Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan seharusnya dapat menyesuaikan apa yang peserta didik

butuhkan terhadap perkembangan zaman dimana selalu berubah. Peserta

didik membutuhkan bekal berupa pengetahuan, pengalaman, dan

ketrampilan yang mencukupi guna mengatasi tantangan yang akan mereka

jalani di waktu mendatang. Persoalan tersebut seharusnya dipersiapkan

sedini mungkin supaya pendidikan bisa menciptakan generasi yang

mempunyai kecakapan dan kreativitas. Guna mewujudkan tujuan tersebut,

pengelolaan terhadap pendidikan dan pembejalaran harus disusun

sedemikian rupa sampai dengan terbentuknya pendidikan yang memiliki

kualitas tinggi.

Terdapat sejumlah faktor yang memberi sebuah pengaruh terhadap

terdapatnya pendidikan yang memiliki kualitas tinggi. Suatu faktor di

dalam hal ini ialah guru. Selayaknya yang tertuang pada Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 tentang Guru dan Dosen yaitu “Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah”( Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 pada tanggal 11 Mei 2019)..N

1
2

Pada proses mengajar yang guru lakukan di sekolah, tentunya

berkaitan terhadap terdapat atau tidak media di sekolah. Pemanfaatan

terhadap media para proses pembelajaran ialah suatu persoalan yang harus

dijalankan supaya proses pembelajaran bisa berlangsung secara optimal.

Dikarenakan hal tersebut, guru seharusnya dapat menentukan dan

mempergunakan media pembelajaran tersebut sejalan terhadap konteks

dari materi yang tengah diajarkan. Ada berbagai hal yang menjadi

pertimbangan ketika memilih media pembelajaran supaya pembelajaran

dapat lebih bermakna. Sehingga diperlukan kreativitas dari diri seorang

guru dalam mensiasatinya supaya tujuan dari pembelajaran senantaisa

dapat terwujud meski dengan daya dukung media.

Media yang guru pergunakan sebagai sarana bantu pada aktivitas

belajar mengajar guna mendorong terjadinya peningkatan atas pemahaman

dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Pengetahuan tersebut dikaji

dengan sejumlah mata pelajaran. Salah satu diantaranya yakni mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dimana bersandar kepada pendapat

yang dikemukakan oleh Soedjadi dimana dikutip oleh M. Basyarudin

Usman dan Asnawir ialah mempunyai objek tujuan abstrak, berpedoman

kepada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Disebabkan hal

tersebut, guru seharusnya memiliki suatu keterampilan untuk menentukan

dan mempergunakan media supaya bisa menunjang upaya dalam

mewujudkan kesuksesan dalam proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah (M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, 2002,hlm.19)..N


3

Pemanfaatan terahdap media pada proses pembelajaran ialah suatu

hal yang harus dijalankan supaya proses pembelajaran berlangsung secara

baik. Pembelajaran bisa dinilai berhasil jika memperlihatkan terdapatnya

penyelengaraan pengajawan yang efektif dan efisien dimana

mengikutsertakan seluruh komponen pembelajaran yang berkaitan

terhadap tujuan yang hendak diwujudkan melalui pengajaran. Aktivitas

pembelajaran yang memberiakn perasaan senang dianggap penting sebab

bisa memunculkan daya tarik dari peserta didik. Melalui terdapatnya

perhatian peserta didik, tentunya proses pembelajaran bisa berlangsung

secara baik. Terdapat sejumlah upaya yang bisa guru lakukan apabila guru

selalu memperbanyak menambah wawasan dan pengetahuan dan juga

melakukan pengembangan terhadap sejumlah gagasan yang dimilikinya.

Persoalan ini berhubungan terhadap kreativitas yang dimilikinnya ketika

mendayagunakan media pembelajaran. Dengan adanya media

pembelajaran mempunyai suatu arti penting bagi guru ataupun peserta didi

sepanjang dilangsungkannya pembelajaran. Media pembelajaran ialah

upaya dalam menyalurkan atau menghubungkan pesan ajar yang dibentuk

dengan sistematis oleh guru atau pendidik.(Yudhi Munadi,2012,hlm.5)..N

Guru yang memiliki kreativitas tinggi senantiasa berupaya

memperlihatkan media pembelajaran yang paling baik kepada peserta

didiknya. Kemampuan yang dimiliki oleh guru ketika menentukan media

sebagai dasar dalam kebermanfaatan media pembelajaran bagi siswa.

Seorang guru turut seharusnya memiliki keterampilan untuk


4

mempergunakan media yang dipilihnya. Melalui pengguanaan terhadap

media pembelajaran, peserta didik bisa secara mudah memahami dan

mengerti terkait materi pelajaran yang tengah guru sampaikan. Seperti

yang dikemukakan oleh Hamalik yang dikutip oleh Azhar Arsyad bahwa

penggunaan terhadap media pembelajaran pada proses belajar mengajar

bisa mendorong timbulnya keinginan yang baru, mengakibatkan timbulnya

motivasi dan rangsangan untuk belajar, dan terlebih lagi memberi

sejumlah pengaruh psikologis kepada peserta didik. Pemanfaatan terhadap

media pembelajaran dalam tahapan orientasi pembelajaran bisa sangat

mendorong keefektifan proses pembelajaran dan penyampaiam pesan dan

isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat

siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan penafsiran data, dan memadatkan data (Azhar

Arsyad,2017,hlm.19)...N

B. Rumusan Masalah

Berlandaskan kepada latar belakang masalah yang peneliti

kemukakan sebelumnya, tentunya bisa dirumuskan masalah menjadi;

1. Bagaimana Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Penggunaan Media Pembelajaran Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja

2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam

penggunaan media pembelajaran Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja


5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilangsungkannya penelitian ini guna memperoleh

sebuah informasi yang berhubungan terhadap kreativitas Guru Pendidikan

Agama Islam (PAI) ketika menggunakan media pembelajaran di SMA

Muhammadiyah 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil yang didapatkan melalui penelitian ini harapannya bisa

memberikan manfaat dalam mengembangkan khazanah keilmuan,

menjadi bahan referensi atau rujukan kepada perpustakaan Institut

Agama Islam Negeri Tulungagung, terutama di dalam aspek untuk

mendorong terjadinya suatu peningkatan atas kualitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Hasil yang diperoleh melalui dijalankannya penelitian ini

harapannya bisa berkontribusi kepada pihak sekolah ketika

menjalankan proses pembelajaran yang memiliki kualitas yang

tinggi.

b. Bagi Siswa
6

Hasil yang diperoleh melalui dilangsungkannya penelitian

ini harapannya bisa mendorong terjadinya suatu peningkatan atas

kualitas belajar siswa dengan berpikir kreatif, khususnya di dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Bagi guru

Melalui hasil yang diperoleh pada penelitian ini,

harapannya guru bisa mendorong terjadinya suatu peningkatan atas

kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan kreativitas

ketika menggunakan metode, media dan juga sumber belajar

dengan tepat.

d. Bagi peneliti lain

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini bisa dipergunakan

sebagai studi perbandingan bagi peneliti lain yang relevan terhadap

pembahasan terkait kreativitas guru PAI untuk mendorong

terjadinya peningkatan ata s kualitas pembelajaran agama Islam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1). Penelitian yang dijalankan oleh Chasanatun Fitriyah mahasiswi

IAIN Purwokerto dimana diberi judul “Kreativitas Guru Dalam

Memanfaatkan Media Pembelajaran Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV

SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto Barat” bersandar kepada hasil

yang diperoleh pada penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

tentunya hasil yang didapati pada penelitian tersebut ialah kreativitas guru

ketika memanfaatkan media pembelajaran tersusun atas kreativitas ketika

merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi media. Peneliti

menjumpai bahwa kreativitas yang dimiliki oleh guru ketika

mengembangkan media pembelajaran masih belum maksimal dikarenakan

terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menguasai IT

(Information and Technology). Dikarenakan hal tersebut, sekolah tengah

menjalankan upaya guna mendorong kemampuan yang dimiliki oleh guru

pada sektor IT dengan aktivitas pelatihan mail merge, corel, melakukan

pengunggahan terhadap file ke web dan youtube. Pada proses perencanaan

media pembelajaran, guru senantiasa memperhatikan aspek materi, tujuan

pembelajaran, karakteristik siswa, dan ketersediaan media pembelajaran.

Guru menjalin suatu kerja sama terhadap guru lainnya tidak terkecuali

Kepala Sekolah untuk aktivitas perencanaan media pembelajaran.

7
8

Perbedaan yang dijumpai di antara peneliti di atas terhadap

penelitian yang dijalankan saat ini ialah penelitian yang dijalankan oleh

Chasanatun Fitriyah berusaha untuk mendorong kreativitas guru melalui

sejumlah pelatihan misalnya Mail Marge, corel, dan berbagai pelatihan

lain. Akan tetapi yang sekarang lebih menigkatkan kretaivitas guru melalui

cara penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik lagi agar siwa

lebih memahami apa yang diberikan oleh gurunya.

2). Penelitian yang dijalankan oleh Sitoresmi Arineng Tiyas mahasiswi

UIN Malik Ibrahim Malang dimana diberi judul “Kreativitas Guru dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kauman Utara Jombang”. Berlandaskan

kepada hasil yang diperoleh pada penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan, tentunya hasil yang diperoleh pada penelitian tersebut ialah

kreativitas guru mengajar di MIN Kauman Utara Jombang, ketika

mengajar mempunyai kreativitas yang dinilai kreatif ketika melakukan

pengembangan terhadap sejumlah gagasan yang mana mengakibatkan

timbulnya motivasi di dalam diri peserta didik untuk belajar. Beberapa

wujud kreativitas guru yang bisa menciptakan rasa semangat belajar di

dalam diri peserta didik dalam pembelajaran tematik yakni: (1) dapat

menanamkan sejumlah nilai hidup di dalam diri siswa (2) dapat menjalin

interaksi terhadap siswa. (3) memberi suatu kesempatan terhadap peserta

didik guna mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan. (4)

memberi suatu kesempatan pada peserta didik dalam melakukan diskusi


9

dengan kelompok. (5) mampu melakukan alokasi terhadap waktu secara

baik.(6) terdapatnya sebuah inovasi di dalam pembelajaran. (7) dapat

memunculkan antusiasme di dalam diri anak terhadap pembelajaran.

Persamaan yang terdapat di antara penelitian ini terhadap

penelitian yang dijalakan sekarang ialah ketika mengajar mempunyai

kreativitas yang dinilai kreatif untuk melakukan pengembangan terhadap

sejumlah gagasan yang mana mampu menimbulkan motivasi di dalam diri

peserta didik untuk belajar dan siswa lebih mudah memahami terhadap

semua hal yang guru sampikan melalui pemberian suatu kesempatan pada

peserta didik untuk saling menjalin interaksi antar peserta didik

3). Berlandaskan kepada hasil yang diperoleh di dalam riset yang sudah

dijalankan oleh Sarafia yang diberi judul “ Kreativitas Guru Dalam

Penggunaan Media Pembelajaran di SMP Negeri 1 Pajo Kabupaten

Dompu Provinsi NTB”. Pendekatan yang diterapkan di dalam penelitian

ialah penelitian Kualitatif. Penelitian ini dijalankan di SMPN 1 Pajo

Kbupaten Dompu Provinsi NTB. Sarafia menguraikan bahwa ketika

mempergunakan media pembelajaran seharusnya menyelaraskan antara

media pembelajaran terhadap matero pendidikan yang hendak guru

ajarkan terhadap peserta didik agar proses pembelajaran bisa berlangsung

secara baik dan terarah. Adapun kreativitas yang guru PAI di SMPN 1

Pajo lakukan melalui pemanfaatan terhadap media power point sebagai

media pembelajaran melalui pembuatan sejumlah slide yang menarik


10

berkaitan dengan materi yang berhubungan terhadap pembelajaran yang

mana menimbulkan perasaan semangat di dalam diri peserta didik.

Persamaan dari peneliti terdahulu dan sekarang adalah sama

mnyampaikan materi dengan menggunakan power point dan untuk peneliti

sekarang melanjutkan kreativitas guru di SMA Muhammadiyah 1

Sokaraja.

4). Skripsi yang diberi judul “Kreativitas Guru dalam Membuat dan

Memanfaatkan Media Pembelajaran PAI di SD Islam Al-Azhar 25

Semarang” karya Devi Novitasari, dimana memberi suatu simpulan bahwa

kreativitas guru di SD Islam Al-Azhar 25 sangatlah beragam dari

penggunaan media gambar, media audio visual dan media orang asli.

Persamaan peneliti terdahulu dan sekarang ketika mempergunakan

media pembelajaran hampir sama seperti mempergunakan media audio

visual dan peneliti sekarang akan melanjutkan penelitiannya di SMA

Muhammadiyah 1 Sokaraja.

B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru

Bersandar kepada pendapat yang dikemukakan oleh Husnul

Chotimah (2008), guru pada definisi secara sederhana ialah individu yang

memberikan fasilitas terhadap alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar

kepada peserta didik. Di samping hal tersebut, masyarakat menilai guru

sebagai individu yang menjalankan pendidikan di sekolah, masjid,


11

mushala, atau sejumlah tempat lainnya. Seluruh pihak memiliki pendapat

yang sama jika guru mempunyai peran yang sangatlah penting untuk

melakukan pengembangan terhadap sumber daya manusia dengan

pendidikan.

Perkembangan pesat tekhnologi sekarang, mengakibatkan

timbulnya suatu tantangan bagi guru. Hal ini mengingat bahwa guru bukan

satu-satunya sumber informasi sampai dengan timbul opini bahwa

pendidikan dapat berjalan tapa adanya guru. Persoalan ini memiliki

kebenaran apabila pendidikan didefinisikan sebagai proses untuk

mendapatkan pengetahuan. Akan tetapi harus diingat, pendidikan turut

menjadi media pendewasaan, tentunya proses pendidikan tidak berjalan

tanpa adanya guru (Jamal Ma’mur Asmani,2013.hal.20)..N

(Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati,2010, hal.11).berikutnya

Samiun seperti yang dikutip oleh Retno Indayati menguraikan kreativitas

ialah “Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombiasi baru/melihat

hubungan-hubungan baru di antara unsur data atau hal-hal yang sudah

ada sebelumnya” ( Retno Indayati2002,hal.13)..NN

Guru bersandar kepada paradigma baru ini bukanlah sekadar

melakukan tindakan sebagai pihak yang mengampaikan informasi dan

mengalihkan ilmu pengetahuan, namun sebagai motivator dan fasilitator di

dalam proses belajar. Sikap mental positif, kreatif, dan motivati sangatlah

dibutuhkan bagi guru yang memiliki jiwa yang besar, dimana memiliki

peran yang tidak sekadar sebagai pihak yang menyampaikan ilmu


12

pengetahuan di depan kelas, namun turut memiliki peran kepemimpinan

dan pembaharuan dalam masyarakat, di mana mereka bekerja pada upaya

dalam memberi suatu pelayanan terhadap semua hal yang dikehendaki dan

diperlukan olah siswa dan masyarakat ( Khoiron Rosyadi 2004, hal. 176-

177)..N

Akan tetapi definisi dari guru berdasar kepada pendapat yang

dikemukakan oleh Hadari Nawawi yang dikutip oleh Nurfuadi bisa dinilai

melalui dua sisi. Pertama secara sempit, guru ialah individu yang memiliki

kewajiban dalam mewujudkan program kelas, yaitu individu yang

mengajar dan memberi suatu pelajaran di kelas. Akan tetapi secara luas,

didefinisi sebagai guru ialah individu yang bekerja pada sektor pendidikan

dan pengajaran dimana ikut bertanggungjawab untuk membantu peserta

didik dalam mencapai kedewasaan masing-masing

(Nurfuadi,2012,hlm.54)..N

Selaras terahdap teori barat, pendidik dalam islam ialah seluruh

pihak yang memiliki tangging jawab kepada perkembangan peserta didik.

Dalam islam, individu yang paling memiliki beban tanggung jawab ialah

orang tua (ayah dan ibu) dari peserta didik. Tanggung jawab tersebut

dikarenakan setidaknya terdapat dua hal, yakni dikarenakan kodrat yakni

dikarenakan orang tua memiliki takdir sebagai orang tua dari anak mereka

dan dikarenakan hal tersebut dirinnya ditakdirkan juga memiliki tanggung

jawab untuk mendidik anak mereka, dan dikarenakan kepentingan yang

dimiliki oleh orang tua, yakni orang tua yang memiliki kepentingan atas
13

kemajuan perkembangan anak mereka supaya memperoleh kesuksesan,

dalam hal ini ialah kesuksesan yang diraih oleh orang tua juga. Tanggung

jawab pertama dan utama berada pada orang tua.(Ahmad Tafsir,2012.hal

119)..N

Tugas pendidik dalam pandangan islam secara umum adalah

mendidik, yakni mengupayakan perkembangan semua potensi yang

dimiliki oleh peseta didik, baik potensi psikomotor, kognifif, ataupun

afektif. Potensi itu seharusnya dikembangkan dengan seimbang hingga ke

tingkatan setinggi mungkin berdasar kepada ajaran islam. Dikarenakan

orang tua ialah pendidik pertama dan utama, tentunya tugas yang dimiliki

oleh orang tua tersebut.(Ahmad Tafsir,2012.hal.119)

Kreativitas ialah sarana penting pada suatu pembelajaran, dan guru

memiliki tuntutan dalam melakukan pendemonstrasian dan mempelihatakn

proses kreativitas tersebut. Guru selalu berupaya dalam menjumpai cara

terbaik dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik. Kreativitas

memperlihatkan bahwa apa yang guru kerjakan saat ini lebih baik dari

yang sudah dirinya kerjakan sebelumnya dan apa yang guru kerjakan

diwaktu yang akan datang lebih baik dibandingkan saat ini

(E.Mulyasa2011,hal. 51-52)..N

Bersandar kepada persepsi yang dikemukakan oleh para ahli

psikologi, selayaknya yang Horace at al rumuskan, kretaivitas ialah

kemampuan untuk menjumpai sejumlah cara baru dalam memecahkan

sejumlah permasalahan, baik yang berhubungan terhadap ilmu


14

pengetahuan, seni sastra atau sejumlah seni yang lain, dimana di dalamnya

terkandung sebuah hasil atau pendekatan yang sama sekali baru bagi yang

pihak terkait, walaupun bagi individu lain ialah persoalan yang tidak

terlalu asing lagi.(Jamal Ma’mur Asmani,2013.hal.25)..N

Persepsi lainnya dari Zakiyah Darajat menguraikan, Pendidikan

Agama Islam ialah pendidikan dengan sejumlah ajaran agama islam, yakni

berwujud bimbingan dan asuhan kepada peserta didik supaya pada

nantinya sesudah selesai dari pendidikan dirinya bisa memahami,

menghayati dan mengamalkan sejumlah ajaran agama islam yang sudah

dirinya yakini dengan menyeluruh, dan juga menjadikan ajaran agama

islam tersebut sebagai pandanagan hidup yang dirinya pegang teguh untuk

keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia ataupun di akhirat kemudian

hari (Zakiah Daradjat, 2009: 86)..N

Berlandaskan kepada uraian tersebut, tentunya yang menjadi

maksud dari kreativitas guru pendidikan agama Islam yakni kemampuan

yang dimiliki oleh guru PAI ketika menyusun sejumlah kombinasi baru

pada pembelajaran yang mana pembelajaran tersebut lebih menarik,

dimana berikutnya bisa mendorong terjadinya suatu peningkatan atas

kualitas hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Zakiah Daradjat, menguraikan bahwa ada delapan hal yang

seharusnya guru miliki, yakni:

a. Mencintai jabatan sebagai guru


15

b. Menunjukkan sikap yang adil kepada seluruh murid

c. Berlaku sabar dan tenang dalam bekerja

d. Mempunyai wibawa yang tinggi

e. Merasa gembira di tiap usaha

f. Senantiasa bekerja dengan teman sekerja dan masyarakat

lainnya

g. Optimisme untuk lebih maju dan berkualitas dari yang lain

h. Senantiasa memperbaharui dan memperbaiki kinerjanya.(Zakiah

Daradjat,1990,hal.19)..N

Campbell et. al (2004) menyatakan bahwa kreativitas ialah

aktivitas yang mengakibatkan hasil yang memiliki sifat yang baru,

bermanfaat, dan bisa dipahami;

a. Baru dimana didefinisikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya

segar, menarik, aneh, dan mengejutkan

b. Bermanfaat dimana didefinisikan sebagai lebih enak, lebih praktis,

mempermudah, mendorong, melakukan pengembangan, mendidik,

menyelesaikan suatu permasalahan, menekan suatu hambatan,

mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik

c. Bisa dipahami bisa didefinisikan sebagai hasil yang sama bisa

dipahami dan bisa dibuat dilain waktu, atau sebaliknya sejumlah

peristiwa yang terjadi begitu saja, tidak bisa dipaham, tidak bisa

diprediksi, dan tidak bisa diulangi.(Donni Juni

Priansa,2018.hal.92)..N
16

2. Guru Kreatif

Adapun beberapa ciri guru yang memiliki kepribadian kreatif dan

professional selayaknya yang disampaikan oleh Andi Yudha adalah

“Fleksibel, Disiplin, Optimal, Responsif, Respek, Empatik, Cekatan,

Nge-frend, Humoris, Suka dengan anak, Inspiratif, Lembut dan Anak

adalah amanah.( Andi Yudha Asfandiyar,2009,hal.20-25)..N

Adapun ciri-ciri guru berkepribadian kreatif seperti yang

dikemukakan oleh S.C. utami Munandar adalah sebagai berikut:

a) Mempunyai daya imajinasi yang kuat

b) Mempunyai inisiatif

c) Mempunyai minat yang luas

d) Bebas dalam berfikir (tidak kaku atau terhambat) bersifat ingin tahu

e) Selalu ingin mendapat pengalama-pengalaman baru

f) Percaya pada diri sendiri

g) Penuh semangat

h) Berani mengambil resiko ( tidak takut mengambil kesalahan)

i) Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam

menyatakan pendapat meskipun pendapat kritik dan berani

mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinan).(S.C. Utami

Munandar,1999,hal.56)..N

3. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas


17

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran, dan guru di tuntut untuk mendemonstrasikan dan

menunjukan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan suatu

yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan

disekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan

sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang

atau adannya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas

merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya

ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Ia sendiri

adalah seorang creator dan motivator, yang berada dipusat proses

pendidikan. Akibat dari fungsi ini, guru/tenaga pendidik senantiasa

berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani

peserta didik/mahasiswa, sehingga peserta didik akan menilainya

bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja.

Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru

atau dosen sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya

dan apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang.

(Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2006), h. 51-52)..N

Gibs (1972) berdasarkan berbagai penelitiannya menyimpulkan

bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi

kepercayaan,komunikasi yang bebas,pengarahan diri,dan pengawasan


18

yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat ditangkap atau

di transfer dalam proses pembelajaran.(Dr.Mulyasa,2009.hal.164)..N

4. Mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran

Gordon dalam bukunya Joice and Weill, yang dikutip oleh E.

Mulyasa mengemukakan beberapa prinsip dasar sinektik yang

menentang pandangan lama tentang kreativitas.

a. Kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan

sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses

kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-

penemuan baru. Gordon menekankan bahwa kreativitas

merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dan berlangsung

sepanjang hayat. Model Gordong dirancang untuk meningkatkan

kapasitas pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati, dan

hubungan sosial.ia juga menekankan bahwa ide-ide yang

bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif untuk

memperkaya pemikiran.

b. Proses kreatif bukanlah sejak lahir, yang bisa hilang setiap saat,

Gordon yakin bahwa jika memahami landasan proses kreativitas

dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi maupun

sebagai anggota kelompok. Gordon memandang bahwa

kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk untuk

mendeskripsikandan menciptakan prosedur latihan yang dapat di

terapkan disekolah atau lingkungan lain.


19

c. Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang

seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu, penemuan kreatif

ditandai oleh beberapa proses intelektual. Ide ini bertentangan

dengan keyakinan umum, yang memandang kreativitas terbatas

pada bidang seni, padahal ilmu dana rekayasa juga merupakan

penemuan manusia. Gordon menunjukkan adanya hubungan

antara perkembangan berfikir dalam seni dan ilmu yang sangat

erat. (Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, h. 163-164)..N

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas guru

Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas menurut Utami

Munandar, terdiri dari aspek kognitif dan kepribadian. Faktor yang

mempengaruhi berfikir terdiri dari kepercayaan (intelegensi) dan

pemerkayaan berfikir berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor

kepribadian terdiri dari rasa ingin tahu, harga diri, dan kepercayaan diri,

sifat mandiri, dan berani mengambil resiko.( Mulyasa, Menjadi Guru

Profesional, hal.53)..N

a. Iklim kerja yang memungkinkan para guru meningkatkan

pengetahuannya untuk melaksanakan tugas.

b. Kerja sama yang cukup baik anatara berbagai personil pendidikan

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.


20

c. Pemberian penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap

upaya yang bersifat positif bagi para guru untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa

d. Perbedaan status yang tidak terlalu tajam diantara persoel sekolah

sehingga memungkinkan terjadinya hubungan manusiawi yang

lebih harmonis

e. Pemberian kepercayaan kepada para guru untuk meningkatkan

guru dan mempertunjukan karya dan gagasan kreativitasnya

f. Memimpin kewenangan yang cukup besar kepada para guru

dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang

dihadapi dalam melaksanakan tugas

g. Pemberian kesempatan kepada guru untuk ambil bagian dalam

merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang merrupakan

bagian- bagian dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang

brkaitan dengan kegiatan pendidikan disekolah yang

bersangkutan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil

belajar.

6. Indikator Kreativitas Guru

a. Merancang dan membuat media pembelajaran.

Guru sebagai pengelola pemanfaatan media pembelajaran

hendaknya perlu memperhatikan faktor-faktor dalam pembuatan

media pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan media,

kemampuan peserta didik, kualitas media, fleksibilitas dan


21

kemampuan untuk menggunakannya.

b. Memilih media pembelajaran

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.

Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu tepat

sasaran dan juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun

demikian, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa seorang

guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas

dasar pertimbangan : merasa sudah akrab dengan media tersebut,

merasakan bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan

dengan lebih baik daripada dirinya sendiri, media yang dipilihnya

dapat menarik minat dan perhatian siswa dan ingin memberi

gambaran atau penjelasan yang kongkrit.

c. Mengembangkan media pembelajaran

Mengembangkan media pembelajaran adalah serangkaian proses

atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu media

pembelajaran berdasarkan teori perkembangan yang ada.(Guntur

Talajan,2012,hal.23)..N

C. Pendidikan Agama Islam

1) Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk


22

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.(

Abdul Majid dan Dian Andayani,2005), hal. 130).

Defenisi pendidikan agama Islam secara lebih rinci dan jelas,

tertera dalam kurikulum pendidikan agama Islam ialah sebagai upaya

sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak

mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya

kitab suci al-Qur‟an dan Hadits, dengan aktivitas bimbingan, pengajaran,

latihan, dan juga pemanfaatan pengalaman.(Heri Gunawan, Kurikulum

dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

201).

Pendidikan islam pada persepsi yang sebenarnya ialah sebuah

sistem pendidikan yang membuka suatu kemungkinan bagi seorang

individu bisa mengarahkan kehidupannya sejalan terhadap ajaran islam.

Pada definisi ini diuraikan bahwa pendidikan islam ialah sebuah sistem,

yang di dalamnya ada sejumlah komponen yang saling berkaitan.

(Arifin,1991.hal.3)..N

2) Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Fungsi Pendidikan Agama Islam

1). Pengembangan, yakni mendorong terjadinya peningkatan atas

keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt. yang

telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.


23

2). Penanaman nilai sebagai pedoman hidup guna menelusuri

kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.

3). Penyesuaian mental, yakni guna beradaptasi terhadap

lingkungannya baik lingkunga fisik maupun lingkungan sosial

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama

Islam.

4). Perbaikan, yakni guna membenahi sejumlah kesalahan,

kekurangan- kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

5). Pencegahan, yakni guna mencegah berbagai hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangan menuju manusia

seutuhnya.

6). Pengajaran terkait ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nir-nyata) sistem dan fungsionalnya.

7). Penyaluran, yakni guna melakukan penyaluran terhadap peserta

didik yang mempunyai bakat khusus di bidan agama Islam agar

bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat

di manfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.( Abdul

Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Cet.

I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)..N


24

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Kurikulum PAI dalam buku karangan Abdul Majid, Pendidikan

Agama Islam memiliki tujuan guna membentuk dan mendorong

terjadinya peningaktan atas keimangan dengan memberi dan memupuk

pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan juga pengalaman yang

dimiliki oleh peserta didik terkait agama Islam yang mana

mengakibatkan smenjadi manusia muslim yang senantiasa mengalami

perkembangan dalam hal keimanan, ketakwaan yang dimilikinya,

berbangsa dan bernegara, dan juga guna bisa melanjutkan jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.(Abdul Majid dan Dian Andayani,

Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan

Implementasi Kurikulum), h. 135)..N

Bersandar kepada sejumlah opini yang berkaitan dengan definisi

dari tPendidikan Agama Islam tersebut, tentunya bisa dibentuk suatu

simpulan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah upaya secara penuh

kesadaran dalam melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap

pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam mengenali dan

membentuk pemahaman terhadap ajaran terkait Agama Islam secara

keseluruhan dan juga menjadikan ajaran agama Islam tersebut sebagai

sebuah pandangan hidup demi keselamatannya di dunia ataupun di

akhirat nanti.

Fungsi yang dimiliki oleh pendidikan Agama Islam yakni

mendoorong terjadinya peningkatan atas dkeimanan dan ketakwaan dari


25

dala diri peserta didik kepada Allah Swt. penanaman nilai sebagai

pedoman hidup guna mencari kebahagian hidup di dunia dan di akhirat,

berdaptasi kepada lingkungan baik lingkungan fisik ataupun lingkungan

sosial dan bisa melakukan perubahan terhadap lingkungan yang sejalan

terhadap ajaran Agama Islam, membenahi sejumlah kesalahan,

kekurangan, dan kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dalam hal

keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran di kehidupan sehari-hari,

mencegah berbagai hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain

yang bisa membahayakan dirinya dan mengakibatkan suatu hambatan

terhadap perkembangan menuju manusia secara utuh, pengajaran terkait

ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir- nyata)

sistem dan fungsionalnya, melakukan penyalukan kepada peserta didik

yang mempunyai bakat khusus di bidang agama islam supaya bakat

tersebut bisa mengalami perkembangan dengan optimal yang manaa bisa

dipergunakan bagi dirinya sendiri dan individu lainnya.

Tujuan yang hendak diwujudkan melalui Pendidikan Agama Islam

ialah menciptakan dan mendorong terjadinya peningkatan atas keimanan

dengan diberi dan dipupuknya pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

dan juga pengalaman di dalam diri peserta didik berkaitan dengan agama

islam yang mana mengakibatkan manusia muslin bisa senantiasa

mengalami perkembangan pada hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa

dan bernegara, dan juga bisa melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.
26

D. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media bersumber dari bahasa latin, dimana menjadi wujud

jamak dari kata medium, dimana memiliki arti sebagai suatu hal yang

berada di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau sebuah sarana. Media

turut bisa didefinisikan sebagai perantara atau penghubung antara dua

pihak, yakni antara sumber pesan terhadap pihak yang menerima pesan

atau informasi. Dikarenakan hal tersebut, media pembelajaran memiliki

artian sebagai suatu hal yang mengirimkan pesan pembelajaran antara

pihak yang memberikan pesan kepada pihak yang menerima pesan.(Sri

Anitah,2008.hal.1)

Secara harfiah kata media bersumber dari bahasa latin dan menjadi

wujud jamak dari kata medium dimana memiliki artian sebagai perantara

atau pengantar. Media ialah perantara atau pengantar pesan dari pihak

yang mengirimkan pesan menuju pihak yang menerima pesan.(Arif S.

Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar, Pengembang dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), hal. 6)

Bersandar kepada pendapat yang dikemukakan oleh Gagne Media

ialah beberapa jenis komponen pada lingkungan peserta didik yang bisa

memberikan rangsangan terhadap peserta didik dalam belajar.(Arif S.

Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar, Pengembang dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986), hal. 7)


27

Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media

pembelajaran ialah semua sarana dan bahan yang bisa dipergunakan bagi

tujuan pendidikan misalnya radio, televisi, buku, koran, majalah dan

berbagai media lainnya. Opini yang dikemukakan oleh Rosi tersebut turut

disampaikan oleh AECT (1977) dimana menguraikan media sebagai

semua wujud pada saluran yang digunakan bagi proses dalam

menyalurkan pesan. bersandar kepada konsep tersebut, tentunya perbedaan

di antara media dan media pembelajaran ada di pesan atau sisi yang

hendak disampaikan. Hal ini mengatikan seluruh sarana asal berisikan

tentang sejumlah pesan pendidikan tergolong sebagai media pendidikan

atau media pembelajaran.(Dr.Wina Sanjaya,2012.hal.58)

Dalam media pembelajaran ada bebrapa bagian sebagai berikut :

a. Alat peraga

Alat peraga dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan

suatu alat yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang riil

sehingga memperjelas pengertian pembelajaran.

b. Alat Pelajaran

Ketika menjalankan aktivitas belajar sehari-hari, guru dan

peserta didik memerlukan berbagai sarana pelajaran. Sarana

pelajaran ialah sejumlah sarana yang dipergunakan dalam

aktivitas sehari-hari di kelas. contohnya: papan tulis, kapur,

penghapus, penggaris dan sarana lainnya. Sejumlah sarana ini


28

seharusnya ada di dalam kelas, dikarenakan dipergunakan baik

oleh guru ataupun peserta didik.

c. Audio Visual Aids

Kata audio memiliki artian sebagai pendengaran, visual

memiliki artian sebagai penglihatan, sedangkan aids ialah

bantuan. Jadi audio-visual-aids (AVA) dapat didefinisikan

sebagai suatu hal yang membantu pendengaran dan

penglihatan.(Sri Anitah,2008.hal.3)

Bersandar kepada pendapat yang dikemukakna oleh Arsyad Azhar

Media ialah berbagai wujud bentuk kominukasi baik tercetak ataupun

audiovisual beserta dengan peralatannya. Media seharusnya bisa

dimanipulasi, bisa diamati, didengar, dan dibaca.( Azhar Arsyad, Media

Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 71)

Bersandar kepada pendapat yang dikemukakan oleh Donald P. Ely

dan Vernon S. Gerlach menguraikan media ke dalam dua komponen:

a. Arti sempit, bahwa media tersebut memiliki bentuk: Grafik, foto,

alat mekanik, dan elektronik dimana dipergunakan dalam

menangkap, memproses dan juga menguraikan informasi.

b. Arti luas, media yakni aktivitas yang bisa membentuk sebuah

keadaan, yang mana membuka suatu kemungkinan bagi peserta

didik untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

yang baru.(Ahmad Rohani, Media Instruksional

Edukatif.(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 7-8)..N


29

bersandar kepada definisi tersebut, bisa dirumuskan suatu simpulan

bahwasannya media ialah semmua hal (benda, manusia, bergerak maupun

tidak bergerak) dimana bisa dipergunakan dalam melakukan penyaluran

terhadap pesan dari pihak yang mengirim pesan menuju pihak yang

menerima pesan yang mana bisa memberikan rangsangan terhadap

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian

rupa yang mana mengakibatkan terjadinya proses belajar. Akan tetapi

yang menjadi maksud terhadap belajar berdasar kepada definisi secara

psikologi, belajar ialah sebuah proses perubahan yakni perubahan dalam

berperilaku sebagai hasil yang didapatkan melalui interaksi terhadap

lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai perubahan

tersebut akan diurakan ke dalam semua aspek perilaku. Di samping hal

tersebut Morgan, dalam buku Intrtroduction to Psychology menguraikan

bahwa belajar ialah tiap perubahan yang cenderung menerap pada perilaku

yang timbul sebagai sebuah hasil yang didapatkan melalui latihan atau

pengalaman.( Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000) , hal. 84)..N Dan Witherington menguraikan bahwa

belajat ialah sebuah perubahan di dala kepribadian dimana menguraikan

diri sebagai sebuah pola baru dari reaksi yang berwujdu kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau sebuah definisi.( Ngalim Purwanto, Psikologi

Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) , hal. 87)..N

Bersandar kepada uraian tersebut, bisa dibentuk suatu simpulan

bahwa belajar ialah sebuah proses upaya yang dijalankan seseorang guna
30

mendapatkan sebuah perubahan dalam perilaku sebagai hasil yang

didapatkan melalui interaksi terhadap lingkungan. Di samping hal tersebut,

belajar ialah sebuah proses yang kompleks diamna terjadi terhadap seluruh

individu yang terjadi seumur hidup semenjak bayi sampai dengan liang

lahat dimana diperlihatkan melalui terdapatnya perubahan perliku baik

pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif), ataupun keterampilan

(psikomotorik).( Arif, S. Sadiman,hal. 1-2)..N

Sehingga, maksud dari media belajar ialah semua hal (benda,

manusia bergerak dan tidak bergerak) yang bisa dipergunakan dalam

menyalurkan pesan dari pihak yang mengirimkan pesan (guru) menuju

pihak yang menerima pesan (siswa) dimana bisa memberikan rangsangan

terhadap pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa

yang mana mengakibatkan terjadinya proses belajar, dimana diperlihatkan

melalui terdapatnya perubahan perilaku.

2. Macam-macam Media Pembelajaran

Media bisa dibagi menjadi: (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 140)..N

a. Ditinjau melalui jenisnya, media dikelompokkan ke dalam:

1). Media Auditif

Media Auditif ialah media yang mengandalkan kemampuan suara

saja misalnya radio dan cassete recorder. Media ini tidak sesuai bagi
31

orang tuli atau memiliki kelainan yang berhubungan terhadap

pendengaran.

2). Media Visual

Media visual adalah media yang sekadar mengandalkan indera

penglihatan. Media visual ini ada yang menyajikan gambar diam

misalnya film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar

atau lukisan, cetakan. Adapun media visual yang menyajikan gambar

atau simbol yang bergerak misalnya film kartun.

b. Media Audiovisual

Media dimana memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini

memiliki kemampuan yang lebih baik, dikarenakan terdiri atas kedua

jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dikelompokkan ke dalam

dua hal, diantaranya:

1). Audiovisual diam, yakni media yang menyajikan suara dan gambar

diam misalnya bingkai, suara (sound slide).

2). Audiovisual gerak, yakni media yang bisa menyajikan unsur suara

dan gambar yang bergerak misalnya film suara dan video-casette.

c. Ditinjau melalui daya liputnya, media dikelompokkan ke dalam:

1). Media dengan daya liput luas dan serentak pemanfaatan media ini

tidak memiliki batasan tempat ruang dan juga bisa menjangkau

jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Misalnya:

radio, televisi.
32

2) terbatasnya media daya liput oleh ruang dan tempat Media ini pada

pemanfaatannya memerlukan ruang dan tempat yang khusus

misalnya film, sound slide, film rangkai, yang seharusnya

mempergunakan tempat dan ruang yang tertutup dan gelap

3). Media untuk pengajaran individual Media ini pemanfaatannya

sekadar bagi individu perseorangan. Dimana tergolong ke dalam

media ini ialah modul berprogram dan pengajaran dengan

menggunakan tkomputer.

d. Ditinjau melalui bahan pembuatnya, media dikelompokkan ke dalam:

1).Media Sederhana

Media ini memiliki bahan dasar yang mudah didapatkan dan

memiliki harga yang ekonomis,

cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

2). Media Kompleks

Media ini ialah media yang bahan dan sarana pembuatannya sulit

untuk didapatkan dan juga memiliki harga yang tinggi, sulit dalam

pembuatannya dan pemakaiannnya membutuhkan keterampikan

yang memadai.( Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

Belajar hal. 140-142)..N.N.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Pada sebuah proses belajar mengajar, dua unsur yang sangatlah

penting ialah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini

saling berhubungan. Penentuan terhadap suatu metode mengajar bisa


33

memberi suatu pengaruh kepada jenis media pembelajaran yang sesuai,

walaupun terdapat sejumlah aspek lainnya yang turut menjadi perhatian

ketika menentukan media, diantaranya tujuan pembelajaran, jenis tugas,

dan respon yang diharapkan peserta didi kuasai sesudah dilangsungkannya

pembelajaran, dan konteks pembelajaran tidak terkecuali karakteristik yang

dimiliki oleh peserta didik. Walaupun seperti itu, bisa dinilai bahwa suatu

fungsi utama media pembelajaran ialah sebagai sarana bantu mengajar

yang ikut memberi suatu pengaruh kepada iklim, kondisi, dan lingkungan

belajar yang disusun dan dibentuk oleh guru.( Azhar Arsyad, Media

Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 15)..N.N

Hamalik di dalam buku yang ditulisnya Azhar Arsyad menguraikan

bahwa penggunaan media pembelajaran pada proses belajar mengajar bisa

menimbuhkan keinginan dan minat yang baru, menumbuhkan motivasi dan

rangsangan dalam aktivitas belajar, dan terlebih lagi memberikan sejumlah

pengaruh psikologi kepada peserta didik. Penerapan media pembelajaran di

dalam tahapan orientasi pembelajaran bisa sangatlah mendorong efektivitas

dari proses pembelajaran dan dalam menyampaikan pesan dan isi pelajaran

pada saat itu. Di samping menumbuhkan motivasi dan minat siswa, media

pembelajaran turut bisa mendorong peserta didik dalam mendorong

terjadinya peningkatan terhadap pemahaman, melakukan penyajian

terhadap data secara menarik dan kredibel, mempermudah dalam

menafsirkan data, dan memadatkan informasi.( Azhar Arsyad, Media

Pembelajaran hal. 15-16)..N


34

Sekarang media belajar memiliki sejumlah fungsi, yakni:

a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu

memudahkan mengajar bagi guru.

b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi

kongkrit).

c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak

membosankan).

d. Seluruh indra siswa bisa diaktifkan, kelemahan satu indra dapat

diimbangi oleh kekuatan indra lainnya.

e. Lebih menarik perhatian dan minat belajar siswa dalam belajar.

f. Bisa menciptakan dunia teori dan realita terhadap teori tersebut.

(Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), hal. 24-25)..N

4. Kriteria Pemilihan Media Belajar

Pembelajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang baik.

Media yang hendak dipergunakan pada proses pembelajaran tersebut turut

membutuhkan perencanaan yang baik. Sehingga, fakta yang dijumpai di

lapangan memperlihatkan bahwa seorang guru menentukan suatu media

pada aktivitas yang dijalankannya di kelas dengan mempertimbangkan:

a. Merasa telah akrab terhadap media tersebut, contohnya papan tulis atau

proyektor transparansi,

b. Menilai bahwa media yang guru pilih bisa mengilustrasikan secara baik

dibandingkan dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart,


35

c. Media yang ditetikan bisa menarik minat dan perhatian dari peserta

didik, dan juga mengarahkan kepada penyajian yang lebih terstruktur

dan terorganisasi. Pertimbangan ini harapannya guru bisa mencukupi

apa yang dibtuhkan untuk mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan.

(Azhar Arsyad, Media Pembelajaran hal. 67)..NN..N

Kriteria dalam menentukan media berdasar kepada konsep bahwa

media ialah komponen di dalam sistem instruksional secara menyeluruh.

Sehingga terdapat sejumlah kriteria yang harus menjadi pertimbangan

ketika menentukan media:

a. Sejalan terhadap tujuan yang hendak diwujudkan. Media ditentukan

dengan berdasar kepada tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang

secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau

tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Tepat dalam mendorong isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran

yang efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas

pembelajaran dan kemampuan mental siswa.

c. Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini mengarahkan guru dalam

memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri

oleh guru. Media yang dipilih hendaknya dapat digunakan dimana pun

dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta

mudah dipindahkan dan dibawa kemana-kemana.


36

d. Guru terampil menggunakannya. Hal ini ialah kriteria yang paling

utama, tidak akan berarti apa-apa jika guru tidak dapat menggunakan

media dalam proses belajar mengajar sebagai upaya mempertinggi

mutu dan hasil belajar.

e. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar

belum pasti memiliki efektivitas yang sama apabila dipergunakan

dalam kelompok kecil atau perorangan, dikarenakan hal tersebut,

sangatlah diperlukan pengelompokkan sasaran tersebut.

f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar ataupun fotograf

seharusnya sesuai terhadap suatu persyaratan teknis.(Azhar

Arsyad,Media Pembelajaran hal. 75-76)..N

5. Indikator-Indikator Kreativitas Guru dalam Menggunakan Media

Pembelajaran

Media turut bisa didefinsikan sebagai perantara atau penghubung

antara dua pihak, yakni antara sumber pesan terhadap pihak yang menerima

pesan apabila digunakan secara baik bisa mendorong terjadinya

peningkatan atas efektivitas program instruksional. Beberapa hal di bawah

ini ialah indikator guru kreatif berkaitan terhadap pemanfaatan media

pembelajaran, diantaranya:

a. Guru melakukan pengkajian terhadap berbagai bentuk media

pembelajaran.

b. Guru melakukan pengkajian terhadap semua hal yang berhubungan

terhadap pemanfaatan media pembelajaran, mulai dari bahan


37

ajar/materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, upaya membangkitkan

perhatian dan motivasi peserta didik, memberikan balikan dan

penguatan, sampai dengan perhatian perbedaan karakteristik peserta

didik.

c. Guru melakukan perancangan terhadap media pembelajaran yang

sejalan terhadap kebutuhan dan tujuan penggunaan dari media

pembelajaran tersebut (ceramah, diskusi, simulasi dan berbagai media

lainnya).

d. Melakukan pembahasan terhadap rancangan dalam menggunakan

wujud media pembelajaran terhadap kepala sekolah dan rekan guru

lainnya guna memperoleh tanggapan, bimbingan, bantuan dan arahan.

e. Guru menelusuri bantuan dari ahli yang bersumber dari dalam ataupun

luar sekolah.

f. Guru melakukan penyusunan terhadap rencana kerja dengan

menggunakan media pembelajaran.(Iskandar Agung, Meningkatkan

Kreativitas Pembelajaran bagi Guru: pedoman dan acuan guru dalam

meningkatkan kreativitas pembelajaran peserta didik, (Jakarta: Bestari

Buana Murni), hal. 62)..NN


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan

Pendekatan yang dipergunakan di dalam peneliti skripsi ini ialah

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bersandar kepada pendapat yang

dikemukakan oleh Sugiyono, ialah penelitian yang dipergunakan dalam

melangsungkan penelitian pada keadaan objek alamiah yang mana peneliti

ialah instrumen kunci. (Imam Gunawan,2013,hal. 83)..N

Bersandar kepada pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor dalam

Moleong, penelitian kualitatif ialah penelitian yang menciptakan data deskiptif

dimana berwujud serangkaian kata tertulis atau lisan dari sejumlah individu

dan perilaku yang bisa dilakukan pengamatan terhadapnya. Kirk dan Miller

dalam Moloeng, penelitian kualitatif ialah suatu tradiri pada ilmu pengetahuan

sosial yang fundamental dimana tergantung kepada observasi yang dilakukan

oleh manusia di dalam kawasannya sendiri dan berkaitan terhadap sejumlah

individu dalam bahasannya dan peristilahannya. (Ahmad Tanzeh, Metodologi

Penelitian Praktis. (Yogyakarta: Teras, 2011), hal.64)..N.N

Di samping hal tersebut, bersandar kepada pendapat yang dikemukakan

oleh Creswell penelitian yang paradigma kualitatif bimbing diuraikan sebagai

sebuah proses penelitian guna membentuk pemahaman terhadap sejumlah

permasalahan yang dihadapi oleh manusia atau sosial dalam membentuk

gambaran secara keseluruhan dan kompleks yang penyajiannya dilakukan

38
39

menggunakan serangkaian kata, memberikan laporan terhadap pandangan

terinci yang didapatkan melalui para sumber informasi, dan juga dijalankan

dalam latar (setting) yang alamiah. (Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif,

hal.83)..N

Ketika menyusun skripsi ini jenis penelitian yang dipergunakan ialah

jenis penelitian deskriptif kualitatif. Bersandar kepada pendapat yang

dikemukakan oleh Best dalam Sukardi, Penelitian deskriptif ialah metode

penelitian dimana berupaya mengilustrasikan dan melakukan penginterpetasian

terhadap objek yang sejalan terhadap fakta. (Sukardi,2003,hal.157)..NN

Penelitian ini mempergunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif hal

ini dikarenakan memiliki tujuan dalam memperoleh suatu informasi dan

melakukan pendeskirpsian terkait kreativitas guru PAI untuk mendorong

terjadinya peningkatan atas pembelajaran agama Islam di SMA

Muhammadiyah 1 Sokaraja.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Pada penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Sokaraja, Kabupaten Banyumas.

Penelitian ini dijalankan di semester genap tahun pelajaran 2022/2023.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang mampu dijadikan sebagai narasumber guna

mendapatkan data di lapangan yakni:


40

1. Data Primer

Peneliti mempergunakan data ini guna memperoleh informasi secara langsung

terkait fokus pada penelitian melalui wawancara terhadap para informan (Guru

Pai dan Siswa), yakni terkait kreativitas guru PAI dalam upaya meningkatkan

media pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja.

2. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diambil dari buku, dokumentasi, arsip dan

sejumlah literatur yang berhubungan terhadap fokus pada penelitian dan

pembahasan. Seluruh data tersebut harapannya dapat mendiskripsikan terkait

kreativitas guru PAI pada upaya mendorong terjadinya suatu peningkatan

terhadap media pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang diterapkan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini

terkait kreativitas guru PAI pada upaya mendorong terjadinya peningkatan atas

media pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja, antara lain:

1. Observasi

Teknik observasi yakni pengamatan dan pencatatan secara sistematik atas

gejala yang terlihat di dalam objek pada penelitian yang dijalankan. Observasi

menjadi sarana dalam menghimpun data yang umum dipergunakan dalam

melakukan pengukuran terhadap perilaku maupun proses terjadinya sebuah

aktivitas yang pengamatannya bisa dilakukan baik pada situasi yang

sebenarnya ataupun pada situasi buatan.( Tanzeh,hal.84)..N


41

Observasi ialah teknik yang diterapkan dalam mengumpulan data yang

mewajibkan peneliti untuk turun ke lapangan untuk melakukan pengamatan

terhadap ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda, waktu, peristiwa, tujuan dan

perasaan. Namun tidak seluruh nya harus peneliti amati, sekadar hal yang

berhubungan atau sangar sesuai terhadap data yang peneliti butuhkan.(Hamid

Patilima,2007,hal.60)..NN

Pemanfaatan terhadap teknik observasi mewajibkan peneliti ada di lokasi

dijalankannya penelitian, yakni melalui observasi guna memperoleh suatu

informasi terkait keadaan di lapangan. Teknik ini peneliti gunakan dalam

melangsungkan suatu pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran

PAI di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja.

2. Wawancara

Wawancara ialah cara dalam menghimpun data melalui tatap muka secara

langsung antara individu yang dijadikan sebagai sumber data atau objek

penelitian.(Tanzeh dan Suyitno,hal.32). Nasution, dalam metode research

menguraikan definisi dari wawancara ialah sebuah wujud komunikasi verbal,

jadi sejenis percakapan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan suatu

informasi.(S.Nasution, 2011,hal.113)..N

Wawancara umumnya dikelompokkan ke dalam dua hal, yaitu wawancara tak

terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tidak terstruktur kerap

dikenal sebagai wawancara mendalam. Akan tetapi wawancara terstruktur

dikenal sebagai wawancara baku, dimana susunan atas pertanyaan yang hendak
42

diajukan telah peneliti tetapkan sebelumnya menggunakan sejumlah alternatif

jawaban yang telah disediakan(Dedy Mulyana, 2006,hal.180)..N

Pada penelitian yang dijalankan ini, peneliti mempergunakan wawancara tak

terstruktur atau wawancara mendalam guna mendapatkan data yang

dibutuhkan, yakni melalui pengadaan pertemuan terhadap sejumlah informan

dan juga menjumpai sejumlah pengalaman yang dimiliki oleh informan atas

suatu topik atau situasi spesifik yang dilangsungkan pengkajiannya dalam hal

ini.

Peneliti menjalankan peranan aktif dalam mengajukan pertanyaan terhadap

sumber data atau informan supaya mendapatkan jawaban atas masalah yang

dihadapi, yang mana mengakibatkan didapati data penelitian. Teknik ini

diterapkan oleh peneliti dalam melakukan wawancara terhadap Guru PAI, dan

siswa guna memperoleh suatu informasi terkait beberapa hal yang berlangsung

dalam melaksanakan proses pembelajaran PAI di SMA Muhammadiyah 1

Sokaraja.

3. Dokumentasi

Dokumen ialah rekaman atas peristiwa di masa lampau dimana

selanjutnya ditulis atau dicetak mereka bisa berwujud catatan anekdot, surat,

buku harian dan sejumlah dokumen. Dokumen kantor tergolong sebagai

lembaran internal, komunikasi bagi public beragam, file siswa atau pegawai,

deskripsi atau program,data statistik.(Uhar Suharsaputra,2012 hlm.215)..N.N


43

Metode ini dipergunakan oleh penulis guna mendapatkan sejumlah data terkait

gambaran umum dari biografi sekolah, visi, misi, tujuan sekolah, sarana dan

prasarana SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja. Pada persoalan ini, peneliti

dibantu oleh pihak yang memiliki kompetensi dalam mengelola adminitrasi

SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja.

E. Teknik Analisis Data

Analisis ialah proses dalam melakukan pengkoordinasian dan

mengurutkan data ke dalam pola, katagori dan satuan uraian dasar yang mana

bisa dijumpai tema dan bisa dilakukan perumusan hipotesis kerja selayaknya

yang berpedoman teradap data.(Afifudin dan Beni Ahmad

Saebani,2009,hlm.145)..N

Dalam analisi data penelitian ini, penulis mepergunakan analisis

deskriptif-analitik. Deskriptif yakni melakukan penggambaran terhadap

sejumlah fenomena yang ada, baik fenomena yang mempunyai sifat alamiah

atau rekayasa manusia untuk membentuk suatu pemahaman terhadap wujud,

aktivitas, karakteristik, perunahan, hubungan, dan perbedaanya terhadap

fenomena yang lain.( Nana Syaodih Sukamadinata,hlm.72)..N

Ketika menyajikan data, tentunya tahapan dalam menganalsisi data

yang dipergunakan ialah analysis interactive model dari Miles dan Huberman,

bisa mengelompokkan aktivitas analisis ke dalam sejumlah kelompok, yakni :

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan


44

kesimpulan/verivikasi. (Matthew B.Miles & A. Micheal

Huberman,2007,hlm.20)..N

Sejumlah tahapan dalam menganalisis data model interaktif pada penelitian ini

ialah :

1. Tahap orientasi/deskripsi.

Bisa dikenal sebagai tahapan penghimpunan data. Penghimpunan data

dijalankan menggunakan dokumentasi. Sejumlah data tersebut dicatat ke dalam

catatan deskriftif.

2. Tahap reduksi/fokus,

Melakukan pereduksian di dalam tahapan pertama guna melakukan

pemfokusan terhadap suatu permasalahan. Di dalam tahapan ini peneliti

memilah data dengan cara menentukan data yang menaik, penting, bermanfaat,

dan baru. Data yang dinilai tidak digunakan bisa disingkirkan. Reduksi data

dijalankan dengan proses penentuan, pemusatan, penyederhanaan, abstraksi

dan transformasi data kasar yang didapatkan

3. Tahap display atau penyajian data

Bisa dikenal sebagai tahapan selection/penentuan data guna membentuk

suatu pemahaman terhadap apa yang tengah berlangsung dan apa yang

dibutuhkan berikutnya guna dilakukan penganalisisan dan pengambilan

tindakan yang dinilai perlu. Data yang sudah dilakukan reduksi tersaji ke dalam

laporan sistematis dan logis. Pada tahap ini, tujuan yang dikehendaki ialah

mempemudah ketika melakukan pengkonstruksian ketika menyampaikan,

membentuk simpulan, dan melakukan penginterpretasian terhadap data.


45

4. Tahap penarikan kesimpulan

Dijalankan guna menelusuri makna dari sejumlah komponen yang tersaji

ketika melakukan pencatatan terhadap sejumlah pola keteraturan, penjelasan,

berbagai konfigurasi yang mungkin alur sebab akibat dan proposisi pada

penelitian. kesimpulan yang seharusnya diambil secara objektif dengan bobot

yang komprehensif dan mendalam. kesimpulan tersebut selanjutnya dilakukan

verifikasi melalui peninjauan ulang reduksi data yang mana tidak terjadinya

suatu pernyimpangan dari masalah yang diangkat pada penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja

a. Sejarah Berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja

SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja merupakan sekolah

swasta yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 1986. Sekolah ini

beralamat di JL. No.24 Sokaraja berada di kelurahan sokaraja kulon

kecamatan sokaraja kabupaten abnyumas. Posisi geografis SMA

Muhammadiyah 1 Sokaraja terletak pada lintang -7.4567517 dan pada

bujur 109.28716. Status kepemilikan SMA Muhammadiyah 1

Sokaraja yaitu yayasan.

b. Identitas Sekolah

2. Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Sokaraja


3. Alamat : Jalan Pramuka No. 24
Kelurahan/Desa : Sokaraja Kulon
Kecamatan : Sokaraja
Kabupaten : Banyumas
No. Telp : 085100607674
Alamat e-mail : smamuhammadiyahsokaraja
@Yahoo.co.id
Website : smamuhammadiyah1sokaraja sch.
com
4. Status Sekolah : Swasta
5. Akreditasi :
a. Tahun : 2019

46
47

b. Nilai : 84
c. Kategori : B ( Baik )
6. NDS : 304030220042
7. Pendirian Sekolah
a. Tahun didirikan : 1987
b. Dasar Pendirian (SK/Akte) : 22/181/K/1989
c. Lembaga/Yayasan Pendiri : Muhammadiyah
8. Tanah dan Bangunan :
a. Status : Yayasan
b. Bukti Kepemilikan/Pakai :---------------------------------

3. Visi Misi dan Tujuan sekolah

a. Visi

Unggul dalam Ilmu, Amaliyah dan Kemandirian

b. Misi

1) Menyediakan dan menyelenggarakan wahana pembinaan

keagamaan dan kemasyarakatan secara terencana dan

berkesinambungan .

2) Mengefektifkan dan mengoptimalkan pelaksanaan KBM den

meningkatkan pemberian pelayanan belajar siswa.

3) Menyediakan dan menyelenggarakan wahana pembinaan

ketrampilan dan teknologi secara terencana dan

berkesinambungan .

4) Menyediakan dan menyelenggarakan wahana pembinaan

ketrampilan dan keagamaan yang menuju ke era islamiah

siswa, guru dan karyawan.


48

2. Kreatifitas Guru PAI Dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMA

Muhammadiyah 1 Sokaraja

Kreatifitas guru agama Islam dalam penggunaan media

pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja, meliputi ;

a. Merancang dan Membuat Media Pembelajaran

Pada sebuah proses belajar mengajar, dua unsur yang sangatlah

penting ialah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek

ini saling berhubungan. Penentuan terhadap suatu metode mengajar bisa

memberi suatu pengaruh kepada jenis media pembelajaran yang sesuai,

walaupun terdapat sejumlah aspek lainnya yang turut menjadi

pertimbangan, ketika menentukan media, diantaranya tujuan

pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan peserta didik

kuasai sesudah dilangsungkannya pembelajaran, dan konteks

pembelajaran tidak terkecuali karakteristik yang dimiliki oleh peserta

didik. Walaupun seperti itu, bisa dinilai bahwa suatu fungsi utama dari

media pembelajaran ialah menjadi sarana bantu mengajar yang ikut

memberi suatu pengaruh kepada iklim, kondisi, dan lingkungan belajar

yang disusun dan dibentuk oleh guru

Bersandar kepada hasil yang diperoleh melalui wawancara yang

dijalankan terhadap guru PAI di SMA Muhammadiyah 1 Soakaraja Ibu

Sangadah 14 Oktober 2022, menjelaskan bahwa:

Bahwa merancang dan membuat media pembelajaran dengan


menggunakan alat bantu untuk presentasi yaitu penggunaan
Microsoft office power point dengan dilengkapi animas-animasi
49

guna supaya siswa-siswi tertarik terhadap materi yang diajarkan


dan juga ditayangkan video pembelajaran supaya siswa semakin
memahami materi yang disampaikan.

Dalam merancang dan membuat media pembelajaran perlu

adanya ketekunan dalam menggunakan IT, hal ini sebagaimana

disampaikan oleh Guru PAI:

Dengan Tekhnologi yang ada, butuh guru yang benar-benar dapat


menggunakan teknologi dan bisa memanfaatkan media dengan
semestinya. Jadi tergantung dari gurunya itu yang mampu
menggunakan IT dengan semaksimal mungkin. Jadi guru di tuntut
untuk benar-benar memiliki keterampilan dalam menata media
yang ada.

b. Memilih Media Pembelajaran

Pembelajaran yang afektif membutuhkan perencanaan yang baik.

Media yang hendak dipergunakan pada proses pembelajaran turut

membutuhkan perencanaan yang baik. Sehingga pada faktanya bisa

memperlihatkan bahwa seorang guru menentukan suatu media pada

aktivitasnya di kelas dengan berdasar kepada suatu pertimbangan.

Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja khusunya guru PAI ketika

menentukan media pembelajaran ada beberapa diantaranya :

1) Media pembelajaran yang digunakan jelas dan rapi artinya font


yang ditampilkan di dalam ppt jelas dan rapi sehingga mudah
dipahami
2) Media pembelajaran yang selaras terhadap tujuan yang hendak
diwujudkan melalui pembelajaran
3) Relevan terhadap topik yang sedang guru ajarkan
4) Media pembelajaran yang praktis dan fleksibel
50

Ketika menentukan media pembelajaran terdapat hal-hal yang

menjadi pertimbangan supaya media tersebut bisa tepat sasaran

sebagaimana disampaikan oleh guru Agama PAI, yaitu:

a. Dapat memahami karakter dari siswa


b. Membuat media pembelajaran yang menarik
c. Membuat media pembelajaran yang menyenangkan
d. Mampu menciptakan suasana kelas menjadi nyaman untuk siswa
e. Membuat pendekatan dengan siswa

Pada sebuah pembelajaran guru tidak sekadar berupaya mendapatkan

sebuah keberhasilan untuk menyelesaikan materi, namun harus

memperhatikan seberapa jauh kreativitas kita ketika mempergunakan

media pembelajaran supaya peserta didik merasa senang dan disenangi.

Sehingga ketika melakukan pengembangan terhadap media pembelajaran,

guru seharusnya dapat mempunyai suatu kreativitas untuk memanfaatkan

media agar pembelajaran dapat peserta didik nikmati dan pembelajaran

bisa berlangsung seperti yang diharapkan.

c. Mengembangkan Media Pembelajaran

Penemuan kreatif sama pada seluruh bidang, baik pada bidang

seni, ilmu, ataupun pada bidang rekayasa. Di samping hal tersebut,

penemuan kreatif diperlihatkan melalui sejumlah proses intelektual.

Gagasan ini bertolak belakang terhadap keyakinan umum, dimana

menilai kreativitas terbatas kepada bidang seni, pada faktanya ilmu dan

rekayasa turut tergolong sebagai penemuan yang dilakukan oleh


51

manusia. Gordon memperlihatkan terdapatnya hubungan antara

perkembangan berpikir dalam seni dan ilmu yang sangatlah erat.

Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja khusunya pembelajaran PAI

dalam mengembangkan media pembelajaran ada beberapa, antara lain:

1) Melakukan penganalisisan terhadap potensi, kebutuhan dan


karakteristik dari peserta didik
2) Melakukan perumusan terhadap tujuan yang hendak
diwujudkan melalui pembelajaran
3) Menentukan dan melakukan perubahan selanjutnya
menyusun rencana terhadap materi pembelajaran yang
hendak guru ajarkan.

Media turut bisa didefinisikan sebagai perantara atau

penghubung antara dua pihak, yakni antara sumber pesan terhadap

pihak yang menerima pesan apabila digunakan secara baik bisa

mendorong terjadinya peningkatan atas efektivitas program

instruksional.

Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja dalam penggunaan media


pembelajaran sudah diterapkan dengan baik tetapi belum
maksimal karena keterbatasan sarana dan prasarana media yang
kurang mendukung di sekolah jadi guru harus kreatif dalam
menggunakan media pembelajaran karena kurangnya sarana
media pembelajaran agar supaya siswa-siswi dapat memahami
dengan baik pada saat pembelajaran.

Pentingnya pengembangan media pembelajaran agar siswa bisa

lebih paham terhadap materi yang guru sampaikan dalam proses

pembelajaran, sebagaimana disampaikan oleh guru PAI;

Dengan Tekhnologi yang ada, butuh guru yang benar-benar


dapat menggunakan teknologi dan bisa memanfaatkan media
dengan semestinya. Jadi tergantung dari gurunya itu yang
mampu menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran
52

dengan semaksimal mungkin. Jadi guru di tuntut untuk benar-


benar memiliki keterampilan dalam menata media yang ada.

4. Faktor Pendukung

Pada pendidikan, aktivitas pembelajaran tidak senantiasa

berlangsung secara baik seperti yang diharapkan, akan tetapi terdapat

sejumlah faktor yang bisa memberi suatu pengaruh kepada

keberhasilan di dalam proses pendidikan tersebut. Sehingga kita harus

mengetahui terlebih dahulu terhadap apa saja yang tergolong ke dalam

komponen pendidikan, misalnya faktor pendukung. Faktor pendukung

ketika menggunakan media pembelajaran, sebagaimana hasil

wawancara dengan guru agama Islam di SMK Muhammadiyah, yaitu

penggunaan media pembelajaran power poin yang memberikan

manfaat antara lain;

a. Guru dan peserta didik sangat menginginkan untuk


menggunakan media pembelajaran.
b. Memberi suatu pengalaman dengan lebih nyata.
c. Menarik perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.
d. Seluruh indera peserta didik bisa diaktifkan.
e. Durasi pengajaran yang dibutuhkan bisa dipersingkat.

Disamping adanya media power poin yang mendukung

pembelajaran juga pemanfaatan Media Laptop yakni :

a. Fasilitas yang diberikan oleh sekolah dalam mendorong proses


belajar mengajar supaya pembelajaran berlangsung secara lancar.
b. Fasilitas yang orang tua berikan.

5. Faktor Penghambat

Ketika mempergunakan media pembelajaran ada faktor


53

penghambat bagi guru terutama guru PAI ketika mempergunakan

media dalam kelas, yang mana menyebabkan terhambatnya proses

pembelajaran dan tidak berlangsung seperti yang diharapkan. Diantara

faktor yang menjadi penghambat dalam pemanfaatan media power

poin antara lain;

a. Kurangya ketersediaan LCD proyektor ketika mempergunakan


Power Point.
b. Faktor perbedaan peserta didik ketika memahami sejumlah
program yang terdapat pada Power Point.
c. Kurang maksimalnya peserta didik ketika memahami materi.

Sedangkan faktor penghambat pembelajaran dari penggunaan

media laptop antara lain;

a. Kurangnya pengawasan guru kepada tiap peserta didik ketika


mempergunakan laptop pada proses pembelajaran.
b. Kurangnya kesadaran peserta didik ketika menggunakan laptop
sebagai sarana pembelajaran.

B. Pembahasan Penelitian

1. Merancang dan membuat media pembelajaran

Pada sebuah proses belajar mengajar, dua unsur yang sangatlah

penting ialah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek

ini saling berhubungan. Penentuan terhadap salah satu metode mengajar

bisa memberi suatu pengaruh kepada jenis media pembelajaran yang

sesuai, walaupun terdapat sejumlah aspek lainnya yang tuut menjadi

pertimbangan ketika menentukan media, diantaranya tujuan

pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang dikehendaki pserta didik


54

kuasai sesudah dilangsungkannya pembelajaran, dan konteks

pembelajaran tidak terkecuali karakteristik dari peserta didik. Walaupun

seperti itu, dinilai bahwa suatu fungsi utama media pembelajaran ialah

sebagai sarana bantu mengajar yang juga memberi suatu pengaruh

kepada iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang disusun dan

dibentuk oleh guru.( Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 15)..N

Bersandar kepada hasil yang diperoleh melalui wawancara yang

dilakukan terhadap guru PAI di SMA Muhammadiyah 1 Soakaraja

bahwa merancang dan membuat media pembelajaran dengan

menggunakan alat bantu untuk presentasi yaitu penggunaan Microsoft

office power point dengan dilengkapi animas-animasi guna supaya

siswa-siswi tertarik terhadap materi yang diajarkan dan juga

ditayangkan video pembelajaran supaya siswa semakin memahami

materi yang disampaikan.

Bersandar kepada hasil yang diperoleh melalui wawancara yang

dijalankan terhadap guru PAI di SMA Muhammadiyah 1 Soakaraja Ibu

Sangadah 14 Oktober 2022, menjelaskan bahwa:

Bahwa merancang dan membuat media pembelajaran dengan


menggunakan alat bantu untuk presentasi yaitu penggunaan
Microsoft office power point dengan dilengkapi animas-animasi
guna supaya siswa-siswi tertarik terhadap materi yang diajarkan
dan juga ditayangkan video pembelajaran supaya siswa semakin
memahami materi yang disampaikan.
55

Dalam merancang dan membuat media pembelajaran perlu

adanya ketekunan dalam menggunakan IT, hal ini sebagaimana

disampaikan oleh Guru PAI:

Dengan Tekhnologi yang ada, butuh guru yang benar-benar dapat


menggunakan teknologi dan bisa memanfaatkan media dengan
semestinya. Jadi tergantung dari gurunya itu yang mampu
menggunakan IT dengan semaksimal mungkin. Jadi guru di tuntut
untuk benar-benar memiliki keterampilan dalam menata media
yang ada.

Hamalik dalam buku yang ditulisnya Azhar Arsyad menguraikan

bahwa penggunaan media pembelajaran pada proses belajar mengajar bisa

mendorong timbulnya keinginan dan minat baru, membentuk suatu

motivasi dan rangsangan atas aktivitas belajar, dan terlebih lagi

memberikan sejumlah pengaruh psikologi kepada peserta didik.

Pemanfaatan terhadap media pembelajaran di dalam tahapan orientasi

pembelajaran bisa sangatlah mendorong efektivitas dari proses

pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Di samping

mengakibatkan timbulnya motivasi dan minat di dalam diri peserta didik,

media pembelajaran turut bisa mendorong perserta didik dalam

meningkatkan pemahaman, memberikan data secara menarik dan kredibel,

mudah dalam menafsirkan data, dan memadatkan informasi.( Azhar

Arsyad, Media Pembelajaran hal. 15-16)

2. Memilih Media Pembelajaran


56

Pembelajaran yang afektif membutuhkan perencanaan yang baik.

Media yang hendak dipergunakan pada proses pembelajaran tersebut turut

membutuhkan perencanaan yang baik. Walaupun seperti itu, pada faktanya

memperlihatkan bahwa guru menentukan salah satu media pada aktvitas

yang dijalankannya di kelas dengan berdasar kepada pertimbangan .(

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran hal. 67)..N

Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja khusunya guru PAI ketika

menentukan media pembelajaran terdapat beberapa diantaranya :

1) Media pembelajaran yang digunakan jelas dan rapi artinya font


yang ditampil[kan di dalam ppt jelas dan rapi sehingga mudah
dipahami.
2) Media pembelajaran yang selaras terhadap tujuan yang hendak
diwujudkan di dalam pembelajaran
3) Relevan terhadap topik yang sedang diajarkan
4) Media pembelajaran yang praktis dan fleksibel

Pendidikan ialah sebuah wahana penting pada upaya untuk

mendorong terjadinya suatu peningkatan atas kualitas dari sumber daya

manusia. Membentuk sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi

dibutuhkan sistem pendidikan yang turut memiliki kualitas yang tinggi.

Sebagai upaya dalam memenuhi tuntutan sistem pendidikan yang dapat

menciptakan sumber daya manusia yang andal, dan salah satu diantaranya

ialah mendorong terjadinya peningkatan atas kualitas proses dan hasil

belajar dari peserta didik yang harus diwujudkan supaya didapati kualitas

sumber daya manusia yang bisa mendorong pembangunan nasional.

Tentunya peranan guru menjadi penentu, hal ini disebabkan guru secara

langsung membina peserta didik di sekolah dengan proses belajar


57

mengajar yang dilangsungkan. Disebabkan hal tersebut, upaya dalam

mendorong kualitas pendidikan seharusnya lebih banyak guru lakukan

ketika menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya sebagai

pendidik dan pengajar.

Suatu upaya yang menjadi maksud dalam hal ini ialah kreativitas

yang dimiliki oleh guru untuk mempergunakan media pembelajaran.

Media ialah suatu faktor yang menentukan keberhasilan suatu

pembelajaran. Dengan media proses pembelajaran dapat dikemas secara

lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), contohnya peserta

didik yang tertarik akan warna bisa diberi media yang menggunakan

warna yang menarik. Hal ini juga berlaku bagi peserta didik yang

menyukai kreasi dimana senantiasa menghendaki untuk membentuk suatu

objek yang dikehendakinya, peserta didik tersebut bisa diberi media yang

sesuai, contohnya plastisin, media balok bangun ruang, atau diberu media

gambar beserta dengan catnya. Pemanfaatan terhadap media pengajaran

bisa meninggika kualitas dari proses belajar mengajar yang mana bisa

mendorong terjadinya peningkatan atas kualitas dari hasil belajar para

siswa. Aspek penting lain dalam hal ini ialah mendorong dalam

memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang guru sampaikan secara

lisan kadang kali tidak dapat peserta didik pahami secara utuh, terlebih

lagi jika guru kurang memiliki kecakapan untuk menjelaskan materi.

Dalam hal ini peranan media sebagai sarana bantu untuk memperjelas

pesan yang hendak disampaikan melalui pembelajaran. Dikarenakan hal


58

tersebut, untuk memenuhi harapan tersebut dibutuhkan kreativitas dan

keterampilan di dalam diri guru guna menyusun, menentukan, dan

mempergunakan media yang bisa memberi suatu pengaruh kepada proses

dan kualitas pembelajaran. Di samping hal tersebut, suatu faktor penting di

dalam keberhasilan dalam menggunakan media, berkaitan dengan

bagaimana media tersebut direncanakan secara baik.

Dikarenakan hal tersebut, seorang guru harus melakukan

pengembangan terhadap kreativitas sebagai upaya dalam memperbaharui

proses pembelajaran, tentunya seorang guru dipersyaratkan memiliki

persepsi atau opini yang bernilai positif kepada bagaimana membentuk

situasi dan kondisi belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Mengembangkan media pembelajaran

Penemuan kreatif sama pada seluruh bidang, baik dalam bidang

seni, ilmu, ataupun pada bidang rekayasa. Di samping hal tersebut,

penemuan kreatif diperlihatkan melalui sejumlah proses intelektual.

Gagasan ini bertolak belakang terhadap keyakinan umum, dimana menilai

kreativitas terbatas di dalam bidang seni, pada faktanya ilmu dan rekayasa

ialah suatu penemuan yang dijalani oleh manusia. Gordon memperlihatkan

terdapatnya hubungan antara perkembangan berpikir dalam seni dan ilmu

yang sangatlah erat. (Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, h. 163-164)..N

Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja khusunya pembelajaran PAI

dalam mengembangkan media pembelajaran ada beberapa,antara lain:


59

a. Melakukan penganalisisan terhadap potensi, kebutuhan, dan


karakteristik dari peserta didik
b. Melakukan perumusan terhadap tujuan dari pembelajaran yang
hendak diwujudkan
c. Menentukan dan melakukan perubahan selanjutnya menyusun
rencana terhadap materi pembelajaran yang hendak guru ajarkan
Media turut bisa didefinisikan sebagai perantara atau penghubung

antara dua pihak, yakni antara sumber pesan terhadap pihak yang

menerima pesan apabila dipergunakan secara baik bisa mendorong

efektivitas program instruksional, (Jakarta: Bestari Buana Murni), hal.

62)..N

Di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja ketika menggunakan media

pembelajaran sudah diterapkan dengan baik tetapi belum maksimal karena

keterbatasan sarana dan prasarana media yang kurang mendukung di

sekolah jadi guru diharuskan kreatif ketika mempergunakan media

pembelajaran karena kurangnya sarana media pembelajaran supaya supaya

peserta didik bisa memahami secara baik pada saat pembelajaran.

4. Faktor Pendukung guru PAI Dalam Penggunaan Media Pembelajaran di

SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja

Berkaitan dengan faktor pendukung dalam menggunakan media

pembelajaran guru PAI di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja Kabupaten

Banyumas, Penulis menjumpai jawaban yang beragam dari responden

(guru). Pada persoalan ini, peneliti menjalankan wawancara terhadap guru

PAI yang dijalankan di tanggal 18 Juli 2017 dimana menguraikan bahwa:

Faktor pendukung di dalam menggunakan media pembelajaran


60

guru PAI salah satu diantaranya ketika menggunakan media power point

yakni :

a. Keinginan dari dalam diri guru dan peserta didik sangat besar untuk
mendayagunakan media pembelajaran.
b. Memberi suatu pengalaman secara lebih nyata
c. Menarik perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.
d. Seluruh indera peserta didik bisa diaktifkan.
e. Durasi waktu pengajaran yang dibutuhkan bisa dipersingkat.

Faktor pendukung dalam pemanfaatan media pembelajaran guru

PAI salah satu diantaranya ketika menggunnakan Media Laptop yakni :

a. Fasilitas dari sekolah guna mendorong proses belajar mengajar


supaya pembelajaran bisa berlangsung secara lancar.
b. Fasilitas yang orang tua berikan.

Faktor pendukung dan penghambat di dalam pemanfaatan media

pembelajaran mempunyai suatu perann dalam hal berlangsungnya

proses guna mewujudkan tujuan dari pembelajaran. Keberhasilan dari

sebuah proses pembelajaran ditetukan oleh media yang dipergunakan.

Bahwa bisa didefinisikan supaya berjalannya proses pembelajaran yang

sukses dan berhasil dibutuhkan sejumlah faktor pendukung.

Terdapat sejumlah faktor pendukung yang menjadi penentu

kesuksesan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Faktor pendukung

tersebut bisa dikelompokkan ke dalam sejumlah bagian. Kesuksesan

pembelajaran dan keberhasilan dari sebuah pembelajaran didominasi

oleh faktor pendukung tenaga pendidik, pada persoalan ini guru yang

berada di sekolah. Walaupun pada sebuah sekolah yang memiliki

fasilitas yang memadai, bangunan layak, kurikulum yang lengkap,


61

pengajaran yang mumpuni, manajemen sekolah yang ketat, sistem

pembelajaran yang diterapkan bagus, akan tetapi para tenaga pengajar

dari sekolah tersebut (guru) sebagai aplikator di lapangan tidak

mempunyai suatu kemampuan (kualitas) untuk menyampaikan materi,

kecakapan dalam mempergunakan berbagai alat tekhnologi yang

menunjang pembelajaran, tentunya tujuan yang hendak diwujudkan

melalui pembelajaran bisa sulit untuk dapat diwujudkan sebagaimana

yang seharusnya.

5. Faktor Penghambat guru PAI Dalam Penggunaan Media Pembelajaran

di SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja

Di samping faktor pendukung, terdapat sejumlah faktor yang

menghambat. Perhambat tersebut dapat berasal dari diri guru secara

sendirinya, dari diri peserta didik, lingkungan, maupun disebbakan

faktor fasilitas. Guru sebagai seorang pendidik, pastinya dirinya

memiliki sejumlah kekurangan yang menyebabkan kreativitas dalam

menggunakan media menjadi terhambat. Fasilitas yang tersedia ialah

faktor penting di dalam upaya guru dalam mengoptimalkan program

yang dijalaninya, kurang memadainya fasilitas bisa menjadi sebuah

kendala besar bagi seorang guru dalam beraktifitas. Faktor penghambat

dalam media power poin antara lain;

a. Kurangnya ketersediaan LCD proyektor ketika mempergunakan


Power Point.
b. Faktor perbedaan peserta didik untuk memahami sejumlah program
Power Point.
c. Peserta didik kurang maksimal dalam memahami materi.
62

Faktor penghambat dalam mengoperasionalkan ICT pembelajaran

Media Laptop, antara lain;

a. Media pendidikan yang dipergunakan pada proses pembelajaran


masih terbatas dan kurang bervariasi.
b. Waktu dalam menggunakan media kurang cukup akan tetapi materi
pelajaran banyak yang harus segera diselesaikan
c. Belum optimalnya perhatian dan pemahaman guru ketika
menggunakan media pendidikan.
d. Aktivitas atau program yang seharusnya guru kerjakan sangat
banyak yang mana mengakibatkan guru kurang untuk
mempersiapkan pembelajaran dengan mempergunakan media.

Pemanfaatan terhadap media pendidikan pada proses

pembelajaran memegang suatu peran yang sangatlah penting dalam

mendorong kelancaran di dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan

mendorong terjadinya suatu peningkatan atas pemahaman terhadap

semua hal yang guru sampaikan, membentuk suasana kelas yang lebih

dinasim dan lebih hidup. Akan tetapi pada lain sisi, terdapat faktor

yang memberikan dukungan terhadap terwujudnya suasana yang

demikian serta faktor penghambatnya. Seluruhnya bergantung kepada

bagaimana sekolah beserta seluruh staff dalam menyikapi dan

memperhatikan seberapa penting pemanfaatan media pembelajaran.

Dalam hal ini seharusnya tiap guru paham terhadap fungsinya

dikarenakan memiliki pengaruh yang sangatlah besar kepada cara

dalam betindak dan berbuat untuk menjalankan pekerjaannya di kelas

dan masyarakat. Guru yang paham terhadap posisi dan fungsi akan

dirinya sebagai pendidik profesional, senantiasa termotivasi untuk

bertumbuh dan berkembang sebagai upaya dalam mewujudkan


63

perasaan dan sikap yang tidak puas kepada pendidikan. Persiapan

yang seharusnya guru ikuti seyogyanya selaras terhadap ilmu

pengetahuan dan tekhnologi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berlandaskan kepada hasil yang diperoleh pada penelitian yang sudah

dijalankan dengan mengambil judul, “Kreativitas Guru Pendidikan Agama

Islam Dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1

Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2022/2023”, bisa dirumuskan

kesimpulan:

1. Kreatifitas guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran di SMA

Muhammadiyah Sokaraja dengan Merancang dan membuat media

pembelajaran, menentukan media pembelajaran dan mengembangkan media

pembelajaran

2. Faktor pendukung kreatifitas guru agama PAI di SMA Muhammadiyah

Sokaraja adalah guru dan peserta didik yang berkeinginan besar untuk

mendayagunakan media pembelajaran, memberi suatu pengalaman secara

lebih nyata, menarik perhatian dan minat peserta didik dalam belajar,

seluruh indera peserta didik bisa diaktifkan, durasi pengajaran yang

dibutuhkan bisa dipersingkat.

3. Akan tetapi faktor penghambat, LCD proyektor kurang memadai untuk

mempergunakan media Power Point, faktor perbedaan peserta didik untuk

membentuk pemahaman terhadap sejumlah program yang terdapat pada

Power Point, peserta didik kurang maksimal untuk memahami materi,

perangkat multimedia yang ada masih kurang memadai, padanya jadwal

64
65

pembelajaran yang mana mengakibatkan terjadinya suatu benturan atas

pemanfaatan perangkat multimedua antara pelajaran yang satu dengan

pelajaran yang lain, belum lengkapnya jaringan listrik dimasing-masing

kelas, sehingga pembelajaran dilaksanakan di satu ruang khusus, yang pada

akibatnya siswa harus pindah dari kelasnya ke ruang yang lain sesuai

dengan jadwal pelajaran yang masuk dikelasnya.

B. Saran

Berkaitan terhadap hasil yang didapatkan pada penelitian ini, tentunya

saran yang bisa peneliti ajukan yakni:

1. Kepada guru PAI seharusnya bisa lebih kreatif ketika menggunakan

media pembelajaran guna mendorong kualitas pendidikan.

2. guru harus berupaya dalam memaksimalkan penggunaan media

pembelajaran, seharusnya guru belajar mengoperasikan media

elektronik, guru seharusnya bisa menentukan media yang sesuai

terhadap materi yang dirinya ajarkan, harapannya guru bisa lebih kreatif

ketika menentukan media pembelajaran, pihak sekolah seyogyanya bisa

memperbanyak media pembelajaran yang guru dan peserta didik

butuhkan pada proses pembelajaran.

3. Kepada peneliti lainnnya yang hendak menjalankan penelitian yang

sejenis supaya melakukan peninjauan terhadap berbagai aspek lainnya di

luar penelitian ini, yang mana didapati hasil yang lebih optimal.
66
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Abdul Majid dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 Bandung:
Remaja Rosdakarya

Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar, Pengembang dan


Pemanfaatannya. 1986. Jakarta: CV. Rajawali

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. 1997. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif. 1997. Jakarta: Rineka Cipta

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. 2006. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
\
Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran. 2002 . Jakarta: Ciputat
Pers

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis. 2011. Yogyakarta: Teras

Afifuddin, Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif,


Bandung: Pustaka Setia

Bandung, Remaja Rosdakarya.Zakiah Daradjat, Asfandiyar, Andi Yudha. 2009


Kenapa Guru Harus Kreatif, Bandung: Mizan Pustaka,.

Chasanatun Fitriyah. 2018. “Kreativitas Guru dalam Pemanfaatan Media pada


Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Terpadu Putra Harapan Purwokerto
Barat” Skripsi IAIN Purwokerto

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006


Bandung: Permana
M. Basyiruddin Usman dan Asnawir. 2002. Media pembelajaran Jakarta : Ciputat
Pers

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas


Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

Retno Indayati,Kreatifitas Guru dalam Proses Pembelajaran,(2002)


(Tulungagung: STAIN Tulungagung)

E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. 2011 Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Naim, Ngainun. 2009.Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik. 2004 Yogyakarta: Pustaka Belajar

Nurfuadi. 2012.Profesionalisme Guru. 2005 Porwokerto: Penerbit STAIN


PressAbdul Majid dan Dian Andayani,)

S.C. Utami Munandar. 1999 .Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan


Potensi Kreatif dan Bakat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. 2006. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

Cece Wijaya dan Tabarani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. 1991. Banndung: PT Remaja Rosdakarya

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 2012.


Bandung: Alfabeta

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. 2000. Bandung: Remaja Rosdakarya,

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. 2002.
Jakarta: Rineka Cipta

Iskandar Agung, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran bagi Guru: pedoman


dan acuan guru dalam meningkatkan kreativitas pembelajaran peserta
didik, (Jakarta: Bestari Buana Murni)

Sitoresmi Arineng Tiyas. 2015. “Kreativitas Guru Dalam Peningkatan Hasil


Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kauman Utara Jombang” Skripsi UIN Malik Ibrahim
Malang
Gunawan, Imam. 2013. METODE PENELITIAN KUALITATIF.: Teori dan
Praktik Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tanzeh, Ahmad dan Suyitno. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya:Elkaf

Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT.

Remaja Rosdakarya.

Jamal Ma’mur Asmani. 2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif, dan Inovatif.

Banguntapan Jogjakarta
Dr.Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. KENCANA

PERNADA MEDIA GROUP

Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta LPP UNS dan UNS Press

Anda mungkin juga menyukai