Anda di halaman 1dari 66

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang dilakukan untuk

membentuk manusia yang berkualitas, memiliki daya saing tinggi dan yang

terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik. Pendidikan

berkualitas muncul apabila terdapat sekolah yang mempunyai kelengkapan

fasilitas penunjang proses belajar mengajar serta memasukkan nilai-nilai

pendidikan agama islam dalam proses belajar mengajar. Pendidikan Agama

Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.1

Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang memiliki

serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses

belajar mengajar memiliki makna adanya suatu kesatuan kegiatan yang tidak

terpisahkan antara siswa sebagai pebelajar dan guru sebagai pengajar. Guru

memegang peran penting dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah. Dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam seorang guru harus dapat

menyampaikan pembelajaran secara menarik, inovatif, dan dapat memilih

1
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mngefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2001), h. 87
2

media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar

peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar.

Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Pada motivasi terkandung adanya

keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan

sikap dan perilaku individu belajar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku.

Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang penting dalam proses

belajar mengajar yang dapat menyalurkan pesan yang akan disampaikan

kepada siswa baik berupa alat, orang maupun bahan ajar. Selain itu, media

pembelajaran dapat merangsang siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu, maka

penggunaan media pembelajaran dapat merangsang, menggairahkan atau

memotivasi siswa untuk belajar, karena “motivasi belajar merupakan suatu

dorongan atau penggerak dalam diri seorang siswa untuk belajar sehingga

tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai”.

Melalui perannya sebagai pengajar, seorang guru diharapkan mampu

mendorong anak didiknya untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan

melalui berbagai sumber atau media. Dalam hal ini guru mempunyai fungsi

sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar.2 Pada

kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang

2
Supriono Widodo dan Ahmadi Abu, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.
106
3

bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang

bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menggunakan

media yang sesuai sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang

bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Karena para guru

kurang memperhatikan komponen-komponen lain yang dapat membantu

proses pembelajaran, diantaranya metode mengajar yang digunakan masih

monoton, sehingga seringkali tujuan dari pembelajaran belum bisa mencapai

yang maksimal.

Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk seluruh tingkat dan

jenis pendidikan dibutuhkan adanya tenaga profesional guru untuk siswa.

Berhasil tidaknya sekolah dalam mendidik siswa-siswanya dilihat dari strategi

pembelajaran yang tepat bagaimana guru dalam memilih kegiatan

pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam mewujudkan pengalaman

belajar yang baik, memberikan media pembelajaran kepada peserta didik dalam

mencapai tujuan pendidikan.3

Berdasarkan uraian di atas, dapat di maknai bahwa media pembelajaran

sangat penting bagi guru untuk menyampaikan informasi tentang materi yang

akan diajarkan pada saat proses pembelajaran. Dengan adanya penggunaan

media dengan tepat dan sesuai maka dapat membangkitkan keingintahuan dan

3
Barnawi dkk, M.. Manajemen Media Pembelajaran Sekolah. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h. 23
4

minat baru bagi siswa, serta membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar mengajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Tingkat efisiensi maupun efektifitas penyajian dalam pembelajaran sangat

dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan adanya kemajuan ilmu

pengetahuan. Karena setiap lini dalam kehidupan saat ini semakin maju dan

berkembang, tak terkecuali dunia pendidikan. Kemajuan teknologi yang ada

dapat dimanfaatkan guru dalam memberikan warna baru pada proses

pembelajarannya, yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa,

perhatian siswa, maupun motivasi belajar siswa. Hal ini menjadi tanggung jawab

guru dalam menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan, efisien, dan

efektif.

Sebagai faktor eksternal media pembelajaran harus disesuaikan dengan

materi yang akan disampaikan guru sehingga penggunaannya tepat sasaran dan

proporsional serta dapat memberikan motivasi pada siswa dalam pembelajaran.

Media pembelajaran saat ini mengalami perkembangan yang sangat drastis

berawal dari penggunaan media berbasis manusia berlanjut pada media yang

sangat kompleks dan tidak mengandalkan manusia saja. Kemajuan media

pembelajaran itu tak lain untuk memajukan pendidikan yang ada saat ini.

Penggunaan media pembelajaran menjadi satu cara lain untuk mencapai

tujuan pembelajaran dengan maksimal. Heinich dan kawan-kawan

mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantarkan informasi

antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, video, film, foto, radio, gambar

yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media


5

komunikasi. Apabila media tersebut membawa informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka media tersebut disebut

sebagai media pengajaran.4

Selain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pemanfaatan media

pembelajaran adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di era digital yang

semakin berkembang seperti saat ini. Hal ini pula yang mendorong setiap

lembaga pendidikan untuk menjawab tantangan zaman sekaligus menciptakan

gebrakan-gebrakan baru di sekolahnya. Namun demikian, setiap madrasah atau

sekolah memiliki cara tersendiri dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

yang ada di lembaganya. Begitu pula yang dilakukan oleh MTs Negeri 1 Kota

Gorontalo ditengah ketatnya persaingan pendidikan. Dimana letak geografis

madrasah yang cukup strategis mudah dijangkau dari berbagai arah menambah

poin bagi madrasah ini. Selain itu adalah dengan melengkapi fasilitas yang ada

yaitu pemasangan hot spot area yang bisa diakses oleh seluruh warga sekolah,

ruang kelas yang memadai, LCD proyektor portabel maupun permanen, lab

komputer, aula belajar dan lain-lain.

Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di MTs Negeri 1

Kota Gorontalo untuk mencari data, diperoleh bahwa penggunaan media

pembelajaran oleh guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo cukup baik, hal ini

dapat dilihat dari bagaimana cara guru menggunakan media pembelajaran

dengan baik pada saat menyampaikan materi pelajaran. Guru di MTs Negeri 1

4
Nunu Mahnun, “Media Pembelajaran: Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran,” Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1
(Januari-Juni 2012), h. 28.
6

Kota Gorontalo ketika menyampaikan materi dalam kegiatan pembelajaran

tidak hanya menerangkan melalui lewat lisan saja tetapi guru disana sudah

menggunakan media dengan bagus ketika menyampaikan materi pembelajaran

yaitu dengan menggunakan slide power point. Kemudian motivasi belajar

siswa juga cukup baik, hal itu karena semangat siswa dalam memperhatikan

penjelasan guru maksudnya disini siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

ketika guru menjelaskan atau menyampaikan pelajaran pada saat proses

pembelajaran tidak mengobrol sendiri dan tidak membuat kegaduhan di kelas,

selanjutnya siswa aktif bertanya pada saat proses pembelajaran di kelas

maksudnya ketika guru selesai menjelaskan materi pembelajaran siswa

menyatakan langsung materi pembelajaran yang belum paham, selain itu juga

ketika guru bertanya kepada siswanya banyak yang dapat menjawab langsung

pertanyaan yang diajukan oleh gurunya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik

untuk meneliti tentang “Manajemen media pembelajaran dalam menunjang

motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1 Gorontalo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang penulis

rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen media pembelajaran di MTs Negeri 1 Kota

Gorontalo?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa setelah penerapan manajemen media

pembelajaran di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo?


7

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan perumusan masalah diatas maka peneliti

bertujuan untuk mendiskripsikan manajemen media pembelajaran dalam

menunjang motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo.

b. Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara

teoritis maupun secara praktis.

2. Sedangkam secara praktis diharapkan bisa memberi sumbangan:

a) Dapat dijadikan sebagai bahan kajian serta khazanah keilmuan yang

berkaitan dengan manajemen media pembelajaran dalam menunjang

motivasi belajar siswa.

b) Bagi lembaga yang bersangkutan khususnya guru dan siswa sebagai

subjek penelitian bisa memberikan masukan yang kontruktif baik

dalam rangka pengembangan lembaga tersebut maupun manajemen

media pembelajaran yang perlu di kembangkan ke depan serta untuk

mengatasi berbagai hambatan yang ada.

c) Bagi peneliti tentunya ini bisa menambah wawasan dan tambahan

keilmuan khusunya yang berkaitan dengan manajemen media

pembelajaran dalam menunjang motivasi belajar siswa.


8

D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional

1. Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta

sumber daya lainya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai

aktivitas majerial.5

2. Pendidikan merupakan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam

bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah, dan diluar

sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi. 6

3. Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Motivasi

terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.7

4. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

secara potensial yang terjadi pada seseorang atau individu sebagai suatu

hasil latihan atau praktik yang diperkuat dengan diberi hadiah untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.8

5. Media pembelajaran adalah setiap orang, materi, atau peristiwa yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Sedangkan ada pendapat lain bahwa media

5
https://osf.io/preprints/inarxiv/76wb8/.(diakses tanggal 4 november tahun 2022, pukul
09:04) wita
6
Muh. Yusuf Mappeasse Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Programmable Logic Controller (Plc) Siswa Kelas Iii Jurusan Listrik Smk Negeri 5 Makassar,
(Jurnal Medtek), Vol. 1 No. 2 (Tahun 2009) H. 3-4
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h.
80
8
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008). h. 23
9

pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran yang diantaranya terdiri atas buku,

tape recorder, kaset, vidio, camera, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi

dan komputer.9

6. Peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua

orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,

berketerampilan, berpengalaman berkepribadian, berakhlak mulia dan

mandiri.10

9
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-
MALANG PRESS, 2009), h. 25-26
10Sanjaya, Wina, Kurikulum dan pembelajaran, teori dan praktek pengembangan
kurikulum KTSP. (Jakarta: Kencana, 2010) h. 32
1

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan

melalui orang lain, dibutuhkan keterampilan khusus terutama keterampilan

mengarahkan, memengaruhi, dan membina para pekerja agar melaksanakan

keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.11

Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang

berarti tangan dan agree(melakukan). Kata-kata itu digabung menjadi

managere yang artinya menangani.Managere diterjemahkan ke Bahasa

Inggris to manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager

untuk orang yang melakukannya.Management diterjemahkan ke Bahasa

Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan).12

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. 13

11
Hikmat, Manajemen Pendidikan, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2009 ), h. 12
12
Husaini Usman, MANAJEMEN Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2014 ), h. 5-6
13
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2012 ), h. 27
2

2. Macam- Macam Manajemen

Macam-macam manajemen ialah sebagai berikut:

a. Manajemen kurikulum, adalah segala pengalaman pendidikan yang

diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan

dalam sekolah maupun di luar sekolah.

b. Manajemen kesiswaan (murid), adalah pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan

pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid

meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada

sekolah itu.

c. Manajemen personalia, kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh

personal secara efektif dan efisien agar tujuan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah tersebut tercapai dengan optimal.

d. Manajemen tatalaksana sekolah, adalah seluruh kegiatan tentang

ketatausahaan sekolah seperti pencatatan surat dinas dan buku agenda,

buku ekspedisi, buku catatan rapat sekolah, buku pengumuman,

pemeliharaan gedung sekolah, pemeliharaan halaman sekolah, dan

pemeliharaan perlengkapan sekolah.

e. Manajemen media pembelajaran, adalah kegiatan pengelolaan fasilitas

sekolah karena keberadaannya sangat mendukung terhadap proses

pembelajaran.

f. Manajemen keuangan, setiap unit kerja selalu berhubungan dengan

masalah keuangan, demikian pula sekolah, yang berkisar kepada uang


3

SPP, uang kesejahteraan personel dan gaji, serta keuangan yang

berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah.

g. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), adalah sebuah strategi pengelolaan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada

pengerahan dan pendayagunaan sumber internal sekolah dan

lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan

yang berkualitas.14

Manajemen diantaranya yaitu manajemen peserta didik, manajemen

tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen keuangan, manajemen media

pembelajaran, manajemen Humas, manajemen layanan khusus, manajemen

kurikulum dan pembelajaran, dan manajemen persuratan dan pengarsipan. 15

Dari masing-masing pendapat diatas, ada beberapa macam manajemen

yaitu manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen

personalia, manajemen tatalaksana sekolah, manajemen keuangan, MBS,

manajemen Humas, Manajemen Layanan Khusus, dan manajemen

persuratan dan pengarsipan. Salah satunya akan di fokuskan oleh penulis

pada manajemen.

3. Tujuan Manajemen

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:

14
Suryosubroto, Op.cit, h. 32-196
15
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2014 ), h. 20
4

a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, menyenangkan, dan bermakna.

b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya.

c. Terpenuhinya salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan

(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai

manajer).

d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas

administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau

konsultan manajemen pendidikan).

f. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu

disebabkan oleh manajemennya.

g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan,

tidak bias jender dan SARA, dan akuntabel.

h. Terciptanya citra positif pendidikan.16

Tujuan manajemen adalah untuk memperoleh cara, teknik, metode yang

sebaik-baiknya dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas bisa

dimanfaatkan sebaik-baiknya, seperti tenaga, fasilitas, pesonel, dana, material

maupun spiritual guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 17

Dari pendapat diatas, bahwa tujuan manajemen adalah terciptanya suasana

16
Ibid, h. 17
17
Berta Ria Anggraini, Manajemen media pembelajaran Di MTs. Darul Ulum Sumberrejo
Waway Karya Kabupaten Lampung Timur. ( Skripsi: Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018 ), h. 19
5

belajar yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna dengan

menggunakan sebaik-baiknya sumber yang terbatas.

4. Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen secara umum terbagi menjadi empat macam,

yaitu:

a. Perencanaan (planning), perencanaan adalah proses untuk menetapkan

tujuan dan visi organisasi sebagai langkah awal berdirinya sebuah

organisasi. Fungsi perencanaan identik dengan penyusunan strategi,

standar, serta arah dan tujuan dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Pengorganisasian (organizing), berhubungan dengan bagaimana

mengatur sumber daya baik manusia maupun fisik agar tersusun secara

sistematis berdasarkan fungsinya masing-masing. Fungsi organizing ini

lebih menekankan pada bagaimana mengelompokkan orang dan sumber

daya agar menyatu.

c. Pengarahan (directing), fungsi ini lebih menekankan pada upaya untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal. Dimulai

dari bimbignan kerja, motivasi, penjelasan tugas rutin, dan lain-lain.

d. Pengendalian (controlling), fungsi ini lebih fokus pada evaluasi dan

penilaian atas kinerja yang selama ini telah dilakukan, untuk melihat

apakah ada suatu hambatan atau tidak dalam prosesmencapai tujuan

organisasi.18

18
Sri Winarsih, Kebijakan dan Implementasi Manajemen Pendidikan Tinggi Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Cendekia (Vol. 15, No. 1, 2017 ), h.54-55
6

Adapun menurut beberapa para ahli manajemen memiliki perbedaan

pendapat, sebagaimana penjelasan berikut:

a. William H. Newman mengemukakan bahwa fungsi-fungsi manajemen

yaitu planning, organizing, assembling resources, directing, controlling.

b. The Liang Gie mengemukakan bahwa fungsi manajemen yaitu planning,

decision making, directing, coordinating, controlling, improving.

c. Henry Fayol mengemukakan bahwa fungsi manajemen yaitu planning,

organizing, commanding, coordinating, dan controlling. 19

Dari pendapat diatas, fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan

pengendalian (controlling). Fungsi-fungsi manajemen diatas berkaitan

secara langsung dengan lembaga pendidikan, karena merupakan salah satu

jenis organisasi.Jadi fungsi-fungsi manajemen diterapkan dalam seluruh

kegiatan organisasi, tidak terkecuali lembaga pendidikan.

5. Prinsip Manajemen

Menurut DR. Buchari Zainun, paling tidak terdapat dua belas prinsip

manajemen sebagai berikut:

a. Suatu kebijakan yang mengandung tujuan atau misi harus diberitahukan

kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab mencapainya.

b. Semua pekerjaan yang hendak dilakukan untuk mencapai tujuan itu harus

diperinci, direncanakan, serta diatur dengan sistematis sehingga akibat-

akibat duplikasi dan pemborosan dapat dibatasi

19
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2012 ), h. 21
7

c. Tugas, kewajiban, hak, dan tanggungjawab yang hendak diserahkan

kepada petugas atau pejabat yang bertanggungjawab, haruslah diperinci

sejelas-jelasnya dan harus pula benar-benar dapat mereka pahami.

d. Metode dan prosedur harus dikembangkan serta digunakan oleh mereka

yang bertanggungjawab mencapai tujuan organisasi.

e. Sepanjang terdapat persediaan dan keperluan, maka sumber-sumber

manusia, uang, dan bahan-bahan materiil yang ada harus dibagi secara

adil dan merata kepada pihak-pihak yang memerlukannya sesuai dengan

tanggungjawab yang menjadi tugasnya amsing-masing.

f. Pemberian tugas dan kewajiban harus pula disertai dengan wewenang

yang seimbang.

g. Perlu adanya suatu struktur organisasi sebagai gambaran dari hubungan-

hubungan wewenang dan tanggungjawab yang dapat dipergunakan

sebagai alat penyalut tugas, tanggungjawab, wewenang, informasi, dan

perintah.

h. Organisasi harus dipimpin oleh seseorang pemimpin yang mempunyai

syarat-syarat kecakapan yang sesuai.

i. Adanya kesatuan arah dan tujuan harus benar-benar dipahami oleh semua

pihak dalam organisasi.

j. Pertanggungjawaban terus-menerus baik mengenai hasil-hasil kerja yang

diperoleh.
8

k. Koordinasi yang sempurna harus dipelihara dalam organisasi baik

diantara anggota maupun diantara kelompok pekerja-pekerja dan satuan-

satuan kerjanya.

l. Organisasi hanya alat, karena itu harus disesuaikan kepada kebutuhan

tuntutan dan situasi.20

Klasifikasi prinsip manajemen kedalam tiga ranah yaitu manajemen

berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan orang, manajemen

berdasarkan informasi.21

Dari pendapat diatas, prinsip manajemen untuk mencapai tujuan

manajemen dengan cara memberikan tugas, kewajiban, hak, dan

tanggungjawab kepada petugas yang bertanggungjawab dan harus disertai

wewenang yang seimbang serta memiliki manajemen berdasarkan sasaran,

orang, dan informasi.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang

sangat penting. Karena, dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi

pelajaran yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara.

Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

20
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004 ),
h. 6-8
21
Berta Ria Anggraini, Op.cit, h.21
9

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.22

Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat sisa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.23

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. 27Sedangkan menurut

Gagne mengatakan bahwa media pembelajaran dinyatakan sebagai

komponen sember belajar yang dapat merangsang siswa-siswi untuk

belajar.24

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media

secara kreatif akan memungkinakan audien (siswa) untuk belajar lebih baik

dan dapat meningkatkan performen mereka sesuai dengan tujuan yang ingin

di capai.

Di samping itu juga media pembelajaran sangat menentukan dalam

proses pembelajaran peserta didik, sehingga akan mengatasi kesulitan-

kesulitan di dalam mencapai tujuan pendidikan.

22
Arif S. Sadiman, et.al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), h.6
23
Azhar Arsyad, Media Pembelajaraan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 3
24
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inivatif, (Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara, 2013), h. 3
10

2. Macam-macam Media Pembelajaran

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung

dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Berikut

ini akan diuraikan macam-macam media pembelajaran.

a. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara

saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak

cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran

b. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.

Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip

(film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan

cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol

yang bergerak seperti fil bisu dan film kartun.

Media pembelajaran visual seperangkat alat penyalur pesan dalam

pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan tanpa

adanya suara dari alat tersebut. Dalam Al-Qur‟an Al-Baqarah (2) 31:

ٓ
َ ‫اَ اۢۡنبــُٔ اون اى فَقَا َل اال َم ٰل ِٕٮ َكة َعلَى َع َر‬
‫ض ُه ام ث ُ َّم كُلَّ َها ااۡلَ اس َما ٓ َء ٰادَ َم َو َعلَّ َم‬

‫با َ اس َمآء‬

‫صٰ دق اينَ ُك انت ُ ام ا ان ٰ ٓهؤ َُۡلٓء‬


11

Artinya :

dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar

orang-orang yang benar!"

Dari ayat di atas Allah mengajarkan kepada Nabi Adam a.s nama benda-

benda seluruhnya yang ada di bumi, kemudian Allah memerintahkan kepada

malaikat untuk menyebutkannya, yang sebenarnya belum diketahui oleh para

malaikat. Dengan demikian media pembelajaran visual dapat digunakan agar

siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

c. Media Audio-visual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena

meliputi kedua jenis media yaitu auditif dan visual. Karena meliputi kedua

jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi menjadi dua bagian:

1) Audiovisual diam

Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan

cetak suara.

2) Audiovisual gerak

Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menamilkan unsur suara dan
25
gambar yang bergerak seperti film suara dan vidio cassette.
12

25
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.24

Berdasarkan jenis media pembelajaran di atas dapat penulis

golongkan bahwa media yang akan penulis teliti pada penggunaan

media pembelajaran yang telah digunakan di MTs Negeri 1 Kota

Gorontalo adalah media visual seperti (buku/LKS, gambar. Al- Qur‟an,

power point dan Papan Tulis).

Dengan demikian penulis akan meneliti media pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran seperti gambar, buku/LKS, Al-Qur‟an,

power point dan papan tulis di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo.

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan

proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut,

maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-

beda. Untuk itu perlu pemilihannya dengan cermat dan tepat agar dapat

digunakan secaratepat guna.26

Dasar Pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana,

yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan

atau tidak.

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan

dan penggunaan media dalam pembelajaran, seperti halnya yang

berkenaan dengan; tujuan instruksional yang ingin dicapai,

karakteristik siswa atau sasaran, jenis rancangan belajar yang


13

26
H. Asnawir, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 15

diinginkan apakah bersifat audio saja, atau visual saja atau kedua-

duanya, atau mungkin media yang bersifatdiam atau gerak, dan

sebagainya, keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan

luasnya jangkauan yang dilayani.

Ada empat kriteria pemilihan yang perlu diperhatikan sebagaimana

yang dikemukakan oleh Dick dan Carey.

a) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang

bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka

harus dibeli atau dibuat sendiri.

b) apakah untuk membeli sendiri atau diproduksi sendiri telah tersedia

dana,tenaga, dan fasilitasnya.

c) faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan

media yang digunakan untuk jangka waktu yang lama,

d) efektivitas dan efesiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup

panjang, sekalipun nampaknya mahal namun lebih murah dibanding

media lainnya yang hanya dapat digunakan sekali pakai.27

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk meningkatkan

kegiatan pembelajaran. Dalam memilih memilih media pembelajaran

hendaknya disesuaikan dengan materi dan kesesuaian pemilihan media.

hendaknya seorang guru harusnya bisa memilih media dengan tepat dan

cermat.
14

27
Ibid, h.125-126

4. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun secara

khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar.

Manfaat media pembelajaran adalah:

a. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih

difahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai

tujuan pengejaran dengan baik,

c. metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,

pembelajar tidakbosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,

d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga

aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, dan lain-lain.28

Dari beberapa manfaat media pembelajaran di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa manfaat media dapat mempermudah guru dalam

menyampaikan materi pelajaran dan membantu siswa dalam

memahamipelajaran yang disampaikan oleh guru.


15

28
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-inivatif, (Yogyakarta:Kaukaba
Dipantara, 2013),h. 5-6

Selain itu, manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan

pembelajaran, sebagai berikut:

1. Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, sebagai berikut:

a. memberikan pedoman, arah untuk mencaapi tujuan pembelajaran

b. menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik

c. memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,

d. memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran,

e. membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,

f. membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,

g. meningkatkan kualitas pengajaran

h. memberikan dan meningkatkan variasi belajar

i. menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga

memudahkan penyampaian, dan

j. menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dantanpa

tekanan.

2. Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, adalah:

a. meningkatkan motivasi belajar pembelajar,

b. memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajaran,

c. memudahkan pembelajar untuk belajar

d. merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis,

e. pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang

menyenangkandan tanpa tekanan, dan


16

f. pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang

di sajikan.

Berdasarkan dengan penjelasan di atas media pembeajaran yang di

uraikan di atas media sebagai salah satu alat bantu untuk memperlancar dan

mempertinggi proses belajar mengajar dan alat tersebut memberikan

pengalaman yang mendorong motivasi belajar siswa serta memperjelas dan

mempermudah konsep yang abstrk dan mempertinggi daya serap belajar

siswa sesuai dengan taraf berpikir siswa. Oleh sebab itu, perencanaan

program media yang dilaksanakan secara sistematik berdsarkan kebutuhan

dan karakteristik siswa yang diarahkan pada tujuan yang akan dicapai dapat

mengatasi hambatan-hambatan berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam

kelas, serta sikap pasif anak didik serta mempersatukan pengamatan anak.

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran

a. Gambar

Gambar yang dimaksudkan di sini termasuk foto, lukisan/gambar. tujuan

utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk

memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.

1) Kelebihan gambar

a) sifatnya konkret

b) Gambar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

c) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita

d) Foto dapat memperjelas suatu masalaah

e) Gambar/foto harganya murah dan gampang didapat serta


17

digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus

2) Kekurangan gambar

a) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata

b) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untk

kegiatan pembelajaran

c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Secara umum, LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai

pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana

pembelajaran(RP). Menurut Pandoyo, Kelebihan dari penggunaan LKS

adalah:

1) Meningkatkan aktivitas belajar,

2) Mendorong siswa mampu bekerja sendiri,

3) Membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep.

c. Buku Pelajaran

Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak

digunakan diantara semua alat pengajaran lainnya. Buku pe;ajaran

telahdigunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca.

d. Papan Tulis

Papan tulis adalah peralatan yang sangat diperlukan dalam tiap

sekolah dan tiap kelas. Penggunaan papan tulis pada waktu mengajar

oleh guru, besar manfaatnya, antara lain:


18

1) Penyajian pelajaran dapat dilakukan dengan jelas selangkah demi

selangkah secara sistematis di papan tulis.

2) Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan, hal ini akan

segera dapat dilihat dan dinilai oleh guru, dan segera dapat

dilakukan perbaikan.

3) Papan tulis merangsang anak-anak untuk bekerja lebih baik.

4) Apabila suatu ide atau masalah ditulis di papan tulis, kelas dapat

melihat dan membacanya dengan jelas, hal ini akan mendorong

anak-anak untuk berpartisipasi dalam bentuk berdiskusi atau

bekerja.

5) Mendorong motivasi belajar, karena anak-anak pada umumnya

senang bekerja pada papan tulis.

Pembatasan Penggunaan papan tulis

1) Ada sebagian guru merasa in secure atau merasa tidak tenang

2) Mempersiapkan papan tulis sebelum mengajar atau

mempersiapkam suatu demonstrasi melalui papan tulis memerlukan

banyak waktu

3) Adanya alat-alat modern seperti slide, kaca tak tembus cahaya, film,

dan sebagainya yang lenih memuaskan dan menyenangkan untuk

mencapai tujuan mengajar.

4) Bahan-bahan duplikat akan lebih meringnkan siswa dan banyaknya

buku-buku pelajaran yang dapat dibeli akan memudahkan siswa

daripada mencatat pelajaran dari papan tulis


19

5) Siswa tidak selalu dapat melihat pelajaran dengan mudah sekalipun

guru menggunakan papan tulis.

6) Apabila siswa diberi kesempatan bekerja pada papan tulis maka

dengan sendirinya memerlukan banyak waktu untuk melayani

semua siswa

7) Apabila guru membuat kesalahan misalnya menulis kata-kata atau

penyajian pelajaran secara tidak adekwat melalui papan tulis.

8) Demonstrasi dan ilustrasi yang disajikan oleh guru pada papan tulis,

seringkali tidak dapat ditangkap anak-anak dengan jelas

9) Debu kapur bisa menyebabkan gangguan paa kesehatan guru, sakit

pernafasan, dan gangguan pada kulit, apalagi seandainya ventilasi

ruangan tidak begitu tertutup.

Berdasakan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap media

pembelajaran yang digunakan di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

menggunakan media buku/LKS, Gambar, Al-Qur‟an, papan tulis, masing-

masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

C. Konsep Dasar Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa Inggris adalah motive

atau motion, lalu motivation, yang berarti gerakan atau sesuatu yang

bergerak. Artinya suatu yang menggerakan terjadinya suatu tindakan, atau

disebut dengan niat. Pada dasarnya, perbuatan manusia dapat dibagi menjadi

tiga macam, yaitu perbuatan yang direncanakan, yang artinya digerakan


20

oleh suatu tujuan yang akan dicapai. Perbuatan yang tidak direncanakan,

yang bersifat spontanitas artinya tidak bermotif, dan perbuatan yang berada

di antara dua keadaan, yaitu direncanakan dan tidak direncanakan, yang

disebut dengan semi direncanakan.48

Motivasi merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu

tujuan. Motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang

terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). 29

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. motivasi mengandung 3 elemen penting di antaranya adalah

sebagai berikut:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkahlaku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. motivasi

memang muncul dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena


21

29
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 11
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.30

2. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual.

Peranan nya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa

senang dan semangat untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi

yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia

tidak tertarik pada materi yang di ceramahkan, maka tidak akan

memperhatikan apalagi sampai mencatat isi ceramah tersebut. 31

Motivasi belajar memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap

keberhasilan proses maupun hasil belajar peserta didik. Salah satu indikator

kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar

pada peserta didik tersebut. Motivasi memiliki pengaruh terhadap belajar

peserta didik, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan

ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat

penting dalam memberi gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar

sehingga peserta didik yang memiliki motivasi tinggi mempunyai energi

yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan

mampu prestasi yang lebih baik.32


22

30
U.H Saidah, Pengantar Pendidikan Telaah Pendidikan Secara Global dan Nasional
(Jakarta: Raja Wali Pers, 2016), h. 231-232
31
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.
73-74.
32
Ibid., h. 74.
3. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara

pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar peserta didik, diantaranya

adalah:

a. Menggairahkan peserta didik Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari

guru harus bisa menghindari hal-hal yang monoton dan

membosankan.Guru harus memelihara minat peserta didik dalam belajar,

yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu

aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi tertentu. 33

b. Memberikan harapan realistis Guru harus memelihara harapan-harapan

peserta didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang

kurang atau tidak realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan

yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap

peserta didik dimasa lalu.34

c. Memberikan insentif Bila peserta didik mengalami keberhasilan dalam

belajar guru diharapkan memberikan hadiah kepada peserta didik (dapat

berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya. 35

d. Mengarahkan perilaku peserta didik Mengarahkan perilaku peserta didik

adalah tugas guru, Disini guru dituntut untuk memberikan respons

terhadap peserta didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar

didalam kelas. Peserta didik yang diam yang membuat keributan harus
23

34
Ibid., h. 169.
34
Ibid., h. 169-170.
35
Ibid., h. 170
diberikan teguran secara arif dan bijaksana. 36

4. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik

Membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari

dua sudut pandang, yakni motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik apabila

tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan

dan tujuan peserta didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung

didalam pelajaran itu. peserta didik termotivasi untuk belajar semata-

mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan

pelajaran. Bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian,

nilai yang tinggi, atau hadiah tau sebagainya. 37

Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan terutama

belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit

sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang

memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan

itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa mata pelajaran

yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan

dimasa yang akan datang. Seseorang yang senang membaca, tidak perlu
24

36
Ibid., h. 150.
37
Ibid., h. 150.
ada yang menyuruhnya atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-

buku untuk dibacanya.38

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar,

karena tahu besok paginya akan ada ujian dengan harapan mendapatkan

nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Oleh

karena itu, motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang didalam nya ada aktivitas belajar dan dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar.39

Suatu madrasah yang kekurangan ruang kelas, sementara jumlah

peserta didik yang dimiliki dalam jumlah yang banyak melebihi daya

tampung kelas, akan banyak menemukan masalah. Kegiatan belajar

mengajar berlangsung kurang kondusif. Pengelolaan kelas kurang efektif.

Selain masalah sarana, fasilitas juga kelengkapan madrsah yang tidak

boleh untuk di abaikan. Lengkapnya tidak buku- buku di perpustakaan

ikut menentukan kualitas suatu madrasah. Perpustakaan madrsah adalah

laboratorium ilmu. Dengan pemberian fasilitas belajar tersebut

diharapkan kegiatan belajar mengajar peserta didik lebih termotivasi. 40

Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus


25

38
Ibid., h. 175.
39
Ibid., h. 175-183.
40
Ibid., h. 184-185.
dimiliki oleh madrasah. Alat peraga yang guru perlukan harus sudah

tersedia di madrasah agar guru sewaktu-waktu dapat menggunakan nya

sesuai dengan metode mengajar yang akan dipakai dalam penyampaian

bahan pelajaran dikelas. Lengkap tidak nya fasilitas yang ada di

madrasah membuka peluang untuk guru lebih kreatif dalam mengajar.

Dari hasil uraian diatas tentu tidak dapat disangkal bahwa media

pembelajaran mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di madrasah.

Peseta didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan apabila

suatu madrasah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar peserta didik.

Masalah yang peserta didik hadapi dalam belajar relatif kecil. Hasil

belajar peserta didik tentu akan lebih baik.

5 Indikator-indikator Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

peseta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Indikator belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 41


26

41
Ibid., h. 184-185.

6 Fungsi Motivasi Belajar

Setiap motivasi mempunyai hubungan erat dengan suatu tujuan, karena

motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang seseorang untuk

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Menurut Tabrani Rusyab fungsi

motivasi adalah:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan, tanpa motivasi tidak

akan perbuatan.

b. Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik. 42

Agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, dapat

terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien suatu lembaga

harus memiliki guru yang memenuhi standar- standar yang sesuai dengan

kualifikasi akademik dan berkompeten dibidang nya agar terciptanya kinerja

guru yang bermutu.43

7 Bentuk-Bentuk Motivasi di Madrasah

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di madrasah:

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak peserta didik belajar, yang utama justru untuk mencapai

angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para peserta didik

merupakan motivasi yang sangat kuat.


27

42
Tabrani Ruyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1989), h. 123.
43
Eti Hadiati, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini”. Al- Athfaal:Jurnal
Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 2 No. 1 (2019), h. 70.
b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, atas suatu keberhasilan

atau penghargaan atas perbuatan yang dilakukan oleh seorang peserta

didik terhadap belajarnya.

c. Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar peserta didik. Persaingan, baik persaingan individual

maupun persaingan kelompok.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan.

e. Memberi ulangan

Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jikalau terjadi kemajuan,

akan mendorong peserta didik lebih giat belajar.

g. Pujian

Apabila ada peserta didik yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas

dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk


28

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru

harus memahami prinsip-prinsip permberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar pada diri peserta didik itu memang ada motivasi

untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang akan diakui dan diterima baik oleh peserta didik,

akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. 44


29

44
Barnawi , M. Arifiin. Manajemen media pembelajaran. (Yogyakarta: Ruzz Media,
2012), h. 11
38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu

suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktifitasi, social, sikap, kepercayaan, persepsi,

pemikiran orang secara individu ataupun secara kelompok, penelitian ini

digolongkan sebagai jenis speneliian lapangan dan termasuk dalam

penelitian murni atau pure research. Maksudnya adalah penelitian ini

dilakukan dengan terjun ke lokasi penelitian. Penelitian yaitu penelitian

yang mengumpulkan datanya dilakukan dilapangan, seperti di lakukan

kemasyarakatan lembaga pedidikan baik formal maupun non-formal.451

Dengan demikian, penelitian kualitatif lebih menonjolkan pada

upaya pengolahan data dalam kata-kata bukan dalam angka-angka

sebagaimana dalam penelitian kualitatif lebih penting dari pada simbol

atau atribut seperti pada penelitian kuantitatif.

Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif ini, dimaksudkan

untuk dapat memberikan gambaran tentang suatu fenomena atau gejala

dari suatu keadaan tertentu, baik berupa keadaan sikap, pendapat,

maupun cara yang meliputi berbagai aspek dalam “manajemen media

45
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rinke Cipta, 2010), h. 5
39

pembelajaran dalam menunjang motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1

Kota Gorontalo”.

2. Pendekatan penelitian

Dengan memahami judul dan latar belakang masalah yang ada pada

bab sebelumnya, serta metode meneliti yang sedang dibahas ini,maka

penulis menggunakan pendekatan fenomenologis. Fenomelogis secara

umum dikenal sebagai pendekatanyang dipergunakan untuk membantu

memahami berbagai gejala atau fenomena sosial dalam masyarakat. 462

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di wilayah provinsi Gorontalo, Kota

Gorontalo tepatnya di manajemen media pembelajaran dalam menunjang

motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo. Lokasi ini penulis

pilih sebagai objek penelitian, dengan alasan dapat dijangkau dan mudah

mendapatkan data. Alasan penentuan lokasi ini juga mengacu pada pendapat

Spradley yang mengemukakan bahwa apabila ingin memperoleh hasil

penelitian yang lebih baik maka dalam memilih dan menentukan lokasi

penelitian haruslah mempertimbangkan beberapa aspek sebagai berikut: (a)

sederhana; (b) mudah memasukinya; (c) tidak begitu nampak dalam

melakukan penelitian; (d) mudah memperoleh izin; (e) kegiatannya terjadi

berulang-berulang. Pertimbangan aspek yang diisyaratkan Sradley di atas

secara keseluruhan dirasakan peneliti memiliki kecocokan dengan

pertimbangan penentuan lokasi penelitian.

46
Stefanus Nindito, Fenomenologi Alfred Schutz: Studi Tentang Konstruksi Makna dan
Realitas Dalam Ilmu Sosial, (jurnal ilmu komunikasi) vol.2 No. 1, juni 2003 hal.1
40

C. Kehadiran peneliti

Penelitian tentang manajemen media pembelajaran dalam

menjunjang motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo ini

menggunakan metode kualitatif, maka kehadiran peneliti di lokasi

penelitian, sangatlah penting, karena peneliti sebagai instrumen penelitian

atau alat penelitian. Peneliti sebagai instrumen penelitian, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dengan demikian, instrumen utama dalam penelitian kualitatif

adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian

menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian

sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan

dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

D. Instrumen Penelitian

Dengan adanya instrumen penelitian, maka kita akan mengetahui

sumber data yang akan kita teliti dan jenis datanya, instrumen pengumpulan

datanya, langkah penyusunan instrument penelitian tersebut serta

mengetahui vadilitas, reabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan

pengecoh/distractor suatu data dalam penelitian. Instrumen mempunyai

peranan yang sangat penting, karena adanya instumen mutu suatu penelitian

dapat diketahui. Jika instrumen yang dibuat memiliki kriteria yang baik,

maka mutu penelitiannya juga baik, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu,
41

jika instrumen telah tersedia untuk mengumpulkan data variabel suatu

penelitian, maka kita dapat langsung menggunakan instrumen tersebut. 473

E. Sumber data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis sumber data

yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data atau peneliti yang dalam hal ini adalah Kepala

sekolah selaku pemimpin, Wakil Kepala sekolah, Guru dan Peserta

Didik di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo.

2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data yang dalam hal ini adalah

buku, sumber dari arsip, dokumen resmi di MTs Negeri 1 Kota

Gorontalo. Yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti di

antaranya; tabel peserta didik, guru, profil sekolah dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu strategi yang digunakan

dalam mengumpulkan dan memperoleh data penelitian secara valid dan

dapat dipertanggungjawabkan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup: Observasi, wawancara dokumentasi.

1. Observasi merupakan salah satu kegiatan ilmiah empiris yang

mendasarkan fakta-fakta lapangan maupun teks, melalui pengalaman

47
Zaenal Arifin, Kriteria Instrumen Dalam Suatu Penelitian,(Jurnal Theorems), vol.2,
no.1, 2017, hal.2
42

panca indra tanpa menggunakan manipulasi apapun. 484Observasi

dilakukan terhadap manajemen media pembelajaran dalam menunjang

motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, yaitu tanya

jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

2. Wawancara, di antara banyak pendekatan dalam metode kualitatif,

teknik wawancara yang paling banyak digunakan untuk mengkaji

elit.495Ini dilakukan oleh peneliti kepada informan yang telah ditetapkan

sebelumnya maka dari itu peneliti menggunakan instrumen wawancara.

Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan siswa di MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo.

3. Dokumentasi, peneliti mendokumentasikan semua hasil kerja baik

yang berupa data, informasi dan pengetahuan dalam suatu system

dokumentasi yang· benar, maka akan terwujud suatu akumulasi

informasi sebagai modal dasar pusat informasi. 506

G. Teknik Analisis Data

Penelitian tentang manajemen media pembelajaran dalam

menunjang motivasi belajar siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, analisis

data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

48
Hasyim Hasanah, teknik-teknik observasi, (jurnal at-Taqaddum) vol. 8,no.1,juli 2016,
hal. 1
49
Lukman Nul Hakim, Ulasan Metodologi Kualitatif “Wawancara Terhadap Elit”,
(jurnal aspirasi),2013, vol.4 no.2,hal.1
50
Blasius Sudarsono, Dokumentasi Informasi Dan Demokrasi,(jurnal baca),2003,
vol.27,no.1,hal.5
43

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,

yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verificat.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pada tahap ini peneliti menggunakan teknik pengecekan keabsahan

suatu data dengan cara triangulasi. Yaitu teknik pemeriksaan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan.

1. Triangulasi sumber

Menggunakan sumber data yang beragam dengan membandingkan

data yang diperoleh dari suatu sumber yang berkaitan dengan penelitian

atau sumber data yang lain.

2. Triangulasi metode

Dengan cara membandingkan data yang diperoleh melalui

wawancara dengan informan.

I. Tahap-tahap Penelitian

Secara umum, tahap-tahap penelitian yang peneliti akan lalui dalam

penelitian ini yaitu tahap pralapangan, selama di lapangan dan setelah di

lapangan.

1. Tahap pra lapangan

Pada tahapan ini peneliti menyusun beberapa kegiatan yang akan

dijalani yaitu:

a. Menyusun rencana penelitian di mana peneliti merancang pokok-

pokok pikiran yang menjadi dasar dalam mengadakan penelitian


44

b. Memilih lapangan penelitian di mana peneliti menjajaki kondisi

lapangan dengan mengamati langsung kondisi lapangan yang akan

dipilih, pada tahap ini peneliti mengecek apakah pokok-pokok

pikiran atau fokus permasalahan yang diangkat relevan dengan

kenyataan di lapangan.

c. Mengurus perizinan, di mana hal ini dilakukan untuk memudahkan

proses penelitian sekaligus meminimalisir kendala-kendala di

lapangan ketika pengumpulan data akan dilaksanakan.

d. Menilai keadaan lapangan

e. Memilih dan memanfaatkan informan dalam penelitian kualitatif

informasi dari para informan merupakan sumber data primer dari

sebuah permasalahan, sehingganya diharapkan dengan informasi

yang diperoleh tersebut peneliti dapat menemukan akar

permasalahan dari persoalan yang sedang diteliti.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian, seperti alat tulis menulis,

jadwal kegiatan penelitian dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan penelitian.

J. Tahap Pekerjaan Tugas

Pada tahap ini peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian di MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo untuk mengumpulkan data dan informasi yang

dibutuhkan. Pada tahap ini setidaknya ada tiga fase yang dilalui dalam

penelitian yaitu:

1. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri


45

2. Memasuki lapangan untuk memperoleh data sekaligus menjalin

hubungan yang baik dengan berbagai pihak yang ada di lokasi

3. Mengumpulkan data

4. Menganalisis data-data yang telah terkumpul untuk kemudian

dituangkan dalam bentuk laporan penelitian.

K. Sistematika pembahasan

Adapaun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian

disesuaikan dengan pokok pembahasan yang akan dibahas, yang dituangkan

dalam bentuk pembagian ke dalam beberapa bab dan sub bab sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan masalah dan kegunaan penelitian, pengertian judul dan definisi

operasional dan kajian penelitian yang relevan.

BAB II Landasan Teori

Memuat tentang ulasan yang lebih detail mengenai manajemen

media pembelajaran dalam menunjang motivasi belajar siswa di MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo. Pada bab II ini penulis menjelaskan tentang

beberapa teori mengenai peranan manajemen media pembelajaran sekolah

dalam mendukung tujuan sekolah.

BAB III Metode Penelitian

Memuat secara rinci jenis dan pendekatan penelitian, lokasi

penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik


46

analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian dan tahap

pekerjaan lapangan.
47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

Dalam sejarah perkembangan MTs. Negeri 1 Kota. Gorontalo,

tepatnya di Kecamatan Sipatana jalan Poigar Kelurahan Molosipat U

sebagai tonggak sejarah lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota

Gorontalo. Dilihat dari letak geografisnya MTs Negeri Kota Gorontalo

sangat strategis dan kondusif untuk pengembangan lembaga pendidikan.

MTs Kota Gorontalo sejak berdiri tahun 1978 leburan dari PGAN 4

tahun dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama No.16 tahun 1978.

Berdasarkan informasi bahwa pendiri MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

adalah Pemerintah. Dengan penuh kesederhanaan lembaga ini mulai

melangkah untuk memberanikan diri dalam melayani kebutuhan

masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengetahuan agama.

Secara kronologis MTs Negeri 1 Kota Gorontalo memiliki proses

yang cukup panjang yang perlu diketahui oleh kita semua dalam

pengembangan penghargaan atas perjuangannya, pengorbanan pendahulu

pendahulu yang telah berbakti untuk menjelaskan MTs Negeri 1 Kota

Gorontalo satu satunya madrasah yang memiliki kepercayaan sebagai

institusi pendidikan.

Secara kronologis, MTs Negeri 1 Kota Gorontalo memiliki proses

yang cukup panjang dalam pengembangan mutu, kualitas guru hingga


48

menghasilkan alumni yang mempunyai kualitas mumpuni di bidangnya

masing-masing. Alumni tersebut pada akhirnya menjadi tokoh-tokoh

penting baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional sehingga dengan

adanya para alumni tersebut maka keberadaan Madrasah ini dari waktu ke

waktu semakin menunjukkan peningkatan.

Kehadiran dan eksistensi dari para Alumni ini sangat memberikan

konstribusi dan andil yang cukup besar baik dari segi moril maupun

materil bagi kemajuan dan perkembangan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

Kota Gorontalo. Kontrisbusi material yang diberikan oleh para alumni ini

sangat berdampak signifikan terutama dalam hal yang substansial seperti

pembangunan gedung, mushalla, laboratorium, dll.

Mengingat MTs Negeri 1 Kota Gorontalo sebagai salah satu sekolah

islami yang kini banyak diperbincangkan di berbagai kalangan

masyarakat. Membuat para Alumni merasa terpanggil untuk lebih

berperan aktif dalam memajukan Madrasah tempat mereka menimba ilmu.

Peran aktif para alumni sangat intens ditunjukkan dalam berbagi kegiatan

yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Gorontalo

dengan tujuan membahas dan memikirkan eksistensi Madrasah yang

semakin hari semakin melejit. Salah satu media yang sering dijadikan

tempat pembahasan madrasah ke depan adalah ketika nuansa Ramadan

tiba. Bulan Ramadan adalah media Para Alumni, karena mereka tahu

persis bahwa di saat-saat seperti inilah situasi yang tepat untuk

membicarakan kepentingan dan kemajuan Madrasah yang tercinta.


49

Pertemuan semacam ini nampaknya sangat rutin dilakukan, setiap tahun

dipastikan para alumni mematangkan diri untuk bersilaturrahmi di

Madrasah ini guna bertukar ide, pengalaman, dan gagasan baik di

kalangan guru maupun tenaga kependidikan. Dari pertukaran ide dan

gagasan inilah muncul hal-hal baru yang mesti para Alumni lakukan demi

mewujudkan Madrasah ini sebagai Madrasah Unggul seperti apa yang

didambakan sebelumnya. Alhasil ide menjadikan Madrasah Tsanawiyah

sebagai Madrasah Unggul adalah salah satu bahan pembicaraan para

Alumni waktu itu, dan kini Madrasah unggul yang menjadi dambaan kita

sudah berada di depan mata. Insya Allah akan terwujud.

Kini MTs Negeri 1 Kota Gorontalo yang dipimpin Kepala

Madrasah Karjianto, M.Pd dengan tenaga pengajar dan karyawan

mencapai sekitar 78 orang serta siswa kurang lebih dari 1174 adalah salah

satu lembaga penddikan yang mengemban visi keagamaan. Sebagai

Madrasah berbasis islami, Madrasah Tsanawiyah Negeri Gorontalo

memiliki peran strategis dalam mengemban syiar Islam.Peran Madrasah

yang dimaksudkan adalah bagaimana madrasah ini dapat memposisikan

diri sebagai lembaga pendidikan yang senantiasa menjadi sekolah lanjutan

bagi MI maupun SD yang sederajat. Alhamdulillah, sebagai madrasah

yang menunjukkan konsistensinya dan komitmen dalam merespon segala

animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan yang mengedepankan

nilai-nilai islami.Maka madrasah ini setiap tahun memasuki ajaran baru

diburu kurang lebih 1.000 calon peserta didik. Banyaknya animo


50

masyarakat atau orang tua untuk melanjutkan anaknya di Madrasah ini,

mengundang perhatian serius bagi Kementerian Agama Provinsi

Gorontalo untuk menetapkan MTs Negeri sebagai salah satu Madrasah

untuk direkomendasikan menjadi Madrasah Unggul di Provinsi Gorontalo.

Inilah jawaban positif bagi masyarakat Gorontalo bahwa benar adanya

Madrasah Tsanawiyah Negeri sebagai salah satu basis syiar Islam yang

membumi di Gorontalo.

Dari segi prestasi, kemampuan siswa MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

tidak diragukan lagi. Berbagai prestasi nonakademik seperti olah raga dan

seni, mampu diraih oleh siswa madrasah ini.

Segudang prestasi di atas dapat diraih berkat potensi, kerja keras,

percaya diri, kebersamaan, yang diramu dalam panji semangat keislaman

yang kental dan dimiliki oleh seluruh elemen dan sivitas akademika MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo. Semoga MTs Negeri 1 Kota Gorontalo semakin

mandiri dan berprestasi.

2. Visi Dan Misi MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

a. Visi

Mewujudkan madrasah yang islami, inovatif, populis dan berkualitas

b. Misi

- Menyiapkan Sumber Daya Insani yang menguasai IPTEk dan

IMTAQ

- Menunjang kemampuan profesional tenaga kependidikan di

lingkungan MTs Negeri Gorontalo


51

- Mewujudkan MTs. Negeri Gorontalo sebagai pusat pengembangan

orgDewiasi dan pengajaran IPTEK dan IMTAQ

3. Profil Sekolah MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

Tabel 4.1 Profil Sekolah

NPSN 60725187
NSS 121175710001
Nama MTsN 1 KOTA GORONTALO
Akreditasi Akreditasi A
Alamat Jl. Poigar
Kodepos 96127
Nomer Telpon 0435-823883
Nomer Faks -
Surel info@MTsngorontalo.sch.id
Jenjang SMP
Status Negeri
Situs www.MTsngorontalo.sch.id
Lintang 0.5789198955139507
Bujur 123.05432038559957
Ketinggian 21
Waktu Belajar Sekolah Pagi
Kota Kota Gorontalo
Propinsi Gorontalo
Kecamatan Sipatana
Kelurahan Molosipat U
Kodepos 96127
52

4. Struktur OrgDewiasi MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

Ketua Komite Madrasah Kepala Madrasah


Dr. H. Sabara K. Ngou, M.Pd.I Karjianto, M.Pd

Kepala Urusan Tata Usaha


Alfian Mitali, S.E

Wakamad Bidang Akademik Wakamad Bidang SaPras


Suharti Odja, S.Pd Isyan Purnama Gobel, M.Pd

Wakamad Bidang Kesiswaan Wakamad Bidang Humas


Findi Zakaria, S.Pd H. Yudin Mohamad, M.Pd

Pembina Pembina Wali Kelas Guru BK

Peserta Didik
53

B. Pembahasan

Proses belajar mengajar merupakan serangkaian proses interaksi dan

komunikasi antara guru dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar

guru harus mengetahui secara detail terhadap perkembangan dari peserta

didiknya, oleh karena itu setiap pesan dari materi yang disampaikan

diharapkan mampu dikuasai oleh peserta didik. Sebagai bekal dan modal

untuk mengarahkan kepada perubahan baik dari aspek kognitif, afektif,

psikomotorik. Perubahan-perubahan yang dialami oleh peserta didik

merupakan proses dari pengalaman-pengalaman selama mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam

proses belajar mengajar yang dimuati pesan yang akan disampaikan kepada

siswa baik berupa alat, orang maupun bahan ajar. Selain itu, media

pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan

berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu, maka

pemanfaatan media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar.

Pada dasarnya setiap peserta didik telah memiliki motivasi belajar dalam

diri individu yang biasa disebut faktor intrinsik, tetapi dalam hal belajar

tidaklah cukup hanya berdasarkan dorongan dari dalam individu, artinya

peran rangsangan juga sangat penting dalam hal ini seperti pengelolaan

kelas yang baik yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran juga

dapat memberikan motivasi belajar peserta didik.


54

Berdasarkan teori media pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa

sukses tidaknya proses pembelajaran tergantung dalam media pembelajaran

dan cara penyampaian guru. Dalam hal ini diharapkan guru bisa memilih

media yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa

jenuh denan materi pembelajaran atau guru yang bersangkutan. Dengan hal

ini adanya media pembelajaran untuk membantu atau alat pelengkap dalam

proses pembelajaran diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran

proses pembelajaran akan berjalan lebih baik.

1. Manajemen Media Pembelajaran Dalam Menunjang Motivasi Belajar

Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo

Guru saat ini dituntut tidak hanya sebagai fasilitator belajar siswa

namun juga menjadi pelopor terciptanya pembelajaran yang aktif,

menyenangkan serta tidak monoton dan mengikuti perkembangan zaman

dan yang tidak kalah penting adalah guru menjadi motivator yang baik

dalam penyajian pembelajaran. Dalam mengajar ada berbagai jenis

metode, strategi, dan juga media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan

untuk guru mendukung pembelajaran.

Selain itu sarana prasarana yang ada di sekolah juga mempengaruhi

proses kegiatan belajar mengajar. Di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo ini

sarana prasarana sebagai pendukung pembelajarannya sudah cukup

memadai, hal ini disampaikan oleh bapak Karjianto selaku kepala

Madrasah: “Kalau sarana prasarana itu sudah memadai, gedung memadai,


55

media belajar white board, kemudian akses internet, laboratorium

komputer, dan LCD proyektor portable ataupun permanen sehingga jika

digunakan untuk media pembelajaran itu cukup mendukung, tinggal

bagaimana guru mampu untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya”.51

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh bu Dewi selaku guru di

MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, berikut pernyataannya: “Media

pembelajaran di madrasah ini sudah cukup memadai dan mendukung ya

apalagi untuk pembelajaran dengan media seperti LCD, ada akses internet

juga laboratorium”.52

Dari beberapa pernyataan wawancara di atas dapat diketahui bahwa

media pembelajaran yang ada di madrasah ini cukup mendukung

pelaksanaan pembelajaran apalagi pembelajaran dengan menerapkan

media audiovisual, yang mana dalam hal ini bu Dewi memanfaatkan

media audiovisual berupa video, power point dan lain sebagainya.

Pada penelitian ini yang fokus pada penerapan media pembelajaran di

MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, dimana media sendiri adalah alat atau

perantara penyampai pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Apapun bentuk media pembelajarannya selalu memiliki jenis yang

beragam begitu pula media audiovisual yang meliputi TV, video, VCD,

sound slide, perangkat komputer, slide dan lain-lain. pada saat bu Dewi

mengajar beliau memilih video sebagai media pembelajaran yang ia

51
Karjianto ; Kepala Madrasah, wawancara tanggal 8 september 2022
52
Dewi ; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
56

terapkan, sebagaimana penjelasannya berikut:

“Media pembelajaran itu luas cakupan dan jenisnya beragam pula,

maka dari itu saya memilih video sebagai media pembelajaran saya dalam

mengajar. Mengapa? Ya karena video itu mudah diakses dan familiar

dengan anak-anak. Video juga mampu memberikan pengalaman baru bagi

siswa karena jelas media pembelajaran itu menstimulus dua indera

manusia sekaligus yaitu penglihatan dan pendengaran”.53

Dari hasil wawancara dengan bu Dewi di atas dapat diketahui bahwa

media audiovisual berupa video menjadi pilihan yang tepat dimana sifat

video yang juga portable, jadi tidak terbatas ruang. Pemilihan video

sebagai media audiovisual dilakukan bu Dewi untuk menciptakan iklim

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga dapat

menunjang motivasi belajar siswa. Bapak Ilham juga memberikan

pendapatnya tentang cara bu Dewi dalam mengajar yang menerapkan

media audiovisual berupa video, dengan pernyataan sebagai berikut: “Saya

kira cara yang dilakukan bu Dewi ini memiliki manfaat yang luar biasa ya

bagi siswa. Dimana siswa dapat mengeksplorasi dirinya dengan lebih aktif

dalam pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya mendengarkan

ceramahguru”.54

Hal ini juga diungkapkan oleh Putri salah satu siswi kelas XI

mengenai cara mengajar bu Dewi, dengan pernyataan sebagai berikut:

53
Dewi ; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
54
Ilham ; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
57

“Ketika bu Dewi menggunakan media video itu rasanya sangat

menyenangkan, karena kita jadi tidak bosan dan bisa ikut merasakan

suasana yang ada di video jadi mudah mengingat dan menangkap materi

yang sedang kita pelajari”.55

Dalam menerapkan suatu media pembelajaran diperlukan persiapan

yang matang dari guru, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan

baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal serta media

pembelajaran yang digunakan tepat sasaran dan benar-benar dapat

menunjang motivasi belajar siswa. Oleh karena itu ada 3 tahap yang

dilakukan guru sebelum menerapkan media pembelajaran yaitu, tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Begitu pula yang

dilakukan oleh bu Dewi sebelum kegiatan pembelajaran, hal itu dijelaskan

oleh bu Dewi dengan pernyataan sebagai berikut:

“Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan media, terlebih dahulu

saya merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan media apa yang akan

saya terapkan dan sebagainya hal itu termuat di RPP, setelah itu saya

mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan ketika pembelajaran. Kemudian

ketika pelaksanaan saya mengkomunikasikan dulu dengan siswa terkait

pembelajaran hari itu sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kami

inginkan baru proses pembelajaran dan yang terakhir untuk memperkuat

55
Putri ; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
58

materi saya buat kuis atau diskusi atau cukup dengan penjelasan secara

lisan”.56

Dari pemaparan bu Dewi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

menerapkan media pembelajaran tidak asal menerapkan, namun juga

memerlukan persiapan agar berjalan dengan baik, tujuan pembelajaran

dapat dicapai dengan maksimal dan tentunya dapat menumbuhkan dan

menunjang motivasi belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan salah satu siswi kelas XI

Moh Ali dia menyatakan bahwa: “Pas waktu pembelajaran itu bu Dewi

tidak langsung memutarkan video, tapi menyiapkan dulu LCD nya,

kemudian memberi kata-kata pembuka yang berkaitan dengan materi,

memberitahukan bagaimana pembelajaran hari ini baru nanti diputarkan

videonya”.57 Hal serupa juga dikatakan oleh Putri, sebagai berikut:

“Terlebih dahulu bu Dewi itu bilang kalau hari ini mau belajar dengan

media video, jadi kita bisa persiapan dulu tidak tiba-tiba bu Dewi

memutar video yang berkaitan dengan pembelajaran”.58

Di tengah-tengah pemutaran video bu Dewi memberikan sedikit

tanya jawab yang berkaitan dengan video yang diputar sebagai cara untuk

mengembalikan fokus serta memotivasi siswa. Tahap terakhir dalam

pembelajaran yang dilaksanakan bu Dewi dengan penerapan media

56
Dewi ; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
57
Moh Ali; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
58
Putri ; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
59

pembelajaran berupa video adalah tahap tindak lanjut yaitu guru

memberikan penguatan secara verbal yang berkaitan dengan materi,

mengevaluasi jalannya pembelajaran dan menentukan tindak lanjut.

Jadi, dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa bu Dewi tidak

serta merta menerapkan media pembelajaran tanpa persiapan dan tanpa

mengkomunikasikan dengan siswa terlebih dahulu. Oleh karena itu

penerapan media pembelajaran berupa video untuk menunjang motivasi

belajar yang dilakukan bu Dewi pada saat mengajar dapat berjalan dengan

baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan disusun.

2. Motivasi Belajar Siswa Setelah Penerapan Media Pembelajaran di MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo

Penerapan sebuah media dalam pembelajaran memiliki tingkat

keberhasilan yang berbeda-beda, begitu pula pada penerapan media

pembelajaran berupa video untuk menunjang motivasi belajar siswa di MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo. Tujuan dari penerapan media pembelajaran

berupa video ini adalah tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal

dan siswa dapat belajar dengan mudah serta meningkatnya motivasi belajar

siswa.

Motivasi sendiri adalah suatu dorongan untuk melakukan tindakan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam mencapai suatu tujuan

seseorang akan melakukan berbagai cara atau tindakan yang dapat

mendukungnya mencapai tujuan tersebut. Usaha yang dilakukan seseorang

ini dapat dilihat dan diamati sebagaibukti bahwa ia memiliki dorongan atau
60

motivasi untuk mencapai tujuannya. Didalam penerapan media audiovisual

ini tentunya berdampak positif bagi siswa untuk menunjang motivasi

belajarnya, bagi guru, maupun pihak sekolah. Dari hasil wawancara yang

peneliti lakukan, selama pembelajaran berlangsung keadaan kelas kondusif

dan siswa terlihat antusias dan memiliki gairah yang tinggi terhadapapa yang

disajikan oleh guru. Seperti yang dikatakan Ilham siswi kelas XI

“Alhamdulillah pembelajaran dengan video yang diberikan bu Dewi ini

sangat menarik, sehingga membuat semua siswa itu tertarik yang akhirnya

kondisi kelas tenang tidak seperti biasanya dan semangat untuk mengikuti

pembelajaran.”59

Hal ini diperkuat dari pernyataan ibu Dewi selaku guru di MTs

Negeri 1 Kota Goront alo “Membuat siswa tertarik kemudian

menumbuhkan motivasi siswa dengan pembelajaran itu gampang-gampang

susah, karena apa pasti semakin lama pembelajaran itu maka siswa akan

merasa bosan, ngantuk, dan yang jelas kondisi kelas tidak kondusif serta

anak-anak tidak semangat mengikuti pelajaran. Oleh karena itu saya

menerapkan media pembelajaran berupa video ini dan kolaborasi dengan

strategi yang sesuai untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.”60

Kondisi kelas yang tertib, kondusif, dan nyaman saat proses belajar

mengajar adalah harapan guru, kepala sekolah, bahkan siswa itu sendiri.

Demikian pula yangdiungkapkan oleh Putri siswi kelas XI setelah mengikuti

59
Ilham; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
60
Dewi ; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
61

pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran berupa video dengan

pernyataan sebagai berikut: “Nyaman dan tertarik, karena berbeda dengan

guru lain jadi membuat tidak bosan saat pelajaran mendapatkan hal-hal baru

dan suka dengan cara guru mengajar”.61

Penerapan media pembelajaran ini sangat menguntungkan baik guru

maupun siswa. Pada temuan observasi yang dilakukan peneliti juga tampak

bahwa siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

Hal ini terlihat dari semangat belajar siswa dengan tenang menyaksikan

video. Di sisi lain siswa juga aktif dan terlibat interaksi secara aktif dengan

guru selama video diputarkan. Karena bu Dewi memberikan apersepsi juga

beberapa pertanyaan pembuka yang berkaitan dengan materi yang ada di

video. Jadi siswa termotivasi untuk tetap fokus saat pembelajaran agar tidak

tertinggal tiap episode dalam video.

Bu Dewi memaparkan sebagai berikut: “Ya tentu saja media

pembelajaran memberikan motivasi kepada anak-anak lebih baik karena

mereka merasa ada tantangan untuk selalu fokus mengikuti pelajaran, jadi

tanpa sadar mereka terdorong untuk serius juga selama pelajaran”. 62 Hal

yang sama juga diungkapkan oleh Ilham salah satu siswa kelas XI, sebagai

berikut: “Salah satu manfaat yang saya rasakan dengan media pembelajaran

saat belajar ini adalah motivasi belajar saya meningkat dan bisa berimajinasi

sebagaimana materi yang telah di berikan”63

61
Putri; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
62
Dewi ; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
63
Ilham; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
62

Dalam observasi juga terlihat bahwa siswa memiliki kemandirian

dalam belajar dimana tanpa adanya instruksi dari guru siswa mencatat hal-

hal penting yang berkaitan dengan materi yang diberikan yang telah

digambarkan dalam bentuk video tersebut. Karena video yang diterapkan

oleh bu Dewi memuat fakta yang mudah dipahami oleh siswa. Jadi dapat

disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran berupa video yang

dilakukan oleh guru dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi.

Karena dalam hal ini siswa dituntut untuk fokus mengikuti pembelajaran

agar tidak tertinggal video yang telah diputar.64

Meningkatnya motivasi belajar siswa, juga ditunjukan dari

meningkatnya intensitas belajar siswa, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Moh Ali siswa kelas XI sebagai berikut: “Ketika selesai pembelajaran

itu bu Dewi memperbolehkan kita untuk meminta video tadi, jadi

disamping kita menyaksikan video di kelas kita bisa menontonnya di

rumah”.65 Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berupa video

dapat meningkatkann gairah belajar siswa, semangat belajar, keakftifan

dalam bertanya, dan kemandirian belajar siswa.

Lebih lanjut kepala madrasah menjelaskan:

“Media pembelajaran adalah penyimpanan, pemeliharaan dan

perawatan barang-barang yang sesuai jenis. Semua warga sekolah

64
Dewi; Guru di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
65
Moh Ali ; Siswa di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo, wawancara tanggal 8 september 2022
63

merupakan pihak yang terlibat dalam pemeliharan media pembelajaran.

Keberadaan serta kualitas media pembelajaran akan berpengaruh terhadap

jalanya proses belajar mengajar dan motivasi belajar siswa. Media

pembelajaran merupakan hal yang tidak boleh diabaikan karena digunakan

untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.

Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam program

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif dan efesien sehingga dapat

berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Hal ini memperlihatkan bahwa

media pembelajaran suatu sekolah tentu mempermudah murid dan guru

untuk mencapai terget secara bersama-sama66.

Mengenai pemeliharaan dan pemanfaatan dalam menyukseskan

pelaksanaan proses pembelajaran di MTs Negeri 1 Kota Gorontalo serta

peran penting media pembelajaran dalam proses belajar mengajar berikut

penjelasan kepala madrasah:

“Dalam proses pencapaian motivasi belajar sangat di pengaruhi oleh

beberapa faktor salah satunya media pembelajaran yang memadai dalam

pendidikan. Keberadaan media pembelajaran sangatlah penting bagi

kelancaran proses belajar mengajar, karena dengan adanya media

pembelajaran yang lengkap maka kebutuhan proses belajar mengajar dapat

mempengaruhi semangat belajar siswa dimana nantinya berpengaruh pada

motivasi belajar siswa”67

66
Karjianto ; Kepala Madrasah, wawancara tanggal 8 september 2022
67
Karjianto ; Kepala Madrasah, wawancara tanggal 8 september 2022
64

BAB V

PENUTUP

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa

1. Manajemen Media Pembelajaran untuk menunjang motivasi belajar di MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo berjalan dengan baik, memberikan dampak yang

positif bagi siswa. Dalam penerapannya pun guru tidak sekedar memutarkan

video, namun melalui beberapa tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan

tindak lanjut. Media video yang akan diterapkan dalam pembelajaran

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dan guru mengkomunikasikan

kegiatan yang akan dilaksanakan dengan siswa, serta ada tindak lanjut dari

guru sebagai penguatan materi.

2. Motivasi belajar siswa setelah penerapan media pembelajaran di kelas MTs

Negeri 1 Kota Gorontalo menunjukan hal yang positif. Siswa memiliki

gairah dan semangat belajar yang tinggi selama pembelajaran yang

ditunjukan dengan adanya keaktifan siswa bertanya, kondusifitas kelas saat

pembelajaran, dan terciptanya komunikasi aktif antara guru dan siswa dalam

pembelajaran. Terciptanya kemandirian belajar oleh siswa yang ditunjukkan

dengan kemandirian siswa untuk mencatat hal-hal penting dalam video

tanpa adanya instruksi dari guru.


65

E. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah peneliti uraikan, adapun saran-saran yang

disampaikan oleh peneliti yaitu :

6. Bagi kepala madrasah MTs Negeri 1 Kota Gorontalo hendaknya selalu

berupaya meningkatkan kualitas pendidikan serta menumbuhkan sikap sadar

kepada warga sekolah tentang rasa mempunyai dan rasa memiliki terhadap

media pembelajaran yang ada di sekolah.

7. Bagi guru yang merupakan pelaksana dan pemakai media pembelajran atau

alat peraga pada saat proses belajar mengajar hendaknya selalu menjaga dan

merawat sarana dan prasarana yang diperlukan serta mempunyai tanggung

jawab yang sama, sehingga sarana dan prasarana selalu siap pakai dan

dalam keadaan baik

8. Bagi siswa-siswi MTs Negeri 1 Kota Gorontalo hendaklah menjaga media

pembelajaran yang di gunakan pada saat belajar dan seluruh media

pembelajaran yang ada di sekolah dengan penuh tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai