Anda di halaman 1dari 3

A.

Deskripsi Studi Kasus


Permasalahan yang ditemukan pada saat PPL adalah rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPAS. Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah, rendahnya motivasi belajar
siswa tersebut dikarenakan guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran. Media pembelajaran harus memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman
belajar dan meningkatkan motivasi belajar (Ratnaningsih & Nastiti, 2018). Rendahnya motivasi
belajar tersebut menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga sebagian besar
siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran. Akibat lain, hasil belajar siswa menjadi
kurang maksimal. Berdasarkan hasil belajar IPAS siswa dalam pembelajaran prasiklus sebelum
PPL dari 20 siswa, 10 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan 8 siswa yang lain
memperoleh nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pembelajaran, perlu
dirancang perangkat yang inovatif yang dapat mengakomodasi kompetensi siswa agar motivasi
siswa dapat meningkat. Tujuan yang lebih luas, untuk membekali siswa mempunyai kompetensi
HOT, keterampilan abad 21. Dalam menumbuhkan motivasi pada siswa, peran guru diperlukan
dalam menciptakan pembelajaran yang aman, nyaman, dan berpihak pada siswa (merancang
pembelajaran yang bervariasi misalnya model pembelajaran yang sesuai, menggunakan media
pembelajaran, metode pembelajaran yang melibatkan siswa, dll).

B. Analisis Situasi
Kondisi yang terjadi pada saat pembelajaran dilakukan adalah sebagian siswa jenuh
dengan kegiatan pembelajaran yang monoton seperti mendengarkan, mengerjakan tugas dan
belajar mandiri melalui buku teks. Guru juga belum menggunakan media yang tepat dalam
pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan profiling dan tes diagnostik untuk
mengetahui gaya belajar siswa sebagai acuan dalam merancang pembelajaran sehingga saat
kegiatan pembelajaran dapat memotivasi siswa.
Berdasarkan kasus yang ditemui tersebut, perlu dilakukan analisis permasalahan dan
factor penyebabnya sebagai acuan untuk tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya.
Rancangan berdasarkan evaluasi yang dilakukan dengan melakukan profiling, menentukan
kebutuhan belajar siswa, menentukan model dan media pembelajaran yang tepat, serta
memanfaatkan fasilitas sekolah yang dapat menunjang proses belajar siswa.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang proses pembelajaran dan evaluasi
berdasarkan kasus tersebut antara lain:
1. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, aman, nyaman, dan berpihak pada siswa
2. Suasana hati salah satu siswa dapat mempengaruhi siswa lainnya pada saat kegiatan
pembelajaran
3. Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan pembelajaran
abad 21
4. Fasilitas pendukung pembelajaran kurang dimanfaatkan semaksimal mungkin
5. Minimnya pengetahuan siswa akan pemanfaatan teknologi
6. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk siswa
C. Alternatif Solusi
Berdasarkan penjabaran kasus terkait kurangnya motivasi belajar siswa tersebut diatas dapat
diterapkan beberapa alternatif solusi yang bisa diimplementasikan dalam pembelajaran sebagai
berikut ini:
1. Memanfaatkan fasilitas penunjang pembelajaran yang ada di sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang bervariasi misalnya dengan LCD Proyektor, chromebook, media alat
peraga, speaker, dll.
2. Pada era digital saat ini, dalam dunia Pendidikan penting bagi guru untuk mengembangkan
TPACK dalam kegiatan pembelajaran guna mengintegrasikan teknologi, pedagogik, dan
konten pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
3. Mengembangkan pembelajaran abad21 yang dapat menguasi 4C (Critical Thinking, Creative
Thinking, Collaboration, and Communication) karena kompetensi ini sangat penting dalam
era digital saat ini. Pembelajaran abad 21 dapat dirancang dengan menerapkan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learing). Pembelajaran dengan model PBL (Problem
Based Learing) diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat belajar secara aktif dan
bersemangat dalam memecahkan masalah. Guru harus memberikan ruang seluas-luasnya
untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa (Rudyanto et al, 2019)
4. Mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi guna menfasilitasi belajar siswa sesuai
kebutuhan dan gaya belajaranya sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dalam dirinya
dan timbul semangat untuk belajar yang nantinya dapat meningkatkan motivasi belajar
karena pembelajaran berdiferensiasi memberikan keleluasaan pada siswa untuk
meningkatkan potensi dalam dirinya sesuai dengan kesiapan belajar dan minatnya.
5. Mengunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi yang tujuannya untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi, media pembelajaran dapat berupa audio,
visual, maupun audio visual. Pada usia sekolah dasar alangkah lebih baik apabila media
yang dirancang berupa media kongkrit, karena pada usia anak sekolah dasar menurut Piaget
masih dalam tahap operasional kongrit.
6. Melakukan variasi dalam pengambilan penilaian, guru dapat memanfaatkan Aplikasi
berbasis IT untuk melakukan penilaian kepada siswa misalnya dengan menggunakan
Quizizz, Googleform, Edmodo, atau yang lainnya. Dengan menggunakan Aplikasi berbasis
IT untuk penilaian ini diharapkan mampu melatih siswa untuk belajar IT dan dapat
meningkatkan semangatnya dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran dapat memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan berpikir siswa
(Amir, et al, 2019)

D. Evaluasi
Berdasarkan penerapan berbagai solusi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
memanfaatkan fasilitas di sekolah, menerapkan TPACK, mengembangkan pembelajaran abad21,
mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi, menggunakan media pembelajaraan dan variasi
terhadap kegiatan penilaian dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam mencapai
ketuntasan tujuan pembelajaran. Hasil dan dampak yang ditimbulkan adalah:
1. Siswa menjadi lebih aktif dan interaktif pada aktivitas pembelajaran
2. Siswa menjadi lebih tekun dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
3. Siswa saat ini sebagian besar mampu mengoperasikan chromebook
4. Siswa lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya
5. Siswa mendapatkan pengalaman dalam mengoperasikan atau memanfaatkan IT
6. Siswa terlihat antusias ketika mengerjakan tugas atau penilaian dengan berbasis IT
7. Penerapan model PBL menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang akan
mereka lakukan
Hasil dan dampak tersebut tentunya sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa, karena
motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi aktivitasnya dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Referensi
Ratnaningsih, S., & Nastiti, G. (2018). Upaya meningkatan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan media gambar pada pembelajaran tematik di sekolah dasar. Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI, 5(2), 275-286.
Amir, M. F., Mufarikhah, I. A. U., Wahyuni, A., Nasrun, N., & Rudyanto, H. E. (2019).
Developing ‘fort defending’game as a learning design for mathematical literacy integrated
to primary school curriculum in Indonesia. İlköğretim Online, 1081-1092.
Rudyanto, H., Ghufron, A., & Hartono, H. (2019). Use of integrated mobile application with
realistic mathematics education: A study to develop elementary students’ creative thinking
ability.

Anda mungkin juga menyukai