Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN UKIN

STUDI KASUS
2024
Prepared by
WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd

PPG DALAM JABATAN (DALJAB)


ANGKATAN 3 TAHUN 2023
LAPORAN STUDI KASUS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
(PJBL) DENGAN MEDIA SCRAPBOOK UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI SISWA DALAM MATERI IKATAN KIMIA
DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA OKU

Diajukan untuk memenuhi Komponen Uji Kinerja Tertulis


Mahasiswa PPG Dalam Jabatan

Oleh
WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd
NIM : A2G223021

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


BIDANG STUDI KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Dalam pengalaman praktis mengajar di posisi PPG, Dimana
Penyelenggaraan program Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) dapat
membantu calon guru menunjang kompetensinya dalam proses menjadi guru
profesional. Berdasarkan pengalaman saya dalam melaksanakan PPL, saya
menemukan adanya permasalahan di dalam kelas yaitu siswa kurang
termotivasi untuk belajar. Hal ini terlihat dari hasil observasi di kelas dimana
siswa menunjukkan perilaku seperti: cenderung cepat bosan dengan kegiatan
pembelajaran, tidak mau bertanya jika kesulitan belajar, perhatian tidak
terfokus pada pembelajaran, melakukan permainan. Permainan dan ngobrol
selama kegiatan pembelajaran.
Pertama, saya melihat semangat belajar siswa masih belum tinggi.
Mereka hanya duduk dan mendengarkan saya, dan beberapa di antaranya
membuat pembelajaran jadi mengantuk. Mereka tampak enggan mempelajari
pelajaran ikatan kimia. Hal ini merupakan permasalahan yang harus diatasi
karena materi ini sangat penting karena mereka harus memahami ikatan kimia
sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan ilmu bagaimana ikatan kimia
dalam kehidupan sehari-hari maka pelajaran kimia ini sangat penting secara
komprehensif sehingga mereka dapat menguasai hampir semua topik kimia
seperti senyawa karbon, protein, polimer, asam dan basa, energi kimia. dan
termodinamika, ketika kamu belajar kimia, kamu akan menemukan alasan
mengapa segala sesuatu di sekitar kamu terjadi.
Ini bisa dilihat dari contoh Kenapa coklat rasanya enak, kenapa
sabunnya bersih, kenapa langitnya biru? Memahami struktur atom,
elektrokimia larutan asam-basa, atau stoikiometri molekul sangat penting
untuk memahami segala sesuatu di lingkungan kita, mulai dari pasta gigi yang
kita gunakan setiap pagi hingga baterai ponsel yang kita isi ulang setiap hari.
Dari karatan logam hingga pencernaan, setiap reaksi di alam dikendalikan oleh
kimia. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu, kursus kimia akan membantu siswa
menjawab semua pertanyaan tentang dunia dan lingkungan. Misalnya, tahukah
siswa bahwa daun berubah warna pada musim gugur karena produksi klorofil
diatur oleh cahaya? Seiring dengan semakin pendeknya hari, jumlah klorofil di
daun berkurang, dan bahan kimia hijau yang umum di musim semi dan musim
panas digantikan oleh senyawa lain yang ada di daun.
Dalam hal ini yang harus kita lakukan adalah mencari akar
permasalahannya yaitu fokus pada metode dan model pembelajaran, media
pembelajaran dan karakteristik siswa. Oleh karena itu, kemampuan pedagogi
guru dalam merancang pembelajaran, memilih model dan metode
pembelajaran, serta menggunakan teknologi pembelajaran sangat relevan
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kedua, ketika hanya ada satu atau dua siswa yang bekerja dalam
kelompok, maka kemampuan kolaborasi dalam kelas rendah.Topik ini sangat
penting sebagai bahan pembelajaran karena berkaitan dengan kemampuan
mengajar guru. Tujuan pelaksanaan pembelajaran abad 21 adalah agar siswa
memperoleh kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui pengembangan
keterampilan membaca dan memiliki kemampuan 4C termasuk kolaborasi.

B. Analisis Situasi
Menganalisis keadaan yang relevan dengan kasus ini, dapat diketahui
bahwa rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh kurang inovatifnya
pembelajaran. Metode tradisional masih digunakan dan pembelajaran tetap
berpusat pada guru. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang dihasilkan
secara internal dan eksternal oleh siswa, yang dapat membangkitkan semangat
dan semangat belajar, memberikan arahan bagi kegiatan belajar, dan
memungkinkan tercapainya tujuan belajar.
Peran saya dalam merancang pembelajaran terlihat pada penilaian
yang saya lakukan. Saya merancang bahan ajar yang menarik minat siswa dan
membiarkan siswa menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama. Dimana
dalam PPl ini saya menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah guru
mata pelajaran, guru kelas, dan siswa. guru mata pelajaran dan guru kelas
merupakan sumber informasi tentang kemajuan siswa dalam belajar. Siswa
mempunyai peranan yang menentukan dalam menentukan kualitas desain
pembelajaran yang terlihat dari hasil belajarnya, pada saat yang sama siswa
juga berperan sebagai pelaku dalam memecahkan permasalahan belajar.
Berdasarkan hal tersebut, dalam proses penyusunan perangkat
pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Langkah pertama saya
melakukan diskusi dengan rekan-rekan di sekolah dan guru mata pelajaran dan
guru kelas. Saya membahas metode pembelajaran menyenangkan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Selain itu saya juga memahami dan memahami
karakteristik siswa melalui observasi, selain guru saya juga membaca kasus
dari berbagai sumber dan apa yang bisa saya lakukan untuk menyelesaikan
kasus yang ada tentang rendahnya motivasi siswa untuk belajar kimia dengan
materi ikatan kimia.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar, saya memilih
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang didukung dengan
media pembelajaran inovatif untuk mengajarkan ikatan kimia. Melalui model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL), saya berharap siswa mampu
memahami permasalahan yang berkaitan dengan materi yang terikat secara
kimia. Selain itu, media yang inovatif perlu digunakan sesuai dengan
karakteristik siswa.
Tantangan dan hambatan yang saya temui ketika merancang dan
melakukan penilaian model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
adalah membutuhkan banyak waktu. Selain itu, menemukan pertanyaan sehari-
hari terkait materi model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan
menemukan pendekatan yang tepat berdasarkan gaya belajar siswa merupakan
tantangan tersendiri. Namun dengan bekerja sama dengan rekan kerja, saya
mengatasi tantangan ini.

C. Alternatif Solusi
Berdasarkan permasalahan yang saya temui pada pengalaman
lapangan sebenarnya, saya menemukan alternatif untuk memecahkan dan
mengatasi permasalahan tersebut.
Solusi alternatif ini dapat saya uraikan dengan langkah-langkah
berikut:
Salah satunya adalah model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) yang menggunakan media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, saya akan memastikan
lingkungan belajar siswa aman dan nyaman.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan. Acara
pembukaan, inti dan penutup. Saya mengawali kelas dengan icebreaker,
kegiatan icebreaker dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman, mereka cenderung
berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan kegiatan pembelajaran lainnya.
Kemudian pada kegiatan inti pembelajaran, saya terlebih dahulu
memberikan soal-soal terkait model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dalam format video yang sesuai dengan karakteristik visual anak, dan
selain itu saya juga memberikan contoh soal dalam bentuk gambar. Dengan
menyediakan berbagai media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik anak,
semangat belajar anak semakin hari semakin meningkat.
Setelah orientasi masalah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dan menggunakan media scrapbook yang telah disiapkan untuk membangun
ikatan kimia. Selanjutnya masing-masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Di akhir pelajaran, siswa dievaluasi melalui refleksi dan rangkuman
pengalaman mereka selama proses pembelajaran bersama. Sumber daya atau
bahan yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah kemampuan
guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran. Kemudian, gunakan
berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung karakteristik gaya belajar
setiap siswa. Menyediakan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
atau minat siswa. Gunakan teknologi untuk menjadikan pembelajaran lebih
interaktif dan menyenangkan. Tetapkan tugas kelompok untuk meningkatkan
keterlibatan siswa.

D. Evaluasi
Setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan
media scrapbook, saya melihat siswa menikmati pembelajaran. Mereka tampak
antusias dengan media yang saya berikan. Siswa tampak aktif terlibat dalam
pembelajaran. Diketahui bahwa siswa dicirikan oleh rentang perhatian yang
pendek. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan kreatif dalam
merancang pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Setiap anak mempunyai ciri gaya belajarnya masing-masing. Guru
juga harus mampu menyediakan berbagai media inovatif yang sesuai dengan
gaya belajar anak. Dengan membiarkan siswa belajar sesuai dengan
karakteristik metode pembelajaran yang sesuai, maka siswa dapat lebih
proaktif dalam proses pembelajaran, dan terlihat perubahan kemampuan
kolaboratif selama proses pembelajaran. Hal ini disebabkan LKPD yang dibuat
disesuaikan dengan anggota kelompok sehingga mereka memiliki tugasnya
masing-masing.
Guru juga menegaskan bahwa adanya penilaian sikap bekerjasama
dan bertanggung jawab yang bertujuan agar peserta didik paham bahwa
mereka harus saling bertanggung jawab dan bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya Sebab, LKPD disesuaikan dengan anggota kelompok
sehingga mempunyai misi masing-masing.
Guru juga menekankan bahwa penilaian sikap kooperatif dan
bertanggung jawab bertujuan agar siswa memahami bahwa mereka harus
saling bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama.
Lampiran

Model pembelajaran PJBL dengan berbantuan media scrapbook dapat


meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ikatan kimia di
Kelas X.

Analisis Data Angket Motivasi Belajar Siswa


No Rentang Skor Kategori
1 80-100 Baik Sekali
2 66-79 Baik
3 56-65 Cukup
4 40-55 Kurang
5 30-39 Gagal

NO NAMA KIMIA KETERANGAN


75
1 Ade Rinaldi Saputra 78 TUNTAS
2 Akhmad Fajaruddin 84 TUNTAS
3 Andani Saladin 85 TUNTAS
4 Ani Sugiyanti 76 TUNTAS
5 Antonius Bayu 90 TUNTAS
6 Ardana Priska Surya 95 TUNTAS
7 Bima Pratama Daulay 81 TUNTAS
8 Darmawanto 83 TUNTAS
9 Delvia Zulfayanti 70 BELUM TUNTAS
10 Dhimas Haryo Kanigoro 76 TUNTAS
11 Dio Adi Putra 65 BELUM TUNTAS
12 Fatkhur Muhlis 75 TUNTAS
13 Hizkia Roynaldo 75 TUNTAS
14 Iis Noviyanti 82 TUNTAS
15 Ika Prasetiowati 75 TUNTAS
16 Kevin Adrian Faisal 71 BELUM TUNTAS
17 Lala sari dewi 75 TUNTAS
18 Linda Pratika Sari 76 TUNTAS
19 M. Frans Dito Dendy 77 TUNTAS
20 Magdalena Debora 79 TUNTAS
JUMLAH 1568 20 SISWA
RATA-RATA 78,4
JUMLAH PESERTA DIDIK YANG TUNTAS 17 TUNTAS
PRESENTASE TUNTAS 85%
JUMLAH PESERTA DIDIK YANG TIDAK TUNTAS 3 SISWA
PRESENTASE TIDAK TUNTAS 15%
NILAI TERTINGGI 95
NILAI TERENDAH 65

Dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa diperoleh nilai persentase 85 %, berarti


taraf keberhasilan aktivitas siswa termasuk kategori : Baik Sekali
Dari grafik tampak jelas nilai rata-rata yang diperoleh 85 %. Hal ini berarti
sebagian besar siswa memperoleh ketuntasan. Dapat dilihat dari 85 % hasil belajar
siswa yang telah memenuhi KKTP.

Anda mungkin juga menyukai