Anda di halaman 1dari 3

Nama : LISTIYANI

LK-3. PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN BEST PRACTICE

PENERAPAN MODEL PJBL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA PEMBELAJARANN MAPEL IPAS KELAS 4 SD

A. Pendahuluan

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum Merdeka yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai
dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas
tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses
berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), danC3 (aplikasi). Guru
hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yangberorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).

Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran


di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria. Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang
banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan
guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yanghanya bersifat
teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks. Untuk menghadapi era era yang semakin maju, siswa
harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi ( higher order thinking skills).

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum merdeka adalah model pembelajaran berbasis masalah
(project based learning/PJBL). PJBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan
strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.

Dalam PJBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam
kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PJBL membelajarkan siswa untuk
berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaranyang
sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Setelah melaksanakan pembelajaran
tematik terpadui dengan model PJBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar
siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PJBL
iniditerapkan pada kelas IV yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya.
Praktik pembelajaran PJBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best
practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PJBL.
B. Pembahasan

Situasi Model pembelajaran yang kurang interaktif (menarik) mengakibatkan


perubahan sikap pada peserta didik yang terdampak pada pembelajaran .Oleh
karena itu, siswa merasa bosan pada saat pembelajaran dikelas. Perubahan
yang terjadi seperti ;
1. Sulitnya melaksanakan literasi pengetahuan
2. Siswa mencoret coret bangku dengan stipo
3. Siswa sering mengobrol pada saat pembelajaran .
4. Malu mengungkapkan pendapatnya.
5. Ingin cepat pulang saat berada dikelas.
Dengan kondisi seperti ini ,karena kurangnya pemanfaatan media ajar dan
model pembelajaran yang interaktif yang diimplementasikan guru dikelas.
Tantangan Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri , wawancara guru,
kepala sekolah, maka beberapa tantangan yang terjadi diantaranya:
1. Kurangnya orang tua siswa membimbing pembiasaan literasi anak
dirumah.
2. Sepenuhnya orang tua siswa menyerahkan Pendidikan anaknya ke
sekolah .
Adapun tantangan yang ada disekolah seperti;
1. Fasilitas perpustakaan dan pojok baca kurang mendukung.
2. Kurang tepatnya pemilihan media ajar dan model pembelajaran yag
sesuai dengan kebutuhan siswa
3. Kurangnya pemanfaatan TPACK di kelas .
Tantangan itu yang menyebabakan seorang guru harus melewati berbagai cara
supaya peserta didiknya memahami dan menyukai proses pembelajaran
dikelas .
Aksi Tantangan yang ada diatas harus segera diselesaikan dengan baik oleh
seorang guru profesional, diantaranya yaitu :
1. Berkaitan dengan media ajar
Guru bisa menggunakan media konkrit yang ada disekitar sekolah,
sehingga siswa bisa lebih mengenal media yang ada. Jika media konkrit
sudah ada, bisa juga dikolaborasikan berbasis TPACK sehingga siswa
lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
2. Berkaitan dengan model pembelajaran
Guru juga diyakini sudah hapal dengan sintak dari model pembelajaran
yang akan dipilihnya dari mulai tahap awal sampai akhir yang dituangkan
dalam kegiatan pembuka, inti dan penutup
3. Berkaitan dengan penilaian
Seorang guru yang dituntut untuk menilai secara keseluruhan dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Tentunya dalam instrumen yang
lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaikan setiap ranah, dan
rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian akhir pembelajaran.
4. Berkaitan dengan kondisi ruangan
Guru bisa mendesign ruangan dengan baikmulai dari kebersihan,
kerapihan dan keindahan sehingga siswa memiliki motivasibelajar yang
baik serta pembelajaran yang nyaman.
Refleksi Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan, dampak dari aksi
langkah-langkah pembelajaran ini adalah:

1. Model Project Based Learning meningkatkan minat belajar peserta


didik di kelas. Adanya penugasan projek membuat siswa tertarik dan
termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Apalagi keberhasilan
projek miniatur kincir angin tidaklah mudah. Ada berbagai faktor yang
mempengaruhi diantaranya adalah jika sumber angin kecil maka
baling-baling kipas berputar pelan. Hal ini yang mendorong rasa ingin
tau siswa, rasa tertarik, dan berusaha memperhatikan pelajaran.
Berdasarkan indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa model
Project Based Learning efektif meningkatkan minat belajar peserta
didik.
2. Dampak dari penerapan media berbasis TPACK yang
diimplementasikan yaitu berbasis webside serta dipadukan dengan
model pembelajaran PJBL membuat siswa lebih bersemangatdan tidak
cepat bosan dalam pembelajaran, karena saat pembelajaran siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok serta perkelompok menjawab soal
yang diberikan guru. Dengan menggunakan model PJBL ini siswa
lebih termotivasi dari pada dengan model pembelajaran konvensional,
terlihat dari indikator keaktifan naik dari sebelum penggunaan model
PJBL
3. Melalui penugasan projek miniatur kincir angin, peserta didik semakin
aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
4. Melalui analisis data, peserta didik semakin kritis dan mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi tenaga gerak dari produk miniatur
kincir angin.
5. Hasil tes formatif yang dikerjakan peserta didik menunjukkan bahwa
rata-rata hasil belajar pada materi energi alternatif meningkat.
6. Melalui refleksi pembelajaran, sebagian besar peserta didik senang
dan setuju terhadap pembelajaran dengan model Project Based
Learning di pertemuan selanjutnya.

C. Kesimpulan
Berkaitan dengan penggunaan model PJBL yang di kolaborasikan berbasis TPACK
siswa lebih termotivasi belajar dengan lebih baik serta pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan.

D. Daftar Pustaka
Fitri, A (2021). Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial SD Kelas IV
Fitri, A (2021). Buku Pegangan Siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial SD Kelas IV

Anda mungkin juga menyukai