Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM


BASED LEARNING PADA MATERI KEPENDUDUKAN
DI KELAS XI IPS SMA ST.IGNASIUS MEDAN

Rulih Pranata Bukit, S.Pd


(Guru SMA St.Ignasius Medan)

ABSTRAK

Rulih Pranata Bukit, S.Pd. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning (PBL). Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Kependudukan Di Kelas XI IPS SMA St. Ignasius Medan T.A 2022/2023.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Kependudukan di Kelas XI
IPS SMA St. Ignasius Medan, (2) Peningkatan hasil belajar siswa melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Kependudukan di Kelas XI IPS
SMA St. Ignasius Medan Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam 2 siklus di SMA St. Ignasius Medan dengan subjek penelitian kelas XI
IPS yang berjumlah 45 orang. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui teknik komunikasi
langsung dan komunikasi tak langsung, kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada Materi
Kependudukan. Peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 12,59% dimana pada siklus I
aktivitas belajar siswa sebesar 68, 64% dan pada siklus II 81,23%. (2) Peningkatan
Ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 26,67% dimana pada siklus I hasil belajar siswa
sebesar 62,22% dan pada siklus II 88,89%. Hal ini menyatakan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Kependudukan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

program-program yang telah direncanakan,


terstruktur oleh suatu insititusi, departemen
PENDAHULUAN atau kementtrian suatu negara. Sedangkan
Pendidikan adalah usaha sadar dan pendidikan non formal adalah pengetahuan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari
dan proses pembelajaran agar peserta didik dari berbagai pengalaman baik yang dialami
secara aktif mengembangkan potensi dirinya atau dipelajari dari orang lain.
untuk memiliki kekuatan spiritual Dalam proses pembelajaran guru
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, menjadi pemeran utama dalam menciptakan
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan situasi interaktif yang edukatif, yakni
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa interaksi antara guru dengan siswa, siswa
dan negara. Pendidikan dapat diperoleh baik dengan siswa dan dengan sumber
secara formal dan non formal. Pendidikan pembelajaran dalam menunjang tercapainya
secara formal diperoleh dengan mengikuti tujuan belajar. Untuk terwujudnya proses
pembelajaran seperti itu sudah tentu model pembelajaran yang baik.
menuntut upaya guru untuk Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
mengaktualisasikan kompetisinya secara adalah pembelajaran yang terdiri atas
profesional, terutama aspek metodologis. kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi
Karena aspek tersebut sangat berpengaruh hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pertanyaan (dan merumuskan hipotesis),
dalam proses pembelajaran, terutam mencoba/mengumpulkan data (informasi)
pembelajaran IPS yang dalam dengan berbagai teknik, mengasosiasi/
pelaksanaannya masih kurang bervariatif. menganalisis/mengolah data (informasi) dan
menarik kesimpulan serta
Geografi merupakan salah satu mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari
bagian dari cabang ilmu sosial. Banyak siswa kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan,
beranggapan bahwa pelajaran Geografi keterampilan dan sikap.
merupakan mata pelajaran yang kurang
menarik dan membosankan serta tidak perlu Peraturan Menteri Pendidikan dan
untuk dipelajari. Hal ini terjadi karena Kebudayaan Republik Indonesia nomor 103
kemampuan guru dalam mengembangkan tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
model pembelajaran masih sangat terbatas. pendidikan dasar dan menengah disebutkan
Berdasarkan pengalaman guru masih jarang bahwa pada implementasi Kurikulum 2013
melaksanakan metode pembelajaran sangat disarankan menggunakan pendekatan
bervariasi dalam mengajar. Pada umumnya saintifik dengan model-model pembelajaran
guru hanya menggunakan metode ceramah, inquiry based learning, discovery learning,
tanya jawab dan diskusi sederhana antara project based learning dan problem based
teman sebangku, sehingga hasil belajar learning. (2014 : 638).
Geografi siswa sering tidak memuaskan dan
aktivitas siswa masih rendah. Dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) pada materi
Keadaan ini masih terlihat di SMA Kependudukan diharapkan pada saat proses
ST.Ignasius Medan yang terletak di belajar mengajar siswa dapat lebih aktif dan
Kecamatan Medan Johor , dimana ketuntasan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
hasil belajar siswa hanya mencapai 50% dari Berdasarkan latar belakang dan tinjauan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk terhadap beberapa hasil penelitian yang
Kompetensi Dasar yang ditetapkan yakni 70. sejenis maka peneliti tertarik untuk
Kurangnya minat belajar siswa dan metode menerapkan model pembelajaran Problem
yang dipakai selama ini adalah metode Based Learning (PBL) pada materi
ceramah dan tanya jawab, masih jarang Kependudukan di kelas XI.
menerapkan model pembelajaran yang lain
misalnya model pembelajaran kooperatif, METODE PENELITIAN
pembelajaran kontekstual dan lain-lain. Hal Jenis penelitian ini adalah Penelitian
inilah yang menyebabkan siswa kurang aktif Tindakan Kelas (PTK) dengan pembelajaran
dalam proses pembelajaran sehingga hasil menggunakan model pembelajaran Problem
belajar siswa rendah. Based Learning (PBL) yang bertujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dalam
Salah satu alternatif sebagai langkah
perbaikan pengajaran adalah pemilihan meningkatkan aktifitas dan hasil belajar
siswa yang berlangsung dalam tahapan siklus Instrumen Test Kemampuan Berpikir
yang bermula dari perencanaan, tindakan, Kritis
observasi, refleksi dan kembali pada
perencanaan untuk tindakan ( Arikunto, Menggunakan soal pilihan ganda dengan 5
2008) Dalam penelitian yang berbentuk pilihan dengan jumlah soal sebanyak 30 soal
tes hasil belajar, untuk mengukur hasil
tindakan ini diharapkan masalah dalam
proses pembelajaran dapat diatasi. Adapun belajar siswa dilakukan setiap akhir siklus
rancangan penelitian dapat dilihat pada pelajaran. Kisi-kisi tes diperlihatkan pada
tabel 5. Sebelum tes ini dilakukan terlebih
gambar 2. Prosedur yang akan dilakukan
dalam penelitian adalah empat tahapan yang dahulu dilakukan uji Validitas dan
lazim yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, Reabilitas. Pemberian tes diberikan sebanyak
2 kali, yaitu tes I yang dilakukan pada siklus
(3) pengamatan, (4) refleksi.
I dan tes II pada siklus II. Penelitian ini
Desain Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah
kemepuan siswa meningkat berdasarkan nilai
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara rata-rata setelah diberikan pembelajaran
garis beras terdapat empat tahapan yang Problem Based Learning (PBL).
lazim dilalui (Arikunto dkk, 2008) yaitu : (1)
Perencanaan. Pada tahap ini, peneliti Teknik Analisis Data.
menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana,
kapan, dan bagaimana penelitian dilakukan., Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriftif yaitu:
(2) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan,
dilakukan kegiatan implementasi atau1. Tingkat aktivitas belajar sisa dengan
penerapan perencanaan tindakan., (3) menggunakan rumus Standar Deviasi Ideal
Pengamatan. Pada tahap pengamatan (Arikunto, 2003) yang digolongkn menjadi 3
terdapat dua kegiatan yang akan diamati, kelompok dengan cara menghitung Skor
yaitu kegiatan belajar peserta didik dan Maksimal Ideal (SMi), Rata-rata Ideal (Mi)
kegiatan pembelajaran., (4) Refleksi. dan Standar Deviasi Ideal (SD). Untuk
Kegiatan refleksi dilaksanakan ketika sudah menghitung rata-rata dengan rumus ½ x skor
selesai melakukan pengamatan terhadap maksimal dan SD = x rata-rata ideal.
peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dalam belajar ini
Jadwal Penelitian dilihat dari 6 aspek dimana masing-masing
aspek memiliki skor maksimal 3, sehingga
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada diperoleh SMi = 18. Dengan menggunakan
semester genap Tahun Pembelajaran rumus tersebut maka tingkat belajar aktivitas
2022/2023 Penentuan waktu ini didasarkan siswa dikelompokkan menjadi 3 kategori,
pada kalender akademik SMA St. Ignasius yaitu :
Medan. a. Baik = Mi + 1 x Sdi
b. Kurang = Mi – 1 x Sdi
Populasi Dan Sampel Penelitian c. Sedang = diantara batas tersebut
Populasi pada sampel penelitian ini adalah Dengan demikian diperoleh interval 3
kelas XI IPS dan sampel penelitian ini adalah sehingga diperoleh nilai data yang
siswa ini adalah siswa kelas XI IPS St dipergunakan sebagai berikut:
Ignatius yang berjumlah 45 orang.
a. Baik = 12 – 18 keseluruhan masih dominan dalam Kategori
b. Cukup = 7 – 11 baik (B) dengan persentasi 80,00%,
c. Kurang = < 6 kemudian Cukup (C) 11,11% dan terakhir
2. Dasar untuk menginterpretasikan nilai rata- Kategori Amat Baik (A) sebesar 8,89%.
rata aktifitas belajar siswa maka digunakan
rumus standar deviasi ideal juga. Dengan
demikian diperoleh skor maksimal ideal
(SMi = 3) dan standar deviasi ideal (SDi =
0,5). Dengan demikian, tingkat rata-rata per
aspek aktivitas belajar siswa sebagai berikut :
a. Baik = 2,01 – 3,00
b. Cukup = 1,00 - 2,00
c. Kurang = 0,00 – 0,99
3. Ketuntasan hasil belajar dianalisis secara
deskriptif dengan melihat skor hasil belajar
diperoleh dari skor post tes, kuis dan rata-
rata LKS untuk setiap siklus dengan
perhitungan sebagai berikut : Gambar Grafik Penilaian Koqnitif Siswa

Siklus I

2. Penilaian Keterampilan siklus I


Setelah nilai ketuntasan diperoleh, penetapan
skor nilai ketuntasan belajar siswa dalam Data keterampilan siswa yang di peroleh dari
hasil Penugasan Siswa pada siklus I masih
Hasil Dan Pembahasan dominan tergolong dalam kategori Baik (B)
dengan persentasi 73,33%, sellanjutnya
Hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Cukup (C) sebesar 15,56% dan kategori
St.Ignasius Medan di peroleh data mengenai Cukup (C) sebesar 11,11%.
pembelajaran dengan menerapkan model
Problem Based Learning (PBL) Pada Materi
Kependudukan di Kelas XI IPS T.A
2022/2023 yang dilaksanakan selama 2
siklus. Setiap Siklus terdiri dari satu kali
pertemuan, Masing – masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 jam mata pelajaran
(2x 45 Menit) dan pada akhir pembelajaran
dilakukan evaluasi berupa tes Penilaian
Kognitif dan pemberian tugas untuk
penilaian Keterampilan.
Grafik Persentasi Keterampilan Siswa Siklus I

1. Penilaian Kognitif Siklus I Pada siklus I siswa yang mencapai nilai


Penilaian Kognitif pada penelitian ini dilihat KKM sebesar 62,22% dari
dari perhitungan Post test dan LKS, pada ketuntasan secara Klasikal. Ketuntasan
siklus I nilai koqnitif siswa secara secara klasikal pada siklus I belum tercapai ,
karena ketuntasan belajar secara klasikal dan 6).Bersemangat. Masing-masing aspek
dikatakan tercapai jika persentasenya telah diberi skor 1 sampai skore 3.
mencapai paling sedikit 85% dari jumlah
keseluruhan siswa yang dilihat berdasarkan
nilai KKM . Dengan demikian hasil
belajar siswa masih perlu ditingkatkan lagi.
Untuk lebih jelasnya ketuntasan hasil belajar
siswa dapat dilihat pada tabel 9 dan secara
Klasikal dapat dilihat pada gambar 10 .
Tabel 9. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I

Distribusi
N Prekuensi Keterang Juml %
o Kelulusan an ah
62,2
3,00 - 4,00
1 Tuntas 28 2
Tidak 37,7
0,00 - 2,99
2 Tuntas 17 8
100,
Jumlah 45 00
Sumber ; data primer olahan 2017

Grafik Ketuntasan Hasil Belajar


Siklus I
Tidak Dilihat dari tabel 10 diperoleh persentase
Tuntas3
Tuntas yaitu aspek bekerja sama memiliki Nilai
7,78%…
62,22% Kualitatif sebesar 2,78 dengan persentasi
62%
71,85%, Memperhatikan 2,96 dengan
Gambar Grafik Ketuntasan hasil belajar siswa persentasi 74,07%, menyalin 3,32 dengan
siklus I persentasi 82,96% dan bersemangat 2,96
3. Observasi dengan persentasi 74,07% sudah termasuk
Selama Proses Pembelajaran kedalam kategori baik.Sedangkan untuk
Berlangsung observer melakukan aspek Bertanya memiliki nilai kualitatif 2,34
pengamatan terhadap yang dilakukan siswa dengan persentasi 58,52%, menanggapi 2,01
di dalam mengikuti proses pembelajaran. dengan persentasi 50,37% masih tergolong
Observasi digunakan dengan menggunakan dalam kategori sedang.
lembar observasi yang di mulai dari awal Sehingga secara umum (Klasikal)
sampai berakhirnya tindakan yang berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa yang
penerapan model pembelajaran Problem di lakukan pada siklus I untuk aktivitas siswa
Based Learning (PBL) dalam penelitian ini memiliki rata –rata nilai kualitatif sebesar
yang di observasi yaitu aktivitas siswa : 2,75 dengan persentase 68,64 % dengan
Untuk Penilaian aktivitas siswa yang di nilai Nilai Kualitatif Baik (B) dengan Predikat B
adalah 1). Bekerjasama, 2). Memperhatikan, Minus (B-) sehingga perlu dilakukan
3) Bertanya, 4) Menanggapi, 5) Menyalin perbaikan pada siklus berikutnya.
4. Refleksi Guru membimbing siswa didalam
Hasil refleksi penelitian melaksanakan diskusi kelompok agar setiap
menunjukkan bahw pada siklus I masih kelompok dapat bekerja sama dengan baik,
banyak ditemuka permasalahan yaitu 1). sehingga setiap anggota kelompok menjadi
Ketuntasan Hasil belajar siswa masih banyak lebih aktif. 5). Guru mengoptimalkan dalam
yang tidak tuntas atau belum mencapai nilai memberi motivasi kepada siswa untuk aktif
KKM, 2). Siswa kurang serius dalam dalam proses pembelajaran serta
mendengarkan penjelasan guru pada saat menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
penyampaian materi, 3). Suasana kelas dengan menggunakan model Problem Based
menjadi kurang kondusif pada saat Learning (PBL) agar siswa merasa terbiasa
berlangsungnya diskusi dikarenakan ada dalam proses pembelajaran dengan
sebagian siswa yang ribut atau bermain main menggunakan model pembelajaran Problem
ketika temannya mempersentasekan hasil Based Learning (PBL), 6). Guru
diskusi di depan kelas . memberikan teguran kepada siswa yang
membuat kelas menjadi tidak kondusif baik
Pelaksanaan Siklus II dalam proses pembelajaran.

1. Penilaian Koqnitif.
Tahap pelaksanaan tahap ke dua , peneliti
bersama dengan guru kembali merancang Penilaian Koqnitif pada penelitian ini dilihat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dari perhitungan Post test dan LKS, pada
sesuai dengan materi Kuantitas dan Analisis siklus II nilai koqnitif siswa ada 2 yaitu
Demografi yang dilaksakan dengan Model Amat Baik (A) dan Baik (B) dimanasecara
keseluruhan masih dominan dalam Kategori
pembelajaran Problem Based Learning
baik (B) dengan persentasi 80 % dan Amat
(PBL) agar proses pembelajaran semakin Baik (A) sebesar 20%.
baik. Berdasarkan hasil refleksi siklus I maka
perencanaan yang dilaksanakan pada siklus
II dilakukan guna untuk mengatasi
permasalahan yang telah ditemukan pada
siklus I dengan langkah –langkah sebagai
berikut ; 1). Guru melaksanakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disususn bersama. ( lampiran 2) 2). Guru
memberikan motivasi agar siswa lebih
memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.,
karena materi yang disampaikan akan
membantu siswa untuk menjawab
pertanyaan –pertanyaan pada saat
tournament berlangsung, 3) guru
memberikan pertanyaan –pertanyaan yang
berkaitan dengan materi Potensi geografis
indonesia, khususnya bagi siswa yang jarang
menjawab atau mengajaukan pertanyaan, 4).
2. Penilaian Keterampilan. Tabel 14. Ketuntasan hasil belajar siswa
siklus II
Data keterampilan siswa yang di
peroleh dari hasil Penugasan Siswa pada
siklus II terdiri dari 2 kategori yaitu Amat
Baik (A) , Baik (B) dimana kategori yang Sumber ; data primer olahan 2017
dominan tergolong dalam kategori Baik (B) Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
dengan persentasi 73,33 %, selanjutnya
11%
Lulus
89% Tidak Lulus

Gambar 18. Grafik Ketuntasan hasil belajar


siswa siklus II
Berdasarkan perbaikan yang
Amat baik (A) sebesar 26,67. dilakukan pada siklus II maka ditemukan
Berdasarkan hasil Gabungan dari 3 aspek perubahan terhadap hasil belajar siswa
Ketuntasan hasil belajar pada siklus II dimana pada ketuntasan hasil belajar siklus I
Menunjukkan bahwa siswa yang mencapai 62,22% meningkat menjadi 88,89 % pada
ketuntasan secara individu berjumlah 40 dari siklus II. Peningkatan dari siklus I ke siklus
45 orang siswa dengan nilai KKM
II adalah sebesar 26,67% untuk Lebih
atau 88,89%.
Ketuntasan secara klasikal pada siklus II jelasnya dapat dilihat pada gambar 19.

100

Tuntas
50
Tidak Tuntas
0
Skilus I Siklus II

Gambar 19. Grafik Peningkatan Ketuntasan Hasil


Belajar Siswa Per Siklus

3. Observasi
Selama Proses Pembelajaran
Berlangsung observer melakukan
sudah tercapai, karena ketuntasan belajar pengamatan terhadap yang dilakukan siswa
secara klasikal dikatakan tercapai jika di dalam mengikuti proses pembelajaran.
persentasenya telah mencapai paling sedikit Observasi digunakan dengan menggunakan
85% dari jumlah keseluruhan siswa yang lembar observasi yang di mulai dari awal
dilihat berdasarkan nilai KKM . sampai berakhirnya tindakan yang berupa
Untuk lebih jelasnya, ketuntasan hasil belajar penerapan model pembelajaran Problem
siswa dapat dilihat pada tabel 14 dan pada Based Learning (PBL). Berdasarkan data
gambar 18. hasil observasi Aktivitas belajar secara
Individual pada siklus II Dapat Dilihat pada
lampiran 30 dan hasil persentasi peraspek
aktivitas belajar siswa secara klasikal dapat
dilihat pada tabel 15 dan gambar 20.
Tabel 15. Penilaian Aktivitas siswa per aspek pada
Siklus II

Sumber ; Data Olahan primer 2017 Berdasarkan gambar di atas dapat


diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa mulai dari siklus I sampai
siklus II yang meliputi aspek Bekerjasama
dengan peningkatan 17,04% ,Memperhatikan
mengalami peningkatan 14,08 %, Bertanya
mengalami peningkatan 11,85%,
Menanggapi mengalami peningkatan
14,82% ,Menyalin mengalami peningkatan
9,63% dan Bersemangat mengalami
Dilihat dari tabel 15 diperoleh persentase peningkatan sebesar 8,15%. Untuk Melihat
yaitu aspek bekerja sama memiliki Nilai peningkatan Aktivitas belajar siswa mulai
Kualitatif sebesar 3,56 dengan persentasi dari siklus I sampai Siklus II dapat dilihat
88,89%, Memperhatikan 3,53 dengan pada Gambar 22.
persentasi 88,15%, menyalin 3,70 dengan
persentasi 92,59% sudah termasuk kategori
Amat Baik (A), bersemangat 3,29 dengan
persentasi 82,22 % kategori Baik (B)
.Sedangkan untuk aspek Bertanya memiliki
nilai kualitatif 2,81 dengan persentasi
70,37%, menanggapi 2,26 dengan persentasi
65,19% masih tergolong dalam kategori
Cukup (C)
Sehingga secara umum (Klasikal) 4. Refleksi
hasil observasi aktivitas belajar siswa yang Pelaksanaan Siklus II merupakan
di lakukan pada siklus II sudah meningkat hasil perbaikan dari pelaksanaan siklus I
dengan rata –rata nilai kualitatif sebesar 3,25 yang memberikan peningkatan terhadap hasil
dengan persentase 81,23 % Predikat B. belajar dan aktivitas belajar siswa . Bila
Aktivitas Belajar dari Siklus I Ke Siklus II dibandingkan dengan siklus I, pelaksanaan
telah mengalami peningkatan sebesar 12,59 siklus II jauh lebih baik. Selama
%. Untuk melihat peningkatan Aktivitas berlangsungnya siklus II, aktivitas siswa
belajar siswa dari siklus I ke Siklus II dapat dalam berbagai aspek megalami peningkatan
dilihat pada gambar 21. sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Selain itu , siswa juga sudah terbiasa untuk
melakukan diskusi kelompok sehingga setiap
kelompok dapat bekerja sama dengan efektif. A. Saran
Peneliti bersama guru memotivasi siswa agar Berdasarkan Kesimpulan yang telah
memperoleh skore yang tinggi dalam diperoleh , maka peneliti memberi beberapa
melakukan tournament. Untuk mengerjakan saran sebagi berikut :
LKS guru memberikan dorongan agar siswa 1. Aktivitas belajar siswa melalui penerapan
lebih benar-benar berdiskusi dan menjawab model Problem Based Learning (PBL)
pertanyaan. Guru juga memberikan teguran Pada materi Kependudukan dapat
terhadap siswa yang suka bermain-main pada meningkat dari siklus I sebesar sebesar
saat proses pembelajaran atau di dalam 68,64% menjadi 81,23% pada siklus II.
melakukan tournament. Kemampuan siswa Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke
pada siklus II sudah meningkat yang dilihat Siklus II yaitu sebesar 12,59%. Dalam
dari Ketuntasan hasil belajar dan aktivitas keenam aspek yang paling rendah yaitu
86
belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus aspek menanggapi dengan nilai Kualitatif
II sudah mencapai 88,89 % secara Klasikal. Baik (B) tetapi Masih Predikat B Min (B-)
Dengan demikian , Pelaksanaan tindakan jika dibandingkan dengan aspek bekerja
berakhir pada siklus II karena ≥ 85% siswa sama, memperhatikan dan menyalin
telah tuntas dengan nilai KKM ≥ 3,00. dengan nilai Kualitatif Sangat Baik (SB)
dengan Predikat A-Min (A-) dan Bertanya
KESIMPULAN DAN SARAN dengan nilai Kualitatif Baik (B) dengan
Predikat B. Oleh karena itu , guru bidang
Kesimpulan study geografi perlu memotivasi siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang agar lebih berani memberikan tanggapan
telah dilaksanakan maka dapat diperoleh pada proses pembelajaran pada masa yang
kesimpulan sebagi berikut : akan datang.
2. Hasil belajar siswa melalui penerapan
1. Proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL)
menggunakan model pembelajaran pada materi Kependudukan terjadi
Problem Based Learning (PBL) dapat peningkatan dari siklus I 62,22% menjadi
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada 88,89% pada siklus II secara klasikal.
materi Kependudukan dari siklus I sebesar Peningkatan Hasil belajar dari siklus I ke
68,64% menjadi 81,23% pada siklus II. Siklus II meningkat sebesar 26,67%.
Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke Namun masih ada 5 orang siswa dengan
Siklus II yaitu sebesar 12,59%. persentasi 11,11% yang masih kurang
2. Proses Pembelajaran dengan memahami materi Potensi Geografis
menggunakan model pembelajaran Indonesia pada siklus II. Oleh karena itu,
Problem Based Learning (PBL) dapat guru geografi perlu merancang
meningkatkan Ketuntasan hasil belajar pembelajaran geografi yang
siswa pada materi Kependudukan dari menyenangkan bagi siswa melalui
siklus I 62,22% menjadi 88,89% pada penerapan model pembelajaran yang
siklus II secara klasikal. Peningkatan efektif dan proses belajar mengajar yang
Hasil belajar dari siklus I ke Siklus II berpusat terhadap siswa sehingga hasil
meningkat sebesar 26,67%. belajar siswa akan meningkat pada masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Milfayetty, Sry, dkk.2011.Psikologi
Pendidikan. Medan : PPs Unimed
Rohani, Ahmad. 2004. 96
Pengelolaan
Arikunto, Suharsimi.2009.Prosedur Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta Sanjaya, W.2008.Strategi Pembelajaran
Dewi, Julita, 2013. Penerapan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Kooperatif Tipe Team Games Pendidikan. Jakarta : Penerbit
Tournament (TGT) untuk Kencana.
meningkatkan Aktivitas Belajar Sardiman, A.M.2008. Interaksi dan motivasi
Matematika Siswa Kelas VIII SMP belajar-mengajar. Jakarta: PT Raja
Negeri 1 Babalan T.A Grafindo Persada
2012/2013.Skripsi.Pendidikan Sihombing, Yuni Asnita, 2012. Penerapan
Matematika FMIPA-UNIMED. Model Pembelajaran Teams Games
Fitri. 2010. Penerapan model pembelajaran Tournament (TGT) untuk
Kooperatif tipe Teams Games meningkatkan Aktivitas dan hasil
Tournament(TGT) terhadap sikap belajar siswa pada materi Perairan
aktif dan hasil belajar siswa pada Daratkelas X SMA Negeri 4 Kisatan
materi reproduksi manusia di SMA N
T.A 2011/2012. Skripsi. Pendidikan
1 Padang Bolak T.A 2009/2010. Geografi FIS-UNIMED.
Skripsi. Pendidikan Biologi FMIPA- Slameto.2010. Belajar dan faktor-faktor
UNIMED. yang mempengaruhinya. Jakarta : PT
Hamalik, O.2010. Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Jakarta : PT Bumi Aksara. Syah, Muhibbin.2010.Psikologi Pendidikan.
Indah, 2005. Upaya Peningkatan Hasil Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Belajar siswa dengan menerapkan offset
model pembelajaran Kooperatif Tife Sudjana, Nana.1989.Penilaian Proses Hasil
TGT Pada Pokok Bahasan Koloid Di Proses Belajar Mengajar. Bandung :
kelas XI SMA 1 Tebing Tinggi T.A PT.Remaja Rosdakarya offset.
2005/2006. Skripsi.Pendidikan Sumarni.2012.Model-model Pembelajaran
Biologi FMIPA-UNIMED. Geografi.Malang:Aditya Media
Lie, Anita.2002.Cooperative Learning, Publishing
Mempraktekkan Kooperatif Learning Suprajono, Agus.2009.Cooperative
di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Learning, Teori dan Aplikasi
Gramedia. PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka
Mulyadi, H.2008.Diagnosis Kesulitan Belajar.
Belajar. Yogyakarta : Nuha Litera Trianto.2010.Mendesain Model
Merti, 2012. judul Implementasi model Pembelajaran Inovatif-Progesif.
pembelajaran Kooperatif tipe Teams Jakarta : Kencana Predana Media
Games Tournament(TGT)untuk Group.
meningkatkan aktivitas dan hasil Wardiyatmoko, KTSP.2006.Geografi untuk
belajar siswa pada materi biosferkelas SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga
XI IPS SMA Swasta Trisakti Lubuk Uli, Marah, KTSP 2006.Geografi SMA Kelas
PakamT.A 2011/2012. Skripsi. XI. Jakarta: Esis
Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Anda mungkin juga menyukai