Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS XII IPA 6 SEMESTER 1 SMA NEGERI 2 DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Regina Maria Mudji Sri Emilijani


SMA Negeri2 Denpasar
E.mail: reginamaria@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XII- 6 semester 1 tahun
ajaran 2017/ 2018 yang kemampuan siswanya untuk materi pembelajaran “Gelombang Bunyi
dan Gelombang Cahaya ” sangat rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah
untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
fisika setelah diterapkan model pembelajaran problem Solving menggunakan teori-teori yang
benar dalam pelaksanaan pembelajaran Fisika. Metode pengumpulan datanya adalah tes
prestasi belajar Fisika. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif
maupun untuk data kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari
prestasi belajar yang diperoleh siswa pada awalnya mencapai nilai rata-rata 62,61, pada siklus
I mencapai nilai rata-rata 81,56danpadasiklus II mencapainilai rata-rata 83,65. Dari hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Solving
menggunakan teori-teori yang benar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Fisika

Kata kunci: Model PembelajaranProblem Solving, Prestasi Belajar Siswa.

ABSTRACT
This classroom action research was conducted on students of class XII-6 in the first
semester in academic year 2017/2018 with low ability in learning "Sound Waves and Light
Waves". The purpose of this study is to find out how high the improvement in student learning
achievement in physics subjects after the problem solving learning model is applied using the
correct theories in the implementation of learning physics. The data collection method is a
physics learning achievement test. The data analysis method is descriptive both for qualitative
data and for quantitative data. The results of this study indicated that the application of the
problem solving learning model can improve student learning achievement. This is evident
from the learning achievements obtained by students at first reached an average value of 62.61,
in the first cycle reached an average value of 81.56 and in the second cycle achieved an
average value of 83.65. From the results of these studies it can be concluded that the
application of the problem solving learning model using the correct could improve student
learning achievement in Physics subjects

Key words:Learning Model Problem Solving, Student Learning Achievement.

159
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

PENDAHULUAN diajarkan guru dapat diketahui melalui


Salah satu dampak dari reformasi proses pembelajaran di kelas. Selain
total yang terjadi di Indonesia adalah pemahaman terhadap hal-hal seperti uraian
melahirkan isu tentang perbaikan kualitas tersebut di atas, efektivitaspembelajaran
pendidikan. Perubahan yang tampak dari juga ditentukan oleh kemampuan guru
reformasi tersebut adalah perubahan untuk merubah model pengajaran menjadi
paradigm pendidikandari sudut model pembelajaran sesuai yang
pengelolaan pendidikan yang dulunya diharapkan oleh Permen No. 41 tahun
bersifat sentralistik menjadi desentralistik, 2007 tentang Standar Proses.
dari pendekatan parsial-sektoral ke Problem solving merupakan salah
holistik-intersektoral, dari satu model pembelajaran aktif yang relevan
penyelenggaraan kegiatan belajar teacher dengan materi pembelajaran fisika yang
centered ke student centered, dari mutu membutuhkan keterampilan kognitif siswa
pendidikan yang berwawasan lokal untuk melakukan eksplorasi, berpikir
nasional ke mutu pendidikan bertaraf kritis, serta aktif dan mampu memecahkan
internasional (Wina Sanjaya. 2006). persoalan yang dihadapi dalam belajar.
Undang-undang Nomor 20 Tahun Menurut Bonwell seperti dikutip Semadhi
2003 tentang sistem pendidikan nasional, (2005), pembelajaran aktif memiliki
telah membuka paradigma baru dalam karakteristik sebagai berikut: (1) lebih
praktik pendidikan yang pada hakikatnya menekankan pada pendekatan proses
lebih menekankan pada proses pembelajaran, bukan berorientasi pada
pelaksanaan pembelajaran dari pada output penyampaian informasi oleh pengajar
sebagai hasil pembelajaran. Pada pasal 1 melainkan berorientasi pada
ayat (1) undang-undang nomor 20 tahun pengembangan keterampilan, serta
2003, menyatakan bahwa pendidikan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik
sebagai usaha sadar untuk mewujudkan atau permasalahan yang akan dibahas, (2)
suasana belajar dan proses pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran
agar peserta didik secara aktif secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu
mengembangkan potensi dirinya untuk yang berkaitan dengan materi pelajaran, (3)
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, lebih menekankan pada eksplorasi
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, nilai-nilai dan sikap berkenaan dengan
akhlak mulia, serta ketrampilan yang materi pelajaran, (4) siswa lebih banyak
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis
dan negara. Hal ini mengandung makna serta melakukan evaluasi, dan (5) umpan
bahwa paradigma baru pendidikan harus balik yang lebih cepat akan terjadi pada
lebih menekankan kepada proses proses pembelajaran.
pembelajaran. Dari semua uraian di atas dapat
Pelaksanaan pembelajaran di kelas diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya
akan lebih efektif apabila guru sebagai meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
pengajar mampu memahami peran, fungsi siswa seperti penguasaan metode-metode
dan kegunaan mata pelajaran yang ajar, penguasaan model-model
diajarnya. Untuk mengetahui dan pembelajaran, penguasaan teori-teori
memahami secara efektif mengenai peran, belajar, penguasaan teknik-teknik tertentu,
fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang penguasaan peran, fungsi serta kegunaan
161
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

mata pelajaran. Apabila betul-betul guru peningkatan prestasi belajar siswa.


menguasai dan mengerti tentang hal-hal Bercermin dari kesenjangan antara
tersebut dapat diyakini bahwa prestasi harapan dengan kenyataan yang terjadi
belajar siswa pada mata pelajaran fisika seperti uraian tersebut di atas, maka
tidak akan rendah. Namun kenyataannya dipandang perlu untuk melakukan inovasi
prestasi belajar siswa kelasXII IPA 6 di terhadap pendekatan pembelajaran yang
semester I tahun ajaran semester I baru diterapkan di kelas. Salah satunya adalah
mencapai nilai rata-rata 62,61 yang masih perbaikan pembelajaran dengan
jauh dari kriteria ketuntasan minimal menggunakan model pembelajaran
(KKM) yaitu 78. problem solving. Bertitik tolak dari hal ini
Rendahnya prestasi belajar siswa mendasari peneliti untuk meneliti
kelasXII IPA 6 SMA Negeri 2 Denpasar tentang ”PenerapanModel Pembelajaran
yang tercermin dari nilai tes hasil ulangan Problem Solving sebagai
harian pada semester Itahun pelajaran UpayaMeningkatkan Prestasi Belajar
2017/ 2018 tersebut, disebabkan oleh FisikaSiswa Kelas XII IPA 6Semester I
beberapa faktor, antara lain: (1) rendahnya SMA Negeri 2 Denpasar Tahun Ajaran
kualitasproses pembelajaran, dimana siswa 2017/ 2018”.
mengalami kesulitan dalam menemukan Melihat adanya kesenjangan antara
pola yang baik untuk mengembangkan harapan dengan kenyataan yang ada di
pemahaman dalam belajar fisika, (2) guru lapangan seperti yang sudah dipaparkan
mengalami kesulitan dalam pada latar belakang masalah, maka
mengembangkan rancangan pembelajaran permasalahan yang dapat dirumuskan
yang sesuai, sehingga terkesan monoton, dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(3) siswa masih ragu dan takut dalam Apakah penerapan model pembelajaran
mengemukakan ide-ide dalam problem solving dapatmeningkatkan
mengembangkan pola berpikir yang prestasi belajar fisika siswa kelas XII IPA
mengakibatkan rendahnya motivasi untuk 6semester I SMA Negeri 2 Denpasar tahun
meningkatkan kemampuan mereka dalam ajaran 2017/ 2018?
belajar, dan (4) penerapan metode Berdasarkan rumusan masalah yang
pembelajaran kurang tepat bila dilihat dari telah disampaikan seperti tersebut di atas,
karakteristik pembelajaran fisika saat ini. tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
Model pembelajaran yang relevan adalah untuk mengetahui seberapa tinggi
dengan permasalahan yang dihadapi guru peningkatan prestasi belajar fisikasiswa
seperti uraian tersebut di atas adalah model kelas XII IPA 6 Semester I SMA Negeri 2
pembelajaran problem solving. Hal ini Denpasar tahun ajaran 2017/2018setelah
didasarkan atas pemikiran bahwa problem penerapan model pembelajaran problem
solvingmerupakan salah satu model solving dalam pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran yang dirancang berdasarkan fisika dengan hasil yang masimal.
kemampuan siswa dalam pemecahan Kemampuan siswa untuk
masalah terkait materi pembelajaran yang memecahkan masalah (problem solving)
diajarkan untuk memperoleh jawaban atau dalam pelaksanaan pembelajaran sangat
solusi yang terbaik sehingga dapat diperlukan. Pelaksanaan pembelajaran
meningkatkan motivasi siswa dalam melalui pemecahan masalah di sekolah
belajar yang akan bermuara pada dapat membantu siswa dalam mempelajari
162
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama, pembelajaran problem solving


serta menerapkannya dalam pemecahan dapatmeningkatkan prestasi belajar fisika
masalah yang mereka hadapi dalam siswa kelas XII IPA 6semester I SMA
pelaksanaan pembelajaran (Depdiknas, Negeri 2 Denpasar tahun pelajaran2017/
2002). Pemecahan masalah (problem 2018.
solving) merupakan model pembelajaran
yang didasarkan atas melatih kemampuan METODE PENELITIAN
siswa dalam memecahkan suatu persoalan Penelitian tindakan kelas ini
atau permasalahan. Persoalan atau dilakukan pada siswa kelas XII IPA
permasalahan tersebut mungkinberasal dari 6semester I SMA Negeri 2 Denpasar tahun
guru, dari suatu fenomena tertentu, atau pelajaran 2017/ 2018. Sekolah ini berlokasi
persoalan yang dijumpai dalam kehidupan di Jalan Sudirman Denpasar. Sekolah ini
sehari-hari oleh siswa. Persoalan tersebut didukung oleh suasana pembelajaran yang
diajukan setelah siswa diberikan rindang, nyaman, dan sejuk mengingat
pengetahuan terkait permasalahan dan beberapa pohon penyejuk tertanam di
tehnik pemecahan masalah yang mesti halaman sekolah. Di samping itu,
dilakukan. Dalam pemecahan masalah sekolahdikelilingi dengan pagar berduri
(problem solving), siswa berpikir dan sehingga aman dari gangguan yang dapat
bernalar untuk mengaplikasikan mengancam proses pembelajaran.
pengetahuan-pengetahuan yang telah Dipilihnya SMA Negeri 2 Denpasar
diperoleh sebelumnya untuk memecahkan sebagai tempat penelitian mengingat
masalah-masalah baru yang belum pernah peneliti sendiri bertugas sebagai guru
dijumpai sebelumnya. bidang studi fisika di sekolah ini, sehingga
Cholis (2002, dalam Wardani, memudahkan peneliti dalam memperoleh
2011) menyebutkan bahwa ada beberapa data dan melakukan observasi terhadap
hal yang perlu diperhatikan dalam subjek dan objek penelitian.
pembelajaran pemecahan masalah Penelitian yang dilakukan ini
(problem solving), yaitu: (1) menentukan termasuk penelitian tindakan kelas (class
permasalahan yang akan disajikan action research). Penelitian tindakan
disesuikan dengan materi, (2) masalah dirancang secara khusus dalam melakukan
yang disajikan harus mampu mendorong sebuah penelitian yang didasari atas filosofi
siswa berpikir dari berbagai sudut pandang bahwa setiap manusia selalu ingin
yang berbeda, (3) masalah harus mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari
disesuaikan dengan dengan tingkat sebelumnya. Peningkatan diri untuk hal
kemampuan siswa, (4) masalah harus yang lebih baik ini dilakukan secara
jelas, dan (5) masalah dikaitkan dengan berkesinambungan sampai tujuan yang
dunia nyata dan cukup menarik siswa. telah dirumuskan sebelumnya dapat
Melihat karakteristik dan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono,
langkah-langkah model pembelajaran Supardi, 2006).
problem solving dalam memecahkan Dalam penelitian ini penulis
masalah yang ada dalam pembelajaran memilih rancangan penelitian tindakan
fisika yang telah disampaikan, maka kelas yang umum dugunakan, yaitu
hipotesis tindakan ini dapat dirumuskan rancangan yang disampaikan oleh Hopkins
seperti berikut: Penerapan model (1993, dalam Suharsimi Arikunto,
163
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

Suhardjono, Supardi, 2006) seperti terlihat 2017-2018setelah diterapkan model


pada gambar berikut. pembelajaran problem solving dalam
proses pembelajaran fisika.
Perencanaan
Penelitian ini dilakukan dari bulan
Juli sampai dengan bulan September
Refleksi 2017.sumber data dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah semua siswakelas
Tindakan/ Perbaikan
XII IPA 6 SMA Negeri 2 Denpasar pada
Observasi Rencana semester I tahun pelajaran 2017/ 2018.
Adapun indikator yang digunakan
untuk menentukan keberhasilan
Refleksi
pelaksanaan tindakan sebagai berikut.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk
Tindakan/ Perbaikan
Observasi kelas XII IPA 6 SMA Negeri 2 Denpasar
Rencana
pada semester I adalah 78 untuk tahun
tahun pelajaran 2017/2018. Apabila secara
Refleksi
klasikal siswa sudah 90% yang
memperoleh nilai tes akhir >75 (nilai
Tindakan/ dan seterusnya KKM) penelitian tindakan dikatakan sudah
Observasi berhasil.
Gambar: Alur Penelitian Tindakan
Kelas HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini mengambil subjek Pada bagian ini, akan dipaparkan
penelitian semua siswa kelas XII IPA data yang diperoleh dari penelitian
6semester ISMA Negeri 2 Denpasar tahun tindakan secara rinci berdasarkan
pelajaran 2017-2018yang berjumlah 43 penelitian yang dilakukan pada siswakelas
orang siswa, yang terdiri dari 17 orang XII IPA 6 SMA Negeri 2 Denpasar di
laki-laki dan 26orang perempuan. semester I tahun pelajaran 2017/2018.
Karakteristik dari subjek penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut.Semua Deskripsi Kondisi Awal
siswa tidak termasuk siswa kelas unggulan Sebagaimana telah diuraikan pada
dengan kemampuan rata-rata sedang bab pendahuluan tepatnya pada subbab
sampai kurang dengan memperhatikan latar belakang yang berhubungan dengan
proses belajar mereka. Penilaian awal yang subjek penelitian, bahwa kemampuan
telah dilaksanakan mencerminkan hasil siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 2
sebagai berikut: rata-rata 62,61, daya serap Denpasar pada semester I dalam
62,61%, nilai tertinggi 99, nilai terendah memahami dan menyelesaikan soal-soal
32, dan ketuntasan secara klasikal sebesar yang berkaitan dengan fisika masih sangat
23,26%. kurang dalam kompetensi dasar melakukan
Sedangkan objek dalam penelitian kajian ilmiah untuk mengenali gejala dan
ini adalah peningkatan prestasi belajar ciri-ciri gelombang bunyi serta
siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 2 penerapannya dalam teknologi.
Denpasar pada semester Itahun pelajaran Data akurat tentang kondisi awal
164
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

siswa sudah diuraikan pada perolehan hasil = jumlah nilai seluruh


belajar dimana rata-ratanya adalah 62,61, siswa
median 62, modus 89, ketuntasan belajar n = banyak siswa yang
62,61%, siswa yang perlu diremidi 33 memiliki nilai itu (siswa yang ikut
orang, dan siswa yang perlu diberi tes)
pengayaan sebanyak 10 orang.
Selanjutnya dapat dihitung daya serap (DS)
Deskripsi Siklus I siswa dengan rumus:
Tindakan siklus I dilaksanakan hari X
DS = x 100%
100
Senin, tanggal 13 dan 20Agustus 2017,
siswa yang hadir 43 orang. Pada siklus ini 81,56
= 100 x 100%
diterapkan rencana tindakan yang terdapat
= 81,56%.
pada skenario pembelajaran RPP.
Pelaksanaan siklus I secara rinci diuraikan Keterangan:
pada bagian berikut ini. DS = daya serap
Hasil tes akhir siklus I X = rata-rata kelas
menunjukkan bahwa kemampuan siswa
untuk menyelesaikan soal-soal yang Dari jumlah 43 orang siswa, 39
berkaitan dengan mata pelajaran fisika orang sudah tuntas, sedangkan 4orang
pada kompetensi dasar melakukan kajian masih belum tuntas, ketuntasan secara
ilmiah untuk mengenali gejala dan ciri-ciri klasikal dapat dihitung dengan rumus:
KetuntasanBelajar =
gelombang bunyi serta penerapannya Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥78 (nilai KKM )
𝑥100%
Banyaknya siswa yang ikut tes
dalam teknologiberada pada kategori 39
= x 100% = 90,70%.
cukup baik, karena rata-rata ( X ) secara 43

klasikal 81,56 berada pada interval Tabel Rekapitulasi Perolehan Nilai Prestasi
80<X<89(kategori baik). Secara rinci dapat Belajar Siswa Siklus I
diuraikan bahwa dari 43 orang siswa, 4 Nilai Frekue No.
No Tes nsi NxF Absen Ket.
orang dapat nilai terendah: 77 yaitu subjek (N) (F) Siswa
penelitian dengan nomor absen11, 19, 26, 1. 77 4 308 11, Belum
dan 41, nilai tertinggi: 85, yaitu subjek 19, tuntas
26, &
penelitian dengan nomor absen 7, 8, 13, 41.
dan 38. Jumlah nilai seluruh siswa adalah 2. 78 1 78 17. Tuntas
3.507. Dengan demikian rata-rata kelas 3. 81 14 1.134 2, 4, Tuntas
12,
dapat dihitung dengan rumus: 15,
16,
3.507 18,
28,
= 31,
43 32,
33,
35,
= 81,56. 37, 40
dan
43.
Keterangan:
4. 82 14 1.148 1, 5, Tuntas
X = rata-rata kelas 6, 9,
14,

165
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

20, = 8
23,
24,
25, c. PanjangKelas Interval (i) =
𝑟 8
27, = 6 = 1,3 → 1
𝐾
29,
30,
34, & Tabel Interval KelasSiklus I
36. No Nilai Frek. Frek.
5. 83 5 415 3, 10, Tuntas Interval
Urut Tengah Absolut Relatif
21, 1 77 ─ 78 77,5 5 11,63
22, & 2 79 ─ 80 79,5 0 0
42
3 81 ─ 82 81,5 28 65,12
6. 84 1 84 39. Tuntas
4 83 ─ 84 83,5 6 13,95
7. 85 4 340 7, 8, Tuntas 5 85 ─ 86 85,5 4 9.30
13, & 6 87 ─ 88 87,5 0 0
38. Total 43 100
Jumlah 43 3.507
Rata-rata 81,56 Histogram prestasi belajar fisika siswa
DS 81,56% kelas XII IPA 6Semester I SMANegeri 2
PKB 90,70%
Denpasar tahun ajaran 2017/ 2018pada
Berdasarkan data di atas jika dibandingkan
siklus I sesuai dengan gambar 02, yaitu
dengan hasil tes akhir dapat disampaikan
sebagai berikut.
bahwa pada siklus I yang tuntas adalah 39
orang siswa (90,70%). 80 65.12
60
Tabel. Hasil Analisis Data Tes Akhir Siklus I
40 28
Selisih
11.63 13.95 9.3
Nilai 20 5 6 4
0 0 0 0
Uraian Awal Siklus I Awal dan
0
Siklus I
(X2-X1)
Jumlah
Nilai 2.973 3.507
klasikal Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
Rata-rata 62,61 81,56
Daya
62,61% 81,56%
Serap (DS)
Deskripsi Siklus II
Ketuntasan
23,26% 90,70% Tindakan siklus II dilaksanakan
Belajar
Sangat hari Senin, tanggal 18 dan 25 September
Kategori Baik
Kurang
2017, siswa yanghadir 43orang. Pada siklus
Untuk penyajian dalam bentuk grafik, ini diterapkan rencana tindakan yang
maka hal-hal berikut dihitung terlebih terdapat pada skenario pembelajaran siklus
dahulu. II.
Pada siklus II, proses pembelajaran
a. BanyakKelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) yang dilakukan guru sudah sesuai dengan
= 1 + 3,3 log 43 rencana.Dengan memberikan arahan,
= 1 + (3,3 x 1,63) penjelasan, motivasi mengenai pentingnya
= 1 + 5,38 = 6,38→ 6 mempelajari fisika yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah berkaitan
b. RentangKelas (r) =
skormaksimum – skor minimum dengan kehidupan sehari-hari. Dengan
= 85 –77 demikian, diupayakan keaktifan siswa

166
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

makin meningkat baik, kemauan kerja ini.


siswa semakin meningkat dan lebih Hasil tes akhir siklus II
antusias untuk menerima pelajaran yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa
diberikan. mengaplikasikan model pembelajaran pada
Sedangkan kelebihan-kelebihan menyelesaikan soal-soal kompetensi dasar
yang diperoleh pada siklus II adalah melakukan kajian ilmiah untuk mengenali
terbentuknya pengaruh positif dari sikus II gejala dan ciri-ciri gelombang bunyi serta
jika dibandingkan dengan pembelajaran penerapannya dalam teknologi, berada
siklus I. Metode belajar siswa sudah pada ketegori sangatbaik karena rata-rata
mengalami perubahan yang pesat terutama ( X ) secara klasikal 83,65 berada pada
respon siswa sudah sangat antusias, banyak interval 90< X <100. Secara rinci dapat
siswa yang lebih kereatif, mau diuraikan bahwa dari 43 orang siswa, 1
berpartisipasi secara aktif menyampaikan orang dapat nilai terendah: 80 yaitu subjek
pendapat dan memberikan bantuan kepada penelitian dengan nomor absen 26,
siswa yang belum memahami materi dalam sedangkan 2 orang siswa mendapat nilai
kegiatan pembelajaran yang diberikan. tertinggi: 88 yaitu subjek penelitian dengan
nomor absen 7, 8, dan 38. Jumlah nilai
Hasil Observasi/ Pengamatan Siklus II seluruh siswa adalah 3.597, dengan
Pengumpulan data dari hasil demikian rata-rata kelas dapat dihitung
pengamatan/ observasi dilakukan dengan dengan rumus:
memberikan tes prestasi belajar fisika.
Pada saat membagikan atau pada saat
memberikan tes, guru giat memotivasi
siswa agar mereka bekerja sendiri dan tidak 3.597
bekerjasama. Situasi itu dituntut agar hasil =
dari pelaksanaan penelitian ini dapat lebih 43
sempurna. Hasil observasi yang dilakukan
= 83,65.
disampaikan pada tabel berikut. Keterangan:
X = rata-rata kelas
Tabel. Prestasi Belajar Fisika Siswa pada = jumlah nilai seluruh
Siklus II siswa
Jumlah Nilai kelas 3.597
Rata-rata 83,65 n =banyak siswa yang
KKM (Kriteria memiliki nilai itu
78
Ketuntsan Minimal) (siswa yang ikut tes)
Jumlah yang sudah Selanjutnya dapat dihitup daya serap (DS)
43
tuntas siswa dengan rumus:
Jumlah siswa yang X
0 DS = x 100%
100
belum tuntas
Persentase ketuntasan 83,65
100% = 100 x 100% =
belajar 83,65%.
Keterangan:
Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari DS = daya serap
Rabu, tanggal 06 September2017, yang X = rata-rata kelas
hadir 43 orang. Dari penerapan tindakan Dari jumlah 43 orang siswa,
siklus II tersebut diperoleh nilai di bawah semuasiswa sudah berhasil tuntas dalam

167
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

mengikuti pembelajaran fisika.Ketuntasan setuju dan tidak setuju yaitu: responden 01


secara klasikal dapat dihitung dengan pada item 8 dipilih sangat tidak setuju dan
rumus: item 12 dipilih tidak setuju, dan responden
Ketuntasan Belajar =
Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 78 (nilai KKM) 20 pada item 16 dipilih tidak setuju.
𝑥 100%
Banyaknya siswa yang ikut tes
43
= 43 x 100% =
Sedangkan responden yang lain sudah
100%. memilih item setuju malah sangat setuju
Ketuntasan belajar secara klasikal walaupun masih memilih item ragu-ragu.
pada siklus II sudah ada peningkatan yang Untuk prestasi belajar pada siklus II
sangat signifikan dan sudah berada pada rata-rata secara klasikal ada pada kategori
kategori amat baik. Lebih jauh dapat baik mencapai 83,65berada pada interval
diuraikan sebagai berikut: 80<X<90(kategori baik). Dengan demikian
Perbandingan antara hasil tes akhir walaupun masih berada dalam kategori
siklus I dengan siklus II adalah: cukup baik, tetapi sudah mencapai target
(1) hasil tes siklus I yang tuntas 39 orang keberhasilan yaitu pada interval 80 <X< 90,
siswa (90,70%)sedangkan pada siklus II yang berada pada kategori baik. Daya serap
semua siswa mencapai tuntas, (2) soal 83,65% dengan KKM 78 maka ketuntasan
pilihan ganda soal nomor 13 untuk belajar sudah mencapai 100%. Walaupun
menentukan jawaban yang tepat masih respon siswa dan prestasi belajar siswa
mengalami masalah, karena untuk sudah meningkat, tetapi masih diperlukan
memodifikasi model pembelajaran yang upaya-upaya perbaikan yang lebih baik dan
diterapkan belum dipahami siswa, dan (3) lebih gigih demi peningkatan mutu
soal nomor 36 soal uraian menjawabnya pendidikan.
belum sesuai dengan harapan terutama Hasil pengamatan peneliti selama
untuk menentukan ciri-ciri gelombang tindakan siklus II adalah untuk 2 kelompok
bunyi serta penerapannya dalam yaitu kelompok IV dan VI, yang
teknologi.Untuk itu masih mengalami bermasalah pada siklus I sudah ada
kesulitan dan masih perlu diberikan perubahan dua kelompok, tinggal satu
pemahaman secara gamlang dan mendetail kelompok yaitu kelompok VI,kerjasama
sehingga siswa lebih termotivasi untuk pemecahan masalah dalam diskusi masih
mempelajari materi-materi berikutnya. ada yang diam dan masih menunggu hasil
Berpedoman pada analisis data temannya. Berdasarkan hal tersebut, maka
seperti yang diuraikan di atas, selanjutnya untuk satu kelompok ini perlu bimbingan
diadakan pertemuan dengan teman-teman dan perhatian khusus agar semua kelompok
guru sejawat untuk membahas bekerja dengan baik dan efektif.
kendala-kendala yang ditemukan pada Dengan perolehan hasil yang sudah
siklus II. Karena respon siswa rata-rata dipaparkan maka proses penelitian sudah
skornya amat baik dan tampak sangat dapat diakhiri karena hasil yang didapat
positif atau berapa pada kategori sangat sesuai dengan kriteria keberhasilan
positif setelah dikonfirmasikan dengan penelitian. Untuk penyajian dalam bentuk
pedoman yang telah ditetapkan yaitu grafik, maka hal-hal berikut dihitung
berada pada interval T>90 (kategori sangat terlebih dahulu.
positif). Dari hasil tersebut ada gambaran a. BanyakKelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N)
umum yang merupakan kelemahan yaitu = 1 + 3,3 log 43
= 1 + (3,3 x 1,63)
masih ada siswa memilih item sangat tidak = 1 + 5,38 = 6,38

168
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

→6 sebagai berikut.
b. RentangKelas (r) =
1. Prestasi belajar fisika siswa pada
skormaksimum – skor minimum awalnya rata-rata klasikal ( X) adalah
=88 - 80 62,61berada pada kategori urang,
=8
sedangkan pada siklus I rata-rata
𝑟 4 klasikal (X) adalah 81,56, berada pada
c. PanjangKelas Interval (i) = = =
𝐾 8
0,5 → 1. kategori baik dan pada siklus II
rata-rata klasikal ( X) adalah 83,65,
Tabel. Interval KelasSiklus II berada pada kategori baik setelah
No Nilai Frekuensi Frekuensi dikonfirmasikan dengan pedoman yang
Interval
Urut Tengah Absolut Relatif
1 80 ─ 81 80,5 6 13,95 ditetapkan.Dengan demikian data awal
2 82 ─ 83 82,5 15 34,88 apabila dibandingkan dengan siklus I
3 84 ─ 85 84,5 18 41,86 meningkat X1 − 𝑋2 = 81,56– 62,61 =
4 86 ─ 87 86,5 1 2,33
5 88 ─ 89 88,6 3 6,98 18,95, sedangkan untuk siklus I ke
6 90 ─ 91 90,5 0 0 siklus II meningkat X 2 − X3 = 83,65 –
Total 43 100
81,56= 2,09. Demikian juga daya serap
pada awalnya sebesar 62,61%, pada
Histogram prestasi belajar fisikasiswa
siklus I sebesar 81,56% dan pada siklus
kelas XII IPA 6Semester I SMA Negeri 2
II meningkat menjadi 83,65%.
Denpasar tahun ajaran 2017/ 2018pada
2. Ketuntasan belajar (KB) pada awalnya
siklus II sesuai dengan gambar 03, yaitu
adalah 23,26%, pada siklus I sebesar
sebagai berikut.
90,70% dan pada siklus II meningkat
menjadi 100%.
41.86 Dalam penerapan model
45
40 34.88 pembelajaran problem solving terlihat
35
30 bahwa siswa dalam belajar Nampak
25 18 menjadi lebih aktif, lebih kreatif, lebih
20 13.9515 menggairahkan dan lebih menyenangkan.
15
6 6.98 Hal ini dapat dijelaskan sebagaiberikut:
10
5 12.33 3 0 0 pada awal pembelajaran setiap siswa
0
dikelompokkan secara heterogen
danditentukan satu orang yang dianggap
paling mampu untuk membimbing
temannya yang kurang mampu. Setelah
Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif guru membuka pelajaran, dilanjutkan
dengan membagikan LKS yang sama pada
Pembahasan setiap kelompok yang diupayakan agar
Hasil penelitian tentang prestasi setiap siswa memiliki kewajiban dan
belajar fisika siswa menunjukkan rata-rata tanggung jawab secara perorangan untuk
hasil yang dicapai pada siklus II lebih besar mendiskusikan pada kelompoknya dalam
dibandingkan hasil yang dicapai pada menyelesaikan masalah yang tertulis di
siklus I dan lebih baik dari hasil awal. LKS yang diberikan kemudian sebagai
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan bahan anggota kelompok untuk berdiskusi

169
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Juli 2019 ISSN 2087-9016

dalam kelompok.Siswasendiri awalnya adalah 23,26%, pada siklus I


mengkonstruksi dengan pengalaman yang sebesar 90,70% dan pada siklus II
dimiliki untuk menyelesaikan masalah meningkat menjadi 100%.
yang ada pada LKS dan soal-soal mandiri Peningkatan ini dinilai cukup
yang diberikan. signifikan mengingat siswa kelas XII IPA
Dari penjelasan di atas jelas terlihat 6 yang menjadi subjek penelitian nilai
bahwa prestasi belajar dalam penerapan rata-rata berkemampuan sedang dan
model pembelajaran problem solving kurang. Dengan demikian hipotesis yang
terhadap kemampauan menyelesaikan berbunyi "penerapan model pembelajaran
soal-soal yang berkaitan dengan problem solving dapatmeningkatkan
pembelajaran fisika lebih antusias, aktif prestasi belajar fisika siswa kelas XII IPA
dan kreatif. Hal ini dapat terjadi karena 6semester I SMA Negeri 2 Denpasar tahun
dalam model pembelajaran problem ajaran 2017/ 2018" ternyata terbukti.
solving diupayakan dengan pendekatan
soal-soal dan masalah-masalah dengan DAFTAR PUSTAKA
situasi dunia nyata yang mereka alami Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
dalam kehidupan sehari-hari.
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi.
SIMPULAN DAN SARAN (2006). Penelitian Tindakan Kelas.
Berdasarkan sajian hasil yang Jakarta: PT Bumi Aksara.
diperoleh dari pelaksanaan tindakan awal, Badan Standar Nasional Pendidikan.
siklus I dan siklus II pembahasan seperti (2007). Peraturan Menteri
diuraikan pada bab IV, dapat ditarik Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.
kesimpulan : Prestasi belajar fisika siswa
Jakarta: BSNP.
pada awalnya rata-rata klasikal (X)adalah Djamarah, Syaful Bahri. (2002). Prestasi
62,61 berada pada kategori urang, Belajar dan Kompetensi Guru.
sedangkan pada siklus I rata-rata klasikal Surabaya: Usaha Nasional.
( X) adalah 81,56, berada pada kategori Slameto. (2003). Belajar dan
baik dan pada siklus II rata-rata klasikal (X) Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
adalah 83,65, berada pada kategori baik
Cipta.
setelah dikonfirmasikan dengan pedoman Slavin, Robert E. (1995). Cooperative
yang ditetapkan. Dengan demikian data Learning : Theory, Research, and
awal apabila dibandingkan dengan siklus I Practice.Boston: Allyn and Bacon.
meningkat X1 − 𝑋2 = 81,56 – 62,61 = Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul
18,95, sedangkan untuk siklus I ke siklus II IDIK 4307. Pemantapan
Kemampuan Mengajar. Jakarta:
meningkat X 2 − X3 = 83,65 – 81,56=
Universitas Terbuka.
2,09. Demikian juga daya serap pada Wina Sanjaya. (2006). Strategi
awalnya sebesar 62,61 %, pada siklus I Pembelajaran Berorientasi
sebesar 81,56% dan pada siklus II Standar Proses Pendidikan.
meningkat menjadi 83,65%. Kencana Prenada Media: Jakarta.
a. Ketuntasan belajar (KB) pada

170

Anda mungkin juga menyukai