Anda di halaman 1dari 7

MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN

MAHARAH ISTIMA’
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Jamaluddin Shiddiq, M.Pd

Disusun Oleh:
Nur Khayati (202180059)
Pita Priantoko (202180060)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

OKTOBER 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran bahasa Arab, dikenal empat keterampilan berbahasa yang
harus dipenuhi setiap pelajar bahasa, yaitu : maharah istima, maharah kalam,
maharah qira’ah, dan maharah kitabah. Maharah Istima’ merupakan kemampuan
awal yang harus dikuasi seseorang dalam pembelajaran Bahasa Arab. Kemampuan
mendengar yang baik sangat bermanfaat dalam memahami ide-ide pokok secara
terperinci. Sementara, asumsi yang tengah berkembang di tengah masyarakat bahwa
belajar bahasa Arab masih dianggap sulit dan rumit. Oleh karena itu, guru bahasa
Arab harus mampu menemukan metode dan strategi yang tepat dalam proses
pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian, guru bahasa Arab mampu menciptakan
kondisi belajar siswa yang yang menyenangkan, sehingga tidak akan ada lagi asumsi-
asumsi di masyarakat bahwa bahasa Arab sulit dipelajari dan dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Maharah Istima’?
2. Apa Tujuan Maharah Istima’?
3. Bagaimana Metode-Metode Pembelajaran Maharah Istima’?
4. Apa Saja Media Pembelajaran Maharah Istima’?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Maharah Istima’


Definisi istima’ secara bahasa adalah dari kata sami’a, sam’an, sim’an,
sama’an, sama’atan, sama’iyatan yang artinya adalah mendengar. Istima’ juga
diartikan istigho, yang artinya mendengarkan, memperhatikan atau menguping.
Istima’ atau mendengar adalah proses kegiatan manusia yang bertujuan
memperoleh, memahami, menganalisa, membantu, menafsirkan, membedakan,
menyampaikan kritik atau ide dan membangun pemikiran.
Sedangkan menurut Rusydi Ahmad Thuaimah dan Muhammad as-Sayyid
Manna’ istima’ adalah menyengaja penyampaian materi dengan pemahaman, serta
menguasai sebuah uraian serta akan menimbulkan gagasan darinya.1
Keterampilan menyimak (Maharah Istima’) adalah kemampuan seseorang
dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara
atau media tertentu. Kemampuan ini sebenarnya dapat dicapai dengan latihan yang
terus menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata
(fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makhraj huruf yang betul baik langsung
dari penutur aslinya maupun melalui rekaman.2

B. Tujuan Maharah Istima’


Tujuan pengajaran maharah istima’
1. Menyimak bahasa arab tanpa mendalami tata bahasa
2. Mendengar mufrodat dan mampu membedakannya sesuai konteks percakapan
sehari-hari
3. Mengetahui perubahan makna kata sesuai dengan perubahan bentuk kata
4. Memahami penggunaan bentuk kata dalam bahasa arab untuk disusun menjadi
kata yang bermakna.
5. Memahami makna-makna yang berhubungan dengan ragam aspek kebudayaan
arab

1
Qomi Akid Jauhari, “Pembelajaran Maharah Istima Di Jurusan PBA UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang”, Jurnal Tarbiyatuna Volume 3 Nomor 1 (Januari-Juni), 2018, hlm. 131.
2
Hasan, “keterampilan mengajar bahasa arab materi istima menggunakan media lagu”, ittihad jurnal
kopertais wilayah XI kalimantan volume 15 No 28 oktober, 2017, hlm. 42.

2
6. Memahami apa yang dimaksudkan pembicara ketika mengungkapkan suatu
keadaan.3

C. Metode-Metode Pembelajaran Maharah Istima’


Setiap pembelajaran bahasa ataupun maharah terdapat metode-metode
pembelajaran yang digunakan oleh pengajar untuk mempermudah dalam proses
pembelajaran, adapun metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran maharah
istima’ adalah sebagai berikut :
1. Metode langsung
Metode langsung dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses
belajar bahasa kedua sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan
menggunakan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi serta
dengan menyimak dan berbicara, sedangkan mengarang dan membaca
dikembangkan kemudian.
Metode ini dimulai dengan pembelajaran kosa kata sebagai penguatan
dalam membentuk kalimat-kalimat yang akan digunakan dalam berbahasa
secara langsung dan intensif. Tema yang digunakan pembelajaran juga
menggunakan tema sekitar kegiatan sehari-hari, seperti: bangun tidur,
makan, pergi ke sekolah, pergi ke dokter, dan lain-lain.
2. Metode audiolingual
Metode Audiolingual adalah metode pembelajaran bahasa dengan
memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat
kemudian mengucapkannya sebelum pelajaran membaca dan menulis.
Metode ini dilakukan dengan teknik diulang berkali-kali sehingga menjadi
sebuah kebiasaan.
Dalam pembelajaran maharah istima’, metode ini dimulai dengan cara
mendengarkan ucapan pengajar atau mendengarkan kaset atau vidio
kemudia menirukannya secara bersama-sama.
3. Metode eklektik
Metode eklektik adalah metode dengan menggunakan beberapa
metode dalam pembelajaran bahasa kemudian digabungkan menyesuaikan

3
Nuril Mufidah dkk., “ICT For Arabic Learning: A Blended Learning In Istima’ II”, Lisanuna Vol 8
No 2 2018, hlm. 177

3
dengan kebutuhan program pembelajaran dengan mnerapkannya secara
proposional.
Metode ini bisa menjadi metode ideal apabila didukung oleh
penguasaan pengajar secara memadai terhadap berbagai macam metode.
Sebaliknya, metode ini bisa menjadi metode seadanya atau semau pengajar
apabila pemilihan metode berdasarkan selera pengajar atau atas dasar
mana yang paling enak dan paling mudah.
4. Metode menghafal dan mendengarkan
Metode menghafal dan mendengar adalah metode kuno dengan
mengembangkan 3 langkah, yaitu :
a. Menjelaskan tema
b. Menghafal
c. Memperdengarkan
Pada metode ini, pengajar wajib menghafal secara ringkas materi-
materi atau teks-teks yang akan disampaikan kepada siswa. Dalam
menyampaikan, pengajar harus dengan suara yang keras dan jelas,
sehingga bisa didengar dan dihayati oleh siswa.4

D. Media Pembelajaran Maharah Istima’


Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai
peranan penting dalam pembelajaran. Karena dengan media pembelajaran siswa akan
lebih tertarik dan antusias untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana
dengan maharah istima’ yang apabila hanya menggunakan guru sebgai tokoh sentral
atau dalam hal ini guru sebagai pusat dari pembelajaran akan membuat siswa merasa
bosan dan pasif di dalam kelas.
Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan atau
mengirim pesan dan informasi kepada penerima. Jadi perlu adanya sebuah media
untuk melihat bagaimana pencapaian belajar siswa dalam pembelajaran maharah
istima’. Karena pengunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan
motivasi dan memberikan dorongan kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran
dengan baik.

4
Qomi Akid Jauhari, “Pembelajaran Maharah Istima Di Jurusan PBA UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang”, Jurnal Tarbiyatuna Volume 3 Nomor 1 (Januari-Juni), 2018, hlm. 145-146

4
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran adalah vidio. Vidio adalah jenis media pembelajaran audio-visual yang
merangsang kerja pendengaran dan indera visual.5

5
Nuril Mufidah dkk., “ICT For Arabic Learning: A Blended Learning In Istima’ II”, Lisanuna Vol 8
No 2 2018, hlm. 178-179.

5
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, “keterampilan mengajar bahasa arab materi istima menggunakan media lagu”, ittihad
jurnal kopertais wilayah XI kalimantan volume 15 No 28 oktober, 2017

Jauhari Qomi Akid, “Pembelajaran Maharah Istima Di Jurusan PBA UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang”, Jurnal Tarbiyatuna Volume 3 Nomor 1 (Januari-Juni), 2018

Mufidah, Nuril, Irthat Isyaty, Nur Kholis, Saidna Zulfiqar Bin Tahir, “ICT For Arabic
Learning: A Blended Learning In Istima’ II”, Lisanuna Vol 8 No 2, 2018

Anda mungkin juga menyukai