Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

“KURANGNYA MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES


PEMBELAJARAN”

OLEH :

KRISTIN YULININGSI BUSU

NIM. 2201191853

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GELOMBANG 2


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2023
A. Deskripsi kasus
Studi kasus yang saya ambil berdasarkan pengalaman yang dialami selama
melaksanakan kegiatan PPL di UPTD SD Inpres Liliba. Studi kasus ini berkaitan dengan
kurangnya minat belajar peserta didik kelas V dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kurangnya minat peserta didik dalam proses pembelajaran terlihat pada saat guru
menyampaikan materi, sebagian peserta didik cenderung tidak fokus, lebih memilih
bermain sendiri atau bercanda dengan teman sekelasnya. Selain itu ketika guru
mengajukan pertanyaan terkait materi yang dipelajari, peserta didik cenderung diam dan
tidak menanggapi atau memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan dan
pada saat berdiskusi sebagian peserta didik tidak berkontribusi dalam kegiatan kelompok.
Akibatnya prestasi akademik peserta didik menurun dan mereka kehilangan minat dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka kasus ini sangat penting untuk dibahas
karena permasalahan rendahnya minat belajar peserta didik akan mempengaruhi hasil
belajar.

B. Analisis situasi
Keadaan tersebut merupakan permasalahan yang perlu diatasi karena kurangnya
minat belajar peserta didik yang dapat berdampak buruk terhadap hasil belajar peserta
didik. Analisis situasi ini menunjukkan metode yang digunakan monoton yaitu hanya
menerapkan metode ceramah dan model yang digunakan juga tidak berjalan efektif.
Dalam melaksanakan pembelajaran, media yang digunakan guru hanya media gambar
yang terdapat pada buku teks dan tidak sesuai dengan berbagai gaya belaja peserta didik.
Media pembelajaran yang digunakan masih konvensional dan terbatas. Dalam hal ini
diperlukan peran guru untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang dihadapi
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan minat peserta
didik terhadap proses pembelajaran di kelas.
Pada saat merencanakan pembelajaran, pentingnya untuk menciptakan lingkungan
belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu saya memilih media,
metode dan model pembelajaran yang sesuai dan menarik agar peserta didik berperan
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan minat belajar peserta
didik, dan dapat memahami materi yang diajarkan dengan demikian tujuan pembelajaran
yang dibuat dapat tercapai dan memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam melaksanakan perencanaan ini ada pihak-pihak yang terlibat seperti guru
pamong, guru kelas dan rekan PPL yang berperan membantu saya memilih solusi yang
tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisis situasi ini saya ambil ketika saya
diminta mendampingi guru yang sedang mengajar di kelas tersebut.
C. Alternatif Solusi
Menghadapi kasus kurangnya minat belajar peserta didik, maka alternatif proses
pembelajaran yang dapat saya terapkan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik
adalah dengan memilih metode, model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Sumber atau bahan yang digunakan untuk menjawab tantangan tersebut adalah
saya membuat perangkat pembelajaran IPAS kelas V dengan materi cahaya dan sifat-
sifatnya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah melakukan asesmen diagnostik
kepada peserta didik yang meliputi tingkat pemahaman, gaya belajar peserta didik.
Selanjutnya saya merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Metode pembelajaran yang dipilih tidak homogen tetapi bervariasi dan
menjadikan peserta didik aktif dan kreatif. Metode yang dipilih adalah diskusi kelompok
dan demonstrasi, sehingga terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik atau sesama
peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Project
Based Learning (PJBL). Dalam pembelajaran berbasis proyek ini, peserta didik dilibatkan
secara aktif dalam melakukan diskusi dan percobaan untuk menentukan sifat-sifat
cahaya. Dan media yang dipilih adalah media yang sesuai dengan materi ajar. Pemilihan
media pembelajaran fokus pada gaya belajar audio dan visual, sedangkan untuk peserta
didik dengan gaya belajar kinestetik. Media pembelajaran yang digunakan berupa gambar
dan video yang dilampirkan pada power point. Bagi peserta didik dengan gaya belajar
kinestetik disediakan alat dan bahan untuk melakukan percobaan. Misalnya saya
mengajarkan materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya, media yang saya gunakan adalah
benda-benda konkrit seperti cermin, senter, benda bening dan lain sebagainya. Dengan
membawa media konkrit, peserta didik dapat melakukan percobaan dan membangun
pemahamannya sendiri serta memperoleh pembelajaran yang bermakna karena peserta
didik terlibat langsung dalam mencoba dan menyelesaikan LKPD yang diberikan saat
melaksanakan percobaan.

D. Evaluasi
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
menggunakan desain pembelajaran yang sesuai dengan asesmen diagnostik yaitu
pembelajaran sesuai gaya belajar peserta didik, dengan menggunakan metode dan
bantuan media yang tepat, peserta didik tidak lagi sebatas pembelajaran ceramah saja
melainkan dengan melakukan diskusi dan demonstrasi. memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan secara mandiri.
Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang digunakan juga dapat
berjalan dengan efektif. Hal ini terlihat dari minat peserta didik selama proses
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta
didik yang beragam dengan menggunakan media gambar, media video dan alat peraga
membuat peserta didik lebih aktif dalam mengeksplorasi materi pembelajaran dan dapat
meningkatkan minat peserta didik dalam proses pembelajaran dan mampu mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai