Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

“PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS


DI KELAS X DKV SMK BAITUL HIKMAH TEMPUREJO”

Oleh:
Iftitahatul Hasanah Hadi, S.Pd.
NIM. 23002931029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2023
A. Deskripsi Studi Kasus

Saya menemukan beberapa kasus dalam proses pembelajaran selama melaksanakan


praktik pengalaman lapangan di sekolah. Yang pertama adalah siswa belum bisa
memahami dengan baik informasi yang disampaikan dalam teks. hal ini dapat dilihat
Ketika guru memberikan beberapa pertanyaan terkait teks recount. Yang kedua adalah
rendahnya penguasaan kosa kata Bahasa inggris siswa, hal ini diketahui dari pemahaman
siswa terhadap teks Bahasa inggris masih rendah, siswa sulit memahami karena mimimnya
kosa kata yang mereka kuasai. Yang ketiga adalah rendahnya minat siswa dalam belajar,
hal itu diketahui pada saat proses pembelajaran siswa terlihat malas mengikuti setiap
kegiatan yang berdampak pada hasil pembelajaran yang masih rendah.
Kasus yang saya paparkan diatas penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan
berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan tindak
lanjut pembelajaran. Selain itu topik ini akan membantu saya meningkatkan kompetensi
pedagogik seperti kemampuan menerapkan model dan media pembelajaran yang sesuai
dengan karekteristik siswa, kompetensi manajerial yang berhubungan dengan pengelolaan
kelas dan kompetensi cakap digital yang terintegrasi dengan teknologi.

B. Analisis Situasi

Situasi yang terjadi pada saat perancangan pembelajaran adalah belum adanya
pengetahuan terkait karakteristik peserta didik. Adapun evaluasi yang saya lakukan adalah
melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengamati bagaimana kebiasaan peserta didik,
hal apa yang mereka sukai dan bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan yang
dilakukan guru model sebelumnya. Hal ini sangat membantu saya untuk merancang dan
merencanakan pembelajaran dikemudian hari.
Peran saya untuk mengatasi permasalahan rendahnya partisipasi siswa, saya mencoba
memberikan media pembelajaran yang menarik sehingga menimbulkan keingintahuan
siswa dalam belajar, contohnya adalah diawal pembelajaran saya menampilkan video
melalui aplikasi yang sering digunakan siswa seperti Youtube. Kemudian saya juga
memvariasikan pembelajaran dengan LKPD interaktif dan game interaktif yang disukai
peserta didik dan terintegrasi dengan teknologi digital seperti platform wordwall.
Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi yang dilakukan diantaranya
adalah saya sendiri sebagai guru yang merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru
pamong dan dosen pembimbing serta rekan sejawat yang membantu melakukan observasi
dan evaluasi serta membantu dalam merancang perbaikan dalam pembelajaran, dan
peserta didik yangmenjadi target sasaran observasi.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi
pembelajaran diantaranya ialah yang pertama siswa mudah merasa bosan dengan media
pembelajaran yang diberikan sehingga saya sebagai guru harus mampu memberikan
variasi disetiap pertemuan, yang kedua adalah siswa masih belum bisa berinteraksi dengan
teman Ketika pelaksanaan kegiatan belajar kelompok

C. Alternatif Solusi

Langkah nyata yang saya lakukan dalam mengahadapi tantangan merancang


pembelajaran yang pertama adalah dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, adapun model pembelajaran yang saya gunakan yaitu model Problem Based
Learning (PBL) dengan metode diskusi, ceramah penugasan dan presentasi. Model PBL
ini menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, dimana siswa akan terlibat
lansung dengan persoalan kehidupan sehari-hari serta belajar bagaimana mereka
memahami dan menyelesaikan persoalan tersebut. Penerapan model pembelajaran ini juga
dibantu dengan penggunaan berbagai media pembelajaran yang menarik, yang
berhubungan dengan kehidupan nyata dan kebiasaan siswa, contohnya dalam pemberian
apersepsi, saya menampilkan video melalui aplikasi yang sering digunakan siswa dan
mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Contoh video:

https://www.youtube.com/watch?v=HBqokuo KPhk.

Kemudian media lain yang saya gunakan adalah berupa Canva untuk meningkatkan
minat dan kreativitas siswa karena media tersebut memiliki tampilan yang menarik dan bisa
diakses diperangkat siswa, media yang dibuat dengan aplikasi ini bisa berupa presentasi
untuk memberi penguatan materi pada siswa dan LKPD. Untuk LKPD bisa diakses dan
dikerjakan secara lansung melalui aplikasi tersebut, bisa juga dicetak dan dikerjakan secara
tertulis oleh siswa. Contoh LKPD:
https://www.canva.com/design/DAFwS2ywS_Y/HR89jVzeZMb38d_Ij-
rtfQ/watch?utm_content=DAFwS2ywS_Y&utm_campaign=designshare&utm_medium=l
ink&utm_source=publishsharelink
https://www.canva.com/design/DAFz2uj3UrY/eA56McQLD5OQ8rjgHDXeRA/view?ut
m_content=DAFz2uj3UrY&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_sourc
e=editor

Media selanjutnya yang saya gunakan adalah aplikasi Wordwall, aplikasi ini memiliki
konsep yang mirip dengan quizizz yaitu menampilkan game berbasis edukasi, kelebihannya
adalah aplikasi ini memiliki banyak variasi tampilan permainan sehingga guru bisa
menyesuaikan dengan minat dan keadaan di kelas. Penggunaan aplikasi ini juga sangat
praktis dan bisa dimainkan secara individu maupun berkelompok. Contoh penerapan

https://wordwall.net/play/64931/060/522
D. Evaluasi

Hasil dan dampak dari langkah nyata yang telah saya lakukan adalah yang pertama
pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur, hal ini dikarenakan penerapan model
problem based learning mudah dipahami oleh siswa, terutama setelah beberapa kali
pertemuan siswa sudah bisa menyesuaikan dengan cepat dan mengkondisikan
kelompoknya dalam berdiskusi. Yang kedua minat dan partisipasi siswa meningkat, hal
ini dapat saya rasakan setelah menggunakan berbagai media interaktif dan dekat dengan
kehidupan siswa, mereka terlihat tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media yang saya terapkan adalah
aplikasi wordwall dan canva. Siswa terlihat sangat antusias menjawab pertanyaan yang
saya tampilkan bahkan hampir seluruh siswa di kelas saat itu menunjuk tangan. Kemudian
yangketiga adalah saya bisa menyisipkan kegiatan pembelajaran ke gadget siswa, sehingga
siswa bisa memanfaatkan gadget untuk proses pembelajaran seperti mengakses bacaan dan
video pembelajaran melalui barcode, mengakses LKPD daring, mengakses game edukasi
dan lainnya, sehingga penggunaan gadget bisa lebih bermanfaat di kelas.

Anda mungkin juga menyukai