Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN STUDI KASUS

“MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN BERBICARA


BAHASA JERMAN
KELAS X IPA SMA NEGERI 6 POCO RANAKA”

Diajukan untuk memenuhi Komponen Uji Tertulis


Mahasiswa PPG Dalam Jabatan

Disusun Oleh
Kristo Silo Andang Jaya, S.Pd
NIM: 2029230002

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PROGRAM STUDI BAHASA JERMAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
A. Deskripsi Studi Kasus

Selama melaksanakan praktik pengalaman lapangan di tempat saya mengajar


(SMA Negeri 6 Poco Ranaka), saya menemukan beberapa kasus dalam proses pembelajaran.
Pertama adalah rendahnya keaktifan dan partisipasi siswa dalam belajar, hal itu ditunjukan
dengan adanya siswa yang merasa kurang percaya diri dalam berbicara Bahasa Jerman
karena takut salah dan juga malu jika ditertawakan teman jika mereka mengemukakan
pendapat. Kedua adalah kurangnya fokus siswa dalam belajar, hal ini disebabkan karena
siswa sering kali sulit lepas dari gadget, ketika guru sedang menjelaskan beberapa siswa
mencuri-curi waktu bermain gadget. Ketiga adalah rendahnya minat siswa dalam belajar, hal
itu diketahui pada saat penugasan beberapa siswa malas untuk menemukan jawaban sendiri
dan malah menyalin tugas milik temannya.
Kasus yang saya paparkan diatas penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan
berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan tindak
lanjut pembelajaran. Selain itu topik ini akan membantu saya meningkatkan kompetensi
pedagogik seperti kemampuan menerapkan model dan media pembelajaran yang sesuai
dengan karekteristik siswa, kompetensi manajerial yang berhubungan dengan pengelolaan
kelas dan kompetensi cakap digital yang terintegrasi dengan teknologi.

B. Analisis Situasi

Situasi yang terjadi pada saat perancangan pembelajaran adalah belum adanya
pengetahuan terkait karakteristik peserta didik. Adapun evaluasi yang saya lakukan adalah
melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengamati bagaimana kebiasaan peserta didik,
hal apa yang mereka sukai dan bagaimana respon peserta didik terhadap tindakan yang
dilakukan guru model sebelumnya. Hal ini sangat membantu saya untuk merancang dan
merencanakan pembelajaran dikemudian hari.
Peran saya untuk mengatasi permasalahan rendahnya partisipasi siswa, saya
mencoba memberikan media pembelajaran yang menarik sehingga menimbulkan
keingintahuan siswa dalam belajar, contohnya adalah diawal pembelajaran saya
menampilkan video melalui aplikasi yang sering digunakan siswa seperti Youtube.
Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi yang dilakukan diantaranya
adalah saya sendiri sebagai guru yang merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru
pamong dan rekan sejawat yang membantu melakukan observasi dan evaluasi serta
membantu dalam merancang perbaikan dalam pembelajaran, dan peserta didik yang menjadi
target sasaran observasi.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi
pembelajaran diantaranya ialah yang pertama siswa mudah merasa bosan dengan media
pembelajaran yang diberikan sehingga saya sebagai guru harus mampu memberikan variasi
disetiap pertemuan, yang kedua adalah saat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi
siswa sering mengeluhkan tidak ada paket data dan yang ketiga ialah saat melakukan refleksi
diakhir pembelajaran siswa tidak sunggung-sungguh dalam menjawab soal refleksi sehingga
guru terhambat melakukan evaluasi karena hasil refleksi tidak sesuai dengan keadaan yang
terjadi di kelas.

C. Alternatif Solusi

Langkah nyata yang saya lakukan dalam mengahadapi tantangan merancang


pembelajaran yang pertama adalah dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, adapun model pembelajaran yang saya gunakan yaitu model Project Based
Learning (PjBL) dengan metode diskusi, ceramah penugasan dan presentasi. Model PjBL ini
menekankan pada proses pembelajaran yang bermakna, dimana siswa akan terlibat lansung
dengan persoalan kehidupan sehari-hari serta belajar bagaimana mereka memahami dan
menyelesaikan persoalan tersebut. Penerapan model pembelajaran ini juga dibantu dengan
penggunaan berbagai media pembelajaran yang menarik, yang berhubungan dengan
kehidupan nyata dan kebiasaan siswa, contohnya dalam pemberian apersepsi, saya
menampilkan video memperkenalkan diri dari penutur asli Jerman melalui aplikasi yang
sering digunakan siswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Contoh video:

https://www.youtube.com/watch?v=Yaelm87PTvg&t=1s

Kemudian media lain yang saya gunakan adalah berupa Canva untuk
meningkatkan minat dan kreativitas siswa karena media tersebut memiliki tampilan yang
menarik dan bisa diakses diperangkat siswa, media yang dibuat dengan aplikasi ini bisa
berupa presentasi untuk memberi penguatan materi pada siswa dan LKPD. Untuk LKPD bisa
diakses dan dikerjakan secara lansung melalui aplikasi tersebut, bisa juga dicetak dan
dikerjakan secara tertulis oleh siswa. Contoh LKPD:

https://www.canva.com/design/DAFzrWThMlw/ctaj6Nt70FvgRF8HScDhbg/edit?
utm_content=DAFzrWThMlw&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_sour
ce=sharebutton

Media selanjutnya yang saya gunakan adalah aplikasi Wordwall, aplikasi ini
memiliki konsep yang mirip dengan quizizz yaitu menampilkan game berbasis edukasi,
kelebihannya adalah aplikasi ini memiliki banyak variasi tampilan permainan sehingga guru
bisa menyesuaikan dengan minat dan keadaan di kelas. Penggunaan aplikasi ini juga sangat
praktis dan bisa dimainkan secara individu maupun berkelompok. Contoh penerapan
https://wordwall.net/play/63328/291/994
D. Evaluasi

Hasil dan dampak dari langkah nyata yang telah saya lakukan adalah yang
pertama pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur, hal ini dikarenakan penerapan
model Project Based Learning mudah dipahami oleh siswa, terutama setelah beberapa kali
pertemuan siswa sudah bisa menyesuaikan dengan cepat dan mengkondisikan kelompoknya
dalam berdiskusi. Yang kedua minat dan partisipasi siswa meningkat, hal ini dapat saya
rasakan setelah menggunakan berbagai media interaktif dan dekat dengan kehidupan siswa,
mereka terlihat tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Peningkatan yang paling menonjol dari berbagai media yang saya terapkan adalah
aplikasi wordwall. Siswa terlihat sangat antusias menjawab pertanyaan yang saya tampilkan
bahkan hampir seluruh siswa di kelas saat itu menunjuk tangan. Kemudian yang ketiga
adalah saya bisa menyisipkan kegiatan pembelajaran ke gadget siswa, sehingga siswa bisa
memanfaatkan gadget untuk proses pembelajaran seperti mengakses bacaan dan video
pembelajaran sehingga penggunaan gadget bisa lebih bermanfaat di kelas.

Anda mungkin juga menyukai