Anda di halaman 1dari 9

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Semarang, 24 Juni 2023

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Berbantuan Media Quizizz Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas II Sd Negeri 1 Jeketro
Yuliana Fitri Amin1*, Henry Januar Saputra2, Maryati3

1PGSD, PPG Prajabatan, Universitas PGRI Semarang, Jl.Lontar No.1 Semarang, 50125
2 PGSD, PPG Prajabatan, Universitas PGRI Semarang, Jl.Lontar No.1 Semarang, 50125
3 SD Negeri 1 Jeketro, Jl. Raya Jeketro-Gubug KM.7, 58164

E-mail: yulianafitriamin@gmail.com1)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas II dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Quizizz. Subjek
penelitian ini adalah peserta didik kelas II SD Negeri 1 Jeketro dengan jumlah 30 peserta didik. Objek
penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia setelah penerapan model pembelajaran problem
based learning berbantuan media quizizz. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini
dilakukan secara kolaboratif partisipatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara bekerjasama
antar peneliti, guru pamong dan teman sejawat. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar
peserta didik yang masih rendah dengan nilai rata-rata 64,33 sedangkan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes prestasi belajar. Instrumen yang digunakan
merupakan tes evaluasi yang di sajikan melalui media interaktif quizizz. Data dalam penelitian ini di
analisis dengan analisis deskriptif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median,
modus, membuat interval kelas. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I terdapat 21 peserta didik
yang tuntas dengan rata-rata nilai 77,67 dengan persentase ketuntasan klasikal 70%. Dilanjutkan
perbaikan lagi pada siklus II terdapat peningkatan dari hasil belajar peserta didik. Pada siklus II
terdapat 28 peserta didik yang tuntas dengan rata-rata nilai 90,33 dengan ketuntasan klasikal
mencapai 93,33%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran
problem based learning berbantuan media quizizz terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas II SD Negeri 1 Jeketro.

Kata kunci: model problem based learning, media quizizz, hasil belajar.

Abstract
This study aims to improve student learning outcomes in class II by using the Quizizz media-assisted
Problem-Based Learning learning model. The subjects of this study were class II students at SD Negeri
1 Jeketro with a total of 30 students. The object of this research is the result of learning Indonesian
after applying the problem-based learning model assisted by quizizz media. This study uses classroom
action research (CAR), which consists of the stages of planning, implementing, observing, and
reflecting. This research was carried out in a participatory collaborative manner, namely research
carried out by collaborating between researchers, tutors, and colleagues. This research was motivated
by the low learning outcomes of students with an average score of 64.33 while the minimum
completeness criterion (KKM) set for Indonesian subjects was 75. The data collection method in this
study used a learning achievement test. The instrument used is an evaluation test which is presented
through quizizz interactive media. The data in this study were analyzed with descriptive analysis.
Quantitative data is analyzed by finding the mean, median, and mode, making class intervals. After
the action was taken in cycle I, 21 students passed with an average score of 77.67 with a classical
completeness percentage of 70%. Continuing the improvement again in cycle II there is an increase in
student learning outcomes. In cycle II 28 students completed with an average score of 90.33 with
classical completeness reaching 93.33%. This study concludes that the application of the problem-
based learning model assisted by Quizizz media is proven to be able to improve the learning outcomes
of class II students at SD Negeri 1 Jeketro.

Keywords: problem-based learning models, quizizz media, learning outcomes.

25
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 26

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

1. PENDAHULUAN pembelajaran itu merupakan seluruh


Belajar adalah salah satu proses rangkaian penyajian materi ajar yang
perubahan tingkah laku dari hasil praktek meliputi segala aspek sebelum, selama, dan
dan latihan yang dilakukan (Susiyanti sesudah pembelajaran yang dilakukan
Emmi, 18:2017). Pembelajaran merupakan pengajar serta segala fasilitas terkait yang
aspek terpenting dalam suatu jenjang digunakan secara langsung atau tidak
pendidikan, hal ini terkait dengan target langsung dalam proses belajar mengajar.
kompetensi yang diharapkan tercapai atau Banyak sekali model pembelajaran yang
dikuasai peserta didik (Arjanggi, 2013). dapat diterapkan dalam kegiatan belajar
Peserta didik dengan tingkat pemahaman mengajar. Salah satunya yakni penggunaan
konsep dan penguasaan materi yang tinggi, model pembelajaran PBL (Problem Based
maka akan semakin tinggi pula prestasi Learning).
belajarnya. Selain itu faktor penentu Model Problem Based Learning
keberhasilan pembelajaran adalah merupakan suatu model pembelajaran
ketepatan penerapan model dan media yang melibatkan peserta didik untuk
yang digunakan dalam proses belajar memecahkan suatu masalah melalui tahap-
mengajar. Seorang guru diharuskan tahap metode ilmiah sehingga peserta didik
memahami metode pembelajaran terutama mampu mempelajari pengetahuan yang
yang berkaitan dengan model-model berhubungan dengan masalah tersebut
pembelajaran (Nurhayati, 2020). Kondisi sekaligus memiliki ketrampilan dalam
pembelajaran yang kurang menarik dan memecahkan masalah (Ngalimun, 2012).
menyenangkan cenderung mempengaruhi Pada model pembelajaran ini peserta didik
minat belajar peserta didik, sehingga hasil diminta untuk mengerjakan permasalahan
belajarnya rendah. Berdasarkan observasi yang otentik dengan tujuan agar dapat
terhadap proses pembelajaran pada kelas membangun pengetahuan mereka sendiri,
II SD Negeri 1 Jeketro, hasil belajar peserta mengembangkan inkuiri dan kemampuan
didik masih rendah. Hasil evaluasi berfikir tingkat tinggi, mengembangkan
(penilaian harian) menunjukkan dari 30 kemandirian dan percaya diri. Model
peserta didik kelas II, hanya 13 peserta Problem Based Learning merupakan
didik (43,33%) yang mencapai nilai inovasi dalam pembelajaran karena
ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai kemampuan berfikir peserta didik betul-
rata-rata yang di capai adalah 64,33. Hasil betul dioptimalisasikan melalui proses
ini masih dibawah kriteria ketuntasan kerja kelompok atau tim yang sistematis
minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa sehingga peserta didik dapat
Indonesia kelas II yang telah ditetapkan memberdayakan, mengasah, menguji, dan
sekolah yaitu 75 dan ketuntasan klasikal mengembangkan kemampuan berfikirnya
minimal 85%. Penyebab rendahnya hasil secara berkesinambungan (Rusman, 2014).
belajar peserta didik kelas II yakni Terdapat 5 tahapan pembelajaran (sintak)
kurangnya partisipasi dan motivasi belajar dari model Problem Based Learning yaitu
peserta didik selama proses pembelajaran orientasi peserta didik pada masalah,
berlangsung. mengorganisaikan peserta didik untuk
Dalam upaya meningkatkan kualitas belajar, membimbing penyelidikan
pembelajaran, model pembelajaran yang individu maupun kelompok,
inovatif dan efektif sangat penting. mengembangkan dan menyajikan hasil
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman karya, serta menganalisis dan
(2018:144) model pembelajaran adalah mengevaluasi proses pemecahan masalah
suatu rencana atau pola yang bahkan dapat (Aini et al., 2019). Dalam metode Problem
digunakan untuk membentuk kurikulum Based Learning yang menjadi poin utama
(rencana pembelajaran jangka panjang), dalam pembelajaran yakni mendorong
merancang bahan-bahan pembelajaran, siswa aktif untuk meningkatkan hasil
dan membimbing pembelajaran di kelas belajarnya (Parwata, 2021). Penerapan
atau lingkungan belajar lain. Artinya model model pembelajaran Problem Based
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 27

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Learning di kelas II SD Negeri 1 Jeketro ini peserta didik menjawab pertanyaan akan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas langsung mendapatkan umpan balik
belajar dan hasil belajar peserta didik. mengenai jawaban yang mereka berikan.
Dalam penerapan model pembelajaran Hal ini akan membantu mereka untuk
juga dapat dibantu dengan penggunaan memahami konsep secara mendalam dan
media pembelajaran agar dapat lebih meningkatkan pembahaman mereka
menarik minat siswa dalam belajar tentang materi yang sedang dipelajari.
bersama kelompok, maka penggunaan Selain mudah diakses Quizizz juga sangat
model Problem Based Learning ini dapat membantu guru dalam memberikan
dikolaborasikan dengan penggunaan laporan hasil pengerjaan kuis peserta didik
media pembelajaran berbasis TIK secara terperinci, serta dapat diunduh
(Kristinawati et al., 2018). sebagai kumpulan data dalam bentuk excel.
Media pembelajaran merupakan Melalui model Problem Based Learning
salah satu aspek yang penting dalam berbantuan media Quizizz ini diharapkan
metodologi pengajaran yang fungsingya kelas II SD Negeri 1 Jeketro mengalami
sebagai alat bantu mengajar yang peningkatan hasil belajar secara signifikan.
diharapkan dapat meningkatkan hasil Penelitian serupa telah dilakukan
belajar siswa (Lider, 2022). Dalam konteks oleh Gede Lider (2022) dalam artikelnya
ini quizizz digunakan sebagai media atau dengan judul “Penerapan Model Problem
alat bantu untuk memfasilitasi kegiatan Based Learning Berbantuan Aplikasi
pembelajaran. Quizizz merupakan Quizizz Untuk Meningkatkan Prestasi
platform digital yang memungkinkan guru Belajar Matematika Siswa Kelas VI
untuk membuat kuis interaktif yang dapat Semester 1 SD Negeri 5 Sangsit”.
menarik minat dan antusias peserta didik. Berdasarkan uraian diatas rumusan
Quizizz dapat di akses melalui laman masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah
https://quizizz.com/. Amorncewin (2018) penerapan model Problem Based Learning
memaparkan bahwa quizizz adalah alat berbantuan media Quizizz dapat
atau media pembelajaran yang dipercaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas II
dapat memberikan motivasi kepada SD Negeri 1 Jeketro?”. Tujuan penelitian
peserta didik dalam pembelajaran dengan ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar
fitur-fitur menarik. Quizizz dapat siswa kelas II SD Negeri 1 Jeketro melalui
dimanfaatkan dalam pembuatan kuis penerapan model Problem Based Learning
interaktif multiplayer yang dapat diakses di berbantuan media Quizizz. Hasil penelitian
sekolahan maupun dirumah dengan ini diharapkan dapat berguna bagi
melalui perangkat digital seperti komputer, pengembangan ilmu pengetahuan
laptop, smartphone, maupun tablet. khususnya pada pemanfaatan model
Penggunaan media pembelajaran yang Problem Based Learning. Selain itu secara
dapat di akses melalui telephone seluler praktisi diharapkan penelitian ini juga
peserta didik ini merupakan pemanfaatan berguna bagi peserta didik dalam
teknologi secara positif dan dapat memningkatkan pengetahuannya, dapat
meningkatkan minat belajar siswa. Quizizz menumbuhkan minat belajar serta
dapat meningkatkan keterlibatan peserta membangun anstusiasme dalam kegiatan
didik dalam proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran.
fitur-fitur interaktif seperti kuis bergambar
dan bersuara peserta didik akan lebih
2. METODE PELAKSANAAN
antusias dan termotivasi untuk ikut terlibat
Penelitian ini dilaksanakan di SD
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
Negeri 1 Jeketro. Subjek penelitian ini yaitu
pengerjaannya peserta didik dapat join
Kelas II dengan jumlah 30 peserta didik
dengan kode kuis yang tersedia. Urutan
dengan objek penelitian peningkatan hasil
pertanyaan dapat diacak untuk setiap
belajar peserta didik. Jenis penelitian ini
siswa, sehingga tidak mudah bagi pemain
adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
untuk mencontek (Chaiyo, 2017). Selain itu
yang terdiri dari tahapan perencanaan,
quizizz dapat memberikan umpan balik
pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang
instant kepada peserta didik. Setelah
di adopsi dari Kemmis & Taggart (1998).
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 28

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif mengamati aktivitas siswa. Berikut adalah
partisipatif yaitu penelitian yang dilakukan gambar tahapan penelitian tindakan kelas
dengan cara bekerjasama antar peneliti, (PTK) yang di adopsi dari Kemmis &
guru pamong dan teman sejawat untuk Taggart (1998).

Gambar 1. Tahapan penelitian tindakan kelas (PTK)

Dalam Syarifuddin (2022) Prosedur suatu pengetahuan, pemahaman,


penelitian dengan mengikuti alur PTK ketrampilan, sikap ataupun karakteristik
yaitu, tahap pertama diawali dengan lainnya dari individu. Untuk non tes
perencanaan, yaitu dengan menyusun menggunakan ibservasi dan dokumentasi.
perangkat penelitian yang terdiri dari Instrumen tes yang digunakan merupakan
perangkat pembelajaran (menyusun RPP, tes evaluasi yang di sajikan melalui media
lembar kerja peserta didik, materi), lembar interaktif quizizz. Sedangkan instrumen
observasi, dan intrumen evaluasi. Tahap non tes yang digunakan yaitu lembar
kedua yaitu pelaksanaan tindakan, yaitu observasi aktivitas guru dan siswa. Data
pembelajaran dengan menerapkan model dalam penelitian ini di analisis dengan
Problem Based Learning berbantuan analisis deskriptif. Untuk data kuantitatif
media Quizizz. Tahap ketiga yaitu observasi dianalisis dengan mencari mean, median,
dengan melakukan pengamatan pada modus, membuat interval kelas dan
proses pembelajaran, Kemudian tahap melakukan penyajian dalam bentuk tabel
keempat yaitu refleksi, dengan melakukan grafik. Penelitian ini dikatakan berhasil
identifikasi kekurangan dan kelebihan apabila nilai rata-rata hasil belajar siswa
pelaksanaan pembelajaran diakhir siklus minimal sebesar kriteria ketuntasan
pembelajaran. Arikunto (2010) minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa
mengemukakan bahwa pada tahap ini Indonesia kelas II yang telah ditetapkan
sangat tepat dilakukan ketika guru sekolah yaitu 75, dengan ketuntasan belajar
pelaksana telah selesai melakukan 85% dari jumlah anak yang hadir.
tindakan, kemudian berharap dengan
peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mencatat hasil observasi dan pelaksanaan Pada kondisi awal sebelum dilakukan
pembelajaran, evaluasi hasil observasi dan tindakan, didapatkan hasil tes evaluasi
analisis hasil pembelajaran, memperbaiki siswa kelas II yang diikuti sebanyak 30
kelemahan pra siklus pada siklus I, peserta didik diperoleh hasil yang jauh dari
kemudian memperbaiki kelemahan siklus I harapan. Hal ini dikarenakan masih
pada siklus II. banyak peserta didik yang beum mencapai
Teknik pengumpulan data pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
penelitian ini menggunakan tes dan non harus di capai yaitu 75. Hasil evaluasi
tes. Teknik tes merupakan metode atau (penilaian harian) menunjukkan dari 30
strategi yang digunakan dalam mengukur peserta didik kelas II, hanya 13 peserta
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 29

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

didik (43,33%) yang mencapai nilai tes formatif pada pra siklus dapat di lihat
ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai pada tabel 1.
rata-rata yang di capai adalah 64,33. Hasil

Tabel 1. Hasil Belajar Pra Siklus

No. Aspek Deskripsi

1. Jumlah Peserta Didik 30 Orang


2. Jumlah Peserta Didik Tuntas 13 Orang (43,33%)

3. Jumlah Peserta Didik Tidak Tuntas 17 Orang (56,67%)


4. Jumlah Nilai Keseluruhan 1930

5. Nilai Tertinggi 100


6. Nilai Terendah 0

7. Rata-rata Nilai 64,33

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa Siklus I dan Siklus II


terdapat 13 peserta didik yang tuntas Setelah diberikan tindakan perbaikan
dengan persentase 43,33% dan 17 peserta dari pra siklus pada siklus I dan siklus II
didik yang tidak tuntas dengan persentase dengan menerapkan model Problem Based
56,67%. Nilai tertinggi yang diperoleh yaitu Learning berbantuan media Quizizz
100 dan nilai terendah adalah 0. Nilai rata- terdapat kenaikan ketuntasan klasikal
rata pada pra siklus yakni 64,33. Hal ini dengan rata-rata nilai di atas KKM.
masih jauh dari kriteria kentutasan Rekapitulasi data hasil belajar pada siklus I
minimal (KKM) 75, sehingga diberikan dan siklus II dapat dilihat pada tabel 2.
tindakan perbaikan pada Siklus I dan
Siklus II dengan penerapan model Problem
Based Learning berbantuan meida Quizizz.

Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Deskripsi
No. Aspek
Siklus I Siklus II
1. Jumlah Peserta Didik 30 Orang 30 Orang
2. Jumlah Peserta Didik 21 Orang (70,00%) 28 Orang (93,33%)
Tuntas
3. Jumlah Peserta Didik 9 Orang (30,00%) 2 Orang (6,67%)
Tidak Tuntas
4. Jumlah Nilai Keseluruhan 2330 2710
5. Nilai Tertinggi 100 100
6. Nilai Terendah 30 70
7. Rata-rata Nilai 77,67 90,33
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 30

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II


30 28

Jumlah Siswa 30
25 21
20
15
9
10
5 2 70,00%93,33%
0
Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal

Siklus I Siklus II

Gambar 2. Diagram Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Hasil tes evaluasi di siklus I telah memenuhi harapan sesuai tuntutan


menemukan efek utama bahwa tindakan indikator keberhasilan yaitu 85% atau lebih
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta ketercapaian untuk ketuntasan klasikal.
didik. Permasalahan yang masih tersisa Oleh kerenanya upaya perbaikan lebih
yang perlu dipecahkan yakni hasil belajar lanjut masih perlu diupayakan sehingga
pada siklus I ketuntasan klasikal belum penelitian masih harus berlanjut pada
optimal. Pada siklus I terdapat 21 peserta siklus berikutnya. Hasil refleksi pada siklus
didik yang tuntas dengan persentase 1 diperoleh data rata-rata nilai (mean) yaitu
ketuntasan 70,00% dan yang tidak tuntas 77,67. Median (nilai tengah) adalah 80.
terdapat 9 peserta didik dengan persentase Modus (nilai yang sering muncul) adalah
ketuntasan 30,00 %. Hal ini masih belum 80. Data kelas interval tersaji pada tabel 3.

Tabel 3. Data Kelas Interval Siklus I

No. Interval Nilai Tengah Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif


1. 30 – 41 36 1 3,3%
2. 42 – 53 48 1 3,3%
3. 54 – 65 60 3 10%
4. 66 – 77 72 4 13,3%
5. 78 – 89 84 11 36,8%
6. 90 – 100 95 10 33,3%
Total 30 100%

Frekuensi Interval Siklus I


14
12 11
10
Frekuensi

10
8
6 4
4 3
2 1 1
0
30-41 42-53 54-65 66-77 78-89 90-100
Interval Nilai

Gambar 3. Diagram Frekuensi Interval Siklus I


Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 31

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Pada tahap siklus II, kegiatan persentase ketuntasan mencapai 93,33%


pembelajaran mengacu pada perencanaan dan peserta didik yang tidak tuntas hanya 2
pembelajaran yang telah disusun dengan orang dengan persentase ketuntasan
berbagai perubahan mengingat dan 6,67%. Analisis kuantitatif menggunakan
mempertimbangkan berbagai masukan data yang diperoleh rata-rata (mean) 90,33
yang didapat pada siklus I. Pemberian tes median (nilai tengah) adalah 90, modus
evaluasi diberikan pada akhir (nilai yang sering muncul) adalah 100. Data
pembelajaran siklus II. Pada siklus II ini kelas interval siklus II di sajikan pada tabel
mengalami peningkatan peserta didik yang 4.
tuntas terdapat 28 orang dengan

Tabel 4. Data Kelas Interval Siklus II

No. Interval Nilai Tengah Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif


1. 70 – 74 72 2 6,7%
2. 75 – 79 77 0 0%
3. 80 – 84 82 7 23,3%
4. 85 – 89 87 0 0%
5. 90 – 94 92 9 30%
6. 95–100 98 12 40%
Total 30 100%

Frekuensi Interval Siklus II


14 12
12
9
Frekuensi

10
8 7
6
4 2
2 0 0
0
70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-100
Interval Nilai

Gambar 4. Diagram Frekuensi Interval Siklus II

Pembahasan sebelumnya. Penerapan model Problem


Penelitian ini mengacu pada tahap- Based Learning berbantuan media Quizizz
tahap pra siklus, siklus I dan siklus II yakni ini berpengaruh terhadap hasil belajar
tahapan perencanaan, tindakan, observasi siswa pada siklus I dan siklus II. Hal ini
dan refleksi dapat dikatakan. Tahapan terlihat dari peningkatan hasil belajar
perencanaan disini yaitu mempersiapkan peserta didik pada siklus I dan siklus II.
RPP dan perangkat ajar lainnya. Kemudian Selanjutnya pada tahap observasi
mempersiapkan bahan-bahan pendukung dilakukan saat kegiatan pembelajaran
seperti bahan ajar, media pembelajaran, berlangsung untuk melihat bagaimana
alat evaluasi. Dan yang pasti kegiatan pembelajaran dengan tindakan
mempersiapkan diri dengan membaca yang di rencanakan apakah sesuai dengan
teori-teori model Problem Based Learning rencana atau tidak. Kegiatan refleksi
agar dapat di terapkan dengan baik dan tindakan pada siklus I, maka dilakukan
benar. Pada tahap pelaksanaan kegiatan upaya perbaikan pada siklus II.
pembelajaran berjalan sesuai alur dan Hasil analisis data menunjukkan
rencana yang telah di tetapkan bahwa penerapan model problem based
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 32

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

learning berbantuan media Quizizz dapat interaktif yang dapat digunakan membuat
meningkatkan hasil belajar peserta didik evaluasi pembelajaran menjadi lebih
kelas II SD Negeri 1 Jeketro. Hal ini terlihat menarik bagi peserta didik (Sukartini,
dari kegiatan pembelajaran peserta didik 2022).
lebih aktif, karena model problem based Kontribusi penelitian ini secara
learning merupakan salah satu cara berfikir teoritis mendapatkan teori baru tentang
kritis dan mendapatkan ketrampilan dalam hasil belajar peserta didik melalui model
pemecahan masalah untuk mendapatkan pembelajaran problem based learning
pengetahuan dan konsep materi yang berbantuan media quizizz. Sedangkan
sedang di pelajari. Penerapan model secara praktis yang paling utama adalah
problem based learning berbantuan media peserta didik mendapatakan situasi belajar
quizizz dapat ini terbukti dapat yang sangat menyenangkan. Hal ini
meningkatkan hasil belajar peserta didik dikarenakan dalam kegiatan belajar terasa
dilihat dari hasil belajar pada siklus I dan seperti sedang bermain, serius tapi santai
siklus II. Pada siklus I terdapat 21 peserta dalam belajar. Pada akhirnya peserta didik
didik yang tuntas dengan mendapatkan termotivasi dan aktiv dalam proses
rata-rata nilai 77,67. Sedangkan persentase pembelajaran sehingga dapat
ketuntasan klasikal baru mencapai meningkatkan hasil belajar peserta didik.
70,00%. Hal ini diakibatkan penerapan
model problem based learning berbantuan 4. KESIMPULAN
media quizizz belum maksimal di Berdasarkan hasil dari analisis data
aplikasikan di kelas II. Kemudian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Siklus II dilakukan upaya perbaikan lebih penerapan model pembelajaran problem
maksimal dengan membuat perencanaan based learning berbantuan media quizizz
lebih baik. Menggunakan alur dan teori dapat meningkatkan hasil belajar peserta
dari model problem based learning dan didik. penggunaan quizizz sebagai media
media quizizz dengan benar dan maksimal. pembelajaran yang efektif, karena dalam
Dengan upaya tersebut peserta didik aplikasi tersebut proses belajar menjadi
mendapatkan hasil belajar yang meningkat lebih menarik dan menyenangkan. Saran
dari siklus I. Terlihat dari hasil belajar bagi guru yang ingin melakukan kegiatan
peserta didik pada siklus II meningkat pembelajaran yang menarik dan
menjadi 28 peserta didik yang tuntas menyenangkan dapat menggunakan model
dengan rata-rata nilai 90,33. Presentase pembelajaran problem based learning dan
ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai media interaktif quizizz. Karena dengan
93,33%. Penelitian ini dapat di katakan model pembelajaran tersebut peserta didik
berhasil karena ketuntasan klasikal dapat belajar serius tapi santai, dan
melebihi indikator keberhasilan yang penggunaan media interaktif quizizz ini
ditetapkan yaitu 85%. dapat memotivasi dan menarik minat
Temuan ini diperkuat dengan temuan belajar peserta didik. Dengan demikian
Lider (2022) yang menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik juga akan
penerapan model pembelajaran problem meningkat.
based learning berbantuan media quizizz
dapat meningkatkan hasil belajar. DAFTAR PUSTAKA
Penerapan model pembelajaran problem Aini, N. A., Syachruroji, A., &
based learning semestinya dijadikan Hendracipta, N. (2019).
sebagai salah satu pilihan dari beberapa Pengembangan LKPD berbasis
metode yang ada mengingat model ini telah problem based learning pada
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan mata pelajaran IPA materi
prestasi belajar siswa melalui kerjasama,
berkreasi, bertindak aktif, bertukar
gaya. Jurnal Pendidikan Dasar,
informasi, mengeluarkan pendapat, 10(1), 68-76.
bertanya, berdiskusi, berargumentasi dan
Arikunto, S. (2010). Dasar-Dasar
lain-lain (Lider, 2022). Media quizizz
merupakan salah satu media pembelajaran Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 33

“Optimalisasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Melalui PTK”

Arjanggi, R., & Setiowati, E. A. (2013). terhadap


Meningkatkan belajar berdasar peningkatan hasil belajar
regulasi diri melalui pendidikan jasmani olahraga
pembelajaran kooperatif tipe dan
jigsaw. Makara Seri Sosial kesehatan: meta-analisis.
Humaniora, 17(1), 55-63. Indonesian Journal of
Educational Development, 2(1),
Chaiyo, Yanawut. (2017). “The Effect of 1-9.
Kahoot, Quizizz and Google
Forms on the Student Perception Rusman. (2014). Model-model
in the Classroom Response pembelajaran:
System”. Journal Chiang Rai mengembangkan
College. Thailand. profesionalisme guru. Rajawali
Pres.
Kemmis, S. & Taggart, M. R. (1998).
The Action Research Planner, Rusman. (2018). Model-model
(Victoria pembelajaran (Mengembangkan
Dearcin University Press. Profesionalisme Guru). Jakarta :
Kristinawati, E., Susilo, H., & Gofur, A. Raja Grafindo Persada.
(2018). ICT Based-Problem
Based Sukartini, N. N. (2022). Penerapan
Learning on Students’ Cognitive model problem based learning
Learning Outcomes. Jurnal berbantuan evaluasi quizizz
Pendidikan Sains, 6(2), 38-42. untuk meningkatkan hasil
belajar IPS. Indonesian Journal
Lider, G. (2022). Penerapan model of Educational
pembelajaran problem based Development, 3(1), 73-82.
learning berbantuan aplikasi
quizizz untuk meningkatkan Susiyanti, E. (2017). Penggunaan
prestasi belajar matematika Metode Demonstrasi dan Media
siswa kelas VI semester 1 SD Nyata Untuk Meningkatkan
Negeri 5 Sangsit. Indonesian Hasil Belajar IPA Tentang
Journal of Educational Struktur Akar Pada Siswa Kelas
Development, 3(1), 189-198. IV Sdn 11 Tebatkarai Kabupaten
Kepahiang. JPGSD: Jurnal
Ngalimun. (2012). Strategi dan model Ilmiah Pendidikan Guru
pembelajaran. Aswaja Sekolah Dasar, 10(1), 18-21.
Pressindo.
Syarifuddin, S., & Nurmi, N. (2022).
Nurhayati, E. (2020). Meningkatkan Pembelajaran Berdiferensiasi
keaktifan siswa dalam dalam Meningkatkan Hasil
pembelajaran daring melalui Belajar Matematika Siswa Kelas
media game edukasi quiziz pada IX Semester Genap SMP Negeri
masa pencegahan penyebaran 1 Wera Tahun Pelajaran
covid-19. Jurnal Paedagogy, 2021/2022. JagoMIPA: Jurnal
7(3), 145-150. Purbokawotjo, R. Pendidikan Matematika dan
Suganda, A. Gazali, dan D.H. IPA, 2(2), 93-102.
Dequitjo (1990)
Parwata, I. M. Y. (2021). Pengaruh
metode problem based learning

Anda mungkin juga menyukai