Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy’ari
noer_afidah85@ymail.com
ABSTRAK:
Peningkatan aktivitas dan kemampuan kognitif hasil belajar mahasiswa dilakukan dengan
menerapkan metode cooperative learning tipe Jigsaw pada perkuliahan gelombang-optik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus, siklus II
merupakan penguatan dari siklus I. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan
IPA angkatan 2015. Instrumen Penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang
akurat, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa tes dan nontes. Tes butir soal
atau penugasan untuk memperoleh gambaran hasil belajar mahasiswa tentang
kemampuan memahami, menerapkan teori dalam mengerjakan latihan soal yang
diberikan. Alat pengumpul data yang berupa nontes dilakukan dengan teknik observasi.
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan membandingkan
prosentase tingkat keaktivan mahasiswa dan nilai rata-rata hasil tes kemampuan kognitif
mahasiswa pada siklus I dan II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
keaktivan mahasiswa pada setiap siklus, dan nilai rata-rata hasil tes kemampuan kognitif
mahasiswa mengalami peningkatan dari 72,6 pada saat pre-tes menjadi 76,9 pada siklus I
dan pada saat siklus II menjadi 80. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
penerapan cooperative learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan
kognitif mahasiswa.
Kata Kunci: Cooprerative learning, tipe Jigsaw, hasil belajar, kemampuan kognitif,
model pembelajaran.
fisika dasar ini dapat dilihat bahwa secara konvensional yang dicirikan
masih banyak mahasiswa yang dengan mengandalkan penggunaan
mempunyai nilai di bawah 70 yakni metode ekspositori yaitu menjelaskan,
sebanyak 9 mahasiswa dari jumlah memberi contoh, mengajukan
total 22 mahasiswa. pertanyaan, dan memberi tugas secara
Gelombang-Optik pada konsep klasikal. Kalaupun ada diskusi terkesan
Gelombang Stasioner dan Gelombang kurang hidup, karena faktor dari
Berjalan adalah materi yang berisi kemampuan dosen sendiri yang kurang
banyak pemahaman konsep, hafalan, mumpuni dalam mengelola kelas
rumus-rumus, dan hitungan yang maupun minat mahasiswa terhadap
kompleks, sehingga mahasiswa banyak pelajaran fisika yang masih rendah
yang kurang berminat dan mengalami (Yani, 2011).
kesulitan untuk memahami materi ini. Berbagai macam metode
Selain itu, mahasiswa pendidikan IPA pembelajaran telah dicoba untuk
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas menarik perhatian mahasiswa dalam
Hasyim Asy’ari Tebuireng relatif upaya meningkatkan kualitas
heterogen, baik dari segi kemampuan pembelajaran. Dengan adanya variasi
akademis, tingkat kreatifitas, maupun metode pembelajaran di kelas
latar belakang pendidikan yang diharapkan ada peningkatan kualitas
bervariasi, yakni tidak semua pembelajaran, mahasiswa semakin
mahasiswa merupakan lulusan dari termotivasi dalam belajar, daya
jurusan IPA menyebabkan mereka kreativitas akan semakin meningkat
banyak mengalami kesulitan dalam (Yani, 2011).
belajar fisika. Banyak mahasiswa yang Pemilihan dan penentuan
sudah memiliki buku fisika tetapi minat pendekatan pembelajaran yang tepat
baca dan belajar yang cukup rendah. Di sangatlah dibutuhkan dalam suatu
dalam kelas dari 22 mahasiswa hanya proses pembelajaran dengan ketepatan
sekitar 5-10 mahasiswa yang aktif pemilihan pendekatan tersebut
dalam menjawab dan menyelesaikan diharapkan akan dapat lebih mudah
soal dengan benar. mahasiswa dalam menguasai
Selama ini seringkali dalam kompetensi yang diamanatkan pada
pembelajaran fisika masih dilakukan kurikulum.
Vol. 4, No. 2, Desember 2016 118
Wacana e-ISSN : 2579-8464
Didaktika Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains p-ISSN : 2337-9820
tipe Jigsaw merupakan model ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri
pembelajaran kooperatif, dengan siswa dari anggota kelompok asal yang berbeda
belajar dalam kelompok kecil yang yang ditugaskan untuk mempelajari dan
mendalami topik tertentu dan
terdiri dari 4–6 orang secara heterogen
menyelesaikan tugas-tugas yang
dan bekerjasama saling ketergantungan
berhubungan dengan topiknya untuk
yang positif dan bertanggung jawab
kemudian dijelaskan kepada anggota
atas ketuntasan bagian materi pelajaran
kelompok asal. Hubungan antara kelompok
yang harus dipelajari dan asal dan kelompok ahli digambarkan
menyampaikan materi tersebut kepada sebagai berikut (Arends, 2001).
anggota kelompok yang lain (Arends,
1997).
Pada model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok
asal dan kelompok ahli”. Kelompok asal,
yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, Gambar 1. Ilustrasi kelompok jigsaw
asal, dan latar belakang keluarga yang
nontes. Instrumen pengumpul data berupa yang dilakukan. Hasil yang diperoleh dari
tes tertulis berupa penugasan yang terdapat kegiatan refleksi ini berupa informasi
pada Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). tentang hal-hal yang terjadi dan hal-hal
Sedangkan instrumen nontes, yaitu berupa yang perlu dilakukan. Apabila hasil
pedoman observasi. refleksi pada siklus I menunjukkan
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan kegagalan, Siklus II dilaksanakan sesuai
Pada tahap ini pelaksanaan dengan hasil refleksi siklus I dengan tujuan
tindakan dalam setiap siklus dibagi atas memperbaiki kegagalan dalam kegiatan
satu pertemuan dalam setiap siklus. Satu siklus I. Apabila ternyata siklus I sudah
pertemuan menggunakan waktu tiga jam berhasil, maka siklus II dilaksanakan
pelajaran (3x50 menit). Fokus tindakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
setiap siklus berupa implementasi metode yang telah diperoleh pada siklus I sehingga
kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran hasil belajar yang diperoleh akan lebih
gelombang-optik mulai kegiatan awal, baik.
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. SIKLUS II
3) Tahap Pengamatan
Siklus II dilaksanakan sesuai
Pada tahap ini observasi dilakukan
dengan hasil refleksi siklus I. Apabila
bersamaan dengan pelaksanaan
siklus I belum berhasil, siklus II
pembelajaran gelombang-optik materi
dilaksanakan untuk memperbaiki siklus I.
gelombang stasioner dan gelombang
Namun bila siklus I telah berhasil, maka
berjalan dengan metode kooperatif tipe
pelaksanaan siklus II untuk meningkatkan
Jigsaw. Observasi dilakukan pada satu
hasil yang diperoleh pada siklus I. Berikut
siklus memberi masukan pada perencanaan
tahapan-tahapan siklus II:
tindakan yang akan dilakukan pada siklus
1) Tahap Perencanaan Ulang
selanjutnya. Hasil observasi ini disusun
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
dengan praktis sehingga menghasilkan 3) Tahap Pengamatan
refleksi yang dapat memperbaiki 4) Tahap Refleksi
perencanaan siklus selanjutnya. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini
siklus kedua telah mencapai hasil yang IPA Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
yang merupakan mata kuliah pra-syarat, pembelajaran; (2) kerjasama; (3) kreatifitas
nilai rata-rata kelas hanya mencapai 72,6 dan keaktifan dalam proses pembelajaran.
dengan rentang nilai antara 65-81. Data yang diperoleh baik data
Instrumen Penelitian yang yang berkaitan dengan proses
digunakan untuk mendapatkan data yang pembelajaran maupun hasil pembelajaran
akurat, peneliti menggunakan alat gelombang-optik, akan digunakan sebagai
pengumpul data berupa tes dan nontes. Tes data untuk menentukan indikator bahwa
butir soal atau penugasan untuk strategi yang digunakan sesuai. Oleh
memperoleh gambaran hasil belajar karena itu metode kooperatif tipe Jigsaw
mahasiswa tentang kemampuan adalah cocok digunakan dalam
memahami, menerapkan teori dalam pembelajaran gelombang-optik, baik dari
mengerjakan latihan soal yang diberikan. sisi proses yaitu tingkat keaktifan maupun
Penugasan itu meliputi kegiatan: (1) hasil pembelajaran.
mengetahui dan mengerti tentang Data diperoleh dari instrumen tes
gelombang stasioner dan gelombang dan nontes. Untuk instrumen tes berupa
berjalan lengkap dengan persamaan dan penugasan dalam menyelesaikan soal
perbedaannya; (2) mengetahui dan dapat dengan berbagai variasi. Data instrumen
menjelaskan aplikasi gelombang stasioner nontes didapat dari lembar pedoman
dan berjalan dalam kehidupan sehari-hari; observasi yang berisi tentang aktivitas
(3) dapat menurunkan persamaan mahasiswa dalam proses pembelajaran
gelombang stasioner dan gelombang gelombang-optik dengan metode
berjalan; (4) mampu menyelesaikan soal- kooperatif tipe Jigsaw.
soal tentang gelombang stasioner dan Data dari instrument tes yang
berjalan dengan berbagai macam variasi berupa penugasan mahasiswa dianalisis
soal. Keempat kegiatan tersebut diambil dengan cara menilai hasil kerja mahasiswa
data nilainya. dalam menyelesaikan soal tes pada setiap
Alat pengumpul data yang berupa siklus, data tersebut diuraikan dalam
nontes dilakukan dengan teknik observasi. bentuk nilai yang berupa angka-angka.
Observasi merupakan teknik yang Dari data yang berupa angka-angka
dilakukan peneliti dalam memperoleh data tersebut kemudian diubah menjadi data
yang berupa aktivitas mahasiswa dalam kualitatif yang didasarkan pada kategori
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam yang telah ditentukan dalam pedoman
memperoleh data ini peneliti mencatat penilaian. Sedangkan data yang diperoleh
semua aktivitas mahasiswa dalam hal: (1) dari data nontes diuraikan secara kualitatif
kesungguhan dalam mengikuti proses dan dideskripsikan sesuai dengan data
yang didapatkan dari hasil pengamatan power point dan mempersiapkan lembar
langsung atau observasi. observasi pemahaman dan menyiapkan
lembar tes lisan, menjelaskan tentang
PEMBAHASAN model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Siklus I
kepada mahasiswa.
Setelah mengetahui permasalahan
Selanjutnya dosen membagi materi
yang dihadapi mahasiswa, maka untuk
bahasan menjadi dua topik bahasan, yaitu
perkuliahan Gelombang-Optik pada
gelombang stasioner dan gelombang
konsep gelombang statis dan gelombang
berjalan. Masing-masing anggota dari
berjalan, peneliti mencoba memanfatkan
kelompok asal kemudian bergabung
potensi yang dimiliki mahasiswa. Dengan
dengan kelompok ahli sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
materi yang telah ditetapkan bersama.
ini diharapkan para mahasiswa aktif saling
Dengan memanfaatkan berbagai media
melengkapi dan memahami materi yang
baik itu buku maupun media internet
sedang dipelajari di kelas. Dengan
sebagai sumber belajar, kelompok ahli
demikian melalui pembelajaran dengan
diminta untuk berdiskusi sesuai topik yang
tipe Jigsaw ini diharapkan motivasi belajar
diberikan, membuat pertanyaan yang kira-
mahasiswa pada mata kuliah fisika
kira kurang dimengerti atau materi yang
Gelombang-Optik dapat meningkat.
kurang difahami, mencari soal kemudian
Aktivitas yang dilakukan dalam
dibahas bersama. Setelah selesai masing-
pembelajaran mula-mula menyusun
masing tim ahli diminta untuk bergabung
Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
dengan tim asal dan berdiskusi untuk
tentang Gelombang sebagai pembukaan
melengkapi materi sehingga didapatkan
pembelajaran adalah dengan
pemahaman materi yang utuh. Dosen
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
bertindak sebagai pendamping dan
ingin dicapai sebagai apersepsi dengan
pengarah selama proses pembelajaran.
cara menghubungkan materi dengan
Untuk mendapatkan data yang
kehidupan sehari-hari, selanjutnya dosen
objektif, observasi dilakukan dengan cara
membagi mahasiswa menjadi 11 kelompok
mengamati aktivitas mahasiswa selama
dengan setiap kelompok terdiri dari dua
KBM dengan menggunakan instrumen
mahasiswa, menyampaikan rencana
pengamatan yang telah dipersiapkan,
pembelajaran dengan kooperatif tipe
memantau bagaimana pelaksanaan diskusi,
Jigsaw dengan materi tentang jenis
perwakilan mahasiswa dari beberapa
gelombang. Menyiapkan LKM (Lembar
kelompok mengerjakan latihan soal ke
Kerja Mahasiswa), menyiapkan materi
depan. Sebagai penutup setiap mahasiswa
diwajibkan untuk mengerjakan latihan soal materi yang pada akhirnya dapat
post-test. mendorong mereka untuk meningkatkan
Keaktifan Mahasiswa Pada Siklus I kemampuan kognitif mereka pada
Pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran mata kuliah gelombang-
jigsaw pada perkuliahan gelombang-optik optik.
mendorong mahasiswa lebih aktif belajar Refleksi
dengan kelompoknya sehingga mahasiswa Pada siklus I ini masih banyak
yang dianggap kurang aktif karena kurang mahasiswa yang kurang antusias, terlihat
percaya diri dan merasa malu untuk adanya kecenderungan beberapa kelompok
bertanya ada peningkatan dalam yang anggotanya saling mengandalkan
pemahaman materi yang sedang dipelajari untuk mengerjakan LKM. Umumnya
walaupun belum nampak meraih kenaikan mahasiswa kekurangan waktu dalam
nilai yang signifikan. mengerjakan soal LKM , karena banyak
Kemampuan Kognitif Mahasiswa Pada dari mereka yang masih mengalami
Siklus I kesulitan dalam mengerjakan latihan soal.
Penerapan metode pembelajaran
Dari kegiatan pembelajaran pada siklus I
kooperatif tipe Jigsaw pada mata kuliah
ini dianggap masih kurang dan perlu
gelombang-optik ternyata mampu
ditindaklanjuti pada siklus berikutnya guna
meningkatkan pemahaman materi
peningkatan hasil pembelajaran.
mahasiswa, hal ini bisa dilihat dari hasil
Pada siklus I masih banyak
nilai post-test pada siklus I. Jika
mahasiswa yang bingung membedakan
dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas
antara gelombang stasioner ujung tetap dan
pada mata kuliah fisika dasar yakni 72,6
gelombang stasioner ujung bebas. Terlihat
menjadi 76,9. Tetapi pada siklus I ini
banyak dari mahasiswa yang tertukar
masih ada dua orang mahasiswa yang
dalam menggunakan persamaan untuk
mempunyai nilai di bawah KKM (70).
menentukan letak perut dan simpul pada
Pada siklus I ini beberapa mahasiswa
ujung tetap dan ujung bebas. Jadi perlu
mulai tampak ada kenaikan nilai hasil post-
adanya penguatan materi yang harus
test. Selain itu dengan penerapan metode
dilakukan terutama pada materi gelombang
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini
stasioner.
mahasiswa yang pada awalnya pendiam,
Siklus II
kurang aktif menjadi lebih aktif untuk Aktivitas Pembelajaran
bertanya kepada temannya sesama anggota Pembukaan pembelajaran
kelompok diskusi. Hal ini secara tidak dilakukan dengan cara apersepsi yakni
langsung mendorong mahasiswa tersebut menanyakan tentang jenis gelombang dan
untuk lebih mengerti dan memahami perbedaannya, adapun tujuan pembelajaran
yaitu menguatkan materi yang telah yang sudah dikerjakan dengan baik diberi
dipelajari pada pertemuan sebelumnya penghargaan. Kegiatan ini diatur
terutama pada pembahasan topik sedemikian rupa sehingga target waktu
gelombang stasioner. yang diperlukan benar-benar tepat, tes
Dalam kegiatan inti dilakukan individu dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran seperti pada siklus I, yaitu uraian. Sebagai kegiatan penutup dosen
membagi mahasiswa menjadi 11 kelompok memberikan pemantapan dan penguatan
dengan masing-masing kelompok pada materi yang dipelajari.
beranggotakan dua orang. Materi yang Keaktifan Mahasiswa Pada Siklus II
dibahas pada siklus II difokuskan pada Dengan dilakukannya perbaikan
materi gelombang stasioner ujung bebas selama pembelajaran pada siklus II, yakni
dan gelombang stasioner ujung tetap. Hal pendekatan yang dilakukan pada anggota-
siklus I yakni tentang gelombang berjalan stasioner, terlihat adanya perubahan yang
kelompok lebih terarah kepada kelompok untuk mengerjakan dan menjelaskan soal
yang pasif sehingga pembelajaran II ini yang sudah dia kerjakan kepada teman-
diharapkan setiap kelompok aktif, temannya, merasa percaya diri dan berani
penilaian dilakukan baik menilai secara untuk bertanya karena merasa ada rasa
individual atau kelompok. Untuk keinginan dan harus bisa dan faham maka
mengetahui sejauh mana materi tentang terlihat sangat efektif dalam melakukan
kelompok untuk memotivasi belajar, maka aktif karena mampu berkomunikasi dengan
perwakilan dari setiap kelompok untuk temannya dan dapat bertanya yang
maju dan mengerjakan soal yang sudah dianggap mahasiswa tersebut sulit untuk
disiapkan oleh dosen, selanjutnya mereka dikerjakan sampai merasa dirinya bisa dan
diminta untuk menjelaskan kepada teman- faham tidak ada perasaan untuk malu
diminta untuk membantu apabila mereka betul marasa wajib bisa dan harus bersaing
mengalami kesulitan. Bagi kelompok yang dengan temannya maka apapun dilakukan
berhasil mengerjakan dan menjelaskan soal yang dianggap itu untuk meningkatkan
pemahaman materi yang sedang diajarkan ingin bisa dan memahami. Mahasiswa
sehingga hampir setiap mahasiswa sangat lebih berani dan bertanya kepada
antusias dan aktif dalam kerja kelompoknya sehingga siswa tersebut lebih
kelompoknya, perubahan itu sudah sangat faham apa yang sedang dikerjakan. Bahkan
baik karena merasa sangat senang dan beberapa mahasiswa pada saat siklus II
mudah difahami sehingga setiap ada dipaksa untuk maju ke depan mengerjakan
bahasan ataupun soal yang harus latihan soal kemudian menjelaskannya
dikerjakan dengan cepat dan aktif langsung kepada semua temannya satu kelas. Hal ini
mengerjakannya, kerjasama dalam secara tidak langsung memberikan
kelompok terlihat sangat efektif karena ada penguatan pemahaman kepada mahasiswa
kontribusinya terhadap kerja kelompok yang bersangkutan, selain itu karena yang
yang harus dikerjakan kelompok tidak ada menjelaskan adalah teman sendiri banyak
waktu untuk bermain–main dan diam mahasiswa yang tidak malu untuk bertanya
membisu sehingga semua kelompok sangat sekiranya ada soal dan jawaban yang
aktif dalam kerja kelompok dalam belum jelas. Karena selama ini ketika
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe dosen yang menjelaskan di depan hanya
jigsaw ini sangat efektif. sedikit mahasiswa yang aktif untuk
bertanya, padahal belum tentu mereka
Kemampuan Kognitif Pada Siklus II
memahami materi yang dijelaskan. Hal ini
Setelah dilakukan tindakan kedua
bisa jadi karena mereka segan atau malu
dengan menggunakan pembelajaran
untuk bertanya kepada dosen. Jadi dengan
kooperatif teknik jigsaw maka terlihat
adanya perbaikan tindakan selama
peningkatan pemahaman belajar siswa
pembelajaran pada siklus II ini secara tidak
terhadap pelajaran Fisika Gelombang-
langsung meningkatkan nilai hasil post-test
Optik pada konsep gelombang stasioner
pada siklus II.
dan gelombang berjalan dibuktikan dengan
Refleksi
melihat nilai rata–rata meningkat dan tidak
Setelah melakukan tindakan yang
ada lagi ,mahasiswa yang nilainya di
kedua dianggap perlu untuk melakukan
bawah 70.
refleksi baik segi aktifitas maupun
Hubungan mahasiswa yang satu
pemahaman baik secara perorangan
dengan mahasiswa yang lainnya berjalan
maupun kelompok. Adapun yang perlu
lancar tidak ada lagi merasa malu untuk
direfleksi diantaranya adalah akivitas
bertanya ke teman sekelompok ataupun
mahasiswa dengan mahasiswa lainnya
kelompok lain sehingga tingkat
lebih kooperatif dan tidak lagi merasa malu
pemahamannya meningkat karena ada rasa
dalam bertanya antar teman, ternyata
untuk berperan aktif selama proses dengan tenang serta berbagai ide dan
pembelajaran. kerjasama dengan teman dalam menjawab
pertanyaan termasuk katagori baik dan
aktivitas mahasiswa dalam praktek serta
mengerjakan latihan soal meningkat
disebabkan karena keaktifan yang sangat
efektif dalam mengikuti pembelajaran jika
dibandingkan dengan pembelajaran
Grafik 1. Nilai Rata-rata prosentase
keaktifan mahasiswa dalam tiap siklus sebelumnya.
Nilai Rata-Rata Kelas Hasil
Perkembangan Kemampuan Kognitif Tes Kemampuan Kognitif
Mahasiswa Dari Siklus I Ke Siklus II Mahasiswa
Berdasarkan temuan penelitian
80 Pre-test
yang diuraikan dalam penelitian ini terlihat 75
70 Siklus I
bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 65
Siklus II
dapat meningkatkan pemahaman pelajaran
Grafik 2. Nilai Rata-rata kelas
fisika gelombang-optik pada pembahasan
dalam setiap siklus
gelombang statis dan berjalan lebih
Berdasarkan Grafik diatas hasil
meningkat setelah dibuktikan dengan hasil
observasi tingkat pemahaman mahasiswa
observasi dan dapat dilihat dari
diperoleh dari meningkatnya nilai rata-rata
meningkatnya nilai rata-rata mahasiswa
mahasiswa pada siklus I sampai siklus II,
tersebut sudah mengerti dan faham
peningkatan hasil belajar nilai rata-rata
terhadap materi dan merasa bangga
mahasiswa dalam pembelajaran fisika
percaya diri sehingga senang mengikuti
gelombang-optik siklus I sebesar 72,6
pelajaran fisika gelombang-optik pada
menjadi 76,9 pada tindakan siklus II
konsep gelombang statis dan berjalan
menjadi 80. Yang paling penting pada
dengan nilai baik dan meningkat dan
siklus II sudah tidak ada lagi mahasiswa
mencapai standar dapat melebihi kriteria
yang mempunyai nilai di bawah KKM
ketuntasan minimal.
yang telah ditentukan (70).
Efektivitas Pembelajaran
Tabel 2 merupakan hasil T-Test
Kooperatif tipe jigsaw keaktifan dalam
untuk menunjukkan hasil perbedaan yang
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe
signifikan dari hasil tes kemampuan
jigsaw konsep gelombang statis dan
kognitif mahasiswa dari awal pr-siklus,
berjalan dapat dilakukan dengan penuh
siklus I sampai siklus II. Dari Tabel 2
konsentrasi dalam mengikuti proses
menunjukkan hasil p-value < 0.005, yaitu
pembelajaran dan mengerjakan soal
0.00, maka data nilai pra-siklus ke siklus I menunjukkan perbedaan nilai yang
dan data nilai siklus I ke siklus II signifikan.
Tabel 2. Hasil T-Test nilai kemampuan kognitif mahasiswa pada pra-siklus, siklus I dan
siklus II
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2-
t df tailed) Mean Difference Lower Upper
VAR00001 58.176 21 .000 72.5909 69.996 75.186
VAR00002 64.650 21 .000 76.909 74.44 79.38
VAR00003 67.325 21 .000 80.091 77.62 82.56