Proposal skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan IAIN Palopo untuk Melakukan
Penelitian Skripsi dalam Rangka Penyelasaian Studi jenjang Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Oleh:
MUH.AMIN
Nim 2002010130
Dosen pengampu;
Muhammad Yamin, S.Pd.,M.Pd
dibutuhkan media pembelajaran yang tepat dan disukai oleh peserta didik.Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong
berguna sebagai alat bantu mengajar, yakni penunjang penggunaan metode mengajar yang
dipergunakan guru-guru.2
dikatakan baik apabila para siswanya secara aktif melakukan berbagai kegiatan untuk
belajar.Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan .karena belajar adalah Key Term, ,,istilah kunci”yang paling vital dalam setiap
usaha Pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada Pendidikan3. Maka
keberhasilan proses belajar haruslah menjadi perhatian yang sangat penting. Oleh karena itu
guru diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dan juga
dapat memberikan penjelasan materi yang lebih jelas agar dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan cara melaksakan pembelajaran yang berkualitas serta didukung oleh
sumber belajar yang menarik minat membaca peserta didik. sumber belajar yang digunakan
1
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta:Prenadamedia Group, 2016),392
2
Nasution,S.Berbagai pendekatan dalam proses Belajar-Mengajar(Jakarta:Bina Aksara 1990), 7
3
Yahdini Firda Nadhirah, Psikologi Belajar Mengajar(Serang:Dinas Pendidikan Provinsi Banten,2018), 65.
yaitu buku paket yang hanya menjelaskan materi secara sederhana dan tidak menjelaskan
materi secara luas serta hanya sedikit gambar didalamnya. Sehingga peserta didik terkesan
bosan kepada buku paketnya dan jarang ada peserta didik yang membacanya dirumah.
Namun, Ketika siswa diberikan treatmen pembelajaran berupa media bergambar dengan
penjelasan yang lebih menyeluruh dan terperinci, sehingga mereka lebih antusia dan aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk itu peneliti ingin menghadirkan sumber
belajar majalah.
Sumber belajar yang hanya berasal dari guru dan buku teks tidaklah cukup, sehingga
perlu cara baru untuk menyampaikan materi ajar dalam sistem yang mandiri maupun
terstruktur. Oleh karena itu, perlu suatu pengembangan media pembelajaran yang lebih
inovatif, efektif, fleksibel, dan efisien. Media majalah merupakan salah satu media visual
yang dirancang sebagai media pembelajaran yang memiliki kelebihan-kelebihan yang sulit
didapatkan dari media lain. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Siska Selviani, Welly Anggraini dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Majalah
layak digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran Pendidikan agama islam yang
disajikan dengan majalah dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran
dan membantu peserta didik dalam memahami serta menyimak materi yang terdapat didalam
majalah tersebut.
Majalah ini berfungsi sebagai alat untuk penyampaian pesan kepada peserta didik dan
komunikasi belajar disampaikan secara jelas, unik, dan menarik apabila komunikasi berjalan
dengan baik. Selain memiliki kelebihan majalah juga memiliki beberapa kekurangan yaitu
fleksibilitas yang terbatas dan mahalnya biaya yang dipakai untuk menjangkau pembacanya
Pendidikan Agama Islam Berbasis Majalah Pada Materi Haji dan Umroh Kelas VIII di SMP
B. Identifikasi Masalah
2. Siswa lebih suka media bergambar dengan materi yang lebih luas dalam proses
pembelajaran.
3. Kebanyakan siswa merasa bosan dan kurang antusias dalam proses pembelajaran yang
kurang menyenangkan.
C. Batasan Masalah
penelitian pada:
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Majalah pada Materi Haji dan Umroh
2. Proses Belajar Mengajar Dikhususkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi Haji dan Umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba.
D. Rumusan Masalah
pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba
pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba.
3. Bagaimana respon peserta didik terhadap media pembelajaran agama islam berbasis
majalah pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka tujuan yang akan
dicapai dan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
pada materi haji dan umrah Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba
majalah pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba.
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran Pendidikan agama
islam berbasis majalah pada materi haji dan umroh kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap
Masamba
F. Manfaat Penelitian
mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun
1. Teoritis
memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
a. Bagi siswa
b. Bagi guru
Dengan adanya media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah membuat
media pembelajaran lebih bervariasi dan diharapkan mampu memudahkan guru dalam
pembelajaran.
c. Bagi Lembaga
media untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, dan dapat menjadi
acuan untuk mengembangkan alat pembelajaran lain yang dapat menunjang proses
d. Bagi Peneliti
Pendidikan agama islam berbasis majalah, serta sarana untuk menerapkan pengetahuan
G. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran yang berupa majalah yang
disesuaikan dengan bahan ajar yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Asumsi dan keterbatasan pengembangan dari majalah mata pelajaran Pendidikan agama
islam materi haji dan umroh kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba adalah:
1. Asumsi pengembangan
a. Media pembelajaran berisi tentang materi kelas VIII yang diharapkan mampu
memuat materi haji dan umroh yang telah diterapkan, serta mampu mewujudkan
kemampuannya sendiri.
c. Validator yaitu dosen dan guru yang berkaitan dengan materi Pendidikan agama
2. Keterbatasan pengembangan
a. Pengembangan majalah ini dibuat dengan model penelitian 4-D, namun hanya
sampai tahap ketiga yaitu pengembangan, dikarenakan pada tahap ke empat yaitu
c. Uji coba produk dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Masamba
BAB II
KAJIAN TEORI
penilaian yang dicapai dari validator ahli materi sebesar 84,26% dengan kategori
sangat layak. Sedangkan dari hasil validasi ahli media diperoleh persentase rata-
rata untuk kedua aspek tersebut sebesar 82,9% yang berarti media pembelajan ini
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah, tahun 2018 dengan judul
Kelas III SDN Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat” dengan
siswa kelas III SDN Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
gambar dapat membuat siswa aktif dalam belajar. Hal ini disebabkan respon siswa
Siswa sangat senang belajar melalui media gambar dan cenderung berebut untuk
dapat membaca. Selain itu, mereka termotivasi untuk belajar dengan media yang
4
Siska Selviani, Welly Anggraini, Pengembangan Media Pembelajaran Majalah Fisika Sebagai Suplemen
Pembelajaran Terintegrasi Nilai Keislaman, Indonesian Journal Of Science And Mathematics Education, Vol.1,
Nomor 1, Maret 2018
5
Nurjannah, tahun 2018 “Pengaruh Media Gambar terhadap Motivasi Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas III SDN Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”
3. Zairida dkk (2019) dengan judul “Pengembangan Media Pakapindo (Papan
metodologi penelitian R & D dengan model pengembangan Borg dan Gall yang
dilakukan dari step pertama sampai step ke enam yaitu pendahuluan sampai uji
coba produk tahap luas ke sekolah dengan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hasil validasi kelayakan media pakapindo dari validator, hasil angket keterbacaan
media pakapindo oleh siswa pada uji coba produk dan hasil angket respon
pembelajaran menggunakan media pakapindo oleh siswa pada uji coba pemakaian
dasar kimia hal ini ditunjukkan dari hasil data uji coba yang menhasilkan nilai
30,82%. Hasil 11 penilaian media pakapindo ini secara keseluruhan sangat baik
Kolase Berbasis Pemanfaatan Daur Ulang Sampah” peneliti ini bertujuan untuk
perubahan yang terjadi pada kelayakan media kolase daur ulang diterapakan
6
Zairida dkk (2019) djudul “Pengembangan Media Pakapindo (Papan Kantong Pintar Doraemon)
7
6.Dirneti And Tisrin Muliana Dewi. Rneti, Siska Triani Muliana, „Pengembangan Media Pembelajaran Kolase
Berbasis Pemanfaatan Daur Ulang Sampah Pada Pembelajaran Tema 2 Sub Tema 3 Siswa Kelas 1 Dasar
Swasta‟, 2.4 (2021), 33–42
5. Ni Wayan Misianti, dkk yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi
anak8.
8
Ni Wayan Misiyanti, Desak Putu Parmiti, and I Nyoman Wirya, „Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan
Media Konkret Melalui Kegiatan Kolase Untuk Meninkatkan Perkembangan Motorik Halus‟, E-Journal PG-
PAUD, 2.1 (2014), 1–11.
Sedangkan dari hasil agama islam materi haji dan
diperoleh persentase
ahli media
Masamba
30,82%. Hasil 11
penilaian media
keseluruhan sangat
digunakan sebagai
bahan pembelajaran
tingginya perubahan
kelayakan media
diterapakan dalam
proses pembelajaran
kategori tingginya
pada peningkatan
kemampuan motorik
halus anak
B. Deskrpsi Teori
1. Pengertian Pengembangan
teoritis, teknis, konseptual, dan moral melalui Pendidikan, perancangan dan Latihan.
Pengembangan juga disebut sebagai suatu proses desain dalam pembelajaran secara logis dan
sistematis untuk menentukan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses
Penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan model penelitian dan
sistematika (tertata) dan sistematis dalam penggunaan bertujuan untuk tercapainya hasil yang
di inginkan.
Model pengembangan ADDIE merupakan salah satu model penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu yang kemudian produk yang dihasilkan akan di uji
Pengembangan yang ideal harus dalam bentuk yang realistis, tidak boleh hanya
sekedar idealisme dalam Pendidikan yang sulit untuk diterapkan dalam kehidupan.
Pengembangan juga harus terencana dengan baik guna mencapai suatu kompetensi yang telah
ditetapkan. Dalam ranah pembelajaran pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha
9
Abduk Majid, Perencamaan Pembelaran …, h. 24
10
Hanafi, “Konsep penelitian R dan D dalam bidang pendidikan”,Jurnal Saintifica Islamica
11
Direktorat pemnbinaann Sekolah Menengah Atas,pedoman memilih dan Menyusun Bahan Ajar.
(Jakarta:Depdiknas, 2006), h 25.
media pembelajaran dalam bentuk majalah Pendidikan agama islam yang berisi materi haji
dan umroh.
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu alat atau sarana yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Media menjadi alat bantu agar apa yang menjadi tujuan pembelajaran bisa
motivasi belajar.
b. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik lagi.
melalui penuturan kata-kata oleh guru,sehingga siswa tidak mudah bosan serta guru
mendemonstrasikan12.
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang memiliki
unsur suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,tidak mengandung unsur
suara.
12
Rusman”Manfaat media pembelajaran”
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
3. Pembelajaran
terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dalam pendidikan. Pada dasarnya,
belajar adalah proses kontak antara guru dan murid, baik interaksi itu langsung melalui
kegiatan tatap muka atau tidak langsung melalui penggunaan sumber belajar. Pembelajaran
melibatkan komunikasi dua arah; sedangkan pengajaran dilakukan oleh pengajar dalam
Aktivitas belajar siswa dan inovasi guru di kelas merupakan komponen penting dari
pembelajaran berkualitas tinggi. Siswa yang sangat terlibat dalam studi mereka dan didorong
oleh instruktur atau pendidik lain yang menawarkan kondisi ini lebih mungkin untuk berhasil
secara akademis. Belajar adalah proses yang diatur oleh guru, menurut Dimyanti & Mudjiono
(2009:157).
Dalam pembelajaran adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memulai sebuah
secara optimal.
Pembelajaran agama (secara umum) adalah pembelajaran yang wajib ada pada setiap
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, menurut
penelitian Filsa Artha Mayori yang diterbitkan pada tahun 2021 dengan judul “Studi
Pembentukan Modul Berbasis Aksara Koperasi”. Pembelajaran Aqidah Akhlak, Al-Quran
Hadist, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam adalah empat mata kuliah yang membentuk
pendidikan agama Islam di Madrasah. Pendidikan agama Islam dan karakter adalah satu-
satunya topik di sekolah di mana siswa dapat belajar tentang agama mereka. Tujuan utama
pendidikan agama siswa dalam Islam adalah untuk menanamkan dalam diri mereka cita-cita
spiritual. berfungsi untuk membentuk karakter seorang muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT. Akibatnya, pendidikan Islam tidak hanya mencakup instruksi tingkat
konsep tetapi juga13. (Ali, 2018). Karena sifat pembelajaran, yang memerlukan pengawasan
dari seseorang baik dalam pemahaman dan keterampilan, seorang guru harus ragu memiliki
energi yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengajaran direncanakan dengan baik untuk
Guru mata pelajaran agama akan menerapkan strategi agar kinerja siswa dalam tugas
dan pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan pembelajaran berbasis modul. Kami
sadar bahwa pembelajaran masih belum dilakukan dengan sebaik-baiknya mengingat status
negara. Alternatif jauh lebih baik dari sebelumnya dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Guru dapat memanfaatkannya untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar.
Siswa diminta untuk membaca secara ekstensif untuk setiap tugas dan menyelesaikan soal
latihan.
4. Majalah
a. Pengertian Majalah
yang berisi artikel-artikel dan terbitan untuk waktu yang tidak terbatas serta mempunyai
nomor urut. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian majalah
13
Ali, Mohammad Dan Instanto: Manajemen Sekolah Islam. Surakarta: Muhamaadiyah University Press, 2018
adalah “media massa yang terbit secara berkala dan berisi mengenai artikel-artikel
media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan
pengaruhnya terhadap pembacanya dan termasuk media pembelajaran dua dimensi. Majalah
menyerupai buku , tetapi penyajianya lebih ringan dan lebih menarik, karena porsi
gambarnya biasanya lebih banyak daripada buku. Bahasa yang digunakan pun juga tidak
selalu menggunakan bahasa baku seperti pada buku pelajaran (Mustikarini, 2016).
penglihatan (seperti menggunakan buku, gambar, peta, bagan, film, model dan alat-alat
Keberadaan majalah ini muncul tidak lama setelah surat kabar muncul. Di Indonesia,
keberadaan majalah mempunyai sejarah yang cukup lama dan dibagi menjadi empat periode,
yakni pada awal kemerdekaan, zaman orde lama, zaman orde baru, dan zaman reformasi.
Majalah biasanya terbit dengan sasaran atau khalayak yang sudah ditentukan sebelumnya.
Artinya, redaksi sudah menentukan sejak awal mengenai siapa yang akan menjadi
pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau bahkan pembaca
umum. Namun, sasaran pembaca tersebut tidak hanya didasarkan pada usia dan jenis kelamin
saja, tetapi juga dapat didasarkan pada profesi. Misalnya, pembaca sebagai pelaku bisnis atau
petani.
14
Soeatminah, Majalah sebagai sumber belajar
2) Terbit secara berkala,
b. Fungsi Majalah
Sebuah majalah mempunyai fungsi yang berbeda-beda dengan majalah lain. Hal tersebut
Misalnya, majalah berita seperti Tempo memiliki fungsi sebagai media informasi yang berisi
kejadian di dalam dan luar negeri, serta sebagai fungsi hiburan. Lain lagi dengan majalah
wanita dewasa Femina. Dalam majalah wanita dewasa Femina, tulisan yang termuat di
dalamnya adalah mengenai berbagai informasi dan tips seputar masalah kewanitaan, sehingga
Fungsi majalah ada 2 yaitu fungsi untuk penerbit dan pembaca sebagai berikut:
termuat di dalamnya)
redaksi)
c. Karakteristik majalah
Majalah merupakan media yang sederhana, mudah dan tidak memerlukan banyak
modal yang banyak karena dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat. Menurut
Ardianto dan Erdinaya (2004), karakteristik majalah yang membedakan dengan surat
d. Jenis-jenis majalah
dengan suatu gaya tulisan khas dilengkapi dengan foto-foto dan gambar.
keluarga, dari yang ringan bacaan anak-anak sampai kepada rumah tangga.
7) Majalah keagamaan, yaitu majalah yang isinya khusus mengenal majalah agama, juga
mengenai Pendidikan.
8) Majalah mode, yaitu yang berisikan mode dan dilampiri lembaran berisikan pola
pakaian.
9) Majalah perusahaan, yaitu majalah yang diterbitkan secara teratur oleh suatu
10) Majalah remaja, yaitu majalah yang mengkhuskan isinya mengenai masalah remaja.
11) Majalah wanita, yaitu majalah yang berisikan karangan-karangan khusus mengenai
dua wanita, dari masalah-masalah mode, resep makanan, kekeluargaan dan juga yang
1. Kelebihan majalah
a) Khalayak sasaran,
b) Penerimaan khalayak,
d) Kualitas visual.
2. Kelemahan majalah
a) Fleksibelnya terbatas
b) Biaya tinggi
PAI dibangun oleh dua makna esensial yakni “pendidikan” dan “agama Islam”. Salah
satu pengertian pendidikan menurut Plato adalah mengembangkan potensi siswa, sehingga
moral dan intelektual mereka berkembang sehingga menemukan kebenaran sejati, dan guru
manusia untuk memiliki sikap yang pantas dalam segala perbuatan (Bunyamin, 2018) 16.
Dalam pandangan al-Ghazali pendidikan adalah usaha pendidik untuk menghilangkan akhlak
buruk dan menanamkan akhlak yang baik kepada siswa sehingga dekat kepada Allah dan
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Hamim, 2014). Sedangkan Ibnu Khaldun
memandang bahwa pendidikan itu memiliki makna luas. Menurutnya pendidikan tidak
terbatas pada proses pembelajaran saja dengan ruang dan waktu sebagai batasannya, tetapi
bermakna proses kesadaran manusia untuk menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa
Bagi John Dewey, pendidikan adalah pertumbuhan, perkembangan, dan hidup itu
sendiri. Ia memandang secara progresif dan berprinsip pada sikap optimistis tentang
mengemukakan pendidikan sebagai tuntunan untuk tumbuhnya potensi siswa agar menjadi
pribadi dan bagian dari masyarakat yang merdeka sehingga mencapai keselamatan dan
Dari pendapat beberapa tokoh yang telah menjelaskan makna pendidikan tersebut,
2. Siswa adalah manusia merdeka yang dipandang memiliki potensi untuk selanjutnya potensi
3. Pendidik adalah orang yang memiliki posisi penting proses pendidikan, termasuk dalam
4. Manusia dengan intelektual cerdas dan karakter yang baik tujuan dari pendidikan sehingga
dalam perjalannya telah diwarnai oleh agama dalam peran dan prosesnya.
Menurutnya agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan, termasuk sebagai alat
pengembangan dan pengendalian diri yang amat penting. Bukan sekedar diketahui,
memahami dan mengamalkan agama adalah sangat penting bagi dalam mencetak manusia
yang utuh. Oleh karena agama Islam adalah salah satu agama yang diakui negara, maka
tentunya PAI mewarnai proses pendidikan di Indonesia. PAI adalah usaha dan proses
penanaman sesuatu (pendidikan) secara kuntinyu antara guru dengan siswa, dengan akhlakul
karimah sebagai tujuan akhir. Penanaman nilai-nilai Islam dalam jiwa, rasa, dan pikir; serta
utama itu dalam pandangan Muhaimin (2004) sudah menjadi way of life (pandangan dan
sikap hidup seseorang). Untuk melengkapkan wawasan kita, perlu kiranya menelisik
Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab
1Pasal 1 dan 2 ditegaskan, “Pendidikan agama dan keagamaan itu merupakan pendidikan
dilaksanakan melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jenjang pendidikan yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk sikap, kepribadian manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga keterampilan dan kemampuan
peserta didik dalam menyikapi nilai-nilai agama, serta untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi manusia yang dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya” (Kementerian
Hukum, 2015).
Dalam regulasi lain disebutkan bahwa PAI adalah upaya sadar dan terencana dalam
bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
1) Dasar yuridis
mencakup dasar ideal, dasar struktural, dan dasar operasional. Maksud dasar ideal adalah
dasar yang bersumber dari pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, dimana sila
pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung pengertian seluruh bangsa
Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karena itu, manusia Indonesia percaya
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (Ahmadi, 1985). Dasar
struktural dalam hal ini dimaksudkan sebagai landasan yang dipegang dalam pelaksanaan
Bunyi dari Undang-Undang tersebut memberikan isyarat bahwa Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah dasar bagi warga negara Indonesia dalam beragama,
mengamalkan agama, dan mengajarkan agama. Dasar operasional memiliki maksud sebagai
dasar atau landasan yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama, termasuk
juga PAI di sekolahsekolah di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah telah menegaskan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, melalui ketetapan MPR RI No.
pengembangan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
termasuk pendidikan agama pada semua jalur jenis, jenjang pendidikan prasekolahan, yang
Diatur pula dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang
2) Dasar Religius
Dasar religius dalam uraian ini adalah dasar yang menjadi pegangan dalam
pelaksanaan PAI yakni Alquran dan hadits. Sebagaimana Marimba (1964) mengemukakan
bahwa dasar PAI adalah keduanya itu yang jika pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi
Alquran dan hadits-lah yang menjadi fundamennya. Salah satu di antara banyak ayat Alquran
yang cukup sering dikaitkan dengan dasar ini adalah surat an-Nahl ayat 125: "Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”. Juga dalam surat Ali Imron ayat 104, Allah Swt. berfirman: "Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
"Sampaikanlah ajaranku (kepada orang lain) walaupun satu ayat". (HR. Bukhari) (Nawawi &
Bahreisy, 2012).
Dasar pelaksanaan PAI ditinjau pula dari segi sosial psikologis. Pada hakikatnya
semua manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan adanya pegangan, yaitu berupa agama.
Juga menunjukkan bahwa semua manusia memerlukan adanya bimbingan tentang nilai-nilai
agama dan merasakan dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang
Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung atau meminta pertolongan. Semua manusia
akan merasakan ketenangan pada jiwanya apabila dapat dekat dengan-Nya, mengingat-Nya
atau dapat menjalankan segala apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang
dilarang-Nya. Firman Allah dalam surat Ar-Ra'd ayat 28 menegaskan tentang itu, "Yaitu
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (Depag, 2009).
Majid and Andayani (2004) mengemukakan tujuh fungsi dalam PAI. Ketujuh fungsi
ketakwaan siswa kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Fungsi penanaman nilai diartikan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup
diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, dan dapat
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi
dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri dan menghambat
bermaksud menyalurkan siswa yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat
bermutu,
2) PAI memiliki fungsi keunggulan baik pembelajaran maupun output yang dihasilkan,
3) PAI dengan fungsi rahmatan li al’alamin yang berarti bahwa siswa, baik dalam
kehidupan pribadi dan sosialnya mampu menebarkan kedamaian sebagai esensi ajaran
agama Islam.
1. Pengertian Haji
Asal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu”
atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti
bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan
tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secara
keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapi orang
yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan. Misalnya, kewajiban
melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti dengan membayar dam (denda).
2. Pengertian Umroh
Adapun umrah menurut bahasa bermakna ‘ziarah’. Sedangkan menurut syara’ umrah
ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’i antara Shafa dan Marwah
dan mencukur atau menggunting rambut dengan cara tertentu dan dapat dilaksanakan setiap
waktu.
3. Syarat-syarat Haji dan Umroh
yang dipercayai.
wajib dikerjakan dalam ibadah haji apabila ditinggalkan, meskipun hanya salah satunya,
ibadah haji atau umrahnya itu tidak sah. Adapun rukun-rukun haji dan umrah itu adalah
sebagai berikut :
a) Ihram
Adalah keadaan seseorang yang telah beniat untuk melaksanakan ibadah haji atau
umrah. Mereka yang melakukan ihram disebut dengan istilah tunggal "muhrim" dan jamak
"muhrimun".Calon jamaah haji dan umrah harus melaksanakannya sebelum di miqat dan
diakhiri dengan tahallul. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak
terjahit dan tidak bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang panjang
serta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan
pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup aurat seperti halnya
pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka dan telapak tangan tetap terbuka.
b) Wukuf di arafah
Yakni menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (ke arah Barat) jatuh pada
hari ke-9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari penyembelihan kurban yakni tanggal
10 dzulhijjah.
c) Thawaf
Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebayak tujuh kali,
dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang berwarna coklat,
dengan posisi ka’bah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan arah jarum jam)
Sai adalah lari-lari kecil sebayak tujuh kali dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di
bukit Marwah yang jaraknya sekitar 400 meter,untuk melestarikan pengalaman Hajar, ibunda
nabi Ismail yang mondar-mandir saat ia mencari air untuk dirinya dan putranya, karena usaha
dan tawakalnya kepada Allah, akhirnya Allah memberinya nikmat berupa mengalirnya mata
air zam-zam.
e) Tahallul/Bercukur
Tahallul adalah menghalalkan pada dirinya apa yang sebelumnya diharamkan bagi
dirinya karena sedang ihram. Tahallul ditandai dengan memotong rambut kepala beberapa
f) Tertib/berurutan
Sedangkan Rukun dalam umrah sama dengan haji yang membedakan adalah dalam
5. Wajib-wajib Haji
Batas-batas tentang peribadatan bagi haji dan umrah kapan dan dimana pakaian
Untuk memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan
perintah Allah menyembelih putranya Ismail. Tiga kali beliau digoda tiga kali pula ia
melontarkan batunya kepada setan sebagaimana diperintah dan dibimbing langsung oleh
malaikat
Bermalam (mabid) di mina pada hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, 13
Dzulhijjah.
Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Makkah
Sedang miqat zamaninya tidak ditentukan karena ibadah umrah dapat dikerjakan sepanjang
tahun.
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini diawali dari Menemukan sebuah permasalahan di SMP Negeri 7 Satap
Masamba, kabupaten Luwu Utara, tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, di situlah
penelitian ini dimulai. Dalam hal pengembangan media pembelajaran Pendidikan agama
islam berbasis majalah , proses belajar mengajar di sekolah dianggap kurang ideal di
beberapa bidang. Proses pembelajaran di sekolah terhambat oleh penggunaan waktu yang
instruktur untuk memastikan anak-anak terus belajar. terutama pada hal-hal yang menyangkut
Islam. Untuk memastikan bahwa murid mereka terus belajar, guru mata pelajaran
Dengan majalah juga bisa mengajarkan siswa mandiri dalam mengerjakan tugas yang
ada di dalam majalah sesuai silabus dan RPP. Dari sini juga guru mampu mengontrol dan
berbasis majalah berawal dari masalah yang dikemukakan disekolah. Salah satunya adalah
berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan. Pendidik mengatakan bahwa alokasi waktu
yang kurang untuk pemberian materi dan praktek serta media pembelajaran yang kurang
mengakibatkan kurang meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah pada materi haji dan umroh.
Berdasarkan pemaparan diatas di atas dibuatlah alur diagram kerangka berpikir sebagai
berikut:
Ceramah Diskusi
Pembelajaran materi haji dan umroh
Tahapan
C. Hipotesis
menambahkan pemahaman materi haji dan umroh kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Masamba,
Kabupaten luwu utara sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah disampaikan. Hal ini
sendiri seberapa mampu dirinya dalam belajar serta dalam pemahaman materi. Elemen-
elemen ini termasuk dalam desain majalah, yang secara substansial dapat membantu siswa
belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berbasis majalah pada mata pelajaran Pendidikan agama islam di SMP. Penelitian
pengembangan pendidikan meliputi proses pengembangan, validasi produk, dan uji coba
produk yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Endang Mulyatiningsih (2013: 161)
untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Produk penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul,
alat evaluasi, dan perangkat pembelajaran seperti kurikulum dan kebijakan sekolah.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa majalah sebagai media
pembelajaran Pendidikan agama islam Materi haji dan umroh. Banyak model pengembangan
yang bisa digunakan, salah satunya adalah model pengembangan ADDIE yang
dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran (Endang,
mengindentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran, pemikiran tentang produk yang akan
dikembangkan.
2. Design, tahap desain merupakan tahap perancangan konsep produk yang akan
dikembangkan.
4. Implementation, implementasi adalah uji coba produk sebagai langkah nyata untuk
5. Evaluation, yaitu proses untuk melihat apakah produk yang dibuat berhasil, sesuai dengan
Desa Maipi, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Waktu penelitian ini dilakukan
atas keluarnya surat izin dari kampus dengan kurun waktu 2 bulan antara bualan agustus
sampe oktober tahun ajaran 2022/2023 pada peserta didik kelas VIII.
C. Sumber Data
1. Data primer, sumber data yang peneliti akan laksanakan di lapangan dengan
menggunakan, lembar validasi kepada tiga validator yaitu validator ahli media, validator
materi dan validator Bahasa, kemudian angket untuk mengetahui respon peserta didik
berasal dari perpustakaan, maupun system online yang berkaitan dengan penelitian.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai
berikut:
a. Memperjelas materi yang akan diberikan di kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Masamba.
c. Membuat angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap desain media berbasis
majalah .
2. Tahap Pelaksanaan
Pada Tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang akan dilakukan sebagai berikut:
majalah dengan materi haji dan umroh agar tiap individu dapat mengetahui materi dengan
b. Memberikan angket respons peserta didik setelah proses pemahaman materi haji dan
umroh melalui media berbasis majalah yang bertujuan untuk mengetahui respons peserta
Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis data dari tahap pelaksanaan. Data-data yang
E. Prosedur pengembangan
Prosedur penelitian ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE dari Dick and
Carry, yaitu model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan yang meliputi analisis
dan evaluasi (evaluation) yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun pada penelitian ini
dibatasi hanya sampai tahap implementasi saja. Peneliti memodifikasi model pengembangan
Pendidikan Agama Islam Berbasis Majalah Pada Materi Haji dan Umroh Kelas VIII dI SMP
model/metode pembelajaran baru tersebut. Kegiatan analisis ini meliputi analisis kebutuhan,
analisis karakteristik peserta didik, dan analisis materi yang dilakukan di SD Negeri 158
Mundan sebagai langkah awal pengembangan produk. Kemudian dilanjutkan dengan studi
pustaka, yakni proses mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan. Analisis materi
meliputi kegiatan menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan
kerjasama guru PAI yang telah dianggap pakar dalam mata pelajaran tersebut.
a. Penyusunan Kerangka
Berdasarkan analisis materi pada tahap sebelumnya maka disusun kerangka media
Dalam tahap ini ditentukan urutan strategi penyajian materi dan desain yang digunakan.
Sistematika materi dalam media pembelajaran ini dimulai dengan urutan materi perintah
hormat dan patuh terhadap orang tua, contoh sikap hormat dan patuh terhadap orang tua, doa
untuk kedua orang tua, pentingnya hormat dan patuh terhadap guru dan contoh atau
implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dilakukan pengumpulan materi,
gambar, animasi, video, dan lain-lain yang diperlukan untuk mendukung materi tersebut agar
Menentukan jenis latihan sebagai bentuk uji kompetensi bagi peserta didik. Jenis
latihan soal yang digunakan peneliti dalam media pembelajaran ini adalah jenis soal pilihan
Berikut penjelasannya:
Setelah Desain media telah melalui tahapan sebelumnya, maka selanjutnya dirancang
dalam bentuk multimedia pembelajaran. Software yang digunakan dalam membuat produk
tersebut sempurna. Penyuntingan multimedia pembelajaran tersebut dikaji oleh ahli materi
yang relevan dan ahli media. Dalam materi akan divalidasi oleh guru PAI yang dianggap
peneliti sebagai ahli menguasai materi yang akan dikembangkan. Aspek yang akan divalidasi
adalah aspek pembelaran dan materi. Sedangkan ahli media dalam penelitian ini adalah dosen
multimedia pembelajaran dari IAIN Parepare. Ahli media memvalidasi aspek penyajian dan
visualisasi.
multimedia untuk digunakan. Produk yang telah melalui proses validasi ahli, kemudian
dioperasikan oleh subjek uji coba dalam skala kecil dan skala besar. Data yang diperoleh dari
uji coba produk digunakan untuk merevisi produk. Uji coba produk dalam penelitian ini
Pada tahap uji coba produk awal ini bertujuan untuk memperoleh deskripsikan latar
penerapan atau kelayakan suatu produk yang telah dikembangkan. Uji coba ini bersifat
terbatas, sehingga melibatkan sedikit responden. Responden dalam tahap uji coba ini
berjumlah 3 orang peserta didik kelas IV. Pemilihan responden ditentukan secara random,
dengan memperhatikan kemampuan peserta didik melalui bantuan informasi dari guru mata
pelajaran PAI di sekolah tersebut. Peserta didik yang telah menjadi subjek uji coba ini tidak
menentukan kelayakan tampilan produk yang telah dikembangkan. Uji ini dilakukan dengan
memberikan angket kepada pengguna dalam jumlah terbatas untuk mengetahui tanggapan
pengguna terhadap media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Data diperoleh dari
umpan balik siswa setelah mengamati dan menggunakan. Responden pada tahap ini
hasil belajar PAI siswa (tinggi, sedang, rendah) berdasarkan informasi dari guru PAI.
Uji coba operasional adalah tahap akhir dari uji coba produk dalam penelitian ini.
Operational field test merupakan kegiatan uji coba lapangan operasional atau dikenal juga
dengan istilah uji empiris. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji validitas produk hipotesis.
Responden pada tahap ini berjumlah 23 peserta didik. 5. Tahap Evaluasi (Evaluation) Tahap
akhir pada model ADDIE adalah tahap evaluasi. Jika mengamati konsep pengembangan
model ADDIE dapat dikatakan bahwa tahap evaluasi bisa dilakukan pada setiap tahapan
pengembangan media dengan tujuan untuk melakukan revisi. Evaluasi bisa dilakukan dengan
menggunakan teknik angket atau wawancara. Evaluasi meliputi persepsi atau respon peserta
didik terhadap media pembelajaran, dan evaluasi terhadap produk media pembelajaran yang
masukan dan saran diseleksi relevansinya dan dijadikan dasar untuk melakukan revisi atau
1. Tahap Analisis
- Analisis kebutuhan
- Analisis karakteristik
2. Tahap Design
- Mendesain materi
- Menyusun desain media berbasis majalah Mengumpulkan materi, gambar, dan video
- Produksi Media
- Revisi
4. Implementasi (Implementation)
- Produk final
5. Evaluasi (Evaluation)
2. Dokumentasi, yaitu sejumlah data-data yang berwujud catatan yang berkaitan dengan
penelitian.
3. Observasi, yaitu mengamati secara langsung di tempat penelitian, melihat situasi dan
4. Validasi digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas produk yang akan
lembar validasi media dan lembar validasi angket respon peserta didik.
a. Pedoman wawancara
b. Lembar Observasi
c. Lembar Angket
dengan turut mempertimbangkan saran dan kritik dari pada validator dan praktisi. Pada
Skor 3 : layak
berikut:17
F
P= × 100
N
Keterangan :
P : Presentase
Jawaban yang diperoleh berdasarkan rumus tersebut lalu diinterpretasikan menjadi data
Nilai Kriteria
80 - 89 Layak
65 - 79 Kurang layak
55 - 64 Tidak layak
Berdasarkan data angket yang telah dibagikan kepada responden dan jumlah sesuai
dengan pilihan responden, maka dipresentaseikan dan dianalisa beberapa persen masing-
17
I Made Dwika Handikha, Anak Agung Gede Agung, and I Gde Wawan Sudatha,
‘Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Model Luther Pada Mata Pelajaran IPA Kelas
VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Di SMP Negeri 1 Marga Kabupaten Tabanan
Jurusan Teknologi Pendidikan , FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ’, Jurnal EDUTECH
UNDIKSHA, 1.2 (2013), 1–10.
masing item yang telah ditetapkan, dan diperkuat dengan observasi dan dokumentasi
langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun analisis data mengenai hasil
belajar siswa Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kulitatif dan kuantitatif pada
hasil belajar siswa matematika dengan deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk
menganalisis tes hasil belajar siswa yang diperole dar pemberian tes pada akhir siklus. Nilai
rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
x
x=
n
Ʃx = Jumlah nilai
N = Baanyak siswa
berikut:
Dengan melihat hasil ketuntasan belajar siswa baik secara perorang maupun klasikal
maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa. Adapun kriterial tingkat
Interval Taraf/keberhasilan
80-89 Tinggi
65-79 cukup
55-65 Rendah
0-45 Sangat rendah
Analisis angket respon siswa terhadap media majalah pembelajaran Pendidikan agama
P = 𝑛:𝑁 x 100
Keterangan:
Berikut adalah interpretasi angket respon siswa terhadap media yang dapat dilihat pada
3 51-75 Baik
sampel penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan prosedural dalam aspek afektif dan
psikomotor siswa dalam klasifikasi baik. penelitian ini pun dikatakan berhasil apabila
minimal 50% siswa dari jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian menunjukkan nilai
atau hasil belajar diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan
sekolah.