Abstrak
Tujuan Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk: 1) meningkatkan nilai
pengetahuan dan nilai praktik keterampilan siswa, 2) pengimplemetasian ilmu
pengetahuan terhadap teknologi yang berkembang di masyarakat. Subjek dari
penelitian ini adalah 27 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 9 Kota Bengkulu. Penelitian
ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran dengan tahapan-tahapan dalam tiap
siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Data hasil
pengetahuan siswa di proleh dari tes ujian pilihan ganda di akhir masing-masing
siklus. Hasil analisa menunjukkan: 1) terjadi peningkatan nilai rata-rata nilai
pengetahuan siswa yaitu dari 74.59 dengan ketuntasan 55.6% pada siklus I dan pada
siklus II menjadi 78.37 dengan ketuntasan 88.88%. 2) terjadi peningkatan aktivitas
guru dari kategori cukup dengan nilai 64.21 pada siklus I menjadi kategori baik
dengan nilai 77.89 pada siklus II. 3) terjadi peningkatan aktivitas siswa dari kategori
cukup dengan nilai 63 pada siklus I menjadi kategori baik dengan nilai 77 pada siklus
II.
Kata kunci: Project Based Learning, hasil belajar, aktivitas siswa
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang paling dibutuhkan pada situasi
mempersiapkan sumber daya manusia, diantaranya mengadakan tatanan
pembelajaran yang berfokus pada hasil pembelajaran yang sesuai. Untuk itu di
perlukan sistem kurikulum yang sesuai, penerapan pendidikan yang kompeten serta
tenaga pendidik yang memiliki semangat untuk lebih baik dengan penerapan model
pembelajaran, penggunaan metode, pendekatan serta sarana yang dibutuhkan dalam
pemeblajaran juga mendukung untuk tercapainya tujuan yang dikehendaki.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas XI IPA 3 dari 32 siswa hanya.
Pembelajaran dirancang dengan sangat baik untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dengan memfokuskan pada tujuan pembelajaran, karakteristik siswa,
materi yang disampaikan, serta sumber belajar yang tersedia agar siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Namun tidak
jarang ditemui pembelajaran yang kurang memiliki daya tarik dan kurang efektif
sehingga hasil belajar yang di peroleh tidak optimal.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil yaitu penggunaan
model pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Model konvensional dan
ekspositori yang dimaksud yaitu masih menggunakan metode cerama di sepanjang
proses pembelajaran sedangkan metode ekspositori yaitu pengerjaan latihanlatihan
|1
dan juga menyalin beberapa ringkasan dari buku-buku acuan yang menyebabkan
kurang interaktif siswa dalam pembelajaran berdampak pada hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar merupakan permasalahan dalam proses
pembelajaran yang sampai pada saat ini sering di jumpai. Permasalahan tersebut
juga di jumpai pada proses pembelajaran di SMA Negeri 9 Kota Bengkulu.
Berdasarkan hasil observasi awal terhadap proses pembelajaran Biologi kelas XI Di
SMAN 9 Kota Bengkulu, hasil belajar yang diperoleh siswa kurang memuaskan atau
tergolong rendah. Menurut keriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 70. Dilihat
dari pencapaian nilai awal yang diperoleh siswa dimana sebanyak 70% dari jumlah
siswa yang tidak mencapai ketetapan nilai KKM yaitu sehingga hal ini menjadi
indikator bahwa pembelajaran yang diterapkan selama ini kurang efektif.
Menurut (Maulidya & Nugraheni, 2021) hasil belajar merupakan
tolak ukur keberhasilan dalam dunia Pendidikan untuk mengukur
kemampuan, pemahaman, dan proses pembelajaran. Untuk meningkatkan
hasil belajar siswa perlu diadakan perubahan metode belajar yang
digunakan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa itu sendiri, oleh
karena itu selama proses pembelajaran berlangsung keterlibatan siswa
secara aktif dalam menyelesaikan tugas maupun berdiskusi kelompok akan
menunjang pencapaian hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Salah satu model pembelajaran yang bisa kita gunakan untuk
mencapai hal tersebut adalah model pembelajaran Project Based Learning.
Model Project Based Learning merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perseorangan atau kelompok kecil ini akan berpengaruh terhadap peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi, membekali siswa dengan keahlian,
menghasilkan produk atau project yang nyata, serta terciptanya kerja sama yang
baik antar anggota kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Noviyana, 2017) dengan
judul penelitian “pengaruh model pembelajaran berbasis project untuk
meningkatkan hasil belajar siswa” dari penelitian ini terlihat bahwa melalui
pembelajaran berbasis project tersebut membawa suasana belajar menjadi
menyenangkan sehingga siswa secara sadar menikmati proses pembelajaran yang
merujuk pada pemebajaran yang serius serta focus dalam menerima materi yang
disampaikan sehingga menyebabkan hasil belajar yang sebelumnya rendah menjadi
meningkat.
Berdasarkan yang telah dipaparkan, oleh sebab itu dilakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di SMAN 9 Kota Bengkulu”.
METODE
Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian Tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan adalah suatu proses yang
dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam
situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan
menghasilkan perubahan. Kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan
yang dapat dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan prosedur
tersebut. Penelitian ini menghendaki perubahan untuk meningkatkan hasil
2|
belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN 9
Kota Bengkulu dengan jumlah siswa 27 orang pada tanggal 14 Maret 2023
sampai 30 Juni 2023.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus
II. Dimana kedua siklus merupakan rangkaian kegiatan yang saling
berkaitan. Artinya pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I.
Setiap siklus terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Apabila hasil siklus I masih belum ideal, maka
akan dilanjutkan dengan siklus selanjutnya hingga diperoleh kondisi ideal.
Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas menurut
Arikunto (2011), dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
1. Siklus I
Pada siklus I ada 4 tahapan yang harus dilalui yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Pada siklus I ada 2 penilaian yang di ukur yaitu aktivitas siswa
dan hasil tes belajar siswa. Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh
4|
dua pengamat. Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat yang
sama dan pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah
disiapkan. Untuk melihat hasil analisis observasi aktivitas guru bisa
ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini :
Kegiatan Pendahuluan: √
Siswa menjawab salam.
Siswa berdoa (untuk mengawali √
kegiatan pembelajaran).
Siswa melakukan komunikasi √
tentang kehadiran siswa lain.
1. Penentuan Kegiatan Inti:
Proyek Siswa mengamati √
gambar/media macam-macam
sumber yang diperintahkan guru.
Siswa menjawab pertanyaan dari √
guru.
Siswa mengidentifikasi √
permasalahan yang terikat dengan
topik yang dikaji.
2. Membuat Siswa bersama kelompok √
Perencanaan mengidentifikasi perencanaan
proyek terkait dengan
penyelesaian permasalahan yang
diidentifikasi.
Siswa menyiapkan alat dan bahan √
untuk merancang proyek.
3. Menyusun Siswa menyepakati jadwal √
6|
Jadwal yang diberikan guru
4. Memonitor Kelompok dalam membuat √
Pengerjaan proyek/karya dengan
Proyek memahami konsep yang terkait
dengan materi macam-macam
sumber energi.
Siswa mengerjakan proyek secara √
optimal dan bekerja secara efektif
dan efesien dalam kelompok.
5. Uji Coba Hasil Siswa mempresentasikan hasil √
Proyek pembuatan proyek yang telah
mereka buat.
6. Evaluasi Kegiatan Penutup: √
Siswa menjawab evaluasi yang
diberikan guru.
Siswa menarik kesimpulan √
atau rangkuman hasil belajar.
Siswa bertanya jawab tentang √
materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui
ketercapaian materi).
Siswa mendengarkan guru √
memberikan pesan belajar dan
pesan moral.
Keterangan:
Jika dilihat dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa selama
proses pembelajaran melalui model Project Based Learning pada siklus I
memperoleh hasil cukup yaitu diantaranya: pertama, masih banyak siswa
yang kurang bisa mengidentifikasi masalah yang terkait dengan topik yang
sedang dipelajari. Kedua, siswa juga masih kurang kerjasama dalam
pembuatan proyek. Dan yang ketiga, siswa belum bisa menetapkan waktu
yang telah ditetapkan oleh guru. Jadi nilai rata- rata aktivitas siswa pada siklus
I ini memperoleh hasil 63 yang termasuk dalam kategori cukup
Dan untuk hasil tes belajar siswa pada siklus I dilaksanakan dengan
model Project Based Learning didapatkan bahwa yg mencapai nilai
tuntas dari kriteria ketuntasan minimal sebanyak 15 orang . Untuk
melihat hasil belajar peserta didik pada siklus I ditunjukkan pada tabel
dibawah ini :
|7
Persentase
Rentang Nilai Jumlah Siswa
Ketuntasan
≥75 15 55.6%
<75 12 44.4%
Jumlah 27 100%
Nilai Rata-rata 74.59
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 58
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan karena pada siklus I belum mencapai
kategori keberhasilan dalam pembelajaran model Project Based
Learning. Pada siklus II tahapannya sama seperti siklus I yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Observasi aktivitas peserta didik dan guru pada siklus II
dilakukan oleh dua pengamat. Pada saat yang sama melakukan
pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan. Untuk
melihat hasil aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 4.
Pendahuluan: √
Kemampuan guru membuka
pembelajaran (memberi salam).
Kemampuan guru mengkondisikan fisik √
siswa dengan bertanya jawab tentang
diri siswa.
Melakukan komunikasi tentang √
kehadiran siswa (absen).
Kemampuan guru menanyakan kepada √
siswa tentang pembelajaran yang telah
lalu dan menanyakan mengenai
penyakit pada sistem reproduksi
(apersepsi).
Kemampuan guru menyapaikan tujuan √
pembalajaran yang akan dipejari.
1. Penentuan Kegiatan inti : √
Proyek/peny Guru menunjukkan gambar penyakit
ajian masalah pada sistem reproduksi
Kemampuan guru dalam membagikan √
kelompok secara hetrogen.
8|
Kemampuan guru dalam memaparkan √
topik yang akan dikaji tentang penyakit
pada sistem reproduksi
2. Menyusun Kemampuan guru dalam √
Perencanaan membagikan LKS, bahan bacaan serta
Proyek alat dan bahan untuk pembuatan proyek
video edukasi pada tiap- tiap kelompok.
Kemampuan guru dalam √
mengarahkan siswa untuk memilih
aktivitas yang sesuai dan memastikan
agar proyek dapat dikerjakan
berdasarkan ketersediaan bahan dan
sumber belajar yang ada.
3. Menyusun Kemampuan guru menuliskan jadwal √
Jadwal aktivitas yang mengacu pada waktu
maksimal yang telah disepakati untuk
menyelesaikan projek yang seharusnya
dilakukan.
4. Memonitor Kemampuan guru dalam melakukan √
pembuatan pengawasan terhadap pelaksanaan
proyek proyek yang akan dibuat.
5. Uji Coba Hasil Kemampuan guru membimbing siswa √
Proyek dalam melakukan percobaan dan
berkeliling serta mengahkan siswa yang
mengalami kesulitan.
Kemampuan guru dalam √
membimbing siswa untuk
mempresentasikan hasil dari proyek
yang telah dibuat.
6. Evaluasi Kegiatan Penutup: √
Guru memberikan evaluasi penyakit
pada sistem reproduksi
Kemampuan guru dalam √
menyimpulkan serta penguatan yang
berkaitan dengan penyakit sistem
reproduksi
Kemampuan guru memberikan √
reward kepada siswa.
Kemampuan guru menutup √
pembelajaran.
Penerapan model project based √
learning dalam proses pembelajaran.
Jumlah 74
Rata-rata 77,89
Kategori Baik
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui
penggunaan model Project Based Learning mendapatkan skor rata-rata 77,89
yang termasuk ke dalam kategori baik. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil
yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat dari siklus I.
10 |
Jumlah Persentase
Rentang Nilai
Siswa Ketuntasan
≥75 24 88.88%
<75 3 11.12
%
Jumlah 27 100%
Nilai Rata-rata 78.37
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 68
PEMBAHASAN
Dalam penelitian yang dilakukan dikelas XI IPA 3 SMA Negeri 9 Kota
Bengkulu menggunakan model Project Based Learning yang meliputi enam s
tahap yaitu (1) Menentukan pertanyaan mendasar (2) Menyusun desain
perencanaan proyek (3) Membuat jadwal aktivitas (4) Melakukan monitor pada
perkembangan kinerja peserta didik (5) Menguji hasil kinerja peserta didik (6)
Mengevaluasi pengalaman.
Dalam melaksanakan penelitian dengan menggunakan model Project Based
Learning terhadap kreativitas belajar siswa pada materi macam-macam sumber
energi, dari siklus I ke siklus berikutnya terjadi perubahan dalam proses
pembelajaran kearah yang lebih baik. Hasil observasi terhadap aktivitas guru, siswa
dalam mengelola proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dari siklus I masih
sangat kurang, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan ini di
ukur berdasarkan nilai data yang diperoleh dari masing-masing siklus.
Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan penerapan model
Project Basad Learning pada siklus I diperoleh dengan kategori cukup 64,21, dalam
tahap siklus I kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran masih banyak yang
harus diperbaiki yaitu kemampuan guru dalam mengapersepsi pembelajaran,
kemampuan guru dalam membimbing siswa mempresentasikan hasil kerjanya, lalu
ditingkatkan lagi pada siklus II. Pada siklus II masih ada juga yang harus diperbaiki
seperti guru masih kurang dalam mengawasi siswa sehingga masih ada siswa yang
jalan-jalan dan ribut, akan tetapi pada siklus II mengalami peningkatan dengan
kategori baik 77,89
Aktivitas siswa dalam mengelola pembelajaran dengan penerapan model
Project Basad Learning pada siklus I diperoleh dengan kategori cukup 63. Dalam
tahap siklus I kemampuan siswa dalam mengelola pembelajaran masih banyak yang
harus diperbaiki yaitu siswa kurang bisa mengidentifikasikan masalah yang terkait
dengan topik yang sedang dipelajari, siswa juga masih kurang kerjasama dalam
pembuatan proyek, serta siswa belum bisa menetapkan waktu yang telah
ditetapkan oleh guru, sehingga ditingkatkan lagi pada siklus II. Pada siklus II, semua
siswa berkriteria aktif, berarti adanya peningkatan di berbagai aspek
seperti dengan siswa banyak bertanya kepada guru karena keingintahuan,
Siswa sudah berani mempresentasikan hasil karya kelompoknya didepan
kelas. Dan siswa dapat menyimpulkan sendiri hasil dari presentasi yang
dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini sudah
mengalami peningkatan dengan kategori baik 77.
| 11
Sedangkan untuk hasil tes belajar pada siklus I nilai rata-rata nya
adalah 74.59 dengan ketuntasan 55.6% setelah melaksanakan siklus II
Ketuntasan hasil belajar dari 27 siswa yang mampu mencapai nilai KKM ada
24 orang dan jika dipersentasekan adalah 88.88% dengan nilai rata-ratanya
adalah 78.37. Ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar yang
dilakukan dengan menggunakan model Project Based Learning siswa
mengalami peningkatan dan mencapai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar biologi pada materi
sistem reproduksi siswa meningkat. Sebagaimana yang di kemukakan oleh
Abdurrahman (2009) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah kegiatan belajar. Dan juga menurut Utomo dkk
(2020) bahwa Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar.
Sehingga dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan
model pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan
keadaan kehidupan sehari – hari yakni model Project Based Learning
sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah
pengukuran belajar diatas standar yang ada disekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan model Project Based
Learning dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan aktivitas siswa dan
guru dalam proses pembelajaran di kelas materi sistem reproduksi kelas XI
IPA
2. Terjadi peningkatan nilai rata-rata nilai pengetahuan siswa yaitu dari 74.59
dengan ketuntasan 55.6% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 78.37
dengan ketuntasan 88.88%.
3. Terjadi peningkatan aktivitas guru dari kategori cukup dengan nilai 64.21
pada siklus I menjadi kategori baik dengan nilai 77.89 pada siklus II
REFERENSI
Abdurrahman, Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. rineka Cipta.
Aqib, dkk. (2016). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK.
Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Edisi Revisi VII. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Isnaini Rizki, (2019). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas XI SMA Swasta Bina Insani : Universitas Islam Riau.
Maryati, Iyam (2017). Integrasi Nilai-Nilai Karakter Matematika Melalui
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Pendidikan Matematika
Universitas Pendidikan Indonesia:336
Maulidya, N. S., & Nugraheni, E. A. (2021). Analisis Hasil Belajar Matematika Peserta
Didik Ditinjau dari Self Confidence. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(3), 2584–2593. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i3.903
Noviyana, H. (2017). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Konsep Ekosistem. Jurnal Edumath, 3(2), 110–117.
Paria,La Ade. (2020). Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XII IPA SMA
12 |
negeri 3 Baubau: Universitas Dayanu Ikhsanudin.
Punia, I Wayan. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning : Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sofyan, Herminarto dan Kokom (2016). Pembelajarab Problem Based
Learning Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMK. Jurnal
Pendidikan Vokasi 6(3): 260-271
Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik.
Prestasi Pustaka: Jakarta
Widoyoko, Putro. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
| 13