A. PENDAHULUAN
Komponen pendidikan itu meliputi: Tujuan Pendidikan, Peserta Didik, Pendidik,
Metode Pendidikan, Isi Pendidikan / Materi Pendidikan, Lingkungan Pendidikan,
dan Alat dan Fasilitas Pendidikan. Itulah kenapa pendidikan disebut sebagi suatu
sistem karena semua komponen saling berkaitan. (Wina sanjaya, 2009: 60). Dari
penjelasan di atas dapat dipahai bahwa, media merupakan salah satu komponen
dari pendidikan untuk membantu guru dalam penyampaian materi
pembelajran.Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau
peserta didik. Banyak media pendidikan yang dapat digunakan oleh guru dalam
proses belajar mengajar di kelas seperti media gambar, media visual, media audio
visual dan lain sebagainya. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya
bersifat ilmiyah, logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti
tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti
tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual. Tujuan pembelajaran Fiqih
adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami
pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil
naqli dan dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar.Oleh karena itu agar tercapainya tujuan pembelajaran fiqih seorang
pendidik perlu memahami terlebih dahulu mengenai jenis-jenis media
pembelajaran untuk mata pelajaran Fiqih di MI. Prinsip pokok yang harus
diperhatikan dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ialah media
digunakan dan diarahkan untuk mempermudah guru dan siswa dalam menjelaskan
dan memahami materi pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, penggunaan
media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Melalui
penggunaan media pembelajaran, guru dapat menyajikan materi pelajaran yang
bersifat abstrak menjadi konkret sehingga dapat dengan mudah difahami oleh
siswa dan dapat mengurangi verbalisme. Misalnya dalam menyampaikan bahan
pelajaran yang berkaitan dengan shalat, tata cara shalat maupun tentang shalat
Tarawih. Dalam pembelajaran fiqih, guru harus memilih metode dan media
pembelajaran yang tepat yang disiapkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Sebagai guru pendidikan fiqih tampaknya dalam mempengaruhi
siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran islam sesuai dengan
kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan Rasul-Nya perlu dibantu
dengan media pembelajaran. Cara-cara mengajarkan materi fiqih secara tradisional
dengan menitik beratkan kepada metode ceramah tampaknya tidak memadai lagi,
sebab para siswa telah mulai kritis. Metode ceramah murni hanya efektif untuk
sekitar 15 menit pertama. Untuk selanjutya daya serap siswa terhadap ceramah
mulai menurun. Untuk melibatkan sebanyak mungkin alat indra siswa dalam
proses pembelajaran maka metode ceramah itu perlu divariasikan dengan media,
sehingga tujuan pendidikan agama islam khususnya fiqih benar-benar aplikatif
muncul kepermukaan dalam suasana pembelajaran.Bertitik tolak dari hal tersebut
penulis mencoba untuk menyusun sebuah artikel jurnal dengan mengambil judul:
Memahami Jenis Media Pembelajaran Fiqih MI.
B. METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang digunakan untuk menyusun artikel jurnal ini
menggunakan kajian pustaka atau studi literatur.Metode ini merupakan suatu
metode penilitian dengan mencari atau membaca bahan-bahan bacaan yang
berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang
digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.Jadi sebagai peneliti
kita melakukan penelitian dengan mencari referensi dari bahan bacaan yang sudah
ada sebelumnya.Diharapkan dengan menggunakan metode penelitian tersebut hasil
penelitian ini akan lebih lengkap memaparkan isi serta tujuan penulisannya. Untuk
menemukan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan referensi
yang terkait dengan fokus penelitian, kemudian membacanya secara cermat dan
mengambil pokok pikiran yang terdapat di dalamnya, kemudian menyusunnya
secara sistematis sesuai dengan pokok-pokok penelitian yang dilakukan.
Media sosial (sering disalah tuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah
media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan
Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran. Web 2.0 menjadi
platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk
yang berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs,
micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial.
Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi
(misalnya, wikipedia), blog dan microblogs (misalnya, twitter), komunitas
konten (misalnya, youtube), situs jaringan sosial (misalnya facebook,
instagram), virtual game (misalnya world of warcraft), dan virtual social
(misalnya, second life).
Sosial media dipahami sebagai sekelompok jenis media online, yang terbagi
atas lima karakteristik yaitu : (1) Partisipasi. Sosial media mendorong
kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik. Hal ini
mengaburkan batas antara media dan penonton. (2) Keterbukaan. media sosial
terbuka untuk umpan balik dan partisipasi. media sosial mendorong voting,
komentar dan berbagi informasi. Jarang ada hambatan untuk mengakses dan
memanfaatkan konten-konten yang disukai. (3) Percakapan. Apabila media
tradisional adalah tentang "broadcast" (konten ditransmisikan atau
didistribusikan kepada audiens) media sosial lebih baik dilihat sebagai
percakapan dua arah. (4) Komunitas. Sosial media memungkinkan komunitas
untuk terbentuk dengan cepat dan berkomunikasi secara efektif. Komunitas
berbagi kepentingan bersama, seperti cinta fotografi, masalah politik atau acara
TV favorit. Dan (5) Keterhubungan. Sebagian besar jenis media sosial
berkembang pada keterhubungan mereka, memanfaatkan link ke situs lain,
sumber daya dan orang-orang di dalamnya. Dalam pembelajaran
sumber/referensi-nya tidak hanya sekedar berasal dari buku pelajaran, tetapi
juga diperoleh dari interaksi dan komunikasi. Sampai beberapa dekade yang
lalu aspek terakhir dari pembelajaran terbatas pada ruang fisik ruang kelas.
Namun sekarang, media sosial telah memperluas dimensi dari ruang yang
tersedia untuk komponen sosial pembelajaran. Media Sosial dalam pendidikan,
menjadi konsep yang relatif baru telah menjadi pusat perhatian banyak
pendidik, pengajar dan orang tua. Beberapa meda sosial yang dapat digunakan
untuk pembelajaran Fiqih adalah google dan youtube.Kedua media sosial
tersebut dinilai sangat efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran Fiqih
karena kita bisa mencari apapun materinya dengan mudah dan tidak ribet.