Anda di halaman 1dari 46

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM BERBASIS MAJALAH PADA MATERI HAJI DAN UMROH


KELAS VIII DI SMP NEGERI 7 SATAP MASAMBA

Proposal skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Imu Keguruan IAIN Palopo untuk Melakukan
Penelitian Skripsi dalam Rangka Penyelasaian Studi jenjang Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MUH.AMIN
Nim 2002010130

Dosen pengampu;
Muhammad Yamin, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PALOPO TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas tentulah

dibutuhkan media pembelajaran yang tepat dan disukai oleh peserta didik.Media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan,dan terkendali. 1Media pembelajaran

berguna sebagai alat bantu mengajar, yakni penunjang penggunaan metode mengajar yang

dipergunakan guru-guru.2

Dalam pelaksanaannya , kualitas proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

kualitas interaksi antara siswa dengan sumber belajar.Artinya kualitas pembelajaran

dikatakan baik apabila para siswanya secara aktif melakukan berbagai kegiatan untuk

mengembangkan dirinya secara utuh melalui interaksinya dengan berbagai sumber

belajar.Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun

pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang

pengetahuan .karena belajar adalah Key Term, ,,istilah kunci”yang paling vital dalam setiap

usaha Pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada Pendidikan3. Maka

keberhasilan proses belajar haruslah menjadi perhatian yang sangat penting. Oleh karena itu

guru diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dan juga

dapat memberikan penjelasan materi yang lebih jelas agar dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dengan cara melaksakan pembelajaran yang berkualitas serta didukung oleh

sumber belajar yang menarik minat membaca peserta didik. sumber belajar yang digunakan
1
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta:Prenadamedia Group, 2016),392
2
Nasution,S.Berbagai pendekatan dalam proses Belajar-Mengajar(Jakarta:Bina Aksara 1990), 7
3
Yahdini Firda Nadhirah, Psikologi Belajar Mengajar(Serang:Dinas Pendidikan Provinsi Banten,2018), 65.
yaitu buku paket yang hanya menjelaskan materi secara sederhana dan tidak menjelaskan

materi secara luas serta hanya sedikit gambar didalamnya. Sehingga peserta didik terkesan

bosan kepada buku paketnya dan jarang ada peserta didik yang membacanya dirumah.

Namun, Ketika siswa diberikan treatmen pembelajaran berupa media bergambar dengan

penjelasan yang lebih menyeluruh dan terperinci, sehingga mereka lebih antusia dan aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk itu peneliti ingin menghadirkan sumber

belajar majalah.

Sumber belajar yang hanya berasal dari guru dan buku teks tidaklah cukup, sehingga

perlu cara baru untuk menyampaikan materi ajar dalam sistem yang mandiri maupun

terstruktur. Oleh karena itu, perlu suatu pengembangan media pembelajaran yang lebih

inovatif, efektif, fleksibel, dan efisien. Media majalah merupakan salah satu media visual

yang dirancang sebagai media pembelajaran yang memiliki kelebihan-kelebihan yang sulit

didapatkan dari media lain. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Siska Selviani, Welly Anggraini dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Majalah

Fisika Sebagai Suplemen Pembelajaran Terintegrasi Nilai Keislaman” bahwasanya media

layak digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran Pendidikan agama islam yang

disajikan dengan majalah dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran

dan membantu peserta didik dalam memahami serta menyimak materi yang terdapat didalam

majalah tersebut.

Majalah ini berfungsi sebagai alat untuk penyampaian pesan kepada peserta didik dan

komunikasi belajar disampaikan secara jelas, unik, dan menarik apabila komunikasi berjalan

dengan baik. Selain memiliki kelebihan majalah juga memiliki beberapa kekurangan yaitu

fleksibilitas yang terbatas dan mahalnya biaya yang dipakai untuk menjangkau pembacanya

karena hanya beredar dilingkungan terbtas.


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti perlu melakukan penelitian dan

pengembangan media pembelajaran yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Berbasis Majalah Pada Materi Haji dan Umroh Kelas VIII di SMP

Negeri 7 Satap Masamba

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas teridentifikasi beberapa masalah,

yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

2. Siswa lebih suka media bergambar dengan materi yang lebih luas dalam proses

pembelajaran.

3. Kebanyakan siswa merasa bosan dan kurang antusias dalam proses pembelajaran yang

kurang menyenangkan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi

penelitian pada:

1. Pengembangan media pembelajaran yang digunakan penelitian ini adalah Media

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Majalah pada Materi Haji dan Umroh

Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba

2. Proses Belajar Mengajar Dikhususkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

materi Haji dan Umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan

masalah yang dapat diajukan oleh peneliti sebagai berikut:


1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasi majalah

pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba

2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah

pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba.

3. Bagaimana respon peserta didik terhadap media pembelajaran agama islam berbasis

majalah pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka tujuan yang akan

dicapai dan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan media pembelajaran pendidikan agama islam berbasis majalah

pada materi haji dan umrah Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba

2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis

majalah pada materi haji dan umroh Kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba.

3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran Pendidikan agama

islam berbasis majalah pada materi haji dan umroh kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap

Masamba

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai,maka penelitian diharapkan

mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun

manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teoritis

Media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah diharapkan mampu

memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya dalam bidang Pendidikan sebagai salah media Pendidikan.


2. Praktis

a. Bagi siswa

Media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah diharapkan mampu

menumbuhkan semangat dan antusiasme dalam belajar yang lebih menyenangkan

sehingga merangsang partisipasi aktif dalam pembelajaran.

b. Bagi guru

Dengan adanya media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah membuat

media pembelajaran lebih bervariasi dan diharapkan mampu memudahkan guru dalam

pembelajaran.

c. Bagi Lembaga

Memberikan informasi dan masukan kepada Lembaga tentang pentingnya penggunaan

media untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, dan dapat menjadi

acuan untuk mengembangkan alat pembelajaran lain yang dapat menunjang proses

pembelajaran secara baik.

d. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan serta pengalaman tentang pengembangan media pembelajaran

Pendidikan agama islam berbasis majalah, serta sarana untuk menerapkan pengetahuan

yang diperoleh dari perkuliahan.

G. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran yang berupa majalah yang

disesuaikan dengan bahan ajar yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

materi Haji dan Umrah. Uraian mengenai spesifikasi produk diantaranyan :

1. Majalah terdiri dari 32 halaman.

2. Majalah menggunakan kertas berukuran 21 cm x 29,7 cm (A4).

3. Majalah menggunakan kertas Glossy.


4. Majalah bertemakan materi tentang haji dan umrah.

5. Majalah berisikan materi tentang haji dan umrah.

6. Majalah berisikan kisah-kisah inspiratif tentang haju dan umroh.

H. Asumsi dan keterbatasan pengembangan

Asumsi dan keterbatasan pengembangan dari majalah mata pelajaran Pendidikan agama

islam materi haji dan umroh kelas VIII di SMP Negeri 7 Satap Masamba adalah:

1. Asumsi pengembangan

a. Media pembelajaran berisi tentang materi kelas VIII yang diharapkan mampu

memuat materi haji dan umroh yang telah diterapkan, serta mampu mewujudkan

peserta didik yang berkualitas.

b. Peserta didik dapat belajar dengan mandiri serta mampu mengevakuasi

kemampuannya sendiri.

c. Validator yaitu dosen dan guru yang berkaitan dengan materi Pendidikan agama

islam pada materi haji dan umroh.

2. Keterbatasan pengembangan

a. Pengembangan majalah ini dibuat dengan model penelitian 4-D, namun hanya

sampai tahap ketiga yaitu pengembangan, dikarenakan pada tahap ke empat yaitu

tahap Disseminate (Penyebarluasan) diperlukan waktu yang cukup lama serta

biaya yang cukup mahal.

b. Keterbatasan waktu yang diberikan, sehingga kemungkinan besar peniliti hanya

dapat mengembangkan produk yaitu pengembangan media pembelajaran

Pendidikan agama islam berbasis majalah.

c. Uji coba produk dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Masamba
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Siska Selviani, Welly Anggraini “Pengembangan Media Pembelajaran Majalah

Fisika Sebagai Suplemen Pembelajaran Terintegrasi Nilai Keislaman”

disimpulkan bahwa hasil kelayakan majalah yang dikembangkan didapatkan

persentase berdasarkan hasil validasi ahli materi dengan rata-rata persentase

penilaian yang dicapai dari validator ahli materi sebesar 84,26% dengan kategori

sangat layak. Sedangkan dari hasil validasi ahli media diperoleh persentase rata-

rata untuk kedua aspek tersebut sebesar 82,9% yang berarti media pembelajan ini

dalam kategori sangat layak dari penilaian ahli media4.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah, tahun 2018 dengan judul

“Pengaruh Media Gambar terhadap Motivasi Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas III SDN Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat” dengan

hasil penelitian, yaitu penggunaan gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

siswa kelas III SDN Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Tampak bahwa penggunaan media

gambar dapat membuat siswa aktif dalam belajar. Hal ini disebabkan respon siswa

sangat positif terhadap penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran.

Siswa sangat senang belajar melalui media gambar dan cenderung berebut untuk

dapat membaca. Selain itu, mereka termotivasi untuk belajar dengan media yang

digunakan guru dalam proses belajar5.

4
Siska Selviani, Welly Anggraini, Pengembangan Media Pembelajaran Majalah Fisika Sebagai Suplemen
Pembelajaran Terintegrasi Nilai Keislaman, Indonesian Journal Of Science And Mathematics Education, Vol.1,
Nomor 1, Maret 2018
5
Nurjannah, tahun 2018 “Pengaruh Media Gambar terhadap Motivasi Belajar Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas III SDN Pasi Pinang Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”
3. Zairida dkk (2019) dengan judul “Pengembangan Media Pakapindo (Papan

Kantong Pintar Doraemon) Pada Materi Hukum-Hukum Dasar Kimia Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Di Ma Raudhatusysyubban”

penelitian Zairida merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan

metodologi penelitian R & D dengan model pengembangan Borg dan Gall yang

dilakukan dari step pertama sampai step ke enam yaitu pendahuluan sampai uji

coba produk tahap luas ke sekolah dengan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Hasil validasi kelayakan media pakapindo dari validator, hasil angket keterbacaan

media pakapindo oleh siswa pada uji coba produk dan hasil angket respon

pembelajaran menggunakan media pakapindo oleh siswa pada uji coba pemakaian

produk dapat disimpulkan bahwa media pakapindo layak digunakan sebagai

media pembelajaran pada materi hukum-hukum dasar kimia. Media Pakapindo

efektif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk materi hukum-hukum

dasar kimia hal ini ditunjukkan dari hasil data uji coba yang menhasilkan nilai

30,82%. Hasil 11 penilaian media pakapindo ini secara keseluruhan sangat baik

dan layak digunakan sebagai bahan pembelajaran.6

4. Penelitian dari Dirneti dkk yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

Kolase Berbasis Pemanfaatan Daur Ulang Sampah” peneliti ini bertujuan untuk

mengetahui kelayakan media kolase untuk diterapkan disekolah hasil penelitian

menunjukan setelah digunakannya media kolase sangat layak diterapkan dalam

proses pembelajaran sebesar 90,4% hasil ini menyatakan kategori tingginya

perubahan yang terjadi pada kelayakan media kolase daur ulang diterapakan

dalam proses pembelajaran.7

6
Zairida dkk (2019) djudul “Pengembangan Media Pakapindo (Papan Kantong Pintar Doraemon)
7
6.Dirneti And Tisrin Muliana Dewi. Rneti, Siska Triani Muliana, „Pengembangan Media Pembelajaran Kolase
Berbasis Pemanfaatan Daur Ulang Sampah Pada Pembelajaran Tema 2 Sub Tema 3 Siswa Kelas 1 Dasar
Swasta‟, 2.4 (2021), 33–42
5. Ni Wayan Misianti, dkk yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi

Berbantuan Media Konkret melalui Kegiatan Kolase untuk Meningkatkan

Perkembangan Motorik Halus”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah

peningkatan perkembangan motorik halus pada anak setelah diterapkannya media

kolase sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan

adanya perkembangan kemampuan motorik halus pada anak setelah digunakannya

media pembelajaran kolase sebesar 12,00 %, hasil ini menyatakan kategori

tingginya perubahan yang terjadi pada peningkatan kemampuan motorik halus

anak8.

Table 2.1 Persamaan Dan Perbedaan Penelit Dahulu yang Relevan

No Hasil Persamaan Perbedaan

1. Hasil pengembangan Meneliti tentang bagaimana Peneliti terdahulu

produk yang dilakukan pengembangan media mengembangkan media

oleh peneliti melalui pembelajaran pada peserta Pembelajaran Majalah

validasi ahli materi didik Fisika Sebagai Suplemen

dengan rata-rata Pembelajaran Terintegrasi

persentase penilaian Nilai Keislaman, sedangkan

yang dicapai dari peneliti yang sekarang

validator ahli materi mengembangkan media

sebesar 84,26% dengan pembelajaran majalah pada

kategori sangat layak. mata pelajaran Pendidikan

8
Ni Wayan Misiyanti, Desak Putu Parmiti, and I Nyoman Wirya, „Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan
Media Konkret Melalui Kegiatan Kolase Untuk Meninkatkan Perkembangan Motorik Halus‟, E-Journal PG-
PAUD, 2.1 (2014), 1–11.
Sedangkan dari hasil agama islam materi haji dan

validasi ahli media umroh

diperoleh persentase

rata-rata untuk kedua

aspek tersebut sebesar

82,9% yang berarti

media pembelajan ini

dalam kategori sangat

layak dari penilaian

ahli media

2. hasil penelitian, yaitu Meneliti tentang bagaimana Peneliti terdahulu

penggunaan gambar pengembangan media mengembangkan media

dalam pembelajaran pembelajaran pada peserta gambar untuk menigkatkan

Bahasa Indonesia didik hasil belajar siswa kelas III

siswa kelas III SDN SDN, sedangkan penelitian

Pasi Pinang Kecamatan yang sekarang berfokus

Meureubo Kabupaten pada pengembangan majalah

Aceh Barat dapat pembelajaran Pendidikan

meningkatkan motivasi agama islam pada materi

belajar siswa haji dan umroh kelas VII

SMP Negeri 7 Satap

Masamba

3. Hasil validasi media Meneliti tentang bagaimana Jenis Penelitian yang

pakapindo layak pengembangan media digunakan yaitu Borg and

digunakan sebagai pembelajaran pada peserta Gall sedangkan, yang


media pembelajaran didik peniliti sekarang

pada materi hukum- kembangkan yaitu jenis

hukum dasar kimia. penelitian ADDIE.

Media Pakapindo Peneliti terdahulu

efektif dapat mengembangakan media

meningkatkan motivasi pakapindo (papan kantor

belajar siswa untuk pintar) pada pembelajaran

materi hukum-hukum kimia sedangkan yang

dasar kimia hal ini sekarang peneliti

ditunjukkan dari hasil mengembangkan media

data uji coba yang berbasis majalah dalam

menhasilkan nilai Pendidikan agama islam

30,82%. Hasil 11

penilaian media

pakapindo ini secara

keseluruhan sangat

baik dan layak

digunakan sebagai

bahan pembelajaran

4 hasil penelitian Meneliti tentang bagaimana Peneliti terdahulu

menunjukan setelah pengembangan media mengembangkan media

digunakannya media pembelajaran pada peserta kolase berbasis pemanfaatan

kolase sangat layak didik daur ulang sampah,

diterapkan dalam sedangkan peneiliti sekarang

proses pembelajaran mengembangkan media


sebesar 90,4% hasil ini majalah dalam pembelajaran

menyatakan kategori Pendidikan agama islam

tingginya perubahan

yang terjadi pada

kelayakan media

kolase daur ulang

diterapakan dalam

proses pembelajaran

5 Hasil penelitian Menggunakan media dalam Peneliti terdahulu akan

menunjukkan adanya mengetahui perkembangan menerapkan media konkret

perkembangan peserta didik dalam meningkatkan

kemampuan motorik motoric peserta didik,

halus pada anak setelah sedangkan peneliti sekarang

digunakannya media akan mengembangakan

pembelajaran kolase media majalah pada

sebesar 12,00 %, hasil pembelajaran Pendidikan

ini menyatakan agama islam

kategori tingginya

perubahan yang terjadi

pada peningkatan

kemampuan motorik

halus anak
B. Deskrpsi Teori

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

teoritis, teknis, konseptual, dan moral melalui Pendidikan, perancangan dan Latihan.

Pengembangan juga disebut sebagai suatu proses desain dalam pembelajaran secara logis dan

sistematis untuk menentukan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran dengan memperhatikan potensi dan kompetensi dari peserta didik.9

Penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan model penelitian dan

pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, implementation, Evaluation ) yang

merupakan suatu model yang di dalamnya mempresentasikan tahapan-tahapan secara

sistematika (tertata) dan sistematis dalam penggunaan bertujuan untuk tercapainya hasil yang

di inginkan.

Model pengembangan ADDIE merupakan salah satu model penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu yang kemudian produk yang dihasilkan akan di uji

keefektifannya. Bidang Pendidikan,penelitian jenis ini digunakan untuk memvalidasi

produk-produk yang dihasilkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran10.

Pengembangan yang ideal harus dalam bentuk yang realistis, tidak boleh hanya

sekedar idealisme dalam Pendidikan yang sulit untuk diterapkan dalam kehidupan.

Pengembangan juga harus terencana dengan baik guna mencapai suatu kompetensi yang telah

ditetapkan. Dalam ranah pembelajaran pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha

untuk meningkatkan proses pembelajaran, baik secara materi, metode maupun

substitusinya11. Pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan produk berupa

9
Abduk Majid, Perencamaan Pembelaran …, h. 24
10
Hanafi, “Konsep penelitian R dan D dalam bidang pendidikan”,Jurnal Saintifica Islamica
11
Direktorat pemnbinaann Sekolah Menengah Atas,pedoman memilih dan Menyusun Bahan Ajar.
(Jakarta:Depdiknas, 2006), h 25.
media pembelajaran dalam bentuk majalah Pendidikan agama islam yang berisi materi haji

dan umroh.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu alat atau sarana yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Media menjadi alat bantu agar apa yang menjadi tujuan pembelajaran bisa

tercapai. Sehingga siswa mempunyai motivasi untuk melaksanakan pembelajaran hingga

memperoleh hasil yang maksimal.

Ada beberapa manfaat media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya

adalah (Rusman, 2017):

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh

para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik lagi.

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru,sehingga siswa tidak mudah bosan serta guru

tidak kehabisan tenaga dalam menjelaskan.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belaja,sebab tidak hanya mendengarkan

uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti mengamat, melakukan, dan

mendemonstrasikan12.

Rusman mengklarisifikasikan media pembelajaran menurut sifatnya menjadi beberapa

bagian diantaranya sebagai berikut:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang memiliki

unsur suara.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,tidak mengandung unsur

suara.
12
Rusman”Manfaat media pembelajaran”
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga

mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.

3. Pembelajaran

Proses pembelajaran yang berkesinambungan memiliki dampak yang signifikan

terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dalam pendidikan. Pada dasarnya,

belajar adalah proses kontak antara guru dan murid, baik interaksi itu langsung melalui

kegiatan tatap muka atau tidak langsung melalui penggunaan sumber belajar. Pembelajaran

melibatkan komunikasi dua arah; sedangkan pengajaran dilakukan oleh pengajar dalam

kapasitasnya sebagai pendidik, pembelajaran dilakukan oleh siswa itu sendiri.

Aktivitas belajar siswa dan inovasi guru di kelas merupakan komponen penting dari

pembelajaran berkualitas tinggi. Siswa yang sangat terlibat dalam studi mereka dan didorong

oleh instruktur atau pendidik lain yang menawarkan kondisi ini lebih mungkin untuk berhasil

secara akademis. Belajar adalah proses yang diatur oleh guru, menurut Dimyanti & Mudjiono

(2009:157).

Dalam pembelajaran adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memulai sebuah

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Mempertimbangakan bahwa dalam pembelajaran yang dilaksanakan dapat tercapai

secara optimal.

b) Pembelajaran harus mencapai dan sesuai dengan kompetensi akademik, kepribadian,

sosial, kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c) Interaksi aktif antara tenaga pendidik dan peserta didik.

Pembelajaran agama (secara umum) adalah pembelajaran yang wajib ada pada setiap

jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, menurut

penelitian Filsa Artha Mayori yang diterbitkan pada tahun 2021 dengan judul “Studi
Pembentukan Modul Berbasis Aksara Koperasi”. Pembelajaran Aqidah Akhlak, Al-Quran

Hadist, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam adalah empat mata kuliah yang membentuk

pendidikan agama Islam di Madrasah. Pendidikan agama Islam dan karakter adalah satu-

satunya topik di sekolah di mana siswa dapat belajar tentang agama mereka. Tujuan utama

pendidikan agama siswa dalam Islam adalah untuk menanamkan dalam diri mereka cita-cita

spiritual. berfungsi untuk membentuk karakter seorang muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT. Akibatnya, pendidikan Islam tidak hanya mencakup instruksi tingkat

konsep tetapi juga13. (Ali, 2018). Karena sifat pembelajaran, yang memerlukan pengawasan

dari seseorang baik dalam pemahaman dan keterampilan, seorang guru harus ragu memiliki

energi yang diperlukan untuk memastikan bahwa pengajaran direncanakan dengan baik untuk

meningkatkan kapasitas belajar siswa.

Guru mata pelajaran agama akan menerapkan strategi agar kinerja siswa dalam tugas

dan pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan pembelajaran berbasis modul. Kami

sadar bahwa pembelajaran masih belum dilakukan dengan sebaik-baiknya mengingat status

negara. Alternatif jauh lebih baik dari sebelumnya dan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Guru dapat memanfaatkannya untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar.

Siswa diminta untuk membaca secara ekstensif untuk setiap tugas dan menyelesaikan soal

latihan.

4. Majalah

a. Pengertian Majalah

Menurut Soeatminah (1987), pengertian majalah merupakan terbitan secara berkala

yang berisi artikel-artikel dan terbitan untuk waktu yang tidak terbatas serta mempunyai

nomor urut. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian majalah

13
Ali, Mohammad Dan Instanto: Manajemen Sekolah Islam. Surakarta: Muhamaadiyah University Press, 2018
adalah “media massa yang terbit secara berkala dan berisi mengenai artikel-artikel

informasi sesuai dengan bidang yang bersangkutan dalam majalah tersebut14.”

Daryanto dalam penelitian Nurjannah, et al (2014) mengatakan bahwa majalah adalah

media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan

pengaruhnya terhadap pembacanya dan termasuk media pembelajaran dua dimensi. Majalah

menyerupai buku , tetapi penyajianya lebih ringan dan lebih menarik, karena porsi

gambarnya biasanya lebih banyak daripada buku. Bahasa yang digunakan pun juga tidak

selalu menggunakan bahasa baku seperti pada buku pelajaran (Mustikarini, 2016).

Hamalik dalam Mustikarini (2016) mengatakan bahwa dengan mengaktifkan indra

penglihatan (seperti menggunakan buku, gambar, peta, bagan, film, model dan alat-alat

demonstrasi) siswa akan belajar lebih efektif.

Keberadaan majalah ini muncul tidak lama setelah surat kabar muncul. Di Indonesia,

keberadaan majalah mempunyai sejarah yang cukup lama dan dibagi menjadi empat periode,

yakni pada awal kemerdekaan, zaman orde lama, zaman orde baru, dan zaman reformasi.

Majalah biasanya terbit dengan sasaran atau khalayak yang sudah ditentukan sebelumnya.

Artinya, redaksi sudah menentukan sejak awal mengenai siapa yang akan menjadi

pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau bahkan pembaca

umum. Namun, sasaran pembaca tersebut tidak hanya didasarkan pada usia dan jenis kelamin

saja, tetapi juga dapat didasarkan pada profesi. Misalnya, pembaca sebagai pelaku bisnis atau

petani.

Layaknya media, menurut Prasetya majalah memiliki karakteristik khusus, diantaranya:

1) Memiliki tema khusus,

14
Soeatminah, Majalah sebagai sumber belajar
2) Terbit secara berkala,

3) Informasi lebih mendalam,

4) Nilai aktualisasi lebih Panjang,

5) Gambar atau foto lebih bagus.

b. Fungsi Majalah

Sebuah majalah mempunyai fungsi yang berbeda-beda dengan majalah lain. Hal tersebut

bergantung pada informasi yang termuat di dalamnya.

Misalnya, majalah berita seperti Tempo memiliki fungsi sebagai media informasi yang berisi

kejadian di dalam dan luar negeri, serta sebagai fungsi hiburan. Lain lagi dengan majalah

wanita dewasa Femina. Dalam majalah wanita dewasa Femina,  tulisan yang termuat di

dalamnya adalah mengenai berbagai informasi dan tips seputar masalah kewanitaan, sehingga

lebih berfungsi untuk mendidik dan menghibur.

Fungsi majalah ada 2 yaitu fungsi untuk penerbit dan pembaca sebagai berikut:

1. Fungsi majalah untuk penerbit

 Majalah sebagai media belajar organisasi

 Majalah sebagai media komunikasi

 Majalah sebagai media promosi (dengan adanya iklan produk yang

termuat di dalamnya)

 Majalah sebagai media penyaluran bakat dalam bidang penulisan

 Majalah sebagai sarana investasi

2. Fungsi majalah untuk pembaca

 Majalah sebagai sumber informasi

 Majalah sebagai media komunikasi


 Majalah sebagai penyalur aspirasi setiap orang (dengan adanya kolom

khusus untuk menerbitkan aspirasi tiap orang yang mengirimkannya ke

redaksi)

 Majalah sebagai penyamai demokrasi

 Majalah sebagai media pembelajaran berbasis baca-tulis

 Majalah sebagai media penyaluran bakat dalam bidang penulisan

 Majalah sebagai peningkatan kreativitas

 Majalah sebagai hiburan

c. Karakteristik majalah

Majalah merupakan media yang sederhana, mudah dan tidak memerlukan banyak

modal yang banyak karena dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat. Menurut

Ardianto dan Erdinaya (2004), karakteristik majalah yang membedakan dengan surat

kabar dan media cetak lainnya adalah sebagai berikut:

1) Disajikan begitu banyak

2) Nilai aktualisasinya lebih lama

3) Ilustrasi dan foto lebih banyak dan menarik

4) Sampul sebagaik daya Tarik yang unik

d. Jenis-jenis majalah

1) Majalah bergambar, yaitu majalah yang memuat berita berdasarkan gambar-gambar

suatu peristiwa atau suatu karangan khusus berisikan foto-foto.

2) Majalah anak-anak, yaitu majalah khusus mengenal dunia anak-anak.

3) Majalah berita, yaitu majalah berkala mingguan yang menjadikan berita-berita

dengan suatu gaya tulisan khas dilengkapi dengan foto-foto dan gambar.

4) Majalah kebudayaan, yaitu yang mengkhususkan masalah kebudayaan.


5) Majalah ilmiah, yaitu khusus berisi mengenai suatu bidang ilmu misalnya Teknik

radio, elektronika, hukum dan lain-lain.

6) Majalah keluarga, yaitu majalah yang memuat karangan-karangan untuk seluruh

keluarga, dari yang ringan bacaan anak-anak sampai kepada rumah tangga.

7) Majalah keagamaan, yaitu majalah yang isinya khusus mengenal majalah agama, juga

mengenai Pendidikan.

8) Majalah mode, yaitu yang berisikan mode dan dilampiri lembaran berisikan pola

pakaian.

9) Majalah perusahaan, yaitu majalah yang diterbitkan secara teratur oleh suatu

perusahaan berisikan berita-berita atau berisi informasi mengenai kepegawaian,

karyawan, kebijaksanaan dan produksi perusahaan.

10) Majalah remaja, yaitu majalah yang mengkhuskan isinya mengenai masalah remaja.

11) Majalah wanita, yaitu majalah yang berisikan karangan-karangan khusus mengenai

dua wanita, dari masalah-masalah mode, resep makanan, kekeluargaan dan juga yang

dihiasi dengan foto-foto.

e. Kelebihan dan Kelemahan majalah

1. Kelebihan majalah

a) Khalayak sasaran,

b) Penerimaan khalayak,

c) Long life span,

d) Kualitas visual.

2. Kelemahan majalah

a) Fleksibelnya terbatas

b) Biaya tinggi

c) Distribusi lambat dibandingkan surat kabar.


5. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan agama islam

PAI dibangun oleh dua makna esensial yakni “pendidikan” dan “agama Islam”. Salah

satu pengertian pendidikan menurut Plato adalah mengembangkan potensi siswa, sehingga

moral dan intelektual mereka berkembang sehingga menemukan kebenaran sejati, dan guru

menempati posisi penting dalam memotivasi dan menciptakan lingkungannya

(Musyafa’Fathoni, 2010)15. Dalam etiknya Aristoteles, pendidikan diartikan mendidik

manusia untuk memiliki sikap yang pantas dalam segala perbuatan (Bunyamin, 2018) 16.

Dalam pandangan al-Ghazali pendidikan adalah usaha pendidik untuk menghilangkan akhlak

buruk dan menanamkan akhlak yang baik kepada siswa sehingga dekat kepada Allah dan

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Hamim, 2014). Sedangkan Ibnu Khaldun

memandang bahwa pendidikan itu memiliki makna luas. Menurutnya pendidikan tidak

terbatas pada proses pembelajaran saja dengan ruang dan waktu sebagai batasannya, tetapi

bermakna proses kesadaran manusia untuk menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa

alam sepanjang zaman (Akbar, 2015).

Bagi John Dewey, pendidikan adalah pertumbuhan, perkembangan, dan hidup itu

sendiri. Ia memandang secara progresif dan berprinsip pada sikap optimistis tentang

kemajuan siswa dalam proses pendidikannya (Mualifah, 2013). Kihajar Dewantara

mengemukakan pendidikan sebagai tuntunan untuk tumbuhnya potensi siswa agar menjadi

pribadi dan bagian dari masyarakat yang merdeka sehingga mencapai keselamatan dan

kebahagiaan (Yanuarti, 2017).

Dari pendapat beberapa tokoh yang telah menjelaskan makna pendidikan tersebut,

maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut:


15
Musyafa fathoni “Eksistensi pengertian pendidikan agama islam
16
Bunyamin”Pengertian Pendidikan agama islam pandangan aristoteles
1. Pendidikan merupakan suatu proses yang terjadi secara timbal balik.

2. Siswa adalah manusia merdeka yang dipandang memiliki potensi untuk selanjutnya potensi

tersebut ditumbuhkan dan dikembangkan melalui pendidikan.

3. Pendidik adalah orang yang memiliki posisi penting proses pendidikan, termasuk dalam

memotivasi dan menciptakan lingkungan kondusif.

4. Manusia dengan intelektual cerdas dan karakter yang baik tujuan dari pendidikan sehingga

menemukan keselamatan dan kebahagiaan. Selanjutnya, menurut Darajat (1992), pendidikan

dalam perjalannya telah diwarnai oleh agama dalam peran dan prosesnya.

Menurutnya agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan, termasuk sebagai alat

pengembangan dan pengendalian diri yang amat penting. Bukan sekedar diketahui,

memahami dan mengamalkan agama adalah sangat penting bagi dalam mencetak manusia

yang utuh. Oleh karena agama Islam adalah salah satu agama yang diakui negara, maka

tentunya PAI mewarnai proses pendidikan di Indonesia. PAI adalah usaha dan proses

penanaman sesuatu (pendidikan) secara kuntinyu antara guru dengan siswa, dengan akhlakul

karimah sebagai tujuan akhir. Penanaman nilai-nilai Islam dalam jiwa, rasa, dan pikir; serta

keserasian dan keseimbangan adalah karaktersitik utamanya (Rahman, 2012). Karaktersitik

utama itu dalam pandangan Muhaimin (2004) sudah menjadi way of life (pandangan dan

sikap hidup seseorang). Untuk melengkapkan wawasan kita, perlu kiranya menelisik

pengertian PAI dalam regulasi di Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Bab

1Pasal 1 dan 2 ditegaskan, “Pendidikan agama dan keagamaan itu merupakan pendidikan

dilaksanakan melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jenjang pendidikan yang

bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta membentuk sikap, kepribadian manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga keterampilan dan kemampuan

peserta didik dalam menyikapi nilai-nilai agama, serta untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi manusia yang dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran agamanya” (Kementerian

Hukum, 2015).

Dalam regulasi lain disebutkan bahwa PAI adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,

bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

utamanya kitab suci al-Quran dan Hadits (Nasional, 2006).

b. Dasar Pendidikan agama islam

1) Dasar yuridis

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal regulasi yang berlaku di Indonesia,

mencakup dasar ideal, dasar struktural, dan dasar operasional. Maksud dasar ideal adalah

dasar yang bersumber dari pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, dimana sila

pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung pengertian seluruh bangsa

Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ketetapan MPR No.

II/MPR/1978 tentang Pendidikan Agama (Eka Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa

dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karena itu, manusia Indonesia percaya

dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya

masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (Ahmadi, 1985). Dasar

struktural dalam hal ini dimaksudkan sebagai landasan yang dipegang dalam pelaksanaan

pendidikan agama adalah Pancasila dan UUD 1945 (Indonesia, 2003).

Bunyi dari Undang-Undang tersebut memberikan isyarat bahwa Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 adalah dasar bagi warga negara Indonesia dalam beragama,

mengamalkan agama, dan mengajarkan agama. Dasar operasional memiliki maksud sebagai

dasar atau landasan yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama, termasuk

juga PAI di sekolahsekolah di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah telah menegaskan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, melalui ketetapan MPR RI No.

II/MPR/1993: "Diusahakan supaya terus bertambah sarana yang diperlukan bagi

pengembangan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

termasuk pendidikan agama pada semua jalur jenis, jenjang pendidikan prasekolahan, yang

pelaksanaannya sesuai dengan pengaturan perundang-undangan yang berlaku" (MPR, 1993).

Diatur pula dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 Tahun 2007 tentang

Pendidikan Agama dan Pendidikan keagamaan.

2) Dasar Religius

Dasar religius dalam uraian ini adalah dasar yang menjadi pegangan dalam

pelaksanaan PAI yakni Alquran dan hadits. Sebagaimana Marimba (1964) mengemukakan

bahwa dasar PAI adalah keduanya itu yang jika pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi

Alquran dan hadits-lah yang menjadi fundamennya. Salah satu di antara banyak ayat Alquran

yang cukup sering dikaitkan dengan dasar ini adalah surat an-Nahl ayat 125: "Serulah

(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk”. Juga dalam surat Ali Imron ayat 104, Allah Swt. berfirman: "Dan

hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung”. (Depag, 2009). Sedangkan dalam hadits Rasulullah Saw. bersabda:

"Sampaikanlah ajaranku (kepada orang lain) walaupun satu ayat". (HR. Bukhari) (Nawawi &

Bahreisy, 2012).

3) Dasar sosial psikologis

Dasar pelaksanaan PAI ditinjau pula dari segi sosial psikologis. Pada hakikatnya

semua manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan adanya pegangan, yaitu berupa agama.
Juga menunjukkan bahwa semua manusia memerlukan adanya bimbingan tentang nilai-nilai

agama dan merasakan dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang

Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung atau meminta pertolongan. Semua manusia

akan merasakan ketenangan pada jiwanya apabila dapat dekat dengan-Nya, mengingat-Nya

atau dapat menjalankan segala apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang

dilarang-Nya. Firman Allah dalam surat Ar-Ra'd ayat 28 menegaskan tentang itu, "Yaitu

orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (Depag, 2009).

c. Fungsi Pendidikan agama islam

Majid and Andayani (2004) mengemukakan tujuh fungsi dalam PAI. Ketujuh fungsi

itu adalah pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan,

pengajaran, dan penyaluran. Fungsi pengembangan berkaitan dengan keimanan dan

ketakwaan siswa kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

Fungsi penanaman nilai diartikan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat. Prinsip penyesuaian mental maksudnya berkemampuan menyesuaikan

diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

Fungsi perbaikan mengandung maksud memperbaiki kesalahan-kesalahan siswa dalam

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi

pencegahan mengandung maksud berkemampuan menangkal hal-hal negatif yang berasal

dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. Fungsi pengajaran tentang ilmu

pengetahuan keagamaan secara umum, sistem, dan fungsionalnya. Fungsi penyaluran

bermaksud menyalurkan siswa yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat

tersebut dapat berkembang secara optimal.


Adapun fungsi Pendidikan agama islam yaitu antaranya sebagai berikut:

1) PAI memiliki fungsi penanaman nilai-nilai Islami melalui pembelajaran yang

bermutu,

2) PAI memiliki fungsi keunggulan baik pembelajaran maupun output yang dihasilkan,

yakni siswa dengan pribadi insan kamil,

3) PAI dengan fungsi rahmatan li al’alamin yang berarti bahwa siswa, baik dalam

kehidupan pribadi dan sosialnya mampu menebarkan kedamaian sebagai esensi ajaran

agama Islam.

6. Haji dan Umroh

1. Pengertian Haji

Asal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu”

atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti

bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan

tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang

ditentukan oleh syara’, semata-mata untuk mencari ridho Allah.

Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secara

keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapi orang

yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan. Misalnya, kewajiban

melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti dengan membayar dam (denda).

2. Pengertian Umroh

Adapun umrah menurut bahasa bermakna ‘ziarah’. Sedangkan menurut syara’ umrah

ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’i antara Shafa dan Marwah

dan mencukur atau menggunting rambut dengan cara tertentu dan dapat dilaksanakan setiap

waktu.
3. Syarat-syarat Haji dan Umroh

Adapun syarat-syarat wajib melakukan ibadah haji dan umrah adalah :


a) Islam (Muslim)
Adalah seseorang yang beragama islam dan bukan seorang kafir ataupun orang murtad,
islam itu merupakan syarat mutlak untuk melakukan ibadah haji
b) Baligh (dewasa)
Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad SAW “Kalam dibebaskan dari mencatat
atas anak kecil sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang yang gila
sampai ia sembuh”.jadi seseorang yang sudah mencapai usia dewasa saja yang wajib
menjalankan ibadah haji dan umroh.
c) Aqil (berakal sehat)
Seseorang yang tidak gila atau tolol
d) Merdeka (bukan seorang budak)
Karena seorang budak itu sudah mempunyai kewajiban dari tuannya, terkecuali
tuannya memberikan izin, dan seorang budak biasannya seseorang yang tidak mampu dalam
hal biaya.
e) Mampu (Istitha’ah)
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal kendaraan, bekal, dan
pengongkosan (biaya)
Adapun Syarat wajib haji bagi perempuan, hendaklah ia berjalan bersama-sama

dengan mahramnya, bersama-sama dengan suaminya, atau bersama-sama dengan perempuan

yang dipercayai.

4. Rukun-rukun Haji dan Umroh

Rukun haji dan umrah merupakan ketentuan-ketentuan/perbuatan-perbuatan yang

wajib dikerjakan dalam ibadah haji apabila ditinggalkan, meskipun hanya salah satunya,

ibadah haji atau umrahnya itu tidak sah. Adapun rukun-rukun haji dan umrah itu adalah

sebagai berikut :

a) Ihram
Adalah keadaan seseorang yang telah beniat untuk melaksanakan ibadah haji atau

umrah. Mereka yang melakukan ihram disebut dengan istilah tunggal "muhrim" dan jamak

"muhrimun".Calon jamaah haji dan umrah harus melaksanakannya sebelum di miqat dan

diakhiri dengan tahallul. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak

terjahit dan tidak bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang panjang

serta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan

pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup aurat seperti halnya

pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka dan telapak tangan tetap terbuka.

b) Wukuf di arafah

Yakni menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (ke arah Barat) jatuh pada

hari ke-9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari penyembelihan kurban yakni tanggal

10 dzulhijjah.

c) Thawaf

Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebayak tujuh kali,

dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang berwarna coklat,

dengan posisi ka’bah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan arah jarum jam)

d) Sa’i antara Shafa dan Marwah

Sai adalah lari-lari kecil sebayak tujuh kali dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di

bukit Marwah yang jaraknya sekitar 400 meter,untuk melestarikan pengalaman Hajar, ibunda

nabi Ismail yang mondar-mandir saat ia mencari air untuk dirinya dan putranya, karena usaha

dan tawakalnya kepada Allah, akhirnya Allah memberinya nikmat berupa mengalirnya mata

air zam-zam.

e) Tahallul/Bercukur
Tahallul adalah menghalalkan pada dirinya apa yang sebelumnya diharamkan bagi

dirinya karena sedang ihram. Tahallul ditandai dengan memotong rambut kepala beberapa

helai atau mencukurnya sampai habis (lebih afdol)

f) Tertib/berurutan

Sedangkan Rukun dalam umrah sama dengan haji yang membedakan adalah dalam

umrah tidak terdapat wukuf.

5. Wajib-wajib Haji

a)    Ihram dari miqat           

Batas-batas tentang peribadatan bagi haji dan umrah kapan dan dimana pakaian

ihram dikenakan dan darimana ihram itu harus dimulai.

b.) Melempar Jumrah

Untuk memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan

perintah Allah menyembelih putranya Ismail. Tiga kali beliau digoda tiga kali pula ia

melontarkan batunya kepada setan sebagaimana diperintah dan dibimbing langsung oleh

malaikat

c.) Mabit di Mudzalifah

Bermalam (mabit) di mudzalifah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah

menjalankan wuquf di Arafah.

d.) Mabid di Mina

Bermalam (mabid) di mina pada hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, 13

Dzulhijjah.

e.) Thawaf Wada’

Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Makkah

menuju tempat tinggalnya.


Sedangkan wajib umrah adalah Ihram dari tempat yang telah ditentukan (miqat makani).

Sedang miqat zamaninya tidak ditentukan karena ibadah umrah dapat dikerjakan sepanjang

tahun.

B. Kerangka Berpikir

Penelitian ini diawali dari Menemukan sebuah permasalahan di SMP Negeri 7 Satap

Masamba, kabupaten Luwu Utara, tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, di situlah

penelitian ini dimulai. Dalam hal pengembangan media pembelajaran Pendidikan agama

islam berbasis majalah , proses belajar mengajar di sekolah dianggap kurang ideal di

beberapa bidang. Proses pembelajaran di sekolah terhambat oleh penggunaan waktu yang

diberikan di sekolah. Anda harus dapat mempertimbangkan berbagai pilihan sebagai

instruktur untuk memastikan anak-anak terus belajar. terutama pada hal-hal yang menyangkut

Islam. Untuk memastikan bahwa murid mereka terus belajar, guru mata pelajaran

menggunakan modul sebagai pengganti.

Dengan majalah juga bisa mengajarkan siswa mandiri dalam mengerjakan tugas yang

ada di dalam majalah sesuai silabus dan RPP. Dari sini juga guru mampu mengontrol dan

memberikan penilaian kepada siswa.

Kerangka pikir dalam pengembangan media pembelajaran Pendidikan agama islam

berbasis majalah berawal dari masalah yang dikemukakan disekolah. Salah satunya adalah

berdasarkan wawancara yang telah saya lakukan. Pendidik mengatakan bahwa alokasi waktu

yang kurang untuk pemberian materi dan praktek serta media pembelajaran yang kurang

mengakibatkan kurang meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti memberikan solusi yaitu dengan mengembangkan

media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah pada materi haji dan umroh.
Berdasarkan pemaparan diatas di atas dibuatlah alur diagram kerangka berpikir sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Menggunakan Model Penelitian ADDIE

SMP Negeri 7 Satap Masamba

Ceramah Diskusi
Pembelajaran materi haji dan umroh

Pesrta didik antusias tetapi pemahaman materi masih


kurang

Tahapan

Analyze Design Develop Implement Evaluate

-Wawancara -Angket siswa


-Angket ahli materi
-Observasi -Wawancara
-Angket ahli media
-Angket guru mata pelajaran -Observasi
prndidikan agama islam

- Menyusun Kerangka Struktur media


- Menentukan sistematika konten, penyajian,dan tampilan
- Mengumpulkan materi yang relevan Hanya dilakukan pada
evaluasi formatif saja,
- Media menggunakan majalah sedangkan pada
evaluasi sumatif tidak
- Bentuk awal buku interaktif
dilakukan
Media Pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah dapat diguanakan

C. Hipotesis

Pengembangan media pembelajaran Pendidikan agama islam berbasis majalah dapat

menambahkan pemahaman materi haji dan umroh kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Masamba,

Kabupaten luwu utara sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah disampaikan. Hal ini

dikarenakan dengan menggunakan majalah dalam pembelajaran, siswa dapat menentukan

sendiri seberapa mampu dirinya dalam belajar serta dalam pemahaman materi. Elemen-

elemen ini termasuk dalam desain majalah, yang secara substansial dapat membantu siswa

belajar.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research

and development) yang bertujuan mengembangkan software berupa media pembelajaran

berbasis majalah pada mata pelajaran Pendidikan agama islam di SMP. Penelitian

pengembangan pendidikan meliputi proses pengembangan, validasi produk, dan uji coba

produk. Melalui penelitian pengembangan, peneliti berusaha untuk mengembangkan suatu

produk yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Endang Mulyatiningsih (2013: 161)

menyebutkan bahwa penelitian dan pengembangan (research and development) bertujuan

untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Produk penelitian dan

pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul,

alat evaluasi, dan perangkat pembelajaran seperti kurikulum dan kebijakan sekolah.

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa majalah sebagai media

pembelajaran Pendidikan agama islam Materi haji dan umroh. Banyak model pengembangan
yang bisa digunakan, salah satunya adalah model pengembangan ADDIE yang

dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran (Endang,

2013: 200). Model ADDIE menggunakan lima tahap pengembangan, yaitu:

1. Analysis, yaitu melakukan analisis kebutuhan. Mengidentifikasi masalah,

mengindentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran, pemikiran tentang produk yang akan

dikembangkan.

2. Design, tahap desain merupakan tahap perancangan konsep produk yang akan

dikembangkan.

3. Development, pengembangan adalah proses mewujudkan desain tadi menjadi kenyataan.

4. Implementation, implementasi adalah uji coba produk sebagai langkah nyata untuk

menerapkan produk yang sedang kita buat.

5. Evaluation, yaitu proses untuk melihat apakah produk yang dibuat berhasil, sesuai dengan

harapan awal atau tidak.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri7 Satap Masamba yang beralamatkan di

Desa Maipi, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Waktu penelitian ini dilakukan

atas keluarnya surat izin dari kampus dengan kurun waktu 2 bulan antara bualan agustus

sampe oktober tahun ajaran 2022/2023 pada peserta didik kelas VIII.

C. Sumber Data

1. Data primer, sumber data yang peneliti akan laksanakan di lapangan dengan

menggunakan, lembar validasi kepada tiga validator yaitu validator ahli media, validator

materi dan validator Bahasa, kemudian angket untuk mengetahui respon peserta didik

terhadap produk yang digunakan, melaksanakan observasi dan dokumentasi.


2. Data sekunder, sumber data yang peneliti laksanakan dengan mencari referensi yang

berasal dari perpustakaan, maupun system online yang berkaitan dengan penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

dan tahap analisis data.

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai

berikut:

a. Memperjelas materi yang akan diberikan di kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Masamba.

b. Mengembangkan desain pemahaman materi

c. Membuat angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap desain media berbasis

majalah .

2. Tahap Pelaksanaan

Pada Tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang akan dilakukan sebagai berikut:

a. Melaksanakan proses pemahaman materi dengan menggunakan desain media berbasis

majalah dengan materi haji dan umroh agar tiap individu dapat mengetahui materi dengan

mudah pada materi haji dan umroh

b. Memberikan angket respons peserta didik setelah proses pemahaman materi haji dan

umroh melalui media berbasis majalah yang bertujuan untuk mengetahui respons peserta

didik terhadap desain media yang dikembangkan.

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis data dari tahap pelaksanaan. Data-data yang

akan dianalisis adalah data hasil validasi dari tiga validator.

E. Prosedur pengembangan
Prosedur penelitian ini mengadaptasi model pengembangan ADDIE dari Dick and

Carry, yaitu model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan yang meliputi analisis

(analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation),

dan evaluasi (evaluation) yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun pada penelitian ini

dibatasi hanya sampai tahap implementasi saja. Peneliti memodifikasi model pengembangan

sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pengembangan “Pengembangan Media Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Berbasis Majalah Pada Materi Haji dan Umroh Kelas VIII dI SMP

Negeri 7 Satap Masamba” meliputi tahap-tahap berikut ini:

1. Tahap analisis (Analysis)

Kegiatan untuk menganalisis perlunya pengembangan model /metode/ media

pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan

model/metode pembelajaran baru tersebut. Kegiatan analisis ini meliputi analisis kebutuhan,

analisis karakteristik peserta didik, dan analisis materi yang dilakukan di SD Negeri 158

Mundan sebagai langkah awal pengembangan produk. Kemudian dilanjutkan dengan studi

pustaka, yakni proses mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan. Analisis materi

meliputi kegiatan menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan

dikembangkan untuk dijadikan multimedia pembelajaran, analisis tersebut dilakukan dengan

kerjasama guru PAI yang telah dianggap pakar dalam mata pelajaran tersebut.

2. Tahap Perencanaan (Design)

a. Penyusunan Kerangka

Berdasarkan analisis materi pada tahap sebelumnya maka disusun kerangka media

pembelajaran menggunakan software Microsoft Powerpoint Kerangka desain media

pembelajaran dengan software Microsoft Powerpoint ini kemudian digambarkan dalam


bentuk flowchart (bagan alir) dan story board untuk mempermudah penyusunan media

pembelajaran. b. Penentuan Sistematika

Menentukan sistematika materi yang akan ditampilkan dalam media pembelajaran.

Dalam tahap ini ditentukan urutan strategi penyajian materi dan desain yang digunakan.

Sistematika materi dalam media pembelajaran ini dimulai dengan urutan materi perintah

hormat dan patuh terhadap orang tua, contoh sikap hormat dan patuh terhadap orang tua, doa

untuk kedua orang tua, pentingnya hormat dan patuh terhadap guru dan contoh atau

implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dilakukan pengumpulan materi,

gambar, animasi, video, dan lain-lain yang diperlukan untuk mendukung materi tersebut agar

lebih menarik minat peserta didik.

b. Perancangan Alat Evaluasi

Menentukan jenis latihan sebagai bentuk uji kompetensi bagi peserta didik. Jenis

latihan soal yang digunakan peneliti dalam media pembelajaran ini adalah jenis soal pilihan

ganda (multiple choice) dan uraian (Essay).

4. Tahap Pengembangan dan Produksi (Development and Production)

Tahap pengembangan meliputi: produksi media pembelajaran dan validasi produk.

Berikut penjelasannya:

a. Produksi Media Pembelajaran

Setelah Desain media telah melalui tahapan sebelumnya, maka selanjutnya dirancang

dalam bentuk multimedia pembelajaran. Software yang digunakan dalam membuat produk

media ini adalah dengan bantuan program Microsoft Power Point.

b. Validasi dan Penyuntingan (Review dan Edit)


Produk awal media pembelajaran disunting oleh beberapa ahli agar produk awal

tersebut sempurna. Penyuntingan multimedia pembelajaran tersebut dikaji oleh ahli materi

yang relevan dan ahli media. Dalam materi akan divalidasi oleh guru PAI yang dianggap

peneliti sebagai ahli menguasai materi yang akan dikembangkan. Aspek yang akan divalidasi

adalah aspek pembelaran dan materi. Sedangkan ahli media dalam penelitian ini adalah dosen

multimedia pembelajaran dari IAIN Parepare. Ahli media memvalidasi aspek penyajian dan

visualisasi.

5. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi adalah tahap untuk mengetahui kelayakan suatu produk

multimedia untuk digunakan. Produk yang telah melalui proses validasi ahli, kemudian

dioperasikan oleh subjek uji coba dalam skala kecil dan skala besar. Data yang diperoleh dari

uji coba produk digunakan untuk merevisi produk. Uji coba produk dalam penelitian ini

dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Test)

Pada tahap uji coba produk awal ini bertujuan untuk memperoleh deskripsikan latar

penerapan atau kelayakan suatu produk yang telah dikembangkan. Uji coba ini bersifat

terbatas, sehingga melibatkan sedikit responden. Responden dalam tahap uji coba ini

berjumlah 3 orang peserta didik kelas IV. Pemilihan responden ditentukan secara random,

dengan memperhatikan kemampuan peserta didik melalui bantuan informasi dari guru mata

pelajaran PAI di sekolah tersebut. Peserta didik yang telah menjadi subjek uji coba ini tidak

lagi diikutsertakan dalam uji coba produk selanjutnya.

b. Uji Coba Lapangan Utama (Main Filed Test)


Pada tahap ini uji coba dilakukan dengan lingkup yang lebih luas. Bertujan untuk

menentukan kelayakan tampilan produk yang telah dikembangkan. Uji ini dilakukan dengan

memberikan angket kepada pengguna dalam jumlah terbatas untuk mengetahui tanggapan

pengguna terhadap media pembelajaran yang sudah dikembangkan. Data diperoleh dari

umpan balik siswa setelah mengamati dan menggunakan. Responden pada tahap ini

berjumlah 6 peserta didik. Pemilihan responden dilakukan dengan memperhatikan perbedaan

hasil belajar PAI siswa (tinggi, sedang, rendah) berdasarkan informasi dari guru PAI.

c. Uji Coba Lapangan Operasional (Operational Field Test)

Uji coba operasional adalah tahap akhir dari uji coba produk dalam penelitian ini.

Operational field test merupakan kegiatan uji coba lapangan operasional atau dikenal juga

dengan istilah uji empiris. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji validitas produk hipotesis.

Responden pada tahap ini berjumlah 23 peserta didik. 5. Tahap Evaluasi (Evaluation) Tahap

akhir pada model ADDIE adalah tahap evaluasi. Jika mengamati konsep pengembangan

model ADDIE dapat dikatakan bahwa tahap evaluasi bisa dilakukan pada setiap tahapan

pengembangan media dengan tujuan untuk melakukan revisi. Evaluasi bisa dilakukan dengan

menggunakan teknik angket atau wawancara. Evaluasi meliputi persepsi atau respon peserta

didik terhadap media pembelajaran, dan evaluasi terhadap produk media pembelajaran yang

dihasilkan. Mengetahui kelemahan dan kelebihan media pembelajaran yang diterapkan

masukan dan saran diseleksi relevansinya dan dijadikan dasar untuk melakukan revisi atau

penyempurnaan produk akhir. Prosedur pengembangan pembelajaran sesuai dengan model

ADDIE dapat dilihat pada tahap dibawah ini:

1. Tahap Analisis

- Analisis kebutuhan

- Analisis karakteristik
2. Tahap Design

- Identifikasi kompetensi inti dan kompetensi dasar.

- Mendesain materi

- Menyusun desain media berbasis majalah Mengumpulkan materi, gambar, dan video

yang sesuai materi

3. Tahap Pengembangan (Development)

- Produksi Media

- Validasi ahli media 1

- Validasi ahli media 2

- Revisi

- Validasi ahli materi 1

- Validasi ahli materi 2

- revisi Produk pasca validasi

4. Implementasi (Implementation)

- Produk pasca validasi

- Uji coba lapangan awal

- Revisi pasca uji coba awal

- Uji coba lapangan utama

- Revisi pasca uji coba utama

- Uji coba operasional

- Revisi pasca uji coba operasional

- Produk final

5. Evaluasi (Evaluation)

- Kelebihan Media Pembelajaran yang dihasilkan


- Kekurangan Media Pembelajaran yang dihasilkan

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu dilakukan secara teratur dimana peneliti menyiapkan pertanyaan

yang terkait tentang pembahasan penelitian.

2. Dokumentasi, yaitu sejumlah data-data yang berwujud catatan yang berkaitan dengan

penelitian.

3. Observasi, yaitu mengamati secara langsung di tempat penelitian, melihat situasi dan

kondisi yang ada relevansinya terhadap masalah yang diteliti.

4. Validasi digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas produk yang akan

digunakan. Lembar validasi yang digunakan adalah lembar validasi instrument,

lembar validasi media dan lembar validasi angket respon peserta didik.

Adapun instrumen penelitian ini adalah

a. Pedoman wawancara

b. Lembar Observasi

c. Lembar Angket

G. Teknik Analisis Data

Tingkat kelayakan produk yang dihasilkan diukur menggunakan instrumen angket

dengan turut mempertimbangkan saran dan kritik dari pada validator dan praktisi. Pada

angket yang digunakan terdapat 4 skor/skala penilaian yang memiliki arti:

Skor 1 : tidak layak

Skor 2 :cukup layak

Skor 3 : layak

Skor 4 : sangat layak


Selanjutnya, menentukan skor akhir yang menjadi tolak ukur kelayakan produk yang

dihasilkan dengan cara menghitung skor ratarata/prensentase kelayakan dengan rumus

berikut:17

F
P= × 100
N

Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi (Jumlah hasil keseluruhan (∑ [ jawaban x bobot tiap pilihan ] )

N : Jumlah keseluruhan (banyaknya pernyataan/pertanyaan x bobot tertinggi)

Jawaban yang diperoleh berdasarkan rumus tersebut lalu diinterpretasikan menjadi data

kualitatif berdasarkan tabel berikut:

Tabel 2.2 Interpretasi kevalidan produk

Nilai Kriteria

90 – 100 Sangat layak

80 - 89 Layak

65 - 79 Kurang layak

55 - 64 Tidak layak

0 – 54 Sangat tidak layak

Berdasarkan data angket yang telah dibagikan kepada responden dan jumlah sesuai

dengan pilihan responden, maka dipresentaseikan dan dianalisa beberapa persen masing-

17
I Made Dwika Handikha, Anak Agung Gede Agung, and I Gde Wawan Sudatha,
‘Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Model Luther Pada Mata Pelajaran IPA Kelas
VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Di SMP Negeri 1 Marga Kabupaten Tabanan
Jurusan Teknologi Pendidikan , FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ’, Jurnal EDUTECH
UNDIKSHA, 1.2 (2013), 1–10.
masing item yang telah ditetapkan, dan diperkuat dengan observasi dan dokumentasi

langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun analisis data mengenai hasil

belajar siswa Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kulitatif dan kuantitatif pada

hasil belajar siswa matematika dengan deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk

menganalisis tes hasil belajar siswa yang diperole dar pemberian tes pada akhir siklus. Nilai

rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x
x=
n

x = Nilai rata-rata yang dcari

Ʃx = Jumlah nilai

N = Baanyak siswa

Untuk menghitung presentasi ketuntasan belajar siswwa digunakan rumus sebagai

berikut:

Ʃsiswa yang tuntas belajar


P= x 100 %
Ʃsiswa

Dengan melihat hasil ketuntasan belajar siswa baik secara perorang maupun klasikal

maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa. Adapun kriterial tingkat

keberhasilan belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa.

Interval Taraf/keberhasilan

90-100 Sangat tinggi

80-89 Tinggi

65-79 cukup

55-65 Rendah
0-45 Sangat rendah

Analisis angket respon siswa terhadap media majalah pembelajaran Pendidikan agama

islam dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = 𝑛:𝑁 x 100

Keterangan:

P = persentase penilaian (%)

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimum

Berikut adalah interpretasi angket respon siswa terhadap media yang dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 2.4 Interpretasi Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran

Kriteria Nilai Persentase (%) Kategori

4 76-100 Sangat baik

3 51-75 Baik

2 26-50 Kurang baik

1 0-25 Tidak baik


Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 50% dari jumlah siswa yang dijadikan

sampel penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan prosedural dalam aspek afektif dan

psikomotor siswa dalam klasifikasi baik. penelitian ini pun dikatakan berhasil apabila

minimal 50% siswa dari jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian menunjukkan nilai

atau hasil belajar diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan

sekolah.

Anda mungkin juga menyukai