Anda di halaman 1dari 8

METODE KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA ARAB

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu: Nujumun Niswah, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Noor Faizah (1810210115 )

2. Siti Nur Saidah (1810210126 )


3. Nadiah Husnul Khotimah (1810210138 )
4. Annisa Syukriah (1810210148)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2019/ 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode pembelajaran merupakan suatu cara bagaimana seorang guru
menjalankan suatu prosedur dan pelaksanaan pembelajaran. Metode tersebut sebagai
media penghubung dari sebuah pembelajaran antara guru dan pelajar agar dapat
berinteraksi dengan baik dan paham apa yang akan disampaikan. Dan pemilihan
metode pembelajaran yang baik adalah metode yang menyesuaikan pada pelajaran
yang akan disampaikan oleh guru. Tujuan dari metode pembelajaran untuk
mengarahkan guru dalam menyampaikan pelajaran dengan baik agar dapat diterima
oleh pelajar dengan baik dan jelas.
Dalam makalah ini kami sebagai penulis menggunakan metode komunikatif
dalam proses pembelajaran. Dimana metode komunikatif ini dirasa cocok bagi
pembelajaran bahasa karena dalam metode ini menggunakan metode dua arah antara
guru dan pelajar yang memungkinkan terjadinya pemeroleh bahasa target akan cepat
diterima oleh pelajar. Dengan ini penulis menganggap metode ini dirasa cocok
digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di MTS, karena metode ini menekankan
pada pemahaman, pelafalan, dan penerapan dari pelajar pada mufrodat-mufrodat yang
tersedia dalam buku.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Metode Komunikatif dan hakikatnya ?
2. Bagaimana karakteristik Metode Komunikatif ?
3. Bagaimana langkah-langkah penyajian Metode Komunikatif ?
4. Bagaimana kelemahan dan kelebihan Metode Komuniatif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat dari Metode Komunikatif
2. Untuk mengerti tentang karakteristik Metode Komunikatif
3. Untuk mengetahui langkah-langkah Metode Komunikatif
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari Metode Komunikatif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Komunikatif dan Hakikat Metode Komunikatif


Metode Komunikatif adalah sebuah metode yang lebih mengandalkan
kreaktivitas para pelajar dalam melakukan sebuah latihan. Pada tahap ini keterlibatan
guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi memberikan kesempatan
kepada pelajar untu mengembangkan kemampuannya sendiri. Para pelajar pun
ditekankan untuk lebih aktif berbicara dari pada guru. Secara psikologis setiap kelas
memiliki kecenderungan, pandangan, dan kemampuan kolektif yang tidak sama, oleh
sebab itu guru harus pandai memanfaatkan kondisi dan situasi agar disetiap
pembelajaran yang dilakukan setidaknya memberikan gairah dan nyaman kepada
mereka.
Hakikat Metode komunikatif merupakan modifikasi dari metode Gramatika-
Terjemah yang menekankan pada unsur penjelasan dan pemahaman secara
komunikatif. Metode komunikatif ini didasari berdasarkan asumsi bahwa setiap
manusia memiliki kemampuan bawaan yang disebut dengan “alat pemerolehan
bahasa”. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa bersifat kreatif dan lebih ditentukan
oleh faktor internal. Oleh karena itu, relevansi dan efektivitas kegiatan pembiasan
dengan metode latihan stimulus-respense-inforcement dipersoalkan.1
Ricahrds dan Rodgers (1986) mendiskripsikan tentang Pengajaran Bahasa
Komunikatif (CLT) sebagai suatu pendekatan daripada sebuah metode, karena ia
didefinisikan dalam istilah-istilah yang luas dan mewakili suatu filosofi pengajaran
yang didasarkan pada penggunaan bahasa yang komunikatif.2
Pendapat yang lain berpendapat bahwa belajar bahasa kedua atau bahasa asing
sama halnya belajar bahasa pertama, yaitu berawal dari kebutuhan dan minat belajar
dari seorang pelajar. Oleh karena itu, analisis kebutuhan pelajar merupakan landasan
dasar dalam pengembangan materi pelajaran.3 Prinsip dari pendekatan komunikatif
yakni pemerolehan bahasa pada pelajar secara verbal. Pelajar telah mempelajari

1
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2009), 67
2
Enzir, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab di SMU, 18
3
Asep Hermawan, Metode Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011), 34
informasi verbal apabila ia mengingat kembali informasi itu. Indikator yang
digunakan
biasannya untuk menyebutkan atau menuliskan informasi seperti nama, kalimat,
alasan, argumen, proporsi, atau seperangkat proporsi yang terkait.

B. Karakteristik Metode Komunikatif


Metode ini mulai berkembang bersamaan dengan terjadinya beberapa perubahan
pada tradisi pengajaran bahasa yang terjadi di Inggris pada tahun 1960-an yang
bersamaan dengan ditolaknya pendekatan audiolingual di Amerika. Para praktisi
merasa tidak puas karena para pelajar, setelah belajar beberapa tahun, tetap belum
lancar berkomunikasi dalam bahasa target. Sedangkan para ahli linguistik mengecam
dari sisi landasan teoritisnya.
Kelahiran Metode Komunikatif merupakan hasil dari sejumlah kajian tentang
pemerolehan bahasa (iktisab al-lughah/language acquisition) dan berbagai penelitian
mengenai metode pengajaran bahasa di Eropa dan Amerika. Meskipun terdapat
beberapa variasi dalam penerapannya, Metode Komunikatif tetap mempertahankan
karakteristik dasarnya yaitu apa yang dikenal dengan kesenjangan informasi (fajwah
ma’lumat/information gap), pilihan (ikhtiyar/choice) dan umpan balik (tagziyah
raji’ah/feed back), dan materi otentik (min mashadir asliyah/authentic material).
1. Kesenjangan informasi
Kesenjangan informasi terjadi apabila terdapat dua orang atau lebih
saling bertukar informasi, di mana orang yang mengetahui sesuatu memberikan
informasi kepada orang yang tidak mengetahuinya. Hal ini sejalan dengan
tujuan komunikasi yaitu menjembatani kesenjangan informsi di antara siswa.
2. Pilihan
Dalam berkomunikasi seorang pembicara mempunyai kebebasan untuk
memilih ungkapan yang akan digunakan dan kebebasan untuk memilih cara
bagaimana mengatakan sesuai dengan konteks kapan dan di mana ungkapan itu
digunakan.
3. Umpan Balik
Suatu komunikasi memiliki tujuan sehingga seorang pembicara bisa
menilai apakah tujuannya itu tercapai atau tidak berdasarkan informasi yang
diterima dari lawan bicara. Kalau lawan bicara tidak memberikan respon balik
terhadap apa yang kita katakan maka situasi seperti itu dianggap tidak
komunikatif.
4. Bahan ajar otentik
Penggunaan bahan ajar otentik dianggap penting untuk memberikan
kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan strategi untuk
menggunakan dan memahami bahasa dalam situasi atau kontiks yang sesuai.
Bahan ajar otentik yang dimaksudkan di sini adalah penggunaan bahan ajar
yang diambil dari sumber-sumber yang bukan ditujukan khusus bagi
pengajaran bahasa.
C. Langkah-langkah Penyajian Metode Komunikatif

Langkah Langkah Metode Komunikatif

a) Dialog pendek
Ialah dengan disajikan dengan mendahului penjelasan tentang fungsi fungsi ungkapan
dalam dialog dan situasi dimana dialog itu mungkin terjadi.
b) Latihan
Ialah mengucapkan kalimat kalimat pokok secara perorangan, kelompok atau klasikal
c) Mengajukan pertanyaan
Yaitu didalamnya mencakup isi dan situasi dalam dialog itu, dilanjutkan pertanyaan
serupa tetapi langsung mengenai situasi masing masing pelajar.
d) Kelas membahas tentang ungkapan ungkapan komunikatif dalam dialog
e) Siswa diharapkan menarik sendiri kesimpulan tentag aturan tata bahasa yang termuat
dalam dialog. Guru memfasilitasi dan meluruskan apabila terjadi kesalahan dan
penyimpulan.
f) Pelajar melakukan kegiatan menafsirkan dan menyatakan suatu maksud sebagai
bagian dari latihan komunikatif yang lebih bebas.
g) Pengajar melakukan evaluasi dengan mengambil sampel dari penampilan pelajar
dalam kegiatan komunkasi bebas. 4

D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Komunikatif

1) Kelebihan Metode Komunikatif

4
Asep Hermawan, Metode Pembelajaran bahasa Arab, ( Bandung: PT remaja Rosda Karya 2011), 55
Keunggulan metode ini terletak pada ciri komunikatifnya itu sendiri.
Pendekatan ini menekankan komunikasi sehingga kelancaran siswa dalam
menggunakan bahasa akan cepat tercapai. Kegiatan dalam kelas tidak berpusat pada
guru melainkan berpusat pada siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam berbagai
bentuk kegiatan dalam penyelesaian masalah yang dilakukan secara berpasangan,
bertiga atau dalam kelompok-kelompok kecil. Selain itu siswa akan termotivasi
untuk belajar bahasa asing karena mereka melakukan sesuatu yang bermakna dengan
kegiatan bahasa ini. Kenyamanan di dalam kelas juga tercipta dengan baik karena
mereka mendapat kesempatan yang banyak dalam berinteraksi dengan teman-
temanya ataupun dengan gurunya.
2) Kelemahan Metode Komunikatif
Sedangkan kelemahan metode ini terletak pada penilaianya. Setiap
kesempatan siswa dilibatkan dalam kegiatan yang menekankan “kelancaran”
sementara penilaianya kebanyakan berfokus pada “ketelitian”. Contoh kelemahan
metode ini dapat kita lihat dalam tes akhir yang umumnya tidak memberi penilaian
pada kemampuan komunikasi siswa secara langsung, melainkan memberikan
penilaian pada penggunaan kosa kata dan tata bahasa siswa. Selain kelemahan dalam
sistem penilaianya, metode ini juga memiliki kelemahan dalam penyediaan Authentic
material. Authentic material yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sulit
ditemukan, terutama bahan untuk istima’. Kelemahan lainya dapat dilihat pada
kesalahan tata bahasa yang lebih banyak terjadi pada saat siswa berbicara karena guru
kurang memberikan feedback terhadap kesalahan siswa sehingga cenderung menjadi
kesalahan yang sulit untuk di perbaiki lagi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode Komunikatif merupakan modifikasi dari metode gramatika terjemah. Metode


ini menekankan pada penekanan pada segi hafalan, dan kepandaian berbicara. Berbicara yang
dimaksud dalam metode ini ialah mengedepankan berbicara dua arah secara efektif serta
mampu dalam melafalkannya secara fasih. Metode ini sangat efesien bagi para pemula dalam
mempelajari bahasa target dengan tujuan mampu berbicara secara baik dan benar dalam
bahasa target itu sendiri.

Untuk kelebihan dan kelemahan pada metode ini ialah pelajar akan termotivasi dalam
belajar, lancar berkomunikasi, suasana menjadi hidup di dalam kelas sedangkan untuk
kelemahannya ialah memerlukan guru yang mahir dalam bidangnya, tidak mendaptkan porsi
yang cukup pada kemampuan membaca, loncatan langsung ke aktivitas komunikatif bisa
menyulitkan pelajar dalam tingkatan pemula.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Enzir, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab di SMU.
Hermawan, Asep. 2011. Metode Pembelajaran bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.

Anda mungkin juga menyukai