3 Oktober 2017
ABSTRAK: Rendahnya keterampilan proses sains siswa di kelas X-3 SMA Negeri 10
Banjarmasin disebabkan proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan siswa tidak
pernah melakukan kegiatan penyelidikan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Jenis penelitian menggunakan
penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 2 siklus, setiap
siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan/ pengamatan, dan refleksi. Data diperoleh
melalui observasi dan tes. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Temuan penelitian dari siklus I ke siklus II yaitu: (1) Keterlaksanaan RPP secara
keseluruhan pada siklus I dan siklus II memperoleh kriteria sangat baik; (2) Keterampilan
proses sains siswa pada siklus I ke siklus II dengan kategori cukup terampil menjadi
terampil; (3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 76,67%
yang tuntas menjadi 93% yang tuntas pada siklus II sehingga dapat dinyatakan tuntas
secara klasikal. Diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Banjarmasin
dengan cara guru menyampaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menarik perhatian siswa, memberikan tambahan waktu untuk membaca prosedur
percobaan dan mengurangi bimbing untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa.
ABSTRACT: The students’s low science process skill at class X-3 SMA Negeri 10
Banjarmasin is caused by the learning process which is only centered on the teacher and
the students never conduct the investigation activity. Therefore, the research was
conducted to improve the science process skills of X-3 students of SMA Negeri 10
Banjarmasin by using guided inquiry learning model. This type of research uses
classsroom actionresearch by Kemmis and Mc Taggart model which consist of 2 cycles,
each cycle includes planning, implementation/observation and reflection. The data was
obtained through observation and test. The data were analyzed descriptively qualitative
and quantitative. The research findings from cycle I to cycle II are: (1) The overall
implementation of RPP in cycle I and cycle II has increased respectively very good
category (2) Students’ science process skill in cycle I to cycle II from skilled enough to be
skilled category; (3) The Students’ learning results have increased from the first cycle of
76.67% pass to 93% pass in cycle II so that it can be defined pass classically. The
conclusion is that the guided inquiry learning model can improve the science process
skills of X-3 students of SMA Negeri 10 Banjarmasin in a way teacher convey problems
in everyday life to attract students attention, provide additional time to read the
investigation procedur and reduces guided to trained students science process skill.
169
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
PENDAHULUAN
Fisika merupakan bagian dari diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang Pada kondisi ini tugas guru untuk
berkaitan dengan kejadian dalam merancang pembelajaran yang dapat
kehidupan sehari-hari dan alam sekitar membekali siswa pengetahuan secara
yang diamati dan diukur sistematis teoritis dan praktik serta siswa dapat
sehingga fisika tidak penguasaan memahami materi pembelajaran yang
kumpulan pengetahuan yang berbentuk diajarkan.
fakta, konsep, atau prinsip. Namun, Keterlibatan dan peran aktif siswa
Pembelajaran IPA suatu proses dalam pembelajaran menekankan siswa
penemuan pengetahuan yang diperoleh untuk membangun pengetahuan dan
melalui penyelidikan. Konsep-konsep guru merancang kegiatan pembelajaran
dalam fisika merupakan hasil dari untuk siswa mengaitkan pengetahuan
pengamatan dan penelitian terhadap awal dalam kehidupan sehari-hari.
fenomena alam semesta yang dipelajari Untuk hal itu diharapkan bahwa guru
melalui eksperimen di laboratorium, memfasilitasi siswa membangun
sehingga pembelajaran fisika kepada pengetahuan dengan cara mengajarkan
siswa di sekolah melalui kegiatan informasi yang diberikan oleh guru
eksperimen di laboratorium penting menjadi bermakna dan relevan,
untuk dilakukan. Pada Kurikulum memberikan kesempatan kepada siswa
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah menemukan dan menetapkan ide-ide
tercantum bahwa proses pembelajaran untuk belajar. Selanjutnya guru memberi
IPA diperoleh melalui metode ilmiah arahan untuk membantu siswa mencapai
yang terwujud dengan serangkaian kerja tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
ilmiah, nilai dan sikap ilmiah (Sadia, Namun, siswa diupayakan melakukan
2014). arahan tersebut.
Siswa belum dapat Pembelajaran konvensional
menghubungkan yang telah dipelajari mengutamakan hafalan, pembelajaran
untuk memanfaatkan pengetahuan yang dilakukan siswa sebagian besar
tersebut. Hal ini dikarenakan digunakan mengerjakan tugas dan
pembelajaran yang ada dikelas masih latihan, serta mendengarkan ceramah.
bersifat teoritis sehingga siswa tidak Pembelajaran terjadi di ruang kelas dan
menangkap makna yang diperoleh siswa secara pasif menerima informasi
dalam pembelajaran untuk dapat dari guru. Pembelajaran berorientasi
170
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
171
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
172
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
173
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
174
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
175
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
176
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
Lanjutan Tabel 6
terampil. dan menekankan pada keterampilan
menganalisis data dan menarik kesimpulan.
Untuk melihat kemandirian siswa maka guru
mengurangi bimbingan dan arahan.
4 Waktu pelaksanaan pembelajaran Waktu pelaksanaan pembelajaran terlambat
terlambat sehingga mengurangi waktu karena siswa harus menuju laboratorium
pembelajaran di kelas. fisika sehingga untuk siklus II guru harus
memberitahukan dan mengingatkan kembali
bahwa pelaksanaan pembelajaran di
laboratorium fisika.
5 Guru belum maksimal dalam Guru harus bertindak tegas menegur siswa
mengelola kelas terlihat masih ada yang membuat keributan di kelas.
siswa melakukan hal-hal yang tidak Setelah selesai digunakan, alat dan bahan
diperintahkan dalam penyelidikan penyelidikan segera meminta siswa untuk
misalkan bermain-main dengan alat mengembalikan sehingga siswa tidak
dan bahan yang digunakan untuk bermain-main dengan alat dan bahan yang
penyelidikan. diberikan.
177
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
Lanjutan Tabel 8
permasalahan atau kejadian
4 Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis 97,5 Sangat baik
5 Merumuskan penjelasan dan/atau kesimpulan 100 Sangat baik
6 Merefleksikan situasi bermasalah dan proses 100 Sangat baik
berpikir yang digunakan untuk menyelidiki
7 Penutup 100 Sangat baik
Rata-Rata 0,9948
Persentase 99,48 Sangat baik
Reliabilitas 0,96 Tinggi
Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil tes hasil belajar siswa diuraikan yaitu
belajar siswa yang tuntas pada siklus II Data keterlaksanaan setiap fase dalam
mencapai 93 % . RPP pada siklus II telah memenuhi
Refleksi indikator keberhasilan; Hasil belajar
Hasil refleksi dari siklus II siswa di kelas X-3 secara klasikal telah
berdasarkan hasil pengamatan proses memenuhi indikator keberhasilan;
pembelajaran, lembar kerja siswa dan Keterampilan proses sains siswa telah
178
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
179
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
memotivasi siswa, namun hal ini masih perencanaan yang matang dan
kurang efektif karena siswa tampak memberikan pedoman sehingga
kesulitan jika harus memahami dua pembelajaran berjalan secara efektif
fenomena dalam satu pertemuan sesuai dengan yang direncanakan dan
sehingga siklus II untuk pertemuan tujuan pembelajaran akan tercapai.
pertama dan kedua peneliti Keterampilan proses sains
menggunakan satu gambar atau satu Berdasarkan hasil lembar kerja
fenomena untuk memotivasi siswa. Pada siswa keterampilan proses sains masih
siklus II pertemuan pertama, peneliti dalam kriteria cukup terampil.
menggunakan sebuah fenomena yang Keterampilan proses sains dapat
sering ditemukan dalam kehidupan diketahui melalui lembar kerja siswa
sehari-hari. Hal ini berdampak positif yang dikerjakan oleh siswa. Hal ini
terhadap siswa. Siswa tertarik dalam sesuai dengan teori belajar Piaget (dalam
proses pembelajaran. Pertemuan kedua Sanjaya, 2013) menyatakan anak
siklus II, peneliti menggunakan sebuah sebenarnya dilahirkan dengan suatu
gambar untuk memotivasi siswa, hal ini kebutuhan untuk menentukan makna
juga berdampak positif terhadap siswa. tentang dunia mereka.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi, Tahapan pembelajaran inkuiri
Dantes, dan Sadia (2013) bahwa terbimbing yang dilakukan untuk
penerapan model inkuiri terbimbing melatihkan keterampilan proses sains
melakukan perencanaan pembelajaran yaitu mendapatkan perhatian siswa dan
yang berpusat pada masalah-masalah memotivasi siswa untuk terlibat dalam
yang tepat. kegiatan pembelajaran yang
Berdasarkan uraian bahwa data direncanakan. Pada tahap pembelajaran,
keterlaksanaan RPP mengalami motivasi berkaitan dengan masalah yang
peningkatan pada setiap pertemuan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
dalam siklus penelitian dan pada siklus I Ketika guru menggunakan model
dan siklus II fase-fase dalam RPP telah pembelajaran inkuiri terbimbing untuk
memenuhi indikator keberhasilan pertama kalinya, guru perlu menjelaskan
penelitian. Hal ini sesuai pernyataan tujuan pembelajaran dan alur
Karim, Zainuddin, dan Mastuang pembelajaran keseluruhan kepada siswa.
(2016) bahwa RPP yang dibuat guru Hal yang paling penting merupakan
merupakan kesiapan dalam penjelasan yang membantu siswa
melaksanakan pembelajaran dengan memahami bahwa tujuan-tujuan dari
180
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
181
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
182
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
aktif dalam setiap proses pembelajaran penekanan pada beberapa hal yaitu
yang dilakukan dikelas. Keterlibatan Pengajar menyampaikan permasalahan
siswa dalam setiap proses pembelajaran umum untuk menarik perhatian siswa,
untuk mengembangkan kemampuan masalah atau melalui gambar yang
dalam diri siswa. Sesuai dengan berupa fenomena dalam kehidupan
pernyataan Juhji (2016) bahwa tujuan sehari-hari; Pengajar memberikan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik penekanan dan tambahan waktu untuk
apabila siswa dapat terlibat aktif pada membaca prosedur percobaan untuk
pembelajaran dan membiasakan belajar membantu siswa melakukan
sendiri dalam pemecahan masalah- penyelidikan; Pengajar mengurangi
masalah sains. bimbingan dan arahan untuk melatih
Berdasarkan uraian di atas bahwa kemandirian siswa dalam keterampilan
penerapkan model pembelajaran inkuiri proses sains serta memberikan
terbimbing dapat meningkatkan hasil bimbingan yang intensif terhadap siswa
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang memiliki kemampuan rendah.
temuan penelitian oleh Dewi , Dantes, Didukung temuan hasil penelitian
dan Sadia (2013) dan khairani (2015) pada penggunaan model pembelajaran
bahwa model pembelajaran inkuiri inkuiri terbimbing di kelas X-3 SMA
terbimbing dapat meningkatkan hasil Negeri 10 Banjarmasin diuraikan
belajar siswa. sebagaimana pendapat sebagai berikut Keterlaksanaan RPP
Yuniastuti (2016) menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing pada
model pembelajaran inkuri terbimbing pertemuan pertama siklus I terlaksana
mampu meningkatkan motivasi dan 80,73% dengan kriteria sangat baik,
keterampilan proses sains siswa yang pertemuan kedua siklus I terlaksana
secara konsekutif berdampak pada 94,27% dengan kriteria sangat baik,
peningkatan hasil belajar siswa. pertemuan pertama siklus II terlaksana
98,96% dengan kriteria sangat baik dan
SIMPULAN pertemuan kedua siklus II terlaksana
Berdasarkan hasil penelitian, 99,46% dengan kriteria sangat baik.
dapat disimpulkan bahwa untuk Keterampilan proses sains mengalami
meningkatkan keterampilan proses sains peningkatan dari siklus I ke siklus II.
siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Pada siklus I merumuskan hipotesis dan
Banjarmasin digunakan model mengidentifikasi variabel berkriteria
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan terampil serta menganalisis data dan
183
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
184
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 3 Oktober 2017
185