Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

PERMASALAHAN RENDAHNY A MOTIVASI BELAJAR PADA


SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TRIPE JAYA

SOPYAN
201500633595

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KOTA MEDAN
2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Pelaksanaan program Pengalaman Praktik Lapangan (PPL) membantu calon guru untuk
menunjang kompetensinya dalam proses menjadi guru profesional. Berdasarkan
pengalaman saya ketika melaksanakan PPL, saya menemukan masalah di kelas yaitu
rendahnya motivasi belajar peserta didik. Hal ini terlihat pada saat observasi sewaktu
di kelas, peserta didik menunjukkan perilaku antara lain: cenderung cepat bosan
dengan kegiatan belajar, kalau ada kesulitan dalam belajar tidak ada keinginan untuk
bertanya, perhatiannya tidak fokus pada pada pembelajaran, serta bermain game dan
mengobrol saat kegiatan belajar.
Motivasi belajar yang rendah dapat berdampak negatif pada prestasi akademik dan
perkembangan peserta didik. Motivasi adalah faktor kunci yang memengaruhi sejauh
mana peserta didik aktif dalam pembelajaran, berpartisipasi, dan memahami materi
pelajaran. Rendahnya motivasi belajar bisa menghambat potensi peserta didik dan
berpengaruh pada pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, memahami dan
mengatasi masalah motivasi ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan membantu peserta didik mencapai potensi penuh mereka.

B. Analisis Situasi
Sebelum melaksanakan proses belajar-mengajar, mengetahui karakteristik peserta
didik adalah hal yang perlu dilakukan agar dalam merancang rencana dan evaluasi
pembelajaran sesuai dengan kemampuan pesera didik. Pada saat saya melaksanakan
program praktik lapangan, saya belum mengetahui karakteristik dari peserta didik,
sehingga untuk mendapatkan informasi tersebut, saya menggali informasi dengan
mewawancarai langsung pada sebagian peserta didik sebelum kegiatan belajar
dimulai. Selain itu, saya juga bertanya kepada guru mapel dan wali kelas mengenai
karakteristik peserta didik kelas yang saya ampu nantinya. Selanjutnya, data yang
telah diperoleh akan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun rancangan
pembelajaran yang efektif agar kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik sehingga pembelajaran terlaksana dengan maksimal. Peran saya
disini adalah merancang dan melakukan strategi pembelajaran yang menggabungkan
metode pedagogik yang interaktif dan diintegrasikan dengan teknologi yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pihak yang terlibat dalam perancangan dan evaluasi pembelajaran adalah peserta
didik (main focus), guru mapel, serta wali kelas. Adapun pihak lainnya yang terlibat
adalah dosen pembimbing saya yang memberikan masukan-masukan mengenai
perancangan pembelajaran dan teman sejawat yang senantiasi membantu dalam proses
perancangan dan evaluasi pembelajaran. Tantangan dan hambatan yang dihadapi
selama perancangan dan evaluasi pembelajaran terkait rendahnya motivasi belajar
antara lain keterbatasan sumber daya teknologi di sekolah, kesulitan dalam mengukur
motivasi peserta didik dengan cara yang objektif, perlu memastikan integrasi antara
metode pembelajaran, teknologi, dan materi pelajaran yang tepat serta tingkat
penyesuaian terhadap variasi tingkat motivasi dan kebutuhan peserta didik yang
berbeda.

C. Alternatif Solusi
Berdasarkan analisis situasi, langkah-langkah yang saya ambil dalam pemecahan
masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik adalah:
1. Melakukan asesmen diagnostik non-kognitif pada awal pembelajaran. Hasil dari
asesmen ini digunakan untuk mengetahui karakteristik peserta didik seperti gaya
belajar. Dengan adanya informasi mengenai gaya belajar peserta didik, saya dapat
mengembangkan rencana pembelajaran yang variatif dan disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik (Penerapan pembelajaran berdiferensiasi)
2. Saat saya mengajar selama PPL, saya mencoba menerapkan metode pembelajaran
yang
interaktif dan menarik. Saya melontarkan pertanyaan pemantik pada awal sebelum
masuk ke pembelajaran, pertanyaan pemantik seperti contoh-contoh di dunia nyata
yang relevan dengan materi pelajaran yang saya sampaikan hari itu dan memberikan
tantangan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Selain itu, dengan metode
PBL (Problem Based Learning) saya memilih kasus-kasus yang relavan dengan
kehidupan sehari-hari dalam pemberian tugas di LKPD. Hal ini dilakukan agar peserta
didik merasa pembelajaran relevan dengan kehidupan sehari-hari dan dapat
merasakan manfaat pembelajaran yang akan didapatkan.
3. Dengan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, saya memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran. Salah satu contohnya adalah saya menggunakan
Kahoot sebagai salah satu media pembelajaran di kelas. Kahoot merupakan media
pembelajaran interaktif yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar dan diakses
melalui gadget oleh guru dan peserta didik. Kahoot digunakan sebagai media
pembelajaran yang menantang dan menyenangkan dengan harapan dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dengan adanya Kahoot, peserta didik
merasa tertantang dalam proses belajar-mengajar. Kahoot bersifat game-based
learning quiz yang saya manfaatkan untuk mengulas materi pelajaran setelah kegiatan
pengenalan konsep dan materi.
4. Dalam rangka menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, ice
breaking perlu dilakukan, saya mengajak peserta didik untuk melakukan ice
breaking. Ice breaking yang saya susun berupa game-game dengan metode yang
berbeda diantaranya adalah game estafet, true or false, dan game menjaga konsentrasi.
Ice breaking yang saya jalankan pun terkadang masih disisipi oleh materi-materi
pembelajaran pada hari tersebut.

D. Evaluasi
Setelah melaksanakan langkah-langkah diatas, peserta didik mulai menunjukkan
tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam kelas. Mereka terlihat lebih antusias dalam
menjawab pertanyaan dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran telah memberikan elemen menarik dan
interaktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik lebih fokus pada penggunaan
teknologi untuk eksplorasi materi pelajaran. Dampak dari langkah-langkah ini adalah
adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik. Mereka lebih aktif, berani
bertanya, dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal ini juga tercermin dalam hasil
evaluasi pembelajaran, di mana ada peningkatan yang signifikan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, suasana kelas juga menjadi lebih positif
dan kolaboratif. Peserta didik merasa lebih nyaman berdiskusi dan berbagi pendapat.
Semua ini menggambarkan perubahan positif dalam motivasi belajar mereka.
Langkah-langkah yang saya ambil selama PPL membantu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang positif dan produktif bagi peserta didik serta membantu saya
dalam meningkatkan kreativitas dalam menyusun rancangan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai