Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN STUDI KASUS

Penerapan Metode Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa Kelas III SDN 176371 Sigumpar Jae

HENDIPRIANA
SIMBOLON, S. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023
Deskripsi Studi Kasus
Proses belajar dan mengajar tidak selalu lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
Terkadang proses tersebut mengalami kesulitan atau hambatan, kesulitan atau hambatan tersebut
dapat diartikan dalam berbagai gejala masalah, seperti prestasi belajar siswa yang rendah,
rendahnya keaktifan dan kreativitas siswa dan kurangnya motivasi belajar siswa. Banyak faktor
yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa, salah satunya adalah model pembelajaran
yang digunakan oleh guru kurang inovatif sehingga siswa passif, siswa kurang diberi kesempatan
mengajukan pendapat, guru yang kurang memberi apresiasi terhadap siswa, sehingga siswa tidak
merasa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, saya sebagai guru perlu
memilih, menetapkan, merancang dan melaksanakan model pembelajaran yang akan membantu
dalam peningkatan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini saya memilih penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning(PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning
melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan
berpikir kritis peserta didik yang lebih tinggi dan siswa dapat merasakan manfaat
pembelajaran.

Analisis Situasi.
Setelah melaksanakan PPL dalam 2 siklus, saya mengangkat permasalahan rendahnya
motivasi belajar siswa. Diangkatnya kasus ini berlatar belakang dari masih rendahnya motivasi
belajar siswa yang menyebabkan masih kurangnya kemauan siswa dalam bertanya dan menyatakan
pendapat siswa di kelas III SDN 176371 Sigumpar Jae. Saya menjumpai beberapa siswa yang
sebenarnya tahu namun saat diberi pertanyaan, namun tidak berani mengungkapkan secara langsung
tanpa di tanyakan oleh guru hal ini menunjukkan masih rendahnya motivasi siswa dalam proses
belajar.
Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan dosen pembimbing, guru pamong, kepala
sekolah dan teman-teman sejawat, untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar siswa, saya
mempersiapkan model pemelajaran yang kreatif dan inovatif dalam hal ini adalah Problem Based
Learning (PBL). Saya kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai,
menggunakan media pembelajaran yang berbasis TPACK, menyajikan materi pembelajaran
semenarik mungkin, dan juga merancang penilaian yang akan digunakan. Selain itu saya juga
mempersiapkan sarana prasarana yang diperlukan untuk keberlangsungan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuikan dengan sintak model pembelajaran yang sudah
dirancang dan melakukan evaluasi dan refleksi setelah pembelajaran selesai agar mengetahui apa saja
hal yang perlu diperbaiki dan di tingkatkan.
Proses ini tentu menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah masih kurangnya
pengetahuan saya mengenai model-model pembelajaran inovatif, dan juga kurangnya kemampuan
saya sebagai guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan serta berpihak
pada siswa, selain itu juga masih kurangnya pengelolaan waktu agar pembelajaran berlangsung
efektif.

Alternatif Solusi

Untuk mengatasi tantangan dalam merancang pembelajaran dan juga evaluasi pembelajran dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), saya memperbanyak pengetahuan mengenai
model pembelajaran tersebut melalui bebrbagai jurnal dan karya ilmiah yang berhubungan dengan
masalah yang saya hadapi. Kemudian berdiskusi dengan dosen pembimbing, guru pamong dna teman
sejawar bagaimana merancang pembelajaran dengan model PBL. Kemudian membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi dan sintaks pembelajaran PBL.
Selanjutnya saya menggunakan media pembelajaran yang berbasis TPACK, seperti mengunakan
Powerpoint untuk menampilkan bahan ajar, menggunakan video animasi, atau menampilkan video
pembelajaran agar pembelajaran berlangsung semenarik mungkin. Hali ini tentu perlu sarana dan
prasarana yang memadai, oleh sebab itu saya juga mempersiapkan sarana prasarana yang diperlukan
untuk keberlangsungan pembelajaran yakni laptop, infocus, dan pengeras suara (speaker). Untuk
meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran saya menggunakan metode eksperimen atau
percobaan, sehingga siswa dapat merasakan langsung manfaat pembelajaran. Selain itu untuk
meningkatkan antusias dan semangat belajar siswa saya juga memberikan apresiasi berupa pujian
ataupun memberikan hadiah bagi siswa ataupun kelompok yang dapat menjawab pertanyaan,
memberi tanggapan dan juga siswa yang mau bertanya.
Selain membuat perangkat pembelajaran dengan model Problem Based Learning, membuat media
bebrbasis TPACK saya juga menyusun rubrik penilaian yang sesuai. Setelah pembelajaran berakhir
saya juga melakukan evaluasi dan refleksi untuk mengetahui apa saja hal yang perlu diperbaiki dan
di tingkatkan baik dari sisi siswa dan dari saya sebagai guru. Kemudian melakukan diskusi dengan
dosen pembimbing, guru pamong dan juga dengan teman sejawat untuk mengetahui perbaikan-
perbaikan yang perlu dilakukan untuk pembelajaran yang berkesinambungan selanjutnya.

Evaluasi.
Dampak dari aksi penggunaan model belajar Problem Based Learning yang telah saya
laksanakan sebanyak 2 pertemuan menunjukkan beberapa hal positif bagi motivasi siswa, antar lain
siswa terlihat antusias dan bersemangat serta aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa menjadi
lebih aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan guru, saat melakukan diskusi dan percobaan
sederhana siswa terlihat optimis untuk ikut terlibat dalam proses pengerjaan LKPD.
Melalui kegiatan pembelajaran yang mengunakan beberapa sumber dalam hal ini yakni
bacaan dari buku, video pembelajaran dan juga eksperimen sederhana mengenai proses perubahan
wujud benda mencair dan menguap, serta penguatan materi dari guru siswa termotivasi dan terdorong
untuk memahami konsep pembelajaran yang diajarkan. Siswa belajar cara bekerja bersama sebagai
tim untuk mencapai tujuan bersama dan bergotong royong untuk menyelesaikan LKPD. Kemudian
hasil nilai evaluasi menunjukkan peningkatan nilai keseluruhan dan semua siswa mendapat nilai
diatas KKM. Siswa menyatkan bahwa mereka merasa antusias dan semangat serta tidak jenuh dengan
adanya kegiatan ice breaking di setiap pembelajaran. Keberhasilan dari pembelajaran ini sangat
efektif dan menunjukkan peningkatan dalam hal yakni dalam penilaian sikap, keterampulan
maupun pengetahuan siswa, salah satunya yaitu terjadi peningkatan nilai rata rata dari pertemuan 1
ke pertemuan ke 2 melampai KKM.

Anda mungkin juga menyukai