Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD 2


MIJEN

Niken Wulandari1, Muhammad Prayito2, Qibtiyah3


1
Pendidikan Profesi Guru, Universitas PGRI Semarang
2
Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Semarang
3
SD 2 Mijen
E-mail: nikenwulan.wd@gmail.com1)
prayito@upgris.ac.id2)
qibtiyahqibty@gmail.com3)

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD 2 Mijen dengan menerapkan pendekatan
saintifik melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas V SD 2 Mijen. Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SD 2 Mijen yang terdiri dari 39 siswa. Prosedurnya meliputi dua siklus dan setiap siklus terdiri
dari 2 pertemuan. Pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Ukuran ketuntasan kelas
minimal 75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V SD 2 Mijen mencapai hasil belajar yang lebih
baik dalam menerapkan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. Hal ini tercermin dari
rata-rata skor Siklus I sebesar 76,95 dengan nilai capaian sebesar 82,85%. Hasil belajar siswa dari Siklus I
meningkat pada Siklus II yaitu 88,86 dengan capaian ketuntasan belajar klasikal 94,28%. Dalam menerapkan
pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas
V SD 2 Mijen.
Kata Kunci : pendekatan saintifik, model Problem Based Learning, hasil belajar.

Abstract
The research objective was to improve student learning outcomes at SD 2 Mijen by applying a scientific
approach through the Problem Based Learning model for fifth grade students at SD 2 Mijen. The research
design used was a class action research model by Kemmis and Mc. Taggart. The subjects in this study were fifth
grade students at SD 2 Mijen which consisted of 39 students. The procedure includes two cycles and each cycle
consists of 2 meetings. Data collection uses tests, observations, and documentation. The minimum grade level
was 75. The results showed that fifth grade students at SD 2 Mijen achieved better learning outcomes in
applying a scientific approach through the Problem Based Learning model. This is reflected in the average score
of Cycle I of 76.95 with an achievement value of 82.85%. Student learning outcomes from Cycle I increased in
Cycle II, namely 88.86 with a classical learning achievement of 94.28%. In applying a scientific approach
through the Problem Based Learning model, it can improve learning outcomes for fifth grade students at SD 2
Mijen.
Keywords: scientific approach, Problem Based Learning models, learning outcomes.

PENDAHULUAN menggunakan pendekatan ilmiah dan


Nurul (2013 dalam Johari, 2014: 4) inkuiri, dimana siswa berperan secara
menyebutkan pembelajaran berpendekatan langsung baik secara individu maupun
saintifik merupakan pembelajaran yang kelompok untuk menggali konsep dan
prinsip selama kegiatan pembelajaran, Pendekatan saintifik mengajak siswa
sedangkan tugas guru adalah mengarahkan langsung dalam menginferensi masalah
proses belajar yang dilakukan siswa dan yang ada dalam bentuk rumusan masalah
memberikan koreksi terhadap konsep dan dan hipotesis, rasa peduli terhadap
prinsip yang didapatkan siswa. lingkungan, rasa ingin tahu dan gemar
Pendekatan saintifik yang diyakini membaca (Machin, 2014: 30). Upaya yang
dapat membuat siswa mengkontruksi dilakukan guru dalam pendekatan saintifik
pengetahuannya sendiri serta dapat yaitu menunjuk anak yang kurang aktif,
menumbuhkan sikap ilmiah maka sehingga anak tersebut memiliki
diperlunya suatu model pembelajaran yang keberanian untuk menayakan hal yang
sinergi dan selaras dengan pendekatan belum dimengerti. Sehingga dapat
saintifik tersebut. Selebihnya Kurikulum disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
2013 menganut pandangan dasar bahwa saintifik pada mata pelajaran IPA
pengetahuan tidak dapat dipindahkan terlaksana dengan sangat baik (Rohmawati
begitu saja dari guru kepeserta didik, et al, 2018: 211).
pembelajaran harus berkenaan dengan Tujuan penelitian ini adalah untuk
kesempatan yang diberikan kepada peserta mendeskripsikan bagaimana penerapan
didik untuk mengkontruksi pengetahuan pendekatan saintifik melalui model
dalam proses kognitifnya (Hosnan, 2014 : Problem Based Learning (PBL) dapat
282). Kemendikbud (2014: 7) menyatakan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
bahwa model pembelajaran yang SD 2 Mijen.
ditekankan pada kurikulum 2013 ini
adalah mengutamakan model METODE PENELITIAN
pembelajaran Discovery Learning, Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Problem Based Learning dan Project Tindakan Kelas (PTK), yang dilakukan
Based Learning. Ketiga model ini pada semester genap tahun pelajaran
terkhusus Problem Based Learning sangat 2022/2023. Subjek dari penelitian ini
cocok dengan langkah-langkah adalah siswa kelas V SD 2 Mijen yang
pembelajaran pada pendekatan saintifik berjumlah 39 siswa. Variabel terikat
yakni meliputi 5 aspek yakni mengamati, adalah hasil belajar siswa kelas V SD 2
menanya, mencoba, mengasosiasi dan Mijen. Sedangkan, variabel bebasnya
mengkomunikasikan. Problem Based adalah pendekatan saintifik melalui model
Learnin adalah suatu cara yang mendorong Problem Based Learning (PBL). Peneliti
pemahaman lebih dalam dari suatu materi, memilih desain penelitian kelas model
bukan pemahaman lebih dalam dari suatu Kemmis dan Mc. Taggart yang memiliki
materi, bukan pemahaman yang dangkal, empat tahapan meliputi perencanaan,
merupakan pembelajaran yang berorientasi pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data
pada masalah sehingga para siswa tidak yang diperoleh dikumpulkan dengan
hanya memperoleh pengetahuan dasar melakukan tes, observasi, dan
selama belajar, tetapi memperoleh dokumentasi. Tes yang diberikan berupa
pengalaman bagaimana menggunakan tes objektif yaitu soal evaluasi. Indikator
pengetahuannya untuk menyelesaikan keberhasilan dalam penelitian ini adalah
permasalahan yang sebenarnya terjadi peningkatan hasil belajar siswa
Pendekatan saintifik dalam kelas V SD 2 Mijen dengan menerapkan
pembelajaran IPA menjadikan siswa pendekatan saintifik melalui model
menjadi lebih aktif, kreatif, dan Problem Based Learning. Hasil belajar
pembelajaran menjadi lebih diinterpretasikan meningkat apabila
menyenangkan, siswa dapat berpikir lebih ketuntasan belajar klasikal mencapai 85%.
ilmiah dan karakter siswa semakin
dibentuk (Wulandari et al, 2020: 3).
HASIL PENELITIAN DAN mengikuti serangkaian aktivitas
PEMBAHASAN pembelajaran.
Menurut Dahliana et al (2019: 12) Dalam pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran dengan pendekatan saintifik siswa di kelas V SD 2 Mijen menerapkan
dirancang agar siswa secara aktif pendekatan saintifik melalui model
mengkonstruksi, konsep, hukum atau Problem Based Learning. Langkah-
prinsip melalui tahapan-tahapan langkah tersebut dilaksanakan secara
mengamati, merumuskan masalah, berurutan dari siklus I hingga siklus II
mengajukan atau merumuskan hipotesis, dengan tahapan perencanaan, tindakan,
mengumpulkan data dengan berbagai observasi, dan refleksi.
teknik, menganalisis data, menarik Siklus I
kesimpulan dan mengomunikasikan a. Perencanaan Tindakan Siklus I
konsep, hukum atau prinsip yang Rencana tindakan yang disusun
“ditemukan”. untuk mengetahui kebutuhan belajar
Perlu diupayakan penggunaan siswa melalui kegiatan observasi dan
model dan media yang menunjang, asesmen awal yang diperoleh dari hasil
Problem Based Learning (PBL) belajar soal prasiklus. Perencanaan
melibatkan siswa dalam proses tindakan dilakukan secara kolaborasi
pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta antara peneliti dengan guru pamong
terpusat kepada siswa, sehingga mampu yang meliputi beberapa kegiatan yaitu
mengembangkan kemampuan pemecahan menyusun RPP, bahan ajar, lembar
masalah secara mandiri. Aspek terpenting kerja peserta didik (LKPD), lembar
dalam pembelajaran berbasis masalah observasi keterampilan guru dan
adalah bahwa pembelajaran dimulai aktivitas belajar siswa, menyiapkan
dengan permasalahan, dari permasalahan media, membuat kisi-kisi soal dan
tersebut akan menentukan arah instrumen soal hingga menyusun
pembelajaran. Hal ini sependapat asesmen pembelajaran.
(Ngalimun, 2016) bahwa PBL adalah b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
model pembelajaran yang membuat siswa Pada tahap pelaksanaan tindakan
lebih aktif karena dalam pembelajaran siklus I mengacu pada RPP yang telah
siswa mendapat kesempatan untuk dibuat dengan menerapkan pendekatan
mengembangkan kemampuan berfikirnya, saintifik melalui model Problem Based
sehingga memungkinkan siswa mampu Learning (PBL). Langkah-langkah yang
memecahkan masalah dalam bidang studi dilakukan sebagai berikut:
yang dipelajari. Langkah-langkah Siklus I pertemuan 1
penerapan model Problem Based Learning Kegiatan pendahuluan siklus I
yaitu 1) siswa diperkenalkan dengan pertemuan 1 meliputi: (1) Guru
permasalahannya; 2) siswa diorganisasikan mengucapkan salam, menanyakan
untuk meneliti; 3) melakukan investigasi kabar, dan mengecek kehadiran siswa;
secara mandiri atau kelompok; 4) siswa (2) Guru mengawali kegiatan
mengembangkan dan mempresentasikan pembelajaran dengan mengajak siswa
hasil; 5) mengevaluasi proses masalah. berdo’a; (3) Siswa diajak menyanyikan
Menurut (Nana Sudjana, 2011: 7) lagu “Indonesia Pusaka”; (4) Siswa
hasil belajar merupakan suatu kompetensi memperhatikan penjelasan guru tentang
atau kecakapan yang dapat dicapai oleh tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Dalam kegiatan inti siklus I
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan pertemuan 1 menerapkan pendekatan
bahwa hasil belajar merupakan hasil yang saintifik melalui model Problem Based
diperoleh siswa berupa penilaian setelah Learning meliputi:
Fase 1 (Orientasi siswa pada Kegiatan penutup siklus I
masalah) pertemuan 1 meliputi: (1) Siswa
(1) Siswa mengamati video "Cerita bersama guru menyimpulkan materi
Semut dan Beruang" yang ditampilkan yang telah dipelajari pada hari ini; (2)
oleh guru; (2) Siswa bersama guru Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk
melakukan tanya jawab tentang video mengetahui sejauh mana pemahaman
"Cerita Semut dan Beruang"; (3) Siswa siswa; (3) Siswa bersama guru
menemukan informasi dari video melakukan refleksi atas pembelajaran
"Cerita Semut dan Beruang"; dan (4) yang telah berlangsung; (4) Siswa
Siswa mengkonstruksi pemahaman menyimak penjelasan guru tentang
mengenai urutan peristiwa dari video aktivitas pembelajaran pada pertemuan
"Cerita Semut dan Beruang". selanjutnya; (5) Kelas ditutup dengan
Fase 2 (Mengorganisasi siswa untuk doa bersama dipimpin salah seorang
belajar) siswa.
(1) Siswa berkelompok menerima Siklus I pertemuan 2
LKPD dari guru; (2) Siswa Kegiatan pendahuluan siklus I
berkelompok dikondisikan untuk pertemuan 2 meliputi: (1) Guru
mencari informasi tentang video "Siklus mengucapkan salam, menanyakan
Air"; dan (3) Siswa berkelompok kabar, dan mengecek kehadiran siswa;
menemukan informasi dari video (2) Guru mengawali kegiatan
"Siklus Air". pembelajaran dengan mengajak
Fase 3 (Membimbing penyelidikan siswanya berdo’a sesuai dengan
secara kelompok) keyakinan agama masing-masing; (3)
(1) Siswa bersama kelompoknya saling Siswa diajak menyanyikan lagu “Satu
bertanya mengumpulkan informasi Nusa Satu Bangsa”; (4) Siswa
dengan membuat gambar mengenai memperhatikan penjelasan guru tentang
"Siklus Air"; (2) Siswa bersama tujuan pembelajaran yang akan
kelompoknya menuliskan informasi dilakukan.
dengan membuat gambar mengenai Kegiatan inti dengan penerapan
"Siklus Air" dan menjelaskan pendekatan saintifik melalui model
bagaimana prosesnya; (3) Siswa Problem Based Learning pada siklus I
berdiskusi menyelesaikan soal yang ada pertemuan 2 meliputi:
di LKPD terkait "Siklus Air" dan Fase 1 (Orientasi siswa pada
menjelaskan bagaimana prosesnya; dan masalah)
(4) Guru membantu memberikan solusi (1) Siswa mengamati video "Rumah
kepada siswa yang mengalami Betang Uluk Palin" yang ditampilkan
kesulitan. oleh guru; (2) Siswa bersama guru
Fase 4 (Mengembangkan dan melakukan tanya jawab tentang video
menyajikan hasil karya) "Rumah Betang Uluk Palin"; (3) Siswa
(1) Setiap kelompok menemukan konsep "Rumah Betang
mempresentasikan hasil diskusinya di Uluk Palin"; dan (3) Siswa
depan kelas; (2) Kelompok lain mengkonstruksi pemahaman tentang
memberikan tanggapan dari hasil "Rumah Betang Uluk Palin".
presentasi kelompok yang maju; Guru Fase 2 (Mengorganisasi siswa untuk
memberikan reward kepada kelompok belajar)
yang presentasi. (1) Siswa berkelompok menerima
Fase 5 (Menganalisis dan LKPD dari guru; (2) Siswa
mengevaluasi) berkelompok dikondisikan untuk
Guru memberi umpan balik dari hasil mencari informasi tentang video
diskusi kelompok yang telah dilakukan. "Keragaman Budaya Bangsa di
Wilayah Indonesia". Dan (3) Siswa c. Hasil Observasi Tindakan Siklus I
berkelompok menentukan informasi Secara keseluruhan, pelaksanaan
dengan membuat peta pikiran pada pembelajaran pada siklus I sudah sesuai
video "Keragaman Budaya Bangsa di dengan alur kegiatan pada RPP namun
Wilayah Indonesia". terdapat beberapa siswa yang belum
Fase 3 (Membimbing penyelidikan mematuhi dan mengikuti kegiatan
secara berkelompok) pembelajaran dengan baik serta guru
(1) Siswa bersama kelompoknya saling belum optimal dalam mengelola kelas
bertanya mengumpulkan informasi dan mendorong partisipasi siswa.
dengan membuat lembar aktivitas Hasil yang diperoleh dari observasi
penduduk sekitarmu yang tindakan siklus I, dari 39 siswa terdapat
memanfaatkan sumber daya alam; (2) 10 siswa yang memperoleh nilai di
Siswa bersama kelompoknya bawah KKM. Rata-rata nilai kelas
menuliskan informasi dengan membuat 76,95 dengan presentase ketuntasan
lembar aktivitas penduduk sekitarmu belajar klasikal 82,85%.
yang memanfaatkan sumber daya alam; d. Hasil Refleksi Siklus I
(3) Siswa berdiskusi menyelesaikan Beberapa tantangan yang
soal yang ada di LKPD terkait membuat ditemukan pada siklus I, antara lain
lembar aktivitas penduduk sekitarmu sebagian siswa belum mematuhi dan
yang memanfaatkan sumber daya alam; mengikuti kegiatan pembelajaran
dan (4) Guru membantu memberikan dengan baik serta ketidakmampuan
solusi kepada siswa yang mengalami untuk berkonsentrasi.
kesulitan. Beberapa perubahan yang dapat
Fase 4 (Mengembangkan dan dilakukan dari hasil temuan siklus I
menyajikan hasil karya) yaitu guru bersama siswa membuat
(1) Setiap kelompok kesepakatan kelas yang harus ditaati
mempresentasikan hasil diskusinya di semua siswa agar kelas tetap kondusif
depan kelas; (2) Kelompok lain dan semua siswa mengikuti kegiatan
memberikan tanggapan dari hasil pembelajaran dengan baik serta untuk
presentasi kelompok yang maju; (3) mengembalikan konsentrasi dan
Guru memberikan reward kepada semangat belajar siswa.
kelompok yang presentasi. Siklus II
Fase 5 (Menganalisis dan a. Perencanaan Tindakan Siklus II
mengevaluasi) Kegiatan yang dilakukan pada
Guru memberi umpan balik dari hasil siklus II bertujuan untuk memperbaiki
diskusi kelompok yang telah dilakukan. pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Kegiatan penutup siklus I agar mencapai indikator keberhasilan.
pertemuan 2 meliputi: (1) Siswa Adapun yang dilakukan peneliti antara
bersama guru menyimpulkan materi lain: menyusun RPP, bahan ajar, lembar
yang telah dipelajari pada hari ini; (2) kerja peserta didik (LKPD), lembar
Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk observasi keterampilan guru dan
mengetahui sejauh mana pemahaman aktivitas belajar siswa, menyiapkan
siswa; (3) Siswa bersama guru media, membuat kisi-kisi soal dan
melakukan refleksi atas pembelajaran instrumen soal hingga menyusun
yang telah berlangsung; (4) Siswa asesmen pembelajaran.
menyimak penjelasan guru tentang b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
aktivitas pembelajaran pada pertemuan Pada tahap pelaksanaan tindakan
selanjutnya; (5) Kelas ditutup dengan siklus II mengacu pada RPP yang telah
doa bersama dipimpin salah seorang dibuat dengan menerapkan pendekatan
siswa. saintifik melalui model Problem Based
Learning (PBL). Langkah-langkah yang (2) Siswa bersama kelompoknya
dilakukan sebagai berikut: menuliskan informasi dengan membuat
Siklus II pertemuan 1 peta pikiran mengenai pengertian dan
Kegiatan pendahuluan siklus II ciri-ciri pada video "Jenis Usaha
pertemuan 1 meliputi: (1) Guru Masyarakat Indonesia"; (3) Siswa
mengucapkan salam, menanyakan berdiskusi menyelesaikan soal yang ada
kabar, dan mengecek kehadiran siswa; di LKPD terkait Jenis Usaha
(2) Guru mengawali kegiatan Masyarakat Indonesia"; dan (4) Guru
pembelajaran dengan mengajak siswa membantu memberikan solusi kepada
berdo’a; (3) Siswa diajak menyanyikan siswa yang mengalami kesulitan.
lagu “Garuda Pancasila”; (4) Siswa Fase 4 (Mengembangkan dan
memperhatikan penjelasan guru tentang menyajikan hasil karya)
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (1) Setiap kelompok
Dalam kegiatan inti siklus II mempresentasikan hasil diskusinya di
pertemuan 1 menerapkan pendekatan depan kelas; (2) Kelompok lain
saintifik melalui model Problem Based memberikan tanggapan dari hasil
Learning, guru terlebih dahulu presentasi kelompok yang maju; (3)
membuat aturan bersama siswa untuk Guru memberikan reward kepada
ditaati selama kegiatan pembelajaran kelompok yang presentasi.
berlangsung. Kegiatan inti meliputi: Fase 5 (Menganalisis dan
Fase 1 (Orientasi siswa pada mengevaluasi)
masalah) Guru memberi umpan balik dari hasil
(1) Siswa mengamati video "Jenis diskusi kelompok yang telah dilakukan.
Usaha Masyarakat Indonesia" yang Kegiatan penutup siklus II
ditampilkan oleh guru; (2) Siswa pertemuan 1 meliputi: (1) Siswa
bersama guru melakukan tanya jawab bersama guru menyimpulkan materi
tentang video "Jenis Usaha Masyarakat yang telah dipelajari pada hari ini; (2)
Indonesia"; (3) Siswa menemukan Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk
informasi dari video "Jenis Usaha mengetahui sejauh mana pemahaman
Masyarakat Indonesia"; dan (4) Siswa siswa; (3) Siswa bersama guru
mengkonstruksi pemahaman mengenai melakukan refleksi atas pembelajaran
urutan peristiwa dari video "Jenis yang telah berlangsung; (4) Siswa
Usaha Masyarakat Indonesia". menyimak penjelasan guru tentang
Fase 2 (Mengorganisasi siswa untuk aktivitas pembelajaran pada pertemuan
belajar) selanjutnya; (5) Kelas ditutup dengan
(1) Siswa berkelompok menerima doa bersama dipimpin salah seorang
LKPD dari guru; (2) Siswa siswa.
berkelompok dikondisikan untuk Siklus II pertemuan 2
mencari informasi tentang video "Jenis Kegiatan pendahuluan siklus II
Usaha Masyarakat Indonesia"; dan (3) pertemuan 2 meliputi: (1) Guru
Siswa berkelompok menemukan mengucapkan salam, menanyakan
informasi dari video "Jenis Usaha kabar, dan mengecek kehadiran siswa;
Masyarakat Indonesia". (2) Guru mengawali kegiatan
Fase 3 (Membimbing penyelidikan pembelajaran dengan mengajak siswa
secara kelompok) berdo’a; (3) Siswa diajak menyanyikan
(1) Siswa bersama kelompoknya saling lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”;
bertanya mengumpulkan informasi (4) Siswa memperhatikan penjelasan
dengan membuat peta pikiran mengenai guru tentang tujuan pembelajaran yang
pengertian dan ciri-ciri pada video akan dicapai.
"Jenis Usaha Masyarakat Indonesia";
Dalam kegiatan inti siklus II Fase 5 (Menganalisis dan
pertemuan 2 menerapkan pendekatan mengevaluasi)
saintifik melalui model Problem Based Guru memberi umpan balik dari hasil
Learning meliputi: diskusi kelompok yang telah dilakukan.
Fase 1 (Orientasi siswa pada Kegiatan penutup siklus II
masalah) pertemuan 2 meliputi: (1) Siswa
(1) Siswa mengamati video "Siklus Air bersama guru menyimpulkan materi
Tanah" yang ditampilkan oleh guru; (2) yang telah dipelajari pada hari ini; (2)
Siswa bersama guru melakukan tanya Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk
jawab tentang video "Siklus Air mengetahui sejauh mana pemahaman
Tanah"; (3) Siswa menemukan konsep siswa; (3) Siswa bersama guru
"Siklus Air"; dan (4) Siswa melakukan refleksi atas pembelajaran
mengkonstruksi pemahaman tentang yang telah berlangsung; (4) Siswa
"Siklus Air Tanah". menyimak penjelasan guru tentang
Fase 2 (Mengorganisasi siswa untuk aktivitas pembelajaran pada pertemuan
belajar) selanjutnya; (5) Kelas ditutup dengan
(1) Siswa berkelompok menerima doa bersama dipimpin salah seorang
LKPD dari guru; (2) Siswa siswa.
berkelompok dikondisikan untuk c. Hasil Observasi Tindakan Siklus II
mencari informasi tentang video Secara keseluruhan, pelaksanaan
“Siklus Air Tanah”; dan (3) Siswa pembelajaran pada siklus II sudah
berkelompok menentukan informasi sesuai dengan alur kegiatan pada RPP,
dengan membuat peta pikiran pada siswa sudah mampu mengikuti proses
video “Siklus Air Tanah”. pembelajaran dengan pendekatan
Fase 3 (Membimbing penyelidikan saintifik, serta guru sudah memfasilitasi
secara kelompok) siswa sesuai dengan kebutuhan
(1) Siswa bersama kelompoknya saling belajarnya.
bertanya mengumpulkan informasi Hasil yang diperoleh dari observasi
dengan membuat urutan peristiwa tindakan siklus II pertemuan 1
dalam video "Siklus Air Tanah"; (2) memperoleh rata-rata hasil belajar
Siswa bersama kelompoknya 88,86 dengan ketuntasan belajar
menuliskan informasi dengan membuat klasikal 94,28%. Artinya, melalui
urutan peristiwa dalam video "Siklus penerapan pendekatan saintifik melalui
Air Tanah"; (3) Siswa berdiskusi model Problem Based Learning
menyelesaikan soal yang ada di LKPD dikatakan berhasil karena terjadi
terkait "Siklus Air Tanah"; dan (4) peningkatan dan mencapai indikator
Guru membantu memberikan solusi ketuntasan kelajar klasikal yang
kepada siswa yang mengalami disyaratkan sebesar 85%.
kesulitan. Peneliti telah menemukan bahwa
Fase 4 (Mengembangkan dan penerapan pendekatan saintifik melalui
menyajikan hasil karya) model Problem Based Learning
(1) Setiap kelompok memiliki dampak baik pada siswa
mempresentasikan hasil diskusinya di dengan mampu berkolaborasi,
depan kelas; (3) Kelompok lain berpartisipasi aktif, dan memiliki
memberikan tanggapan dari hasil keterampilan berpikir kritis untuk
presentasi kelompok yang maju; (4) memecahkan masalah.
Guru memberikan reward kepada d. Hasil Refleksi Siklus II
kelompok yang presentasi. Diketahui bahwa penelitian
dilakukan dengan menerapkan
pendekatan saintifik melalui model
Problem Based Learning telah Berikut tabel yang menunjukkan
mencapai kriteria keberhasilan tindakan adanya peningkatan hasil belajar
dilihat dari hasil belajar dan aktivitas melalui penerapan pendekatan saintifik
siswa yang meningkat, sehingga tidak melalui model Problem Based Learning
perlu diadakan pengulangan siklus. pada siswa kelas V SD 2 Mijen.
Tabel 1. Selisih Hasil Belajar Tiap Siklus Sesudah diberikan Perlakuan

No Kriteria Siklus I Siklus II Selisih


1 Nilai Tertinggi 90 100 10
2 Nilai Terendah 60 63,3 3,3
3 Tuntas 29 35 6
4 Tidak Tuntas 10 4 6
5 Persentase Tuntas Belajar 82,85% 94,28% 11,43
6 Rata-rata 76,95 88,86 11,91
7 Jumlah Siswa 39 39 -

Dengan demikian, penerapan siswa yaitu dengan model pembelajaran


pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning yang telah
Problem Based Learning dapat terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.
meningkatkan hasil belajar siswa. Dan sebagai penunjang keberhasilan
pembelajaran yang disesuaikan dengan
KESIMPULAN DAN SARAN kondisi sekolah dan siswa; (2) Problem
Berdasarkan hasil penelitian yang Based Learning dapat menjadi alternatif
telah dilaksanakan, maka dapat metode pembelajaran. Proses pembelajaran
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan mendorong keterlibatan siswa dan
saintifik model Problem Based Learning kemampuan menggunakan pemikiran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. kritis.
Pelaksanaan pendekatan saintifik melalui
model Problem Based Learning DAFTAR PUSTAKA
mengalami peningkatan. Pada siklus I, Dahliana, D., Setiawati, N. S., & Taufina.
rata-rata hasil belajar yang diperoleh (2019). Pendekatan Saintifik dalam
adalah 76,95 dengan persentase belajar Meningkatkan Hasil Belajar
klasikal sebesar 82,85%. Sedangkan rata- Pembelajaran IPA di Kelas IV Siswa
rata hasil belajar siswa siklus II mengalami Sekolah Dasar. Pesona Dasar:
peningkatan dibandingkan siklus I yaitu Jurnal Pendidikan Dasar dan
mencapai 88,86 dengan persentase belajar Humaniora, 7(2), 10-17.
klasikal sebesar 94,28%. Dengan Retrieved from
demikian menunjukkan bahwa penerapan https://doi.org/10.24815/pear.v7i2.14
pendekatan saintifik melalui model 754
Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan
SD 2 Mijen. Implementasi Kurikulum 2013
Rekomendasi untuk penelitian Tahun Ajaran 2014 Mata Pelajaran
selanjutnya adalah: berikut dapat ditarik Fisika SMA/SMK. Jakarta:
dari kesimpulan di atas: (1) Bagi guru Kementerian Pendidikan dan
khususnya guru SD, hendaknya selalu Kebudayaan
menerapkan model pembelajaran inovatif
yang mengaktifkan siswa pada kegiatan Johari, M. (2014). Pengaruh Pembelajaran
pembelajaran secara maksimal sebagai Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil
upaya untuk meningkatkan hasil belajar Belajar Biologi dan Keterampilan
Proses Sains Siswa MA Mu’allimat
NW Pancor Selong Kabupaten
Lombok Timur Nusa Tenggara
Barat. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran IPA Indonesia, 4(1), 1-
12.
Retrieved from
https://ejournal-
pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurna
l_ipa/article/view/1316

Machin, A. (2014). “Implementasi


Pendekatan Saintifik, Penanaman
Karakter dan Konservasi pada
Pembelajaran Materi Pertumbuhan”.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
3(1), 28-35.
Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.
php/jpii/article/view/2898/2927

Rohmawati, S., Sihkabuden, &


Susilaningsih. (2018). Penerapan
Pendekatan Saintifik pada Mata
Pelajaran IPA di MTS Putri Nurul
Mayithoh Lumajang. Jurnal Kajian
Teknologi Pendidikan. 1(3), 205-
212.
Retrieved from
http://journal2.um.ac.id/index.php/jk
tp/article/view/4543
Wulandari, N., Nugroho, S. E., &
Lisdiana, L. (2020). The Analysis of
Character Formation of Curiosity in
Science Learning in Elementary
Schools. Journal of Primary
Education, 9(4), 408-412.
Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.
php/jpe/article/view/41245

Anda mungkin juga menyukai