Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

DISERTAI UMPAN BALIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN STATIKA KELAS X
PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
DI SMK NEGERI 1 BLITAR

Seno Widhiantoro, Made Wena dan I Made Oka Mulya


Universitas Negeri Malang
E-mail: oneswiddy@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil


belajar siswa pada mata pelajaran statika kelas X TGB SMK Negeri 1
Blitar melalui penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah
disertai umpan balik. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X TGB SMK Negeri 1 Blitar yang
berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran pemecahan masalah disertai umpan balik pada siswa
kelas X TGB SMK Negeri 1 Blitar secara signifikan dapat
meningkatkan hasil pembelajaran. Hal ini terbukti dari adanya
peningkatan hasil belajar pada tiap siklus, yaitu (1) pada siklus I
ketuntasan belajar siswa mencapai 67%, kategori cukup, (2) pada
siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 86%, kategori baik, atau
mengalami peningkatan sebesar 19%.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah, Umpan Balik,


Hasil Belajar, Statika

Statika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada SMK
Bangunan, khususnya di SMK Negeri 1 Blitar. Dalam pelajaran statika siswa
dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman. Banyak
anggapan dari siswa bahwa pelajaran statika sulit karena banyak soal-soal
hitungan dan gambar, sehingga mereka cenderung malas dan beranggapan statika
tidak menyenangkan dan sulit untuk dipelajari. Guru seharusnya memahami
bahwa pengajaran yang baik adalah dengan melibatkan siswa secara aktif ke
dalam proses pembelajaran (Dimyati dan Mujiono, 1994: 56). Tidak hanya
mengajar dengan cara guru yang aktif menerangkan, memberi contoh,
memberikan soal atau sekedar tanya jawab lisan dan siswa hanya duduk
mendengarkan dan mencatat. Kerumitan suatu materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media

1
2

pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui
kata-kata. Dengan model pembelajaran yang demikian, nilai hasil belajar siswa
menjadi rendah. Hal ini berdasarkan data nilai statika selama 3 tahun terakhir.
Pada tahun ajaran 2013/2014 presentase kelulusan sebesar 11%. Pada tahun
ajaran 2012/2013 presentase kelulusan sebesar 24%, sedangkan tahun ajaran
2011/2012 presentase kelulusan sebesar 0%. Seperti yang dijelaskan pada tabel
berikut ini.
Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Siswa Mata Pelajaran Statika

Tahun Jumlah Tidak Presentase


No Semester Lulus
Ajaran Siswa Lulus Kelulusan
1 Genap 2013/2014 72 8 64 11 %
2 Genap 2012/2013 72 0 72 0 %
3 Genap 2011/2012 71 17 54 24 %
Sumber : DNA Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Blitar

Untuk mengatasi masalah tersebut, tentu diperlukan strategi pembelajaran


yang mampu mengatasi kesulitan guru dalam melaksanakan tugas mengajar dan
juga kesulitan siswa. Disini guru harus mampu menggunakan dan memilih
strategi pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mencapai hasil belajar
yang maksimal. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat adalah adalah strategi
pembelajaran pemecahan masalah. Gagne (1985) (dalam Wena 2013: 52)
menjelaskan bahwa “Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk
menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya
mengatasi situasi yang baru”.
Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan
menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar
terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan suatu
kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan
dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan
masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu
yang dimaksud adalah prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang
dapat menigkatkan kemandirian dalam berpikir. Keberhasilan penerapan strategi
pemecahan masalah dapat diketahui dari peningkatan prestasi belajar siswa.
Ukuran prestasi belajar dapat melalui evaluasi formatif siswa, karena prestasi
belajar dapat dijadikan indikator kecerdasan peserta didik terhadap suatu materi
3

pelajaran (Arifin, 2011: 13). Maka pemecahan masalah sangat penting dalam
pembelajaran statika. Peneliti juga mengembangkan strategi pemecahan masalah
dengan disertai umpan balik, selain dapat meningkatkan prestasi, siswa juga
memperoleh pengalaman belajar dari pengetahuan dan ketrampilan yang sudah
dimiliki.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka diperlukan suatu
tindakan guru untuk menerapkan suatu strategi pembelajaran yang sekiranya
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Statika.
Harapannya untuk memudahkan siswa dalam belajar memahami mata pelajaran
Statika dan menjadikan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena penelitian ini
berangkat dari masalah yang ada di lapangan. Sedangkan pendekatan penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
karena pada saat pemaparan data, peneliti menggunakan bentuk narasi. Penelitian
ini bertujuan untuk memperbaiki dan memecahkan masalah di dalam proses
pembelajaran statika siswa kelas X TGB SMK Negeri 1 Blitar. Menurut
pengertiannya penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja di munculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Kristiyanto (2010: 18) menyatakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah “suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek
pembelajaran dilaksanakan”.
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana pengumpulan
data, penganalisis, observer dan pelapor hasil. Peneliti juga berperan sebagai
rekan kerja guru statika bekerja sama dalam menyusun konsep tindakan yang
akan dilakukan. Jadi dalam menyusun konsep tindakan kelas tidak hanya
menyusun berdasarkan pemikiran-pemikiran peneliti saja melainkan juga harus
memperhatikan pemikiran-pemikiran guru statika. Kehadiran peneliti dalam
4

penelitian tindakan kelas mutlak diperlukan karena sebagai penentu skenario


pelaksanaan, pengumpul data yang dilakukan dalam situasi sesungguhnya yang
dialami peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh dua observer yaitu
guru statika dan rekan peneliti.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Blitar pada
siswa kelas X TGB dengan jumlah 36 siswa, yang terdiri dari 25 putra dan 11
putri. Materi yang diajarkan oleh peneliti adalah materi titik berat dan momen
inersia.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang
pembelajaran statika. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif sedangkan teknik pengumpulan data ini adalah tes, observasi,
dokumentasi dan catatan lapangan. Pengamatan dilakukan pada saat proses
pembelajaran statika dilakukan. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa
kelas X TGB SMK Negeri 1 Blitar dan guru statika.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan.
1. Tes
Tes pada penelitian ini digunakan untuk melihat peningkatan,
pemahaman, dan pencapaian hasil belajar siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Mulyasa (2005: 100) mengemukakan bahwa “tes merupakan suatu
alat pengumpulan informasi bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan,
tes itu disusun secara sistematis dan obyektif, dapat berupa tugas yang terdiri dari
pertanyaan/perintah yang diberikan kepada individu atau kelompok”. Tes yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah berupa soal-soal yang nanti akan
dikerjakan oleh siswa.
2. Observasi
Menurut Winarno (2006: 66) “di dalam pengertian psikologi, observasi
atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indra”. Pada penelitian ini
observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran Statika. Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi
digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran. Apa
5

kendala yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran statika. Dengan


observasi, peneliti memperoleh data berupa gambaran proses pembelajaran,
melalui respon siswa terhadap pembelajaran. Kegiatan pengamatan ini
menggunakan pedoman pengamatan dalam bentuk lembar observasi.
Pelaksanaannya dengan cara melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan
siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini tidak begitu sulit, dalam
arti apabila ada kekeliruan sumber data masih tetap, belum berubah. Dalam
penelitian ini, dokumentasi dipakai sebagai data pendukung informasi yang
berguna untuk mengetahui kegitan pembelajaran di kelas. Dokumentasi dalam
penelitian ini berupa pengambilan foto saat proses pembelajaran Statika yang
dilaksanakan pada kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Blitar.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah pencatatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung antara kegiatan guru dan siswa yang berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan. Wiriatmaja (2008: 125) mengemukakan bahwa “keberhasilan suatu
penelitian tergantung pada bagaimana rincian, ketepatan, dan luasnya catatan
lapangan”. Catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan yang
terkumpul selama melakukan penelitian. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti
setiap kali selesai mengadakan pengamatan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka teknik analisa data
menggunakan uji statistik deskriptif kuantitatif yang merupakan jenis analisis
statistik yang bermaksud mendeskripsikan sifat-sifat sampel atau populasi. Pada
data kuantitatif maka teknik analisis data menggunakan data deskriptif persentase
menurut Sudijono (2008: 40-41) dengan rumus sebagai berikut.
f
P= × 100 %
N
Keterangan
P = Angka persentasi
F = Frekuensi yang dicari jumlah persentasenya
N = Number of Case (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
100 % = Konstanta
6

Sebagai patokan terhadap nilai hasil analisis persentase digunakan


klasifikasi sebagai berikut:
Tabel Persentase Taraf Keberhasilan Tindakan
No Persentase Klasifikasi

1 76%-100% Baik
2 56%-75% Cukup
3 40%-55% Kurang Baik
4 < 40% Tidak Baik

(Sumber: Arikunto, 2002: 313)


Sedangkan pada data kualitatif, peneliti menggunakan analisis model
Miles dan Huberman yang mana dalam menganalisis data kualitatif dapat
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.
Menurut Sugiyono (2010: 246) “Aktivitas dalam menganalisa data, yaitu data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya.
Peneliti mencoba memilih data yang relevan, penting, bermakna, dan data
yang berguna untuk menjelaskan apa yang menjadi sasaran analisis.
b. Penyajian Data (Data Dsiplay)
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan naratif teks dalam menyajikan data. Penyajian data membantu
penelitian untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dari hasil penelitian.
c. Conclusion Drawing/Verification
Merupakan suatu cara untuk menarik makna dari kata-kata yang telah
ditampilkan, peneliti berusaha menarik kesimpulan dengan menarik variasi
berdasarkan catatan. Kesimpulan merupakan inisiatif dari analisis yang
memberikan pernyataan tentang dampak dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan maupun efektifitas proses pembelajaran yang dilakukan.
7

HASIL
Siklus 1
Berdasarkan data hasil observasi pada siklus 1, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1.2 Data Hasil Observasi Pengamatan Sikap Siklus 1

  Nilai Sikap
Siklus I 68,44%
Kategori Cukup

Berdasarkan tabel 1.2 diatas dapat diketahui bahwa nilai sikap masih
dalam kategori cukup dengan presentase sebesar 68,44 %.

Tabel 1.3 Data Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

Tuntas Tidak Tuntas


Presentase (%) 67% 33%
Jumlah Siswa 24 12

Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas
belajar sebanyak 24 siswa dengan presentase sebesar 67%, dan yang tidak tuntas
belajar sebanyak 12 siswa dengan presentase sebesar 33%. Tabel juga tersebut
menunjukan pada siklus I ketuntasan belajar kelas X TGB belum tercapai, karena
ketuntasan belajar yang harus dicapai yaitu minimal sebesar 75%. Maka untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I ini, harus dilanjutkan pada siklus II.

Siklus 2
Berdasarkan data hasil observasi pada siklus 2, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1.4 Data Hasil Observasi Pengamatan Sikap Siklus 2

  Nilai Sikap
Siklus II 81,11%
Kategori Baik

Berdasarkan tabel 1.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai sikap masuk
dalam kategori baik dengan presentase sebesar 81,11 %.

Tabel 1.5 Data Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2

Tuntas Tidak Tuntas


Presentase (%) 86% 14%
Jumlah Siswa 31 5
8

Berdasarkan tabel 1.5 diatas dapat diketahui bahwa sudah ada peningkatan
hasil belajar dari siklus I ke siklus II, yaitu siswa yang tuntas belajar sebanyak 31
siswa dengan presentase sebesar 86% dan yang tidak tuntas belajar sebanyak 5
siswa dengan presentase sebesar 14%. Hal ini menunjukan pada siklus II tingkat
ketuntasan belajar kelas X TGB sudah tercapai, karena ketuntasan belajar yang
harus dicapai yaitu minimal sebesar 75%.

PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
TGB pada mata pelajaran statika di SMK Negeri 1 Blitar dikarenakan pada kelas
tersebut hasil belajar siswa masih sangat kurang. Siswa juga merasa kurang
bersemangat, dan merasa takut dalam mengerjakan soal statika karena mereka
beranggapan statika merupakan pelajaran yang sulit.
Pada hasil observasi awal atau pra tindakan terkait suasana kelas dan hasil
belajar siswa kelas X TGB SMK Negeri 1 Blitar, diperoleh informasi bahwa, (1)
pembelajaran masih bersifat konvensional yaitu ceramah dan pemberian tugas,
(2) siswa banyak yang pasif dan bergurau selama pembelajaran, (3) tingkat
kelulusan siswa hanya sebesar 15%, atau 5 siswa saja yang lulus dari total 36
siswa.
Untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran statika, peneliti
berdiskusi dengan guru statika SMK Negeri 1 Blitar dengan menerapkan strategi
pembelajaran pemecahan masalah dengan disertai umpan balik ke dalam
pembelajaran statika. Penggunaan strategi pemecahan masalah sangat cocok
untuk pembelajaran statika, seperti untuk mengembangkan ketrampilan tingkat
tinggi. Hal ini didukung oleh pendapat Hamdani (2011: 84) “pemecahan masalah
mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran”.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran statika dengan penerapan
strategi pembelajaran pemecahan masalah disertai umpan balik yang
dilaksanakan selama 2 siklus terdiri dari 4 kali pertemuan, peneliti dan guru
melakukan refleksi akhir. Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus 1 dan 2
adalah sebagai berikut: dalam penelitian ini, aspek yang dilihat adalah
keterampilan siswa dalam penyelesaian suatu masalah/soal dan peningkatan hasil
9

belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Ketuntasan hasil belajar siswa


pada awal sebelum adanya tindakan sebesar 15%, kemudian setelah dilakukan
tindakan siklus 1 ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 67% , mengalami
peningkatan sebesar 52%. Pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar meningkat
menjadi 86%, atau mengalami peningkatan sebesar 19% dari siklus 1.
Dari paparan data di atas, dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang
signifikan dari observasi awal/ pra tindakan, siklus 1 hingga ke siklus 2 tentang
ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran statika dengan penerapan
strategi pembelajaran pemecahan masalah disertai umpan balik dengan hasil baik,
sehingga hasil penelitian ini dihentikan karena sudah mencapai taraf keberhasilan.
Kemudian dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa penelitian tindakan
kelas dengan penerapan pemecahan masalah disertai umpan balik dapat
meningkatkan hasil belajar statika. Dari aspek kinerja guru, dalam penataan
materi, penataan alat dan media pembelajaran, penataan siswa. Aspek suasana
akademik dan aktivitas siswa dan aspek hasil belajar atau prestasi belajar siswa,
baik dari keterampilan psikomotorik, afektif dan perkembangan kognitif.

PENUTUP
Kesimpulan
Penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah disertai umpan balik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TGB SMK Negeri 1 Blitar.
Peningkatan ini terlihat pada siklus I, presentase ketuntasan belajar didapat
sebesar 67% dan pada siklus II didapat presentase ketuntasan belajar sebesar
86%, atau mengalami peningkatan sebesar 19%. Peningkatan hasil belajar ini
terjadi karena proses pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah
pemecahan masalah yang terdiri dari: (1) analisis soal, (2) transformasi soal, (3)
operasi hitungan, (4) pengecekan dan interpretasi. Serta instrumen penelitian
yang menunjang pembelajaran telah diterapkan dengan baik. Dari peningkatan
akhir siklus II sudah dipastikan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran statika
ini baik.
10

Saran
Dari hasil temuan penelitian ini maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Dalam penerapan strategi pemecahan masalah siswa harus didorong untuk
lebih aktif, karena dalam pembelajaran diperlukan keterlibatan banyak
siswa.
2. Guru harus mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa dengan
baik, karena siswa yang malas akan akan tertinggal.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Dimyati & Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Kristiyanto, Agus. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: UNS Press.
Mulyasa. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno. 2006. Dimensi Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang:
Laboratorium Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang
Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai