Nim : 239054495021
Asal Institusi : SMK Negeri 3 Sungai Penuh
2. Pengawas
(Mukhtar, S.Pd)
berpendapat bahwa :
Penyebab masalah Peserta
Didik kurang memanfaatkan
teknologi /inovatif dalam
belajar :
Terbatasnya pemahaman
guru dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif
Peserta didik lebih senang
dengan dunianya bermain
gadget dari pada mencoba
berinovatif dalam belajar
2 Literasi Literatur Lebih lanjut setelah
1. Menurut Ida Rufaidah (2019) dilakukan analisis
Kurangnya Pengaruh nilai minat membaca terhadap Kurangnya
kemampuan terhadap kemampuan kemampuan minat
minat membaca membaca pemahaman sebesar membacapeserta
peserta didik 23% dan sisanya 77% didik disebabkan:
dipengaruhi oleh variabel lain. 1. Budaya literasi
Disimpulkan bahwa antara peserta didik
minat membaca dengan sangat rendah
kemampuan membaca 2. Ketersediaan
pemahaman atau pelajaran buku non
bahasa Indonesia siswa kelas X akademik yang
SMK Yaperjasa terdapat masih kurang di
hubungan positif dan sekolah.
signifikan. 3. Fasilitas perpus
takaan dan pojok
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/i báca belum
ndex.php/basastra/article/view/2 mendukung.
1619 4. Sekolah kurang
memiliki program
2. Menurut Podomi, S., Senduk, V. A., literasi membaca.
& Tulung, F. R. (2021) 5. kurangnya minat
terdapat hubungan yang siswa dala
signifikan antara kunjungan ke membaca
perpustakaan terhadap
kemampuan belajar siswa,
sebesar 0,49 atau 49%.
terdapat hubungan yang
signifikan antara minat baca
terhadap kemampuan belajar
siswa, sebesar 0,53 atau 53%.
terdapat hubungan yang
signifikan antara kunjungan ke
perpustakaan dan minat baca
terhadap kemampuan belajar
siswa, sebesar 0,77 atau 77%.
http://ejurnal.unima.ac.id/index.p
hp/jpe-unima/article/view/1616
1. Kepala Sekolah
(Julianto, S.Pd)
berpendapat bahwa :
Siswa itu amat sangat
rendah dalam literasi dan
bukan hanya siswa saja,
literasi masyarakat
Indonesia juga memiliki
kebiasan literasi yang
rendah. Di awali dengan
cara kita menyampaikan
intruksi dalam belajar,
intruksiitu tidak harus
langsung ke materi, seperti
membangun kesiapan
siswanya terlebih dahulu,
2. Pengawas
(Mukhtar, S.Pd)
berpendapatbahwa:
Kurangnya kemampuan
literasi juga dapat menjadi
penyebab sulitnya peserta
didik dalam menyimak dan
memahami materi yang
pelajari
Kurangnya minat dan
motivasi belajar yang
rendah dapat menghambat
kemampuan peserta didik
dalam menyimak dan
memahami materi.
3 Kesulitan belajar Literatur Lebih lanjut setelah
siswa termasuk 1. Menurut Azmi, R. A., Rukun, K., & dilakukan analisis
siswa berkebutuhan Maksum, H. (2020). terhadap peserta
Hasil penelitian menunjukan didik kurang teliti
khusus dan masalah
bahwa; 1) Masih banyak siswa saat menginput
pembelajaran perintah-perintah
(berdiferensiasi) di yang nilai pembelajarannya
dasar konfigurasi
kelas berdasarkan dibawah KKM sebesar 61,29%, Sistem operasi
pengalaman 2) Keterbatasan penggunaan jaringan
mahasiswa saat media pembelajaran untuk disebabkan:
menjadi guru mendukung pembelajaran 1. Siswa kurang
mandiri, 3) Media yang perlu teliti dalam
Peserta didik dikembangkan untuk kegiatan praktek
terkendala pembelajaran Administrasi konsep dasar yang
dalam Infrastruktur Jaringan adalah diperlukan dalam
memahami media pembelajaran berbasis sistem operasi
materi web (e-learning) untuk jaringan berbasis
Administrasi mendukung pembelajaran text.
Sistem Jaringan mandiri. 2. Siswa kurang
https://ejournal.undiksha.ac.id/ind memperhatikan
ex.php/JIPP/article/view/25840 urutan langkah-
langkah yang
2. Menurut : Andika Wahyudi, Sofia sistematis dalam
Edriati Sofia Edriati, Ade Pratama perintah-perintah
(2022) dasarkonfigurasi
Teknik pengumpulan data sistem operasi
menggunakan angket dan jaringanberbasis
dokumentasi nilai praktek text.
siswa . Teknik analisis data 3. Peserta didik
menggunakan rumus korelasi kurang berpikir
product moment. Berdasarkan kritis sehingga
analisis data, ditemukan bahwa membuat
terdapat hubungan yang kesalahan saat
sangat signifikan antara minat mengetik perintah
belajar dengan kemampuan proses
siswa dalam konfigurasi.
mengoperasikan VirtualBox se 4. Peserta didik
bagai media pembelajaran mungkin belum
administrasi sistem jaringan. memiliki pengala
http://journal.ummat.ac.id/index.p man praktis yang
hp/justek/article/view/10561 cukup dalam
mempraktekan
3. Menurut Yasa, I. K. D. C. A., Agung, perintah-perintah
A. A. G., & Simamora, A. H. (2021) dasarkon figurasi
Hasil yang didapat dari system
informasi sebelumnya, 5. Peserta didik
pengambilan data mungkin tidak
memperlihatkan bahwa Sepenuhnya
pengembangan modul digital memahami tujuan
interaktif dan fungsi dari
berbasis website pada perintah- perintah
materi virtual private dasar konfigurasi
network adalah layak, efisien sistem operasi
serta efektif dalam proses Jaringan yang
pembelajaran dan boleh mereka input..
dipakai sebagai media proses
belajar guna menaikkan hasil
capaian kompetensi
pengetahuan murid.
https://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-
ptiik/article/view/7201
HasilWawancara
1. Kepala Sekolah
(Julianto, S. Pd)
Peserta didik mungkintidak
sepenuhnya memahami tujuan
dan fungsi dari perintah
konfigurasi yang mereka input.
3. Teman Sejawat
(Linda Wati, S.Pd) Peserta didik
mungkinbelum memiliki
pengalaman praktis yang cukup
dalam membangun sistem
administrasi jaringan.
4 Membangun Literatur Lebih lanjut setelah
relasi/hubungan 1. Menurut : dilakukan analisis
dengansiswadan Ike Junita Triwardhani, Wulan terhadap Orang Tua
orang tua siswa Trigartanti, Indri Rachmawati, kurang menjalin
Raditya Pratama Putra (2020) komunikasi secara
Orang Tua kurang Kemampuan menciptakan intensif dengan
menjalin berbagai program yang Peserta didik
komunikasi secara disebabkan:
mensyaratkan keterlibatan
intensif dengan 1. Kebanyakan dari
Peserta Didik orang tua dalam berbagai
kegiatan anak di sekolah menjadi orang tua siswa
wadah komunikasi yang tidakadadi
menarik. Pola komunikasi guru Rumahkarena
mereka sibuk
dalam membangun keterlibatan
bekerja.
orang tua di sekolah terbentuk 2. Setidaknya
karena ketertarikan orang tua komunikasi
terhadap berbagai program dengan alat
belajar dan kehadiran disekolah komunikasitetap
dengan semangat karena terjalin. Jangan
memang menarik, merasa sampai, sama
nyaman dan adanya kebutuhan sekali tidak ada
untuk mengikuti dan mendorong komunikasi
program belajar anak. terutama dari
http://journal.unpad.ac.id/jkk/articl pihak orang tua
e/view/23620 3. Orang tua kurang
jarang untuk
2. Menurut : menyempatkan
Hasan Comce, Murniati AR, Nasir waktu dengan
Usman (2017) siswa disela-sela
1) program komunikasi wali kesibukannya.
kelas dengan orang tua siswa 4. Kurangnya kerja
diantaranya program ibu kelas, sama antara guru
kegiatan klub, pembinaan, dan orang tua
kepemimpinan, dan Sistem disebabkan
Informasi Siswa. Dari program karena anggapan
yang telah dilaksanakan terlihat orangtua bahwa
ada dampak yang positif apabila anak
terhadap prestasi belajar siswa, berada disekolah,
2) strategi komunikasi wali kelas maka ini menjadi
dengan orang tua siswa dalam tanggung jawab
meningkatkan prestasi belajar pihak sekolah
diantaranya open house, home dalam
visit, social media, mother club, membimbing
dan program diskusi. Dengan anak belajar
strategi-strategi ini berdampak
positif terhadap prestasi belajar
siswa, 3) hambatan-hambatan
yang sudah ditemukan adalah
perbedaan persepsi, budaya,
karakter dasar, poor choice of
communication channel, no
feedback, dengan hambatan-
hambatan ini berdampak
prestasi siswa sulit dicapai, 4)
upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengadakan two way
communication dengan
membuat peraturan, sosialisasi,
dan pertemuan yang lebih
intensif.
https://jurnal.usk.ac.id/JAP/arti
cle/view/9390
Hasil Wawancara
1. Guru Waka Kesiswaan
(Hendra ,S.Pd) Berpendapat
bahwa ada beberapa faktor
penyebab :
Kebanyakan dari orang tua
siswa tidak ada di rumah
karena mereka sibuk
bekerja.
Setidaknya komunikasi
Dengan alat komunikasi
tetap terjalin. Jangan
sampai, sama sekali tidak
ada komunikasi terutama
dari pihak orang tua
2. Guru Waka Kurikulum
(Hadijah, S.Pd)
Orang tua kurang jarang
untuk menyempatkan waktu
dengan siswa disela- sela
kesibukannya
Minimal menanyakan
bagaimana perasaan
mereka belajar pada saat di
sekolah
5 Materiterkait Literatur Lebih lanjut setelah
HOTS. 1. Menurut dilakukan analisis
Mahmudah, Wilda (2018) terhadap peserta
Peserta didik Secara umum faktor penyebab didik masih belum
belum kesalahan adalah kemampuan memahami/ terbiasa
memahami/ penalaran dan kreativitas siswa dengan materi HOTS
terbiasadengan yang rendah dalam memecahkan disebabkan:
materi HOTS masalah konteks nyata dan 1. Penyebab peserta
memanipulasinya ke dalam bentuk didik kesulitan
aljabar. Faktor yang paling menyesesaikan soal
berpengaruh adalah siswa tidak HOTS karena
terbiasa menggunakan proses peserta didik yang
pemecahan masalah dengan benar. belum terbiasa
Mahmudah, W. (2018). Analisis kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal matematika
dalam
bertipe Hots berdasar Teori Newman. Jurnal penyelesaikan soal
UJMC, 4(1), 49-56. berbasis HOTS
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah
(Julianto, S.Pd)
berpendapat bahwa :
Kurangnya pemahaman
pembelajaran berbasis
HOTS
Kurangnya pelatihan dalam
merancang pembelajaran
berbasis HOTS.
2. Pengawas
(Mukhtar, S.Pd)
Kemampuan Peserta didik
kurang terutama dalam
materi-materi yang mungkin
sudah dalam bentuk materi
HOTS, kenapa demikian :
Guru harus tau dasar
pengetahuan yang dimiliki
siswa untuk memasuki
materi tersebut
Bisa dengan pertanyaan-
pertanyaan pemantik atau
dengan observasi diagnostic
yang dilakukan sebelum
memulai pembelajaran
6 Masalah Asesmen Literatur Lebih lanjut setelah
1.Menurut dilakukan analisis
Peserta Didik kurang Pratiwi, A. (2021). terhadap peserta Didik
termotivasi untuk peserta didik apabila sudah kurang termotivasi
mendapat kan nilai memiliki motivasi untuk mendapat
yang
tinggi dalam datangnya dari dalam atau kannilai Tinggi dalam
pembelajaran disebut motivasi instrinsik pembelajaran
maka bagaimanapunbentuk disebabkan:
pembelajaran nya baik 1.Beberapa guru tidak
pembelajaran jarak jauh mementingkan nilai
maupun pembelajaran tatap hasil belajar siswa
muka peserta didik akan tinggi, yang
memiliki motivasi yang tinggi terpenting adalah
terhadap pembelajaran kimia. siswa tersebut
Sedangkan apabila motivasi itu selalu hadir dan
datangnya dari luar seperti mengikuti proses
variasi pembelajaran, model –
penialaian,
model cara pemecahan masalah
walaupun nilainya
peserta didik lebih termotivasi
kecil dengan di
jika berada di dalam kelas
mulainya dari
dengan harapan saat
konsisten maka
pembelajaran tatap muka
kedepannya
peserta didik saling
merekapun akan
membutuhkan teman –
temannya dan guru puas mendapatkan
https://bajangjournal.com/inde nilai hasih kerja
x.php/JPDSH/article/view/579 kerasnya sendiri
2. Guru dalam
2. Menurut kegiatan
Oktiani, I. (2017). pembelajaran di
Pembelajaran yang efektif sekolah sangat
adalah pembelajaran yang besar, karena setiap
terpusat pada siswa. Di sinilah pembelajaran yang
kreativitas guru teruji untuk terjadi di kelas
menarik perhatian siswanya merupakan hasil
agar lebih semangat dan dari peran guru
antusias dalam belajar. Guru 3. Karena kurang
yang kreatif adalah motivator paham manfaat
bagi siswanya. dari mempelajari
https://ejournal.uinsaizu.ac.id materi tersebut dan
/index.php/jurnalkependidika semangat belajar
n/article/view/1939 yang kurang.
4. Materi yang belum
siswa pahami
5. Guru kurang
memiliki waktu
untuk merancang
pembelajaran
yang inovatif