2 Motivasi belajar peserta didik 1. Guru belum mengoptimalkan peran aktif siswa Berdasarkan hasil ekplorasi penyebab
rendah 2. Guru belum membiasakan metode diskusi di dalam kelas masalah baik dari hasil pengamatan, studi
3. Guru kurang maksimal sebagai fasilitator diskusi literatur dan wawancara, maka dominan
4. Guru belum maksimal dalam merancang kegiatan diskusi penyebab masalah berdasarkan urutan
prioritas
Literatur 1. Guru belum maksimal dalam
1. Any, L, dkk. 2018. Jurnal Pendidikan Edutama. merancang kegiatan diskusi
Hambatan yang dihadapi guru dalam memotivasi siswa yaitu saat 2. Kurangnya pendekatan guru terhadap
mengkondisikan siswa untuk memulai diskusi, mengkondisikan siswa
kelas dan mengatur siswa untuk konsentrasi, suasana belajar yang 3. Guru belum membiasakan metode
kurang kondusif, siswa yang masih pasif, terbatasnya waktu diskusi di dalam kelas
pembelajaran, dan fasilitas belajar yang kurang memadai. 4. Guru tidak mempersiapkan kesiapan
http://repository.ikippgribojonegoro.ac.id/1629/1/Artikel%20Any%2 belajar anak
0Lailatul%20N%20PPKN.pdf
2. Menurut Damopolii, dkk. (2017), bahwa motivasi peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan motivasi belajar yang rendah
mempengaruhi hasil belajar, sehingga perlu upaya meningkatkan
motivasi dan dorongan akan berdampak terhadap hasil belajar yang
baik.
https://osf.io/preprints/inarxiv/wsvek/
3. Menurut Setiyadi (2019), rendahnya hasil belajar peserta didik dapat
disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar peserta didik. Salah satu
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based learning atau
berbasis masalah. Hal ini dibuktikan bahwa pembelajaran dikatakan
secara klasikal karena hasil pembelajaran peserta didik meningkat.
https://journal.ummat.ac.id/index.php/justek/article/view/3710
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/down
load/12901/6715
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hartini (2006) dalam Nurhasanah
tentang faktor-faktor strategis yang mempengaruhi kompetensi guru
dalam pembelajaran (Studi kasus pada guru MTsN Salatiga) yang
kesimpulannya adalah kompetensi guru dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain etos kerja, tingkat pendidikan, dan latar belakang
sosial ekonomi. Sebagai pemimpin. Setiap guru adalah pemimpin
yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan,
prinsip hubungan antar manusia, teknik komunikasi, serta menguasai
berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.
https://inferensi.iainsalatiga.ac.id/index.php/inferensi/article/viewFile
/362/293
3. Hasil penelitian Ria, H. Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan
Teknologi ISBN : 978-602-61599-6-0 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang
menunjukan kompetensi profesional guru sangat berpengaruh
terhadap minat belajar kimia siswa kelas X IPA dan IPS di SMA
Muhammadiyah 1 Semarang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2010) bahwa kompetensi
profesional guru memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal berikut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008) bahwa kompetensi
profesional guru sangat berperan penting bagi guru karena berkaitan
langsung dengan kinerja yang ditampilkan mencerminkan sikap
keprofesionalannya sebagai guru
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/
3073/2982
Hasil wawancara
Guru Sosiologi: Wirma Yuni Sidauruk, S.Pd
1. Kurang persiapan
2. Guru kurang meningkatkan kapasitas diri
Guru Ekonomi: Rianita Gultom, S.Pd
1. Persiapan guru yang belum maksimal
Kepala Sekolah: Marugan Simbolon, S.Pd
1. Kurangnya kemauan guru untuk berbenah
2. Guru jarang melakukan evaluasi diri
Pakar: Herianto Tamba, S.Pd Ketua MGMP Geografi Yayasan Seri
Amal
1. Jurusan tidak sesuai dengan minat guru dan tidak mengupgrade
diri
2. Kurang memperbesar kapasitas rasa ingin tau guru