STUDI KASUS
2024
Prepared by
WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd
Oleh
WAITA RACHMI ACHIR, S.Pd
NIM : A2G223021
B. Analisis Situasi
Menganalisis keadaan yang relevan dengan kasus ini, dapat diketahui
bahwa rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh kurang inovatifnya
pembelajaran. Metode tradisional masih digunakan dan pembelajaran tetap
berpusat pada guru. Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang dihasilkan
secara internal dan eksternal oleh siswa, yang dapat membangkitkan semangat
dan semangat belajar, memberikan arahan bagi kegiatan belajar, dan
memungkinkan tercapainya tujuan belajar.
Peran saya dalam merancang pembelajaran terlihat pada penilaian
yang saya lakukan. Saya merancang bahan ajar yang menarik minat siswa dan
membiarkan siswa menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama. Dimana
dalam PPl ini saya menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran ini adalah guru
mata pelajaran, guru kelas, dan siswa. guru mata pelajaran dan guru kelas
merupakan sumber informasi tentang kemajuan siswa dalam belajar. Siswa
mempunyai peranan yang menentukan dalam menentukan kualitas desain
pembelajaran yang terlihat dari hasil belajarnya, pada saat yang sama siswa
juga berperan sebagai pelaku dalam memecahkan permasalahan belajar.
Berdasarkan hal tersebut, dalam proses penyusunan perangkat
pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran scrapbook dengan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Langkah pertama saya
melakukan diskusi dengan rekan-rekan di sekolah dan guru mata pelajaran dan
guru kelas. Saya membahas metode pembelajaran menyenangkan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Selain itu saya juga memahami dan memahami
karakteristik siswa melalui observasi, selain guru saya juga membaca kasus
dari berbagai sumber dan apa yang bisa saya lakukan untuk menyelesaikan
kasus yang ada tentang rendahnya motivasi siswa untuk belajar kimia dengan
materi ikatan kimia.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar, saya memilih
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang didukung dengan
media pembelajaran inovatif untuk mengajarkan ikatan kimia. Melalui model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL), saya berharap siswa mampu
memahami permasalahan yang berkaitan dengan materi yang terikat secara
kimia. Selain itu, media yang inovatif perlu digunakan sesuai dengan
karakteristik siswa.
Tantangan dan hambatan yang saya temui ketika merancang dan
melakukan penilaian model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
adalah membutuhkan banyak waktu. Selain itu, menemukan pertanyaan sehari-
hari terkait materi model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan
menemukan pendekatan yang tepat berdasarkan gaya belajar siswa merupakan
tantangan tersendiri. Namun dengan bekerja sama dengan rekan kerja, saya
mengatasi tantangan ini.
C. Alternatif Solusi
Berdasarkan permasalahan yang saya temui pada pengalaman
lapangan sebenarnya, saya menemukan alternatif untuk memecahkan dan
mengatasi permasalahan tersebut.
Solusi alternatif ini dapat saya uraikan dengan langkah-langkah
berikut:
Salah satunya adalah model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) yang menggunakan media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, saya akan memastikan
lingkungan belajar siswa aman dan nyaman.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan. Acara
pembukaan, inti dan penutup. Saya mengawali kelas dengan icebreaker,
kegiatan icebreaker dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Ketika siswa merasa nyaman, mereka cenderung
berpartisipasi dalam diskusi, bertanya, dan kegiatan pembelajaran lainnya.
Kemudian pada kegiatan inti pembelajaran, saya terlebih dahulu
memberikan soal-soal terkait model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) dalam format video yang sesuai dengan karakteristik visual anak, dan
selain itu saya juga memberikan contoh soal dalam bentuk gambar. Dengan
menyediakan berbagai media scrapbook yang sesuai dengan karakteristik anak,
semangat belajar anak semakin hari semakin meningkat.
Setelah orientasi masalah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dan menggunakan media scrapbook yang telah disiapkan untuk membangun
ikatan kimia. Selanjutnya masing-masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
Di akhir pelajaran, siswa dievaluasi melalui refleksi dan rangkuman
pengalaman mereka selama proses pembelajaran bersama. Sumber daya atau
bahan yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah kemampuan
guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran. Kemudian, gunakan
berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung karakteristik gaya belajar
setiap siswa. Menyediakan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
atau minat siswa. Gunakan teknologi untuk menjadikan pembelajaran lebih
interaktif dan menyenangkan. Tetapkan tugas kelompok untuk meningkatkan
keterlibatan siswa.
D. Evaluasi
Setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah berbantuan
media scrapbook, saya melihat siswa menikmati pembelajaran. Mereka tampak
antusias dengan media yang saya berikan. Siswa tampak aktif terlibat dalam
pembelajaran. Diketahui bahwa siswa dicirikan oleh rentang perhatian yang
pendek. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan kreatif dalam
merancang pembelajaran untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Setiap anak mempunyai ciri gaya belajarnya masing-masing. Guru
juga harus mampu menyediakan berbagai media inovatif yang sesuai dengan
gaya belajar anak. Dengan membiarkan siswa belajar sesuai dengan
karakteristik metode pembelajaran yang sesuai, maka siswa dapat lebih
proaktif dalam proses pembelajaran, dan terlihat perubahan kemampuan
kolaboratif selama proses pembelajaran. Hal ini disebabkan LKPD yang dibuat
disesuaikan dengan anggota kelompok sehingga mereka memiliki tugasnya
masing-masing.
Guru juga menegaskan bahwa adanya penilaian sikap bekerjasama
dan bertanggung jawab yang bertujuan agar peserta didik paham bahwa
mereka harus saling bertanggung jawab dan bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya Sebab, LKPD disesuaikan dengan anggota kelompok
sehingga mempunyai misi masing-masing.
Guru juga menekankan bahwa penilaian sikap kooperatif dan
bertanggung jawab bertujuan agar siswa memahami bahwa mereka harus
saling bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama.
Lampiran