Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN STUDI KASUS

a. Deskripsi studi kasus


Kegiatan pembelajaran pada siswa kelas 4 SD GMIM PANGU masih kurang maksimal dan
masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil belajar
pada muatan pelajaran Pendidikan Pancasila Khususnya Materi Hak dan Kewajiban di
rumah dan di sekolah masih kurang. Penyebabnya proses belajar mengajar yang berpusat
pada guru. Siswa hanya mendengaran dan mengerjakan lembar kerja siswa. Kondisi
kegiatan belajar mengajar yang demikian masih kurang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Kondisi pembelajaran yang demikian menyebabkan hasil belajar
PENDIDIKAN PANCASILA pada siswa masih kurang maksimal. Mengapa masalah ini
diangkat, terlihat dari dari KKM (kriteria ketetapan maksimal) untuk muatan pelajaran
PENDIDIKAN PANCASILA yaitu 70 dan masih ada beberapa siswa yang belum
mencapai KKM. Nilai ulangan yang diperoleh siswa pun masih rendah.
Guna meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa saya mengganti model
pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan metode : Ceramah, Diskusi, Tanya
jawab, Demonstrasi, Penugasan, Presentasi dan Pendekatan : Saintifik, TPACK
(menggunakan media proyektor LCD, audio speaker)

b. Analisis situasi
Berdasarkan data yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung dan hasil ulangan harian
ditemukan nilai yang masih rendah dan masih terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Pada saat merancang modul ajar perlu dilakukan penyesuaian dengan karakter siswa yang
berbeda-beda dan kebutuhan belajar yang berbeda. Penyusunan dan pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam melaksanakan proses belajar
mengajar di kelas. Dikatakan penting disebabkan rencana pelaksanaan pembelajaran
merupakan suatu panduan dan tolak ukur yang harus dilalui tahap demi tahap dalam
melaksanakan pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung dengan tertib dan
terarah.
Peran saya dalam merancang dan melakukan evaluasi adalah sebagai menciptakan kegiatan
pembelajaran yang efektif dan mudah diterima siswa serta meningkatkan potensi kemampuan
siswa secara optimal dengan metode Higher Order Thinking Skills (HOTS)/Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT). Guru juga sudah mulai memberikan asesmen dari awal
pembelajaran kepada siswa. Ini akan berguna untuk memahami kompetensi awal murid dan
menjadi dasar penyusunan rencana pembelajaran setahun ke depan.
Dalam menyiapkan rencana pembelajaran, saya melibatkan kepala sekolah dan teman-teman
guru di sekolah. Meminta saran dan umpan balik terhadap hasil belajar saya nantinya dan
menerima masukan dan saran dari teman-teman guru.
Tantangan serta hambatan yang dihadapi dalam merancang dan melakukan evaluasi
pembelajaran adalah membutuhkan banyak waktu. Selain itu dalam menemukan
permasalahan sehari-hari yang bisa dihubungkan dengan materi pembelajaran dan untuk
menemukan metode yang tepat, sesuai dengan gaya belajar peserta didik merupakan
tantangan tersendiri. Tetapi dengan kolaborasi dengan rekan sejawat saya mampu mengatasi
tantangan ini.
c. Alternatif solusi
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran saya akan memastikan lingkungan belajar
peserta didik aman dan nyaman. Menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning/PBL) dengan menggunakan media inovatif yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan. Kegiatan pembuka, inti dan
penutup. Awal kelas saya awali dengan ice breaking, aktivitas ice breaking dapat merangsang
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik
merasa nyaman, mereka lebih cenderung terlibat dalam diskusi, pertanyaan, dan aktivitas
pembelajaran lainnya. Kemudian pada kegiatan inti, kelas saya awali dengan memberikan
permasalahan yang terkait dengan Hak dan Kewajiban siswa di rumah dan di sekolah. Materi
Pelajaran disajikan dalam bentuk video pembelajaran. Melalui pembelajaran media inovatif
yang sesuai dengan karakteristiknya anak-anak semakin semangat untuk belajar. Siswa dibagi
kelompok untuk menjawab hal-hal apa saja yang ditemui di rumah dan di sekolah berkaitan
dengan Hak dan Kewajiban. Setelah itu secara bergantian setiap kelompok akan menyajikan
hasilnya di depan kelas. Di akhir pembelajaran peserta didik melakukan evaluasi dengan
memberikan refleksi dan kesimpulan terhadap pengalaman mereka selama proses
pembelajaran bersama.
Sumber daya atau materi yang digunakan dalam untuk menjawab tantangan tersebut adalah,
kemampuan guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran. Kemudian,
penggunaan media pembelajaran yang variatif yang dapat menunjang karakteristik gaya
belajar setiap peserta didik. Menyediakan materi yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari atau minat peserta didik. Memanfaatkan teknologi untuk membuat pembelajaran
lebih interaktif dan menarik. Memberi tugas kelompok untuk meningkatkan keterlibatan
peserta didik.
d. Evaluasi
Hal yang Nampak setelah menerapkan pembelajaran berbasis masalah yang dibantu dengan
media inovatif saya melihat peserta didik senang dalam belajar. Mereka nampak antusias
dengan media yang saya berikan. Peserta didik terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Dan pemahaman terhadap materi Pelajaran meningkat. Itu terlihat dari hasil belajar yang
meningkat. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan dalam berinovasi
dan kreatif dalam merancang pembelajaran guna membangkitkan antusiasme peserta didik
dalam proses belajar. Setiap anak mempunyai karakteristik dalam gaya belajarnya masing-
masing. Guru juga harus mampu menyediakan berbagai macam media inovatif yang sesuai
dengan gaya belajar anak. Dengan peserta didik dapat belajar sesuai dengan karakteristik
gaya belajar yang sesuai dapat menjadikan peserta didik lebih termotivasi dan aktif dalam
proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai