Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN STUDI KASUS

PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS VII E


SMP NEGERI 16 PALU

OLEH:

NURMAWATI, S.Pd
NIM A61123607

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN II


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Selama melaksanakan PPL di sekolah, saya menemukan beberapa kasus dalam
pembelajaran. Yang pertama, rendahnya keaktifan peserta didik dalam belajar, ini
terlihat dengan sedikitnya peserta didik yang merespon pertanyaan guru, bertanya
maupun mengemukakan pendapat. Kedua, peserta didik kurang fokus pada saat
pembelajaran, ini terlihat ketika guru sedang menjelaskan ada peserta didik yang diam-
diam bermain gadget. Ketiga, minimnya partisipasi peserta didik dalam diskusi
kelompok. Ini terlihat dari keaktifan dalam mengerjakan LKPD, selama pengerjaan
LKPD masih ada peserta didik melakukan aktifitas lain saat diskusi sehingga dalam
mengerjakan LKPD hanya satu atau dua peserta yang aktif dan bertanggung jawab dalam
menyelesaikan LKPD yang diberikan oleh guru.
Kasus yang dipaparkan di atas penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan
berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan tindak
lanjut pembelajaran. Selain itu topik ini akan membantu saya dalam meningkat
kompetensi pedagogic, seperti kemampuan menerapkan model dan media pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

B. Analisis Situasi
Situasi yang terjadi pada saat perancangan dan evaluasi pembelajaran adalah belum
adanya pengetahuan terkait karakteristik peserta didik. Adapun yang saya lakukan adalah
melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengamati bagaimana kebiasaan peserta
didik, dan hal apa yang disukai serta bagaimana respon peserta didik terhadap model
pembelajaran sebelumnya. Hal ini sangat membantu untuk merancang dan merencanakan
pembelajaran selanjutnya.
Peran saya dalam merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran adalah
mengimplementasikan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar
peserta didik tidak merasa bosan dan termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran serta
dalam diskusi kelompok sehingga tercipta suasana belajar yang baik, karena jika metode
pembelajaran yang digunakan monoton maka akan mengakibatkan pula peserta didik
tidak termotivasi, sehingga dari itu saya berusaha merancang pembelajaran yang bisa
membuat peserta didik lebih aktif
Adapun yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi pembelajaran yang
dilakukan diantaranya adalah saya sendiri sebagai guru yang merancang dan
melaksanakan pembelajaran, dosen pembimbing, guru pamong, dan rekan sejawat yang
membantu melakukan observasi, evaluasi dan refleksi serta membantu dalam merancang
perbaikan dalam pembelajaran, dan peserta didik yang menjadi target sasaran observasi.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi
pembelajaran adalah dalam tahap perancangan itu membutuhkan lebih banyak waktu dan
peserta didik mudah merasa bosan dengan model pembelajaran yang diberikan sehingga
harus mampu memberikan variasi disetiap pertemuan.

C. Alternative Solusi
Langkah nyata yang saya lakukan dalam menghadapi tantangan merancang
pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran adalah dengan menerapkan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik serta merancang Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) lebih menarik dan melibatkan peserta didik dalam proses
penyelesaiannya. Adapun model pembelajaran yang saya gunakan yaitu model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan metode ceramah, diskusi, Tanya
jawab, penugasan dan presentasi. Model PBL ini menekankan pada proses pembelajaran
jangka panjang, dimana peserta didik akan terlibat lansung dengan persoalan kehidupan
sehari-hari serta belajar bagaimana mereka memahami dan menyelesaikan persoalan
tersebut, meningkatkan proses berpikir kreatif peserta didik dalam mencari gagasan,
konsep dan menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang ditanyakan serta
mampu mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Ketika berpikir kreatif
meningkat, maka diharapkan pula dapat meningkatkan hasil belajar yang selama ini
menjadi tolak ukur guru. Hal tersebuat sudah saya buat dalam merancang proses
pembelajaran maupun dalam pelaksanaanya. Penerapan model pembelajaran ini juga
dibantu dengan penggunaan berbagai media pembelajaran yang menarik, yang
berhubungan dengan kehidupan nyata dan kebiasaan peserta didik, contohnya dalam
pemberian apersepsi saya membuat media alat peraga agar peserta didik bisa lebih
mudah paham dengan materi yang diajarkan.
Media selanjutnya yang saya gunakan adalah berupa Power Point untuk
meningkatkan minat peserta didik, karena media tersebut memiliki tampilan yang
menarik sehingga membuat peserta didik merasa betah saat belajar. Serta canva untuk
membuat LKPD dan membuat tampilan LKPD lebih menarik. Menggunakan
pembelajaran yang aktif seperti diskusi kelompok dengan jumlah anggota 4-5 orang
dalam penyelesaian LKPD, memberikan apresiasi kepada peserta didik atas usaha dan
pencapainya serta melibatkan dan memberikan tanggungjawab kepada peserta didik yang
kurang aktif sehingga meningkatkan rasa percaya diri mereka dan melakukan refleksi
diakhir pembelajaran untuk mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran yang lebih
efektif efesien dan inovatif sesuai kebutuhan peserta didik.

D. Evaluasi
Hasil dan dampak dari langkah nyata yang telah saya lakukan adalah yang pertama
pembelajaran di kelas menjadi lebih terstruktur, hal ini dikarenakan penerapan model
Problem Based Learning mudah dipahami oleh peserta didik, terutama setelah beberapa
kali pertemuan peserta didik sudah bisa menyesuaikan dengan cepat dan mengkondisikan
kelompoknya dalam berdiskusi. Yang kedua minat dan partisipasi peserta didik
meningkat, hal ini dapat saya rasakan setelah menggunakan berbagai media interaktif
dan dekat dengan kehidupan peserta didik, mereka terlihat tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
Peningkatan berpikir kreatif terlihat ketika mereka mengkomunikasikan dan
menganalisis masalah yang ada pada LKPD. Dengan ide, konsep dan gagasan sendiri
yang terlihat bagaimana mereka menjawab pertannyan yang mereka munculkan sendiri.
Dalam proses pembelajarn tidak semua peserta didik mengalami peningkatan namun
dengan kemapuan dan keunikanya masingmasing ada yang kurang kreatif sampai yang
sangat kreatif. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai