SEJARAH
MAKALAH
Disusun Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul PENGERTIAN, TUJUAN, OBJEK DAN
METODE PEMBELAJARAN SEJARAH.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam dengan dosen pengampu Bapak Dr. Irfan Ahmad Zain, M.Pd.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pengertian, Tujuan dan
Metode Pembelajaran Sejarah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Sejarah
1. Pengertian Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan. Di sana semua komponen pembelajaran diperankan secara optimal
guna mencapai tujuan pengajaran dilaksanakan. Belajar merupakan proses
interaktif di mana siswa mencoba untuk memahami informasi baru dan
mengintegrasikannya ke dalam apa yang mereka sudah ketahui (Earl, 2006).
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari Bahasa Inggris Instruction,
yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini
banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik yang menempatkan
peserta didik sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang dapat diasumsikan dapat
mempermudah peserta didik mempelajari sesuatu lewat berbagai macam
media seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan
sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan
guru, yang awalnya sebagaiaa sumber belajar, berubah peran sebagai
fasilitator dalam pembelajaran (Fathurrahman, 2018).
(Dick-Carey, 2005) mendefinisikan pembelajaran sebagai rangkaian
peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan terencana
dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Dalam hal ini ada
suasana interaktif antara guru yang mengorganisasikan dan menyediakan
kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan
peserta didik yang belajar.
Pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan
hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, melainkan suatu proses
pembentukan perilaku siswa. Dalam suatu proses pembelajaran yaitu suatu
usaha untuk membuat siswa belajar, sehingga situasi tersebut merupakan
peristiwa belajar (event of learning) yakni usaha untuk terjadinya perubahan
tingkah laku dari siswa. Perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya
interaksi antara siswa dengan lingkunganya.
2. Pengertian Sejarah
Istilah sejarah dirunut dari kata syajarotun (Bahasa Arab) yang berarti
pohon kayu. Istilah ini membawa kecendrungan pengertian sejarah sebagai
suatu silsilah, asal usul, pertumbuhan dan perkembangan suatu peristiwa yang
berkesinambungan. Istilah sejarah juga dapat dirunut dari kata historia
(bahasa Yunani Kuno) yang kemudian berkembang menjadi history (bahasa
Inggris). Istilah historia atau history mengandung pengertian belajar dengan
bertanya-tanya (Syamsuddin, 2007).
Kata sejarah dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu,
yang diambil dari kata syajarah. Kata syajarah masuk kedalam bahasa
Melayu setelah akulturasi cukup panjang (asimilasi dalam kebudayaan)
dengan kebudayaan Indonesia juga dengan kebudayaan Islam semenjak abad
ke 13. Pada abad inilah, secara konvensional disepakati bahwa investasi dan
discoveri berjalan dialektis, yang pada giliannya melahirkan realitas bahasa
yang sampai kini dijadikan Bahasa lingua franca oleh bangsa Indonesia
(Abdillah, 2012).
Hal ini sejalan dengan Supardan (2008: 287) menyatakan bahwa ada
pula peneliti yang menganggap bahwa arti kata syajarah tidak sama dengan
kata sejarah, sebab sejarah bukan saja bermakna sebagai pohon keluarga, asal
usul, atau silsilah. Walaupun demikian, diakui bahwa ada hubungan antara
kata syajarah dengan kata sejarah, seseoramg yeng mempelajari sejarah
berkitan dengan cerita, silsilah riwayat dan asal usul tentang seseorang atau
kejadian.
Didalam memberikan istilah sejarah, (Syamsuddin, 2007) menyatakan
bahwa istilah historia atau history juga mengandung pengertian sebagai
pertelaan tentang hal ihwal manusia secara kronologis. Istilah-istilah tersebut
telah memberikan landasan dalam pendefinisian konsep sejarah selanjutnya.
Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Kochhar (2008: 3), bahwa sejarah
merupakan ilmu yang mengkaji tentang aktivitas manusia pada masa lampau,
baik pada bidang politik, militer, sosial agama, ilmu pengetahuan dan hasil
kreativitas seni. Pandangan seperti ini cenderung menempatkan sejarah
sebagai kajian terhadap peristiwa-peristiwa pada masa lampau. Terdapat
beberapa aspek ruang, waktu, peristiwa, perubahan dan kesinambungan.
Dengan demikian bahwa pengertian sejarah yang dipahami sekarang ini dari
alih bahasa Inggris, yakni history yang bersumber dari bahasa Yunani kuno
historia yang berarti belajar dengan cara bertanya-tanya. Kata historia
diartikan sebagai telaahan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihlwal
manusia) dalam urutan kronologis.
Sjamsuddin (2007: 5) menyatakan bahwa sejarah dikembangkan
berdasarkan metodologi penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan
dihadapan masyarakat ilmiah. Berdasarkan kenyataan seperti itu, maka
sejarah dikategorikan sebagai bagian ilmu-ilmu sosial mengingat focus
kajiannya adalah manusia. Oleh karena itu, menurut Ismaun (2005: 24) bahwa
melalui berbagai kajian sejarah yang mendalam terhadap berbagai pendapat
dan pengalaman orang-orang bijak di masa lalu, sekalipun nilai-nilai dalam
sejarah itu hanya berupa pengalaman-pengalaman manusia, tapi tidak bisa
dibantah bahwasanya manusia itu pada umumnya gemar menggunakan
pengalaman-pengalaman itu sebagai pedoman atau contoh untuk memperbaiki
kehidupannya. Mengenai peranan dan kedudukan sejarah para ahli sejarah
sepakat membagi menjadi tiga yaitu sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai
ilmu dan sejarah sebagai cerita. Ibnu Khaldun dalam Mukaddimah yang
dikutif oleh Sulasman (2014: 17) menyatakan bahwa sejarah sebagai catatan
tentang masyarakat untuk manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan
yang terjadi pada masyarakat atau tentang segala macam perubahan yang
terjadi dalam masyarakat saat ini.
3. Pengertian Pembelajaran Sejarah
Pada dasarnya, pembelajaran sejarah mempunyai tujuan yang sesuai
dengan UU Pendidikan Nasional yang dapat memberikan arah bagi
pembangunan bangsa. Dalam kaitan mengenai aspek kognitif yang diterima
siswa dalam pembelajaran sejarah memiliki peran yang penting untuk
membangun karakter, hal ini sejalan dengan yang ditulis oleh (Sardiman,
2012) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah sebenarnya memiliki peran
yang sangat penting dalam pembangunan karakter bangsa. Pembelajaran
sejarah, akan mengembangkan aktifitas peserta didik untuk melakukan telaah
berbagai peristiwa, untuk kemudian dipahami dan diinternalisasikan berbagai
nilai yang ada dibalik peristiwa itu sehingga melahirkan contoh untuk
bersikap dan kemudian bertindak.
Hal ini sebagaimana disarankan oleh Supriatna (2007: 11) bahwa guru
dalam pembelajaran sejarah dapat menggunakan struktur kronologis sambil
memfokuskan pada topik tertentu secara mendalam serta sambal
mengembangkan isu-isu kritis dan beragam perspektif sebagai pokok bahasan,
baik yang berasal dari dokumen kurikulum serta buku teks maupun isu serta
perspektif yang berasal dari siswa. Melalui pendekatan ini, pembelajaran
sejarah bisa bersifat tematis, beorientasi pada masalah (problem solving),
menempatkan ordinary people atau orang-orang biasa sebagai subjek dalam
sejarah yang selama ini dalam sejarah konvensional tidak mendapat tempat.
Isu-isu sosial yang lebih banyak berhubungan dengan masyarakat golongan
bawah dapat terakomodasi dalam pembelajaran sejarah seperti ini.
Pembelajaran sejarah juga bertujuan agar para pelajar dapat
mempelajari pemahaman dan sikap terhadap keragaman pengalaman hidup
masyarakat pada masa lampau untuk menghadapi kehidupan pada masa kini
dan masa mendatang. Oleh karena itu, dengan pembelajaran sejarah dapat
membantu melatih siswa menjadi warga negara yang terampil, cerdas dan
berguna. Pembelajaran sejarah melatih kemampuan mental siswa seperti
berpikir kritis, dan menyimpan ingatan dan imajinasi.
Kelebihan
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Dapat diikuti siswa dengan jumlah yang banyak.
c. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
d. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
Kekurangan
a. Membuat siswa pasif.
b. Mengandung unsur paksaan terhadap siswa.
c. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
d. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
e. Bila terlalu lama membosankan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana para siswa
dihadapkan pada suatu maslah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan secara bersama.
Didalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara
dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman,
informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif. Metode diskusi
diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan
masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan
a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan,dan
terobosan baru dalam memecahkan suatu masalah.
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orag lain.
c. Memperluas wawasan.
d. Membina sisiwa untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam
memecahkan suatu masalah.
Kekurangan
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
3. Metode Karyawisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang
terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan
didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh
pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan
a. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat apa yang dipelajari disekolalebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat.
c. Lebih merangsang kreativitas siswa.
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih aktual dan luas.
Kekurangan
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
e. Memrlukan biaya yang mahal.
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dpat
pula dari siswa ke guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua dan paling
banyak dalam proses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat
maupun sekolah.
Kelebihan
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun
ketika siswa tersebut sedang ribut.
b. Merangsang daya pikir dan daya ingat siswa.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
Kekurangan
a. Membuat siswa menjadi tegang
b. Waktu sering terbuang percuma, ketika tidak ada siswa yang menjawab
pertanyaan.
c. Pertanyaan tidak bisa merata untuk semua siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.