
Dalam pembelajaran mufradat, guru harus menyiapkan kosakata yang tepat bagi
siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip pemilihan
mufradat sebagai berikut:
1) Tawatur artinya memilih mufradat yang sering digunakan.
2) Tawazzu’  artinya memilih mufradat yang banyak digunakan di negara-negara
Arab.
3) Mataahiyah  memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula (bidang-bidang
tertentu).
4) Ulfah artinya memilih kata-kata yang terkenal serta meninggalkan kata-kata yang
jarang didengar penggunaannya. Contoh, kata syamsun lebih terkenal dari pada
kata dzuha’ walaupun artinya sama.
5) Syumuul artinya memilih kata yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.
Contoh, kata baitun lebih baik dari pada manzil, karena penggunaannya lebih
umum.
6) Ahammiyah artinya memilih kata-kata yang sering dibutuhkan penggunaanya oleh
siswa.

12
Abdul Wahab Rosyidi, Media..., hlm. 55-60
7) ‘uruubah artinya memilih kata-kata Arab dari pada bahasa lain. Contoh, memilih
kata haatif dari pada telpon.13
B. Metode dan teknik-teknik Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât)
Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatannya disesuaikan
dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan pembelajaran bahasa Arab khususnya
kosakata  (al-mufradât) ini menuntut adanya metode-metode dasar yang dapat diterapkan
tanpa mengharuskan adanya sarana-sarana yang tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga
pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab. Namun bila ada sarana dan media yang memadai
tentunya akan lebih baik dan sangat membantu suksesnya metode-metode dan teknik-teknik
pembelajaran yang akan dikemukakan pada makalah ini.
Dalam pembelajaran kosakata (al-mufradât) ada baiknya dimulai dengan kosakata
dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, nama-nama bagian
tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari.
Metode yang bisa digunakan dalam pembelajarannya antara lain yaitu metode secara
langsung, metode meniru dan menghafal, metode Aural-Oral Approach, metode membaca,
metode Gramatika-Translation, metode pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan lagu atau menyanyi Arab. Teknik yang
dapat dilakukan yakni dengan berbagai teknik permainan bahasa, misalnya dengan
perbandingan, memperhatikan susunan huruf, penggunaan kamus dan lainnya.
Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik
pembelajaran kosakata (al-Mufradât) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan
memperoleh makna kata (al-mufradât), sebagai berikut (Effendy, 2005: 99-101):
1. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru atau media lain,
baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah
dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara
benar.

13
Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media, (Malang:
UIN Malang Press, 2008), hlm. 61-62
2. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa
mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam
memberikan arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi
komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun
akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru
untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu kata, yaitu dengan pemberian
konteks kalimat, definisi sederhana, pemakaian gambar/foto, sinonim (murâdif), antonim
(dlid), memperlihatkan benda asli atau tiruannya, peragaan gerakan tubuh, dan terjemahan
sebagai alternatif terakhir bila suatu kata memang benar-benar sukar untuk dipahami oleh
siswa.
4. Membaca kata. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna
kata-kata (kosakata) baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan
kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
5. Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk
menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat
karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
6. Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah
menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan
maupun tulisan. Guru harus kreatif dalam memberikan contoh kalimat-kalimat yang
bervariasi dan siswa diminta untuk menirukannya. Dalam menyusun kalimat-kalimat itu
hendaknya digunakan kata-kata yang produktif dan aktual agar siswa dapat dengan
memahami dan mempergunakannya sendiri.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat
dijadikan acuan para pengajar bahasa asing khususnya bahasa Arab, walaupun tidak semua
kata-kata baru harus dikenalkan dengan prosedur dan langkah-langkah tersebut. Faktor
alokasi waktu dalam hal ini juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemilihan kata-kata tetentu yang dianggap sukar atau kata-kata yang memang hanya dapat
dipahami secara baik dan utuh maknanya bilamana dihubungkan serta disesuaikan dengan
konteks wacana.
Effendi menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan tehnik – tehnik pembelajaran
mufrodat  atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata sebagai
berikut:14

1. Mendengarkan kata
2. Mengucapkan kata
3. Mendapatkan makna kata
4. Membaca kata
5. Menulis kata
6. Membuat kalimat

Setelah kita di perkenalkan dengan tahapan tahapan di atas maka kita akan
diperkenalkan dengan strategi atau metode – metode yang sesuai dengan tahapan-
tahapannya:15

1. Metode pembelajaran mufradat untuk tingkat dasar (Mubtadi’)


Ini merupakan strategi tingkat dasar dan dapat menggunakan beberapa metode
sebagai berikut:
a. Menggunakan nyanyian atau lagu dalam bahasa arab, diharapkan agar proses belajar
menjadi tidak menjenuhkan mutallim pemula.
b. Dengan menunjukkan bendanya, artinya ketika kita memperkenalkan suatu mufrodat
baru kepada mutallim dengan langsung menunjukkan bendanya, di harapkan agar
mudah untuk mengingatnya.
c. Dibaca berulang – ulang. Agar cepat menempel dalam ingatan siswa.
2. Metode pembelajaran mufradat tingkat menengah (Mutawassith)
Ini merupakan strategi tingkat menengah dan dapat menggunakan beberapa metode
sebagai berikut:
a. Menggunakan peragaan tubuh
b. Menulis kata-kata
14
A. Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hal. 100
15
http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24, diakses pada tanggal 26-03-
2023
c. Memberikan persamaan kata
d. Memberikan lawan kata
e. Memberikan asosiasi makna
3. Metode Pembelajaran Bahasa Arab Tingkat Lanjut (Mutaqoddimin)
Ini merupakan strategi tingkat lanjutan dan dapat menggunakan beberapa metode
sebagai berikut:
a. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya
b. Mencari makna dalam kamus
c. Mengacak mufradat agar disusun menjadi tarkib yang benar
d. Meletakkan kata dalam kamus
e. Memilih contoh mufradat yang baik dikonsumsi siswa
f. Member harakat
g. Mentranslate ke bahasa ibu
4. Metode Kognitif
Ciri-ciri khusus penggunaan metode ini dalam pembelajaran bahasaarab sebagai
berikut;
a. Teori ini berusaha untuk mengenalkan siswa tentang sistem bunyi, tata bahasa,
morfologi dan dalalah Arabiyah sebagai bahasa kedua.
b. Pelajaran dimulai dengan menjelaskan kaidah dan diikuti dengan membuat contoh-
contoh.
c. Latihan-latihan bisa dengan berbagai kegiatan kebahasaan dalam rangka
pengembangan kompetensi komunikasi, yang sering dikenal istilah teori transformasi
kreasi.
d. Menggunakan bahasa pembantu pada awal pembelajaran. Diawali dengan
menjelaskan kaidah dan menjelaskan aturan-aturan bunyi bahasa Arab dengan
ungkapan baru kepada siswa.

Dalam metode pembelajaran mufradat guru harus menyiapkan kosakata yang tepat bagi
siswa-siswanya sehingga dengan mudah dapat dipahaminya, oleh karena itu guru harus
berpegang pada prinsip-prinsip dan kriteria yang jelas.
Metode yang bisa digunakan dalam pembelajarannya antara lain yaitu metode secara
langsung, metode meniru dan menghafal, metode Aural-Oral Approach, metode membaca,
metode Gramatika-Translation, metode pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan lagu atau menyanyi Arab.
Dalam salah satu buku juga dijelaskan tentang langkah-langkah penyampaian kosakata :
1. Menggunakan metode langsung yaitu seorang guru langsung menggunakan kosakata bahasa
Arab sebagai pengantar, ketika ada salah satu anak didik yang tidak mengerti salah satu
kosakata yang ada dalam percakapan guru tersebut maka, guru mengambil alat peraga
sebagai gambaran
2. Menggunakan metode alami. Di mana seorang guru membawa anak didiknya ke salah satu
tempat di sana seorang guru mengenalkan benda-benda yang ada di sekitarnya dengan
menggunakan bahasa Arab.
3. Menggunakan metode percakapan. Guru menyuruh kepada anak didiknya bercakap-cakap
dengan kebiasaan sehari-harinya dengan menggunakan bahasa Arab. Ketika ada kesulitan
dalam menyampaikan kosakata. Maka seorang guru membantunya.
4. Dengan metode membaca. Dalam hal ini seorang guru menyuruh kepada anak didiknya
membaca suatu teks dan anak didiknya menanyakan kosakata yang sulit.
5. Dengan metode mendengarkan. Seorang guru menyuruh kepada anak didiknya untuk
mendengarkan teks yang dibaca oleh gurunya atau temannya ketika anak didik menemukan
kosakata yang sulit anak didik tersebut menanyakannya.
6. Metode menulis seorang guru menyuruh kepada anak didiknya untuk membuat susunan kata
ketika anak didik. menemukan kosakata yang sulit anak didik tersebut menanyakannya.
Contoh-contoh Metode Pembelajaran Mufradat16
1. Pembelajaran mufrodat pada tingkat dasar
a. Menggunakan nyanyian/lagu dalam pembelajaran bahasa Arab dapat dibedakan
antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Penggunaan lagu dalam
pembelajaran mufradat dapat menghilangkan kejenuhan belajar, dan dapat
memberikan kesenangan kepada pembelajar. Dapat meningkatkan penguasaan
mufradat atau menambah pembendaharaan mufradat.
b. Dengan menampilkan benda atau sampel yang ditunjukkan makna kata, contoh:
pensil atau buku
c. Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang-ulang bacaan.

16
http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24
2. Pembelajaran mufrodat pada tingkat menengah
a. Menggunakan peragaan tubuh. Contoh guru membuka buku dalam menerangkan kata
fathul kitab.
b. Menulis kosakata, yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca)
c. Dengan bermain peran.
d. Menyebutkan antonim dan sinonimnya.
e. Menyebutkan kelompok katanya.
f. Menyebutkan kata dasar dan kata bentuknya.
3. Pembelajaran mufradat pada tingkat lanjut
a. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
b. Mencari makna kata dalam kamus.
c. Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa.
d. Mengurutkan kata
e. Meletakan kata dalam kalimat.
f. Memilih contoh kata yang baik.
g. Menyusun kalimat.
h. Memberikan harokat pada kata.
Contoh pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode ini adalah:

1. Pelajaran dimulai dengan penyajian mufradat yang berhubungan dengan kepribadian


2. Guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kalimat-kalimat dalam bahasa Arab,
juga dengan memakai gambar sebagai alat peraga. Penjelasan tata bahasa
menggunakan bahasa ibu, kemudian dilanjutkan dengan bahasa Arab
3. Kemudian para siswa memperlihatkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip
penggunaan kata dengan mengerjakan latihan
4. Dalam rencana pembelajaran ini melibatkan kegiatan penerapan. Di sini
dikembangkan ekspresi diri sendiri, menggunakan struktur dan mufradat.17

17
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN- MALIKI
PRESS, 2011), h. 11-57
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Al-'Ilmy, Tholab, Makalah Pengaplikasian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab http://fie-kie-


cemungut.blogspot.com/2013/07/pengaplikasian-metodologi-pembelajaran.html
Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Media Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar : 2004.
Asnawir dan Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran, Ciputat Pers : Jakarta Selatan, 2002.
Citra, Azzura,  Jenis-Jenis Media Pembelajaan, http://azzuracie.wordpress.com / (on line)
diakses pada tanggal /04.05.2023/17. 07
Effendi, A. Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat, 2005.
Hamid, Abdul dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media,
Malang: UIN Malang Press, 2008.
Hamid, Abdul, dkk, Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Yogyakarta: UIN Malang Press,
2008.
http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24, diakses pada
tanggal 26-03-2023
http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24
Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta : Gramedia, 1983.
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,
Malang: UIN- MALIKI PRESS, 2011.
Rosyidi, Abdul Wahab, dan Umi Mahmudah, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa
Arab, Malang: UIN-Malang Press : 2008.
Rosyidi, Abdul Wahab, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang- Press, 2009.
Sadiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persaja, 2003.
Santyasa, I Wayan, Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Prosiding Workshop Media
Pembelajaran, Bali: Universitas Pendidikan Ganesha, 2007.

Anda mungkin juga menyukai