Anda di halaman 1dari 4

Cover

LAPORAN STUDI KASUS

JUDUL

DISUSUN OLEH

……………………………….

JURUSAN/PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UIVERSITAS
TAHUN
Kurangnya Tingkat Konsentrasi dan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Materi Teks
Laporan Hasil Percobaan di Kelas XI ……..

1. Deskripsi Studi Kasus (100-150 kata)

Studi kasus yang saya kemukakan berkaitan dengan tingkat konsentrasi, motivasi belajar
dan kesulitan peserta didik dalam memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia materi Teks
Laporan Hasil Percobaan. Peristiwa ini bermula ketika guru model perdana kali melaksanakan
proses pembelajaran Siklus I Praktik Pembelajaran Terbimbing di kelas IX.9. Pada
pelaksanaannya, motivasi dan konsesntrasi peserta didik dalam belajar cukup rendah. Hal
tersebut terlihat melalui observasi guru. Ada peserta didik yang tidur di kelas, asyik mengobrol
dan pasif ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Di sisi lain, dalam konteks
pemahaman materi, nilai yang diperoleh peserta didik ini belum cukup memuaskan dikarenakan
masih banyak yang berada di bawah Kriteria Minimal Ketuntasan (KKM).

Oleh karena itu, topik ini sangat penting dipelajari karena erat kaitannya dalam
peningkatan proses pembelajaran. Selain itu guru, dapat belajar mengenai kemampuan
pedagogik seperti penggunaan model dan strategi pembelajaran yang tepat, pembuatan perangkat
pembelajaran, pemilihan media, hingga pengelolaan pembelajaran di dalam kelas.

2. Analisis Situasi (200-250 kata)

Ketika diberikan kesempatan untuk mengajar pertemuan pertama, pendidik belum


mengetahui karakteristik peserta didik, dikarenakan belum adanya asesmen diagnostik yang
dibagikan kepada peserta didik. Akibatnya dalam proses pembuatan perangkat pembelajaran,
pemilihan media, serta strategi pembelajaran yang digunakan tidak direncanakan secara
maksimal. Hal tersebut cukup berpengaruh dengan tingkat motivasi dan konsentrasi peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran. Contoh konkretnya adalah ketika guru model meminta peserta
didik untuk bertanya, namun tidak ada yang berani untuk bertanya karena cenderung malu. Di
sisi lain, ketika guru membentuk kelompok belajar, suasana pembelajaran menjadi tidak
kondusif dikarenakan peserta didik asyik bermain sendiri.
Peran saya dalam merancang dan melakukan evaluasi adalah sebagai guru yang
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Dalam
prosesnya, pihak yang terlibat dalam pembuatan perangkat pembelajaran adalah guru model dan
guru pamong. Guru pamong berperan sebagai pemberi arah dan sumber informasi mengenai
kondisi peserta didik selama proses pembelajaran, sementara guru model berperan sebagai orang
yang memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam praktik pengajaran tersebut.

Adapun tantangan dan hambatan yang terjadi yaitu ketika persentasi di depan kelas,
peserta didik tidak berani untuk maju, sebelum akhirnya guru model yang harus turun tangan
untuk memberikan ketegasan kepada mereka. Hal yang menjadi perhatian yaitu ketika kegiatan
evaluasi. Dalam pengamatan, banyak peserta didik yang tidak serius mengerjakan tugas,
misalnya mencontek dan juga menjawab asal-asalan. Hal tersebut terlihat melalui nilai yang
berada di bawah KKM. Oleh karena itu, berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka guru
model penting melakukan evaluasi agar dalam pembelajaran ke depan permasalahan tersebut
tidak terulang kembali.

3. Alternatif Solusi (250 - 300 kata)

Permasalahan yang dikemukan dalam pembahasan di atas tentu harus dicarikan berbagai
upaya solusi agar guru model dapat meningkatkan kemampuannya dalam praktik pengajaran.
Salah satu hal yang dapat dilakukan seorang guru yaitu dengan merencanakan dan
mempersiapkan dengan matang perangkat pembelajaran sebelum guru masuk kelas atau memulai
proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi modul ajar, pemilihan media dan
model pembelajaran, serta asemsen yang tepat. Perangkat pembelajaran yang telah disiapkan
dengan cukup matang dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik sangat bermanfaat
agar guru paham betul kemana arah pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga perlu
melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengetahui keberagaman belajar peserta didik, sebab
peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda dan perlu dipahami serta diakomodsi . Guru
juga perlu melakukan pendekatan kepada peserta didik secara personal agar timbul chemsitry
yang baik antara guru dengan peserta didik.

Langkah selanjutnya yaitu dengan mengintegrasikan game edukasi berbasis teknologi


menggunakan World Wall. Pada platform tersebut saya memilih Kuis Game Show yang dikemas
dengan memasukan materi teks laporan hasil percobaan. Alhasil peserta didik pun cukup
antusias belajar dalam pertemuan selanjutnya. Selain itu, saya juga selalu memberikan reward
berupa bintang atau nilai plus kepada peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut cukup memotivasi mereka untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran.

Kemudian, kaitannya terhadap permasalahan dalam kesulitan memahami materi teks


laporan hasil observasi, hal yang saya lakukan yaitu dengan memastikan materi yang diajarkan
memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Misalnya ketika ingin
menjelaskan materi mengenai pengertian teks laporan hasil percobaan, maka saya tidak serta
merta menjelaskan langsung pengertiannya secara langsung, namun memberikan contoh gambar
atau video yang berkaitan dengan materi tersebut. Barulah nanti peserta didik menyampaikan
pendapatnya mengenai gambar atau video yang telah ditayangkan. Hal tersebut sangat berguna
agar guru dapat melatih kemampuan bernalar kritis peserta didik sesuai dengan elem Profil
Pelajar Pancasila.

4. Evaluasi (100 - 150 kata)

Alternatif solusi dari berbagai permasalahan yang guru model hadapi dalam studi kasus
telah diimplementasikan pada pertemuan selanjutnya. Misalnya yang berkaitan dengan
kurangnya motivasi dan konsentrasi peserta didik. Pada pertemuan berikutnya, guru model telah
mempersiapkan dengan matang perangkat pembelajaran, pemilihan media serta meningkatkan
pengelolaan kelas. Di sisi lain, guru model menggunakan metode pengajaran yang beragam
seperti diskusi kelompok, games edukatif berbasis teknologi,dan kuis. Hal tersebut berpengaruh
signifkan dalam keberhasilan proses pembelajaran. Tingkat motivasi dan konsentrasi peserta
didik meningkat pesat.

Sementara itu, permasalahan kesulitan dalam memahami materi, guru memastikan materi
memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari Alhasil, proses pembelajaran berjalan aktif.
Interaksi dua arah antara guru dan peserta didik menandakan peningkatan pembelajaran. Mereka
tak segan bertanya dan menyampaikan pendapatanya ketika pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut selaras dengan perolehan nilai peserta didik yang meningkat signifikan jika
dibandingkan pertemuan pertama. Banyaknya hal positif yang telah dikemukakan menandakan
bahwa proses pembelajaran yang dilaksankan guru model mengalami peningkatan.

Demikianlah laporan studi kasus ini disusun …………………………………..

Anda mungkin juga menyukai