Hal.
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
C. Tujuan Penyusunan Makalah……………………………………………
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….
A. Sejarah Terbentuknya Undang-Undang Pendidikan di Indonesia……
B. Pengertian Pendidikan………………………………………………..
C. Undang-Undang dan Peraturan Pendidikan…………………………….
D. Implikasi Landasan Hukum Pendidikan di Indonesia………………….
E. Masalah Hukum Pendidikan di Indonesia……………………………….
F. Penerapan UU Pendidikan di Indonesia Tidak Sesuai…………………
BAB III SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………
A. Simpulan ……………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa
berproses dan berinteraksi di dunia luar dengan semua masyarakat sekitarnya.
Pendidikan juga menjadi salah satu bekal terpenting di masa depan. Pendidikan
itu sudah kita kenal sejak zaman sebelum Negara Indonesia merdeka hingga saat
ini. Pendidikan menjadi salah satu hal pokok yang harus dipehatikan karena
pendidikan mampu membentuk karakter pribadi setiap orang apabila sungguh-
sungguh dalam menekuninya. Pendidikan adalah proses pembelajaran tentang
akhlak, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kebiasaan turun-
temurun sekelompok orang untuk melakukan pengajaran, pengamatan, pelatihan
atau penelitian.
1
2
akses pada tanggal 27 September 2021, pukul 10.23 WIB). Sejarah pendidikan
mencatat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kualitas
pendidikan paling rendah dibandingkan negara-negara lainnya, meskipun usaha
pemerataan sistem pendidikan sudah dilakukan dan dianggap meningkat cukup
signifikan, (Jakarta, CNN Indonesia). Pendidikan saat ini secara umum mungkin
sudah dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pendidikan ini biasa kita
kenal dengan istilah “sekolah” yaitu salah satu pendidikan formal yang ada di
Indonesia. Sistem pendidikan yang dilakukan pun hampir keseluruhan
menggunakan teknologi-teknologi canggih seperti komputer/laptop, LCD
proyektor, handphone, WiFi, dsb. Berbeda dengan pendidikan pada zaman-
zaman sebelum merdeka mulai dari pendidikan pada masa (penjajahan) Portugis,
Belanda, Jepang; Masa Kemerdekaan; Orde Baru hingga Reformasi. Pendidikan
di zaman penjajahan (sebelum merdeka) memang dikatakan tidak semua rakyat
Indonesia mampu mengeyam jenjang pendidikan yang baik. Hanya rakyat
Indonesia tertentu saja yang mampu mengenyam jenjang pendidikan seperti
keturunan bangsawan (darah biru). Oleh sebab itu, selagi kita masih memiliki
kesempatan mengenyam jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mampu merubah masa depan.
B. Rumusan Masalah
Setelah membaca uraian pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana susunan undang-undang pendidikan yang ada di Indonesia ?
2. Bagaimana isi peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia ?
3. Bagaimana pengembangan konsep pendidikan di Indonesia ?
4. Apa yang harus dilakukan pendidik dan masyarakat umum untuk
mensukseskan pendidikan nasional ?
5. Bagaimana pendidikan menurut Undang-undang Dasar 1945 ?
4
5
bersifat tidak formal, dapat mengundang guru untuk datang ke istana, dan
pendidikan kejuruan dilakukan secara turun-temurun melalui jalur
kastanya masing-masing.
b. Pendidikan Islam
Saudagar asal Gujarat pada abad ke-13 menjadi salah satu ciri-ciri
dari mulainya pendidikan berlandaskan ajaran Islam di Indonesia. Mula-
mula kehadiran mereka terjalin melalui hubungan teratur dengan para
pedaganag asal pulau Sumatra dan Jawa. Kemudian, para saudagar yang
beragama Islam asal Gujarat itu di Indonesia menjadi penyebar agama
Islam. Ajaran agama Islam awal berkembang di kawasan pantai pesisir,
sementara ajaran agama Hindu masih kuta di kawasan pedalaman.
Kerajaan Samudra-Pasai (1297) di Indonesia menjadi kerajaan Islam
pertama lebih tepatnya Aceh. Jauh sebelum Kerajaan Samudra-Pasai
berdiri pengaruh ajaran Islam sudah masuk terlebih daulu ke Indonesia.
Terbukti dengan adanya batu nisan seorang wanita bernama Fatimah binti
Maimun pada tahun 476 H (1082 M) di Leran, dekat Gresik Jawa Timur
(di kutip dari laman https://www.kompasiana.com di akses pada tanggal
29 September 2021, pukul 09:51 WIB). Pada masa pra-kolonial
pendidikan agama Islam berbentuk pendidikan di pesantren, pendidikan
di musola/langgar dan pendidikan di madrasah. Pertama, Pendidikan di
musola/langgar dilaksanakan secara sederhana dengan binaan guru
mengaji yang memiliki status dibawah kyai, materi yang diajarkan
membaca Al-Qur’an dan Fiqih Dasar. Kedua, Pendidikan di pesantren
memiliki sistem pendidikan pemondokan sederhana, materi pembelajaran
bersifat khusus (keagamaan), penghormatan tertinggi kepada guru, tidak
ada gaji untuk guru karena memotivasi santri semata-mata karena Allah
SWT., dan santri datang untuk menuntut ilmu secara suka rela. Ketiga,
pendidikan di madrasah memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan
agama dan ilmu pengetahuan seperti astronomi (ilmu falak), dan ilmu
6
dalam masyarakat kolonial. Partai yang timbul sesudah tahun 1908 ada
yang berdasarkan Sarekat Islam, berdasarkan sosial seperti
Muhamadiyah, ada pula berdasarkan asas kebangsaan seperti Indische
Partij. Indische Partij merupakan pergerakan yang pertama kali
merumuskan semboyan Indie los van Nederland yang berarti “Indonesia
Merdeka” dan diambil alih oleh PNI (1928).
c. Pendidikan pada Masa Jepang
Jepang merupakan salah satu negara penjajah Indonesia yang
berlangsung lumayan pendek (17 Maret 1942–17 Agustus 1945). Jepang
menguasai Indonesia dimana perang, segala usaha Jepang di tunjuukan
hanya untuk perang. Murid-murid bergotong-royong mengumpulkan
batu, kerikil, dan pasir untuk pertahanan, halaman seolah ditanami umbi-
umbian dan sayur untuk bahan pangan, menanam pohon jarak untuk
menambah pasokan minyak demi kepentingan perang. Runtuhnya
pengaruh kolonial Belanda diikuti dengan tumbangnya sistem
pendidikannya pula. Banyak orang Belanda diinternir oleh pemerintah
militer Jepang sehingga banyak sekolah-sekolah untuk anak Belanda dan
Indonesia kalangan atas lenyap. Hanya susunan sekolah untuk anak-anak
Indonesia saja yang tertinggal. Sekolah rendah seperti Sekolah Desa 3
tahun, Sekolah Sambungan 2 tahun, ELS, HIS, HCS masing-masing 7
tahun, Schakel School 5 tahun, dan MULO dihapus semua. Pendidikan
Sekolah Rakyat (Kokomin Gakko) 6 tahun, Sekolah Menengah Cu Gakko
(laki-laki) dan Zyu Gakko (perempuan) 3 tahun yang ada di Indonesia
sejak masa Jepang dan masih banyak lagi sekolah kejuruan (sekolah
guru), yaitu sekolah untuk mempersipkan tenaga pendidik dalam jumlah
yang besar demi memompa dan mempropagandakan semangat Jepang
kepada anak didik.
3. Pendidikan Pasca Kemerdekaan
a. Pendidikan pada Masa Kemerdekaan
9
fokus pada 3 aspek utama yang dikembangkan, antara lain aspek afektif,
kognitif, dan psikomotorik.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disahkan pada 8 Juli 2003 yang memberikan dasar hukum untuk
membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjujung HAM (dikutip dari
laman https://kompasiana.com pada tanggal 29 September 2021, pukul
10.03 WIB)
Setelah jabatan Megawati turun dan digantikan oleh Susilo
Bambang Yudhoyono, UU No. 20/2003 masih berlaku ditambah dengan
UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Setelah penetapan UU
tersebut disusul dengan pergantian Kurikulum KBK menjadi KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berdasarkan pada PP No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (di kutip
dari www.gurupendidikan.co.id di akses pada tanggal 29 September
2021, pukul 19.17 WIB). KTSP merupakan kurikulum operasional yang
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan serta silabus.
B. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara
otodidak.[1] Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin
yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e,
berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
11
yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada
vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
c. Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
d. Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan
e. Peraturan Menteri No, 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksana Peraturan
Menteri No. 22 dan No. 23
f. Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2007 Tentang Kepala Sekolah
g. Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007 dan No. 32 Tahun 2008 Tentang
Guru
h. Peraturan Menteri No. 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
i. Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian
j. Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007 dan Permen No. 33 Tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana
k. Peraturan Menteri No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
l. Peraturan Menteri No. 47 Tahun 2008 tentang Standar Isi
m. Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2008 tentang TU
n. Peraturan Menteri No. 25 Tahun 2008 Tentang Perpustakaan
o. Peraturan Menteri No. 26 Tahun 2008 tentang Laboratorium
p. Peraturan Menteri No. 39 Tahun 2008 tentang Kesiswaan
q. Keputusan Menteri No. 3 Tahun 2003 tentang Tunjangan Tenaga
Kependidikan
r. Keputusan Menteri No. 34/U/03 Tentang Pengangkatan Guru Bantu
Sedangkan hukum merupakan suatu aturan baik tertulis atau tidak tertulis yang
harus atau wajib ditaati yang dimana apabila kita melanggar aturan-aturan
tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
b. Pasal 32
1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
A. Simpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan proses untuk mengubah tata laku dan sikap seseorang
atau kelompok dan usaha untuk mendewasakan manusia dengan cara
pelatihan dan pengajaran.
2. Tujuan pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan manusia
Indonesia dan mencerdaskan kehidupan berbangsa.
3. Guru atau Pendidik harus dapat memiliki pedoman dan acuan dalam
melaksanakan tugasnya sehingga penyimpangan-penyimpangan dalam bidang
pendidikan dapat dihindari.
4. Kebijakan pemerintah dituangkan dalam berbagai bentuk ketetapan yang
menjadi landasan hukum bagi para guru dalam mewujudkan tugasnya.
5. Guru tidak hanya terbatas memahami ketentuan berupa undang-undang pokok
dibidang pendidikan, melainkan juga ketentuan lain seperti Undang-Undang
Dasar, Ketetapan MPR (GBHN), Kepres, Peraturan Pemerintah, bahkan
kurikulum yang ditetapkan dengan keputusan menteri dan kode etik guru.
B. Saran
1. Agar para guru dapat peduli dan mengerti undang-undang pendidikan di
Indonesia.
2. Pemerintah agar menjalankan perundang-undangan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
3. Undang-undang dibuat untuk mengatur agar jalannya pendidikan lebih
mudah, bukan sebaliknya memberatkan peserta didik dan pendidik.
4. Pendidik juga harus banyak mengkritisi perundang-undangan yang dibuat
pemerintah.
23
24
Daftar Pustaka
Hidayat Syarif, Dr. M.Pd, Teori, Proses dan Konteks Sosial Budaya Pendidikan,
Pustaka Mandiri, Jakarta, 2021
Prof. Dr. Soedijarto, MA., Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Buku
Kompas, Jakarta, 2008.
http://formadiksi.um.ac.id/sejarah-pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-masa-
membentuk-karakter-pribadi-pribumi-bangsa/, diakses pada 28 September 2021
pukul 21:00
http://www.smkn1perhentianraja.sch.id/read/5/pengertian-pendidikan-menurut-ahli,
diakses pada 29 September 2021 pukul 21:25
https://www.kompasiana.com/vonidamayanti/59f0b8bda208c0020f48eac3/
penerapan-uu-pendidikan-di-indonesia-tidak-sesuai?page=3&page_images=1,
diakses pada 29 September 2021 pukul 21:50