Anda di halaman 1dari 7

Plagiarism Scan Report

Report Generated on: Feb 29,2024

Total Words: 767

Total Characters: 6193


0% 100%
Plagiarized Sentences: 0

Plagiarised Unique Unique Sentences: 29 (100%)

Content Checked for Plagiarism

LAPORAN STUDI KASUS


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X-1
SMA ST.IGNASIUS MEDAN

DI SUSUN OLEH :
RULIH PRANATA BUKIT, S.Pd
NO. UKG : 201699699511

PROGRAM PENDIDIDKAN PROFESI GURU


DALAM JABATAN BIDANG GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024

A. Deskripsi Studi Kasus

Pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan berada di tempat saya mengajar di SMA St. Ignasius
Medan, saya menemukan beberapa kasus dalam proses pembelajaran diantaranya :
1. Masih rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga sauna belajar menjadi pasif.
2. Rendahnya daya berpikir kritis siswa dalam pembelajaran geografi, hal ini terlihat dari siswa yang
menjawab pertanyaan guru masih kategori rendah atau asal jawab.
3. Masih rendahnya minat belajar siswa dalam pelajaran geografi, hal ini terlihat dari penugasan siswa
yang kebanyakan bersumber dari internet atau menyalin langsung dari temannya.
Tiga kasus diatas merupakan sangat penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan berdampak kepada

Page 1 of 3
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran dan akan berdampak kepada kemampuan saya
sendiri dalam melakukan evaluasi pembelajaran dan merancang tindak lanjut pembelajaran yang akan
saya lakukakan di kelas. Selain itu penguasaan model dan media pembelajaran yang harus disesuaikam
dengan karakteristik siswa, pengelohan kelas dan melibatkan pembelajaran yang kekinian seperti
pembelajaran digital.

B. Analisis Situasi
Situasi yang guru hadapi dalam pembelajaran didalam kelas kurangnya kemampuan saya dalam
merancang pembalajaran yang menarik, selain itu guru kurang mengenal karakteristik siswa sehingga
pembelajaran berdifrensiasi sesuai dengan gaya belajar manjadi tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dengan demikian maka saya melakukan evaluasi dengan melakukan observasi terlebih dahulu kepada
peserta didik dengan cara mengamati bagaimana karakteristik peserta didik dalam pembealajaran
dengan tujuan membantu saya dalam merancang dan merencanakan pembelajaran berkelanjutan.
Peran saya untuk mengatasi rendahnya daya berpikir kritis siswa dalam pembelajaran geografi, saya
mencoba memberikan gambaran dan video tentang fenomana alam serta mengaitkan materi yang di
pelajari dalam kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan keingintahuan siswa dalam belajar,
contohnya di awal pembelajaran saya menayangkan tentang fenomena geosfer yang saya ambil dari
Youtube atau menggunakan aplikasi Google Maps/Google Earth untuk melihat kenampakan permukaan
bumi. Kemudian saya merancang pengerjaan soal seperti game yang dimana saya sudah menyiapkan
soal-soal HOTS sebagai soal formatif, yang di mana siswa mengerjakannya lebih interaktif dan disukai
oleh peserta didik karena sudah terintegrasi dengan teknologi digital sepert quizizz dan LMS scola
Adapun tantangan dan hambatan yang saya hadapi dalam merancang dan mengevaluasi pembelajaran
diantaranya adalah yang pertama guru wajib mampu membuat pembelajaran inovatif kepada peserta
didik dengan merancang media dan model pembelajaran yang berdifrensiasi sehingga bisa mengikuti
pembelajaran sesuai dengan gaya belajar peseta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif,
yang kedua dalam pembelajaran menerapkan berbasis teknologi siswa sering mengeluh karena paket
data peserta didik tidak ada dan jaringan wifi di sekolah yang sering bermasalah, sehingga pembelajaran
yang berbasis teknologi menjadi terkendala.

C. Alternatif Solusi
Alternatif solusi yang saya lakukan dalam aksi nyata dalam menghadapi dan merancang pembelajaran
adalah yang pertama memilih model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dalam pemecahan
masalah, adapun model pembelajaran yang saya gunakan yaitu model Problem Based Learning(PBL).
Model PBL ini menekankan siswa mengenai pembelajaran berbasis masalah dimana siswa akan terlibat
langsung dengan persoalan yang meraka hadapi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara
penyelesaian persoalan tersebut. Selain itu menyiapkan media pembelajaran yang manarik sehingga
siswa semakin lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajarann seperti video Youtube, PPT dari
aplikasi Canva.Aplikasi Canva saya gunakan sebagai tammpilan PPT, dan di LKPD Peserta didik juga
merancang PPT untuk di persentasikan dengan menggunakan aplikasi canva sehingga meningkatkan
minat dan kreatif peserta didik karena media tersebut memiliki tampilan yang menarik untuk di akases.
Berikut lampiran proses pembelajaran.
1. Media Pembelajaran https://bit.ly/3GjYIKW
2. Bahan Ajar https://bit.ly/47Hxg60
3. Video Pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=mJYujw8Nedc
https://www.youtube.com/watch?v=hXNjCkNApn4
4. LKPD Link https://bit.ly/3GqjloN
5. Karya siswa penggunaan Canva
Link
https://www.canva.com/design/DAF2QGYBnGY/Tg17O9f67XWONQUIOi1TkQ/edit
https://www.canva.com/design/DAF2LM29k1A/b57qnABfkKxURqJnhDznOQ/edit
https://www.canva.com/design/DAF2K6_1VCw/yFRYEpvyojxyB_LYxwgiUw/edit
https://www.canva.com/design/DAF2IKwRYqg/eqBEVu5QVFmXLcYs5cLx8g/edit

D. Evaluasi
Dari hasil pembelajaran yang di lakukan dampak nyata yang telah saya lakukan di dalam kelas adalah
yang pertama pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur, hal ini dikarenakan penerapan model
problem based learning(PBL) mudah dipahami oleh siswa, hal ini terlihat siswa sudah bisa
menyesuaikan diri dalam pembelajaran begitu juga dengan diskusi kelompok . Yang kedua minat dan

Page 2 of 3
partisipasi siswa meningkat, hal ini terlihat intaraktif siswa dalam pembelajaran semakin hidup dan
bahasa peserta didik dalam menyelesiakan permasalahan terkait dengan materi yang dipelajari sudah
semakin kristis.
Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media yang saya terapkan adalah aplikasi canva . Siswa
terlihat sangat terampil dalam membuat PPT animasi. Kemudian yang ketiga adalah saya bisa
menyisipkan kegiatan pembelajaran ke handphone mereka, sehingga siswa bisa memanfaatkan
smartphone untuk proses pembelajaran seperti mengakses bacaan dan video pembelajaran melalui
barcode, mengakses LKPD daring, mengakses game edukasi dan lainnya, sehingga penggunaan
smartphone bisa lebih bermanfaat di kelas.

No Plagiarism Found

Page 3 of 3
LAPORAN STUDI KASUS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X-1 SMA ST.IGNASIUS MEDAN

DI SUSUN OLEH :

RULIH PRANATA BUKIT, S.Pd


NO. UKG : 201699699511

PROGRAM PENDIDIDKAN PROFESI GURU


DALAM JABATAN BIDANG GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
A. Deskripsi Studi Kasus

Pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan berada di tempat saya mengajar di


SMA St. Ignasius Medan, saya menemukan beberapa kasus dalam proses pembelajaran
diantaranya :
1. Masih rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga sauna belajar
menjadi pasif.
2. Rendahnya daya berpikir kritis siswa dalam pembelajaran geografi, hal ini terlihat
dari siswa yang menjawab pertanyaan guru masih kategori rendah atau asal jawab.
3. Masih rendahnya minat belajar siswa dalam pelajaran geografi, hal ini terlihat dari
penugasan siswa yang kebanyakan bersumber dari internet atau menyalin
langsung dari temannya.
Tiga kasus diatas merupakan sangat penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan
berdampak kepada kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran dan akan
berdampak kepada kemampuan saya sendiri dalam melakukan evaluasi pembelajaran dan
merancang tindak lanjut pembelajaran yang akan saya lakukakan di kelas. Selain itu
penguasaan model dan media pembelajaran yang harus disesuaikam dengan karakteristik
siswa, pengelohan kelas dan melibatkan pembelajaran yang kekinian seperti pembelajaran
digital.

B. Analisis Situasi
Situasi yang guru hadapi dalam pembelajaran didalam kelas kurangnya kemampuan
saya dalam merancang pembalajaran yang menarik, selain itu guru kurang mengenal
karakteristik siswa sehingga pembelajaran berdifrensiasi sesuai dengan gaya belajar manjadi
tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian maka saya melakukan evaluasi
dengan melakukan observasi terlebih dahulu kepada peserta didik dengan cara mengamati
bagaimana karakteristik peserta didik dalam pembealajaran dengan tujuan membantu saya
dalam merancang dan merencanakan pembelajaran berkelanjutan.
Peran saya untuk mengatasi rendahnya daya berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
geografi, saya mencoba memberikan gambaran dan video tentang fenomana alam serta
mengaitkan materi yang di pelajari dalam kehidupan sehari-hari sehingga menimbulkan
keingintahuan siswa dalam belajar, contohnya di awal pembelajaran saya menayangkan
tentang fenomena geosfer yang saya ambil dari Youtube atau menggunakan aplikasi Google
Maps/Google Earth untuk melihat kenampakan permukaan bumi. Kemudian saya merancang
pengerjaan soal seperti game yang dimana saya sudah menyiapkan soal-soal HOTS sebagai
soal formatif, yang di mana siswa mengerjakannya lebih interaktif dan disukai oleh peserta
didik karena sudah terintegrasi dengan teknologi digital sepert quizizz dan LMS scola
Adapun tantangan dan hambatan yang saya hadapi dalam merancang dan
mengevaluasi pembelajaran diantaranya adalah yang pertama guru wajib mampu membuat
pembelajaran inovatif kepada peserta didik dengan merancang media dan model
pembelajaran yang berdifrensiasi sehingga bisa mengikuti pembelajaran sesuai dengan gaya
belajar peseta didik, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif, yang kedua dalam
pembelajaran menerapkan berbasis teknologi siswa sering mengeluh karena paket data
peserta didik tidak ada dan jaringan wifi di sekolah yang sering bermasalah, sehingga
pembelajaran yang berbasis teknologi menjadi terkendala.

C. Alternatif Solusi
Alternatif solusi yang saya lakukan dalam aksi nyata dalam menghadapi dan
merancang pembelajaran adalah yang pertama memilih model pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik dalam pemecahan masalah, adapun model pembelajaran yang saya
gunakan yaitu model Problem Based Learning(PBL). Model PBL ini menekankan siswa
mengenai pembelajaran berbasis masalah dimana siswa akan terlibat langsung dengan
persoalan yang meraka hadapi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara penyelesaian
persoalan tersebut. Selain itu menyiapkan media pembelajaran yang manarik sehingga siswa
semakin lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajarann seperti video Youtube, PPT dari
aplikasi Canva.Aplikasi Canva saya gunakan sebagai tammpilan PPT, dan di LKPD Peserta
didik juga merancang PPT untuk di persentasikan dengan menggunakan aplikasi canva
sehingga meningkatkan minat dan kreatif peserta didik karena media tersebut memiliki
tampilan yang menarik untuk di akases. Berikut lampiran proses pembelajaran.
1. Media Pembelajaran https://bit.ly/3GjYIKW
2. Bahan Ajar https://bit.ly/47Hxg60
3. Video Pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=mJYujw8Nedc
https://www.youtube.com/watch?v=hXNjCkNApn4
4. LKPD Link https://bit.ly/3GqjloN
5. Karya siswa penggunaan Canva
Link
https://www.canva.com/design/DAF2QGYBnGY/Tg17O9f67XWONQUIOi1TkQ/edit
https://www.canva.com/design/DAF2LM29k1A/b57qnABfkKxURqJnhDznOQ/edit
https://www.canva.com/design/DAF2K6_1VCw/yFRYEpvyojxyB_LYxwgiUw/edit
https://www.canva.com/design/DAF2IKwRYqg/eqBEVu5QVFmXLcYs5cLx8g/edit
D. Evaluasi
Dari hasil pembelajaran yang di lakukan dampak nyata yang telah saya lakukan di
dalam kelas adalah yang pertama pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur, hal ini
dikarenakan penerapan model problem based learning(PBL) mudah dipahami oleh siswa, hal
ini terlihat siswa sudah bisa menyesuaikan diri dalam pembelajaran begitu juga dengan
diskusi kelompok . Yang kedua minat dan partisipasi siswa meningkat, hal ini terlihat
intaraktif siswa dalam pembelajaran semakin hidup dan bahasa peserta didik dalam
menyelesiakan permasalahan terkait dengan materi yang dipelajari sudah semakin kristis.
Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media yang saya terapkan adalah
aplikasi canva . Siswa terlihat sangat terampil dalam membuat PPT animasi. Kemudian yang
ketiga adalah saya bisa menyisipkan kegiatan pembelajaran ke handphone mereka, sehingga
siswa bisa memanfaatkan smartphone untuk proses pembelajaran seperti mengakses bacaan
dan video pembelajaran melalui barcode, mengakses LKPD daring, mengakses game edukasi
dan lainnya, sehingga penggunaan smartphone bisa lebih bermanfaat di kelas.

Anda mungkin juga menyukai